"Gila... ini gila" - teriak citra membuat pusing, tepat pagi ini dia mengantarkan pulang ke kediaman paman Khadir
"kenapa lagi?" - tanyaku tertawa "cowok ini, senior menyukaiku?" - girang, sambil mengemudi
"hah ... biasa saja" - ku nyalakan volume speaker dan menikmati alunan musik classic.
"Layla, matikan speakernya !! aku mau telpon dia" - merengek, nada suara antusias tak dapat ku fahami
"bisakah kamu menelpon nanti saja, kita sudah mau dekat" - suara tegas tak mau kalah.
"Oke oke " - nyengir meledek.
Ku mengamati handphone, tergerak ibu jari menyentuh layar kunci wallpaper foto kecil mengenakan baju berwarna ungu terpajang pada layar sambil memperhatikan jam menunjukkan pukul 8 pagi.
Cuaca sangat mendung tak ada cahaya matahari, ku membuka jendela hembusan udara segar di pagi hari menyehatkan tubuh. Angin meniup setiap helai rambut, ku sandarkan tubuh pada kursi samping kemudi menikmati alunan musik classic, yg berbunyi samar.
Perlahan Citra mulai mengurangi gas kemudi membelokkan mobil ke kanan menyeberang memasuki gerbang besi, perlahan menarik rem.
Berhenti tepat ditengah halaman rumah, aku bergegas keluar dari dalam mobil berjalan setapak demi setapak, ku kibaskan rambut yg tertera angin tanpa kusadari seorang lelaki menatap kaku didepan pintu, mataku membalas tatapannya beberapa detik dan mengalihkannya, ia pun langsung membuang muka berjalan melewati ku
"Ali" - suara lirih, ia memasuki mobil BMW Sport merah, tak melihatku lagi.
Mobilnya melaju kencang perlahan meninggalkan halaman
"Layla ..." - panggil Citra, membuyarkan lamunan "kamu tahu siapa laki laki itu, keren sekali" - kekaguman berlebihan tiap kali melihat pria "aku juga tidak kenal, dia salah satu anak teman ayahku" - mengernyitkan kening memperlihatkan mimik wajah tak peduli
"kamu tidak berkenalan dengan dia" - tanyanya
"aduh sepertinya akan turun hujan, aku mau masuk dulu" - mengalihkan pembicaraan.
Gerimis melanda daerah kota ini, Citra melajukan mobil dengan cepat keluar dari halaman rumah, sedangkan aku berlari memasuki rumah paman Khadir, tak terlihat siapapun.
Membersihkan diri dikamar mandi dan mengganti pakaian dress warna ungu yang aku kenakan saat ini, ku nyalakan laptop memainkan alunan musik classic lewat youtube sambil membiarkan lagunya menyala, aku berjalan menuju dapur.
Mbok ne sedang sibuk mencuci piring tak sadar aku dibelakang
"mbok ne" - panggil ku, menarik kursi meja makan, "wah hari ini mbok ne masak cap jay" - dengan lahap aku menghabiskan makanan ini semua.
Mbok ne tersenyum memperhatikan "kenapa mbok ne?" - penasaran
"tidak apa apa nona Layla" - tersipu malu
"mbok apa paman Khadir belum kembali?" - sambil mengunyah makanan
"blum non, sejak tuan Khadir pergi belum kembali sama sekali. Biasanya tuan kalo meninggalkan rumah memang lumayan lama, biasa urusan bisnis" - terlihat mbok ne sambil membersihkan meja yang sedikit berantakan.
"Lalu, anaknya Haby apa juga tidak ada dirumah?" - mengernyitkan kening, terheran.
"Tidak nona Layla, tuan Haby ada tugas kuliah jadi dia menginap dirumah temannya. Nona kan tau wilayah ini jauh dari mana mana" - terdiam dan berfikir apa Ali yang memindahkan tubuhku saat itu.
"Mbok" - suara meninggi "mbok tau Layla jatuh dilantai dekat tangga?"
"tidak non, shubuh shubuh mbok sudah disini nona Layla sudah tertidur dikamar
"oh ... lalu dirumah ini ada siapa saja mbok?" - lagi lagi penasaran untuk mencari jawaban
"nona Layla dan tuan Ali saja" - langsung tersedak makanan
"nona minum dulu !! " - mengambil gelas kosong mengisi air untukku
"makasih mbok" - segera meminumnya.
Aku merebahkan tubuh di atas spring bed, setelah mengganti sprei motif bunga warna ungu milikku yg berada dalam koper sambil memperhatikan langit langit atap, berfikir apa Ali yg memindahkanku saat itu tapi tak sepatah kata keluar dari mulutnya.
Hujan mengguyur deras, berdiri melihat keluar jendela pantulan bayangan diri terlihat pada kaca
"apa Ali menyukai wanita sepertiku ?" - menyentuh wajah dan tubuh, terhanyut angan angan kosong.
"Tidak, aku memikirkan hal konyol sekali" - ucap dalam hati
"huft ... " - sedikit kesal, memperhatikan rambut tak beraturan dan menyisir dengan jari jemari
"kenapa tidak ada pria yang tertarik denganku" - bergumam, meremas lengan bersilangan, membenci diri sendiri.
Tiba tiba suara handphone berdering
"Drrt ... " - pesan Citra masuk
"Layla, aku sudah sampai disini hujan deras".
Membuka sekilas dan menutup lagi tanpa balasan, meletakkan handphone pada rak meja belajar memperhatikan langit gelap kelabu, fikiran yang kosong membuat teringat kedua orangtuaku
"aku merindukan ayah dan ibu" - ucap lirih, air mata menetes menangis tersedu.
Membalikkan badan membelakangi jendela, berjalan menuju tempat tidur. Badanku tiba tiba demam !!! aku pun menidurkan diri.
Seminggu sudah berlalu, menjalani hidup sendiri dirumah orang.
Terasa sepi tidak ada teman, menghabiskan hari hari dikamar untuk merenung setiap kali aku menangis pertanda bahwa kerinduan pada orangtua yg jauh. Tak ada teman untuk mengobrol, tak ada teman untuk tertawa benar benar membosankan. Hidup terasa hambar, air hujan menemani setiap hari.
Melihat pemandangan dari balik jendela, sangat indah.
Hingga suatu hari sebuah mobil Jeep berwarna Orange memasuki halaman. Mata fokus terarah, seorang laki laki turun dengan membawa tas ransel di tangan kirinya. Berambut ikal sedikit berantakan, memakai baju hem kecoklatan dan jalan sedikit petakilan
"siapa dia?" - penasaran
"Haby ??? " - mengernyitkan kening, tebakan yang belum pasti.
Ku mengenakan dress warna ungu sepanjang lutut tertutup jaket merah, berjalan melewati ruangan satu ke ruangan lain tampak pintu kamar Ali terbuka lebar.
Seseorang memainkan laptop memberanikan diri untuk memasuki dan menyapa "maaf, apa aku mengganggu?"
namun dia tak membalas pura pura tuli, sampai ku ulangi sedikit keras
"permisi … " - tatapan kaku tiba tiba mengarah kepadaku,
tak ada keramahan dalam ekspresinya. Melihat seakan terganggu ia berjalan mendekat, mataku langsung teralih kepada kedua kakinya, sedikit merunduk dan tak membalas tatapan sinis menginterogasi.
Bayang bayang dari balik rambut samar, ia memperhatikan wajahku "kau ada apa kemari? apa kau tidak tahu sopan santun, memasuki kamar orang" - nada bicara meninggi, menyentak, dan mengagetkan.
Tiba tiba ia menutup pintu dengan keras, aku shock dan terjatuh
"brak" - suara keras
tanpa ku sadari lelaki memperhatikan dari belakang, menepuk pundak "kak Ali memang gitu orangnya, tapi sebenarnya dia baik kok" - menjelaskan keadaan yang terjadi, aku terdiam tak berinteraksi.
Lelaki dihalaman tadi, mataku melotot menyadari "by the way ... kamu siapa? apa pembantu baru dirumah ini?" - sapa menjengkelkan, ia nyengir meledek
"tapi kalau pembantu, teramat cantik menurutku" - memperhatikan wajahku
"aku Layla, anak dari Jafar teman paman Khadir. Orangtuaku menitipkan disini karena ada pekerjaan diluar hanya untuk beberapa saat" - ketus
"oh...oh" - menjengkelkan, memegang rambutku mataku menyipit menatapnya
"ku kira kamu pacarnya kak Ali?" - tertawa meledek lagi
"bukan..." - singkat, ia mulai memperkenalkan diri "Haby namaku Haby" - menyodorkan tangan untuk bersalaman
"Layla" - kami pun saling berjabat tangan mengakrabkan diri satu sama lain.
Keesokan hari ia mengajakku menonton di ruang keluarga, dimana Ali sering menonton film action waktu lalu. Beberapa makanan buah anggur, snack ringan, minuman kaleng sudah siap di meja. Aku menghampiri usai ganti baju dan duduk disebelah
"kamu sudah lama Layla disini?" - sangat ramah ia berbicara "ya lumayan, udah seminggu" - mengambil anggur dan mengunyah
"kamu tau aku?" - pertanyaan konyol, aku menahan tawa
"paman Khadir sudah bercerita tentang kamu, oke" - meledeknya
"hahaha - begitu keras suara tawa
"ayah slalu begitu, kamu tau beberapa hari ini aku tidak tinggal dirumah? " - lanjutnya so cool, berusaha menjelaskan
"tidak sama sekali, karena bukan urusan ku" - gumam tak peduli
"okay okay" - ia terlihat santai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments