Mutiara Cinta
Dreeettttt
Panggilan telepon membangunkan mimpi indah gadis yang menginjakkan usia remajanya. gadis cantik yang banyak memikat hati banyak kaum pria, gadis yang masih enggan untuk keluar dari peraduanya. dialah Mutiara Cinta biasa di panggil Ara. tetapi saudaranya juga sering memanggilnya dengan sebutan C saja ( dari kata Cinta), dengan malas dia meraih handphone di nakas. Ara menombol tanda hijau di handphonnya.
Ara: ''Halo?'' ( dengan suara khas bangun tidur)
Kai: ''Dasar pemalas ini sudah siang cepat bangun, nanti aku jemput, kamu lihat jam berapa sekarang''.
Ara: ''Mau kemana ini kan hari libur?''
Kai: ''Heehhh dasar kau lupa ini hari apa??? Ayah dan Bunda minta aku menjemputmu nanti malam ada perayaan kecil buat kita berdua, masa kamu lupa sama hari kelahiran sendiri''.
Ara: ''Ohhh iya, hauumm jam berapa kau menjeputku''?
Kai: ''Ini aku mau berangkat, kau siap siap sekarang''!
Ara: ''Ok hati-hati di jalan''.
Kai Sang Arjuna, biasa dipanggil Kai atau dia memiliki panggilan khusus dari Ara yaitu KaiJun.
Kai dan Ara adalah saudara sepersusuan.
Mereka terlahir hanya selisih 10 menit saja, dihari yang berbeda. Ara lahir lebih dulu yaitu pada pukul 23.55 menit, sedang Kai lahir pukul 00.05. tepat 17 tahun lalu mereka berdua dilahirkan dirumah sakit yang sama di kota J dari orang tua yang berbeda pula.
Malam itu, tepatnya 17 tahun yang lalu seorang laki-laki dengan tergesa mengendarai mobil untuk mengantar istrinya ke rumah sakit dikota J. Istrinya yang sedang mengadung buah hatinya tiba-tiba merasakan kontraksi malam itu, dengan rasa panik dia mengendarai mobil dengan kencang dan di bawah hujan yang lebat, tanpa disadari di tikungan jalan dari arah berlawanan ada truk yang membawa muatan berat dan sopir yang mengantuk tidak fokus menyetir dan
Braakkkk.... kecelakaan yang tidak bisa dihindarkan.
Suara sirene dari mobil ambulan memecah keheningan malam yang dingin.
Dokter Firman, adalah Dokter spesialis bedah, dia bekerja di rumah sakit di kota J. Malam itu Dokter Firman sedang menemani istrinya yang akan melahirkan putra keduanya Istrinya juga seorang dokter umum di rumah sakit yang sama yaitu Dokter Aisyah pasangan dokter ini sudah dikaruniai seorang putra yang saat itu berusia 5 tahun, dan sekarang mereka berdua akan memiliki anak keduanya yang segera akan lahir. Pasangan dokter ini sangat berharap anaknya akan terakhir sebagai perempuan untuk melengkapi kebahagiannya, namun takdir berkata lain dari awal pasangan dokter ini sudah tahu kalo anaknya akan terlahir laki-laki lagi.
Dokter Firmanlah yang membantu persalinan Bayi Mungil nan cantik itu, dengan proses caesar malam itu Lahirlah ''Mutiara Cinta'' dimana ayahnya meninggal di lokasi kejadian kecelakaan tragis dan ibunya akhirnya menghembuskan nafas terakhir setelah proses persalinan, nama yang cantik yang sempat di ucapkan oleh ibunya sebelum proses persalinan, dengan perasaan sedih dokter Firman mengangkat bayi mungil itu dari rahim ibunya ''maaf sayang aku hanya bisa menyelamatkanmu''.
Di sisi lain Dokter Aisyah yang ditinggal suaminya untuk melakukan operasi dadakan juga berjuang untuk melahirkan putranya, dibantu oleh rekan dan para perawat di rumah sakit itu malam itu lahirlah putra keduanya yang diberi nama "Kai Sang Arjuna", dan dokter Firman jugalah yang meminta istrinya yaitu Dokter Aisyah untuk menyusui bayi mungil Ara, karena pasangan dokter sangat menginginkan anak perempuan, dokter Aisyah dengan senang hati menjadi donor asi untuk bayi Ara, yang akhirnya dirawat oleh nenek dan kakeknya.
Beberapa jam kemudian
Suara motor memasuki sebuah pekarangan yang tidak begitu luas namun sejuk dan asri. Dihalaman itu banyak tanaman bunga bunga yang cantik berwarna warni, cantik seperti pemiliknya siapa lagi kalo bukan rumah Ara, rumah peninggalan kakek dan neneknya disana dulu ibunya dibesarkan, disinilah Ara tinggal.
Dua tahun lalu tepatnya saat Ara masuk ke sekolah menengah atas kakeknya yang menjaga Ara dari kecil meninggal dan satu tahun kemudian saat Ara duduk di kelas 2 SMA, nenek yang telah merawat dan membesarkan Ara menyusul sang kakek. Dia hanya tinggal di temani oleh seorang pengurus rumah tangga yang sudah sejak lama ikut bekerja di rumah tersebut, dan sudah dianggap keluarga bagi Ara, dialah bibi An wanita paruh baya yang menemani Ara sejak Ara kecil, terhitung sudah 17 tahun bibi An bekerja disana. Bibi An tidak punya keluarga dia pernah menikah tapi karena tidak bisa memberikan keturunan bibi An diceraikan suaminya 17 tahun lalu. Bibi An bekerja di rumah kakek dan nenek Ara. Dia sangat menyayangi Keluarga itu dimana saat terpuruknya kakek dan nenek Ara lah yang membawanya pulang ke rumah itu hingga sampai sekarang dia habiskan waktunya untuk mengurus Ara dari kecil, gadis cantik yang banyak memikat kaum pria, sehingga banyak masalah yang terjadi hingga menimbulkan banyak kekacauan.
tok tok tok
Bibi An yang mendengar ketukan pintu, segera membukakan pintu.
''Halo bibi An apa kabar?'' seorang pria tampan dengan senyum manis di tambah lesung pipit itu tersenyum menyapa bibi An dari luar pintu.
''Halo ganteng bibi baik, silahkan masuk''.
''Dimana C ?apa dia sudah siap?''
''Ada di kamarnya''.
''Oh aku naik dulu ya''
Kai memang sering datang ke rumah ini, bahkan kalau hari libur kadang menginap juga di rumah Ara. Mereka berdua sudah seperti saudara, teman, sahabat bahkan lebih terlihat seperti pasangan kekasih saat bersama. Meskipun mereka saudara sepersusuan tapi mereka sangat akur dan saling menjaga. Banyak teman dan sahabat mereka berdua yang mengira mereka pasangan kekasih, tapi mereka santai saja dengan keadaan itu.
''C, apa kau sudah siap!'' Ara mendengar suara seseorang yang ditunggunya, dia yang dari tadi menunggu di balkon kamar melangkah ke kamar untuk membuka pintu.
''Hai sudah datang Ara menyapa''.
''Apa kau sudah siap'' tanya Kai lagi.
''Hemmm aku sudah menunggumu dari tadi'' jawab Ara.
''Kalau begitu ayo berangkat''.
''Apa kau tidak lelah kau kan baru sampai'' tanya Ara.
''Tidak masalah, ayo kita pamit dulu sama bibi An''.
Dengan membawa tas ranselnya mereka berdua turun menemui bibi An.
''Bibi An kami mau pergi''.
''Bibi sudah menyiapkan bunganya''.
''Nanti kami langsung pulang ke rumah bunda nginep disana besok baru balik'', kata Ara
''Iya cantik hati hati dijalan''.
''Pasti, bibi An baik- baik di rumah''.
''Dada bibi An'' ( hampir bersamaan Ara dan Kai melambaikan tangan), mereka berdua pergi dengan menaiki motor.
Seperti tahun-tahun sebelumnya di hari ini Ara akan mengunjungi makam kedua orang tuanya serta makam nenek dan kakeknya dilereng bukit. Ditahun tahun sebelumnya Ara selalu di dampingi kakek dan neneknya, tapi kali ini dia ditemani saudara sepersusuanya yaitu Kai.
Setelah melewati jalanan perbukitan akhirnya mereka sampai di pemakaman itu. Ara melihat 4 pusara di depannya, ia berdiri memandangi pusara itu, ''ayah, ibu, eang aku mengujungimu''. Suara yang pelan dan seperti tercekat ditenggorokan.
Kini Ara tinggallah sendiri sebagai penerus mereka, hanya bibi An yang menemaninya. Meski dokter Firman dan dokter Aisyah memintanya untuk tinggal bersamanya tapi Ara tidak mau, karna tidak tega meninggalkan bibi An yg sudah merawat dan menemaninya.
Setelah berdoa dan membersihkan pusara keluarganya. Ara tampak terdiam, entah apa yang dipikirkanya. Sore itu langit yang awalnya cerah tiba tiba berubah menjadi mendung langit mulai gelap. Kai berdeham memecahkan keheningan mereka
Ehhmmm, ''apa sudah selesai, sepertinya mau hujan, sebaiknya kita segera pulang.''
''Heemm sepertinya begitu. Ayah Ibu, eang kami pulang dulu.''
Kai juga mengucapkanya, semuanya ''kami pamit dulu, jangan kuatirkan Ara kami pasti menjaganya'', mereka berdua saling memandang dan tersenyum.
''Ayo pulang'', Kai mengacak rambut Ara, mereka bergandengan meninggalkan pusara itu. Mereka berdua pergi menaiki motor dan meninggalkan pemakaman.
Langit tampak semakin gelap,
di tengah perjalanan tampak sebuah mobil melaju dengan kencang menyalip mereka berdua, dibelakangnya terlihat mobil berwarna hitam mengejarnya.
''Kaijun jangan ikut -ikutan ngebut, apa apaan mereka itu, jalan terjal begini masih berani ngebut dasar''.
Kedua mobil itu terlihat saling berkejaran, dan di jalan tanjakan dan sisi yang curam diantara tebing bukit itu terjadi benturan yang sangat keras mobil yang dibelakang terjun ke bawah dan booom meledak dan mobil yang ditabrak justru menyangkut di pohon besar yang berada di tepi jalan. Mobil itu sebentar lagi terlihat akan jatuh ke jurang, seorang laki laki yang wajahnya sudah berdarah karena pecahan kaca dan keadaan mobil yang berasap.
Saat motor Kai dan Ara sampai di tanjakan itu, mereka berdua langsung berhenti, mereka berdua melihatnya.
Dengan cepat mereka meminggirkan motornya di pinggir jalan, terlihat seorang laki laki ingin keluar dari dalam mobil itu.
Kai dan Ara mendekat ke mobil itu terdengar suara lirih dari mulut lelaki itu, ''help me''....
''Sepertinya dia masih hidup, ayo keluarkan laki laki itu''.
''Kai aku takut'', Ara terlihat gemetar melihat darah yang mengalir dari kepala lelaki itu.
''C kita harus menolongnya, kalau tidak dia bisa mati kamu lihat mobil ini sudah berasap sebentar lagi akan terbakar''.
''Help me'' ...suara lemah lelaki itu.
''C ayo kau tarik badannya aku akan menarik kakinya, kakinya seperti terjepit dia tidak bisa bergerak''.
Dengan perasaan takut Ara menarik badan lelaki itu dengan Kai yang mengeluarkan kaki lelaki itu, mereka berdua dengan susah payah mengeluarkan lelaki itu dari mobil yang sudah berasap, sampai menjauh dari mobil itu dan benar dugaannya tak lama mobil itu mengeluarkan api kemudian membakar habis mobil itu, terdengar suara ledakan dari dalam mobil. Ara dan Kai saling berpelukan.
''Sepertinnya dia pingsan''.
''Kita harus segera membawanya ke rumah sakit''.
''Bagaimana caranya?? kita hanya naik motor''.
''Kita tunggu kendaraan yang lewat, ini sudah menjelang malam''.
Sampai beberapa saat ada sebuah pick up. Kai melambaikan tangannya agar pickup itu berhenti. Setelah bicara dengan sopir itu, lelaki yang sudah tidak sadarkan diri itu diangkut ke pickup itu dibawa ke klinik terdekat, mereka berdua mengikuti dari belakang.
Sesampainya di klinik segera dilakukan pertolongan pertama, perawat itu dengan cekatan membersihkan lukanya.
Seorang dokter muda menghampiri mereka berdua.
''Maaf sebelumnya dia harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar karna dia harus segera dioprasi, banyak luka di wajah dan kakinya''.
''Kalo begitu klinik anda bisa membawanya ke rumah sakit kota kan, ayahku bekerja disana, aku akan menghubunginya''.
''Baiklah kami akan bantu membawanya kesana.''
Setelah mengurus semuanya, lelaki itu dibawa oleh mobil klinik menuju rumah sakit kota.
Kai melihat ke arah Ara yang dari tadi diam, namun wajahnya terlihat sangat pucat.
''C kau tidak apa-apa kan??? Entah apa yang dipikirkannya.
''C ''!!!! sekali lagi Kai memanggil dan menyentuh tangan Ara, ''kita bersihkan dulu disini''
''Heem,'' mereka berdua membersihkan diri di kamar mandi klinik itu.
Dreeettt
Suara getar handphone dari saku
Bunda menelfon segera Kai menekan tombol hijau di layar
Bunda: ''Kalian ini kemana saja ini sudah malam, kenapa belum sampai'' suara dokter Aisyah yang kuatir.
Kai: ''Maaf bunda sebentar lagi kami sampai kok''.
Bunda: ''Ya sudah hati-hati''
Kai: ''Baiklah'', tak lupa Kai juga menghubungi ayahnya yaitu dokter Firman untuk membantu pria yang ditolongnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Sanny Marbun
lanjut thor
2021-01-24
1