"Tuan Liam.....aku darimana anda mengenalku."
Liam tersenyum dan melirik ke sisi kiri tepat ke arah Lisa...seakan tak peduli sekitar mereka termasuk Darren yang menatapnya dingin.
"Meski kau tak mengenalku,tapi aku sangat mengenalmu Tania. kau adalah kesayangan keluargaku.Itu sebabnya ketika kau turun dari tangga tadi aku sudah."
Tania melonggarkan tenggorokannya,ia menatap Lisa dan Liam yang tampak tersenyum penuh harap kepadanya.Tania kemudian memalingkan wajahnya ke arah Darren yang tampak melonggarkan dasinya dengan ekspresi dingin. pria itu meraih gelas anggur yang dibawa pelayan dan meneguknya tanpa ragu.
Tania kembali menatap ke arah Liam dan tersenyum,
walau ia tau, Darren sedang menyembunyikan kemarahannya, mungkin orang lain berpikir darren baik-baik saja. tapi tidak dengannya,pria itu menyimpan api dimatanya.
"Terimakasih Tuan Liam,Aku hanya beruntung memiliki sahabat seperti Lisa."
"Kau istimewa Tania."
Liam lagi-lagi tersenyum penuh arti.
"Hemmm."
Darren memecah kesunyian dengan senyum dingin yang menguar, ia menatap tajam ke arah liam sekaligus memutus kontak mata antara Liam kepada Tania.
"Tuan Liam, apakah anda akan menetap di negara ini."
"Tentu tuan Darren, sekarang aku memiliki alasan kuat berada disini." sekilas ia melirik Tania.
"Baguslah...aku senang semakin banyak pesaing akan lebih bagus."
desis Darren melirik Tania yang sengaja membuang muka ia tak ingin mendapat tatap tajam Darren,
setidaknya tidak untuk saat ini.
"Jangan anggab aku pesaing bisnismu tuan Darren
aku tidak berani." ucap Liam merendah.
"Aku akan bermain adil dan memakai nuraniku ketika bersaing denganmu." Darren tersenyum.
"Aku akan belajar darimu tuan Darren."
Liam mengangkat gelas dengan gerakan bersulang.
"Yah....kau akan benar-benar mendapat pelajaran yang berharga akan ku pastikan." balas Darren mengangkat gelasnya seraya meneguk minuman itu sampai habis.
"Kalau begitu,mari tuan Darren aku akan membawamu bertemu Papa dan mama." ucap Lisa memutus ketegangan diantara mereka.
"Tentu saja Nona Lisa,aku belum memberi salam,kalau begitu aku permisi sebentar tuan Lam dan
Nona Tania."
Darren tersenyum seraya mengangkat alis sembari memperingatkan Tania lewat matanya.
Tania mengangguk mengerti dan diikuti senyuman datar Liam,entah mengapa Liam merasa, Darren tidak suka kepadanya. padahal mereka belum pernah bertemu sepertinya susah menjalin hubungan bisnis dengan pria sepertinya.
"Mengapa Papa malah menyuruhnya belajar cara berbisnis dari Tn Darren."
Tuan Darren terlalu dingin,tak banyak bicara dan punya aura kejam yang membuat Liam tidak nyaman.
tatapan Liam kembali mengarah kepada Tania,yang sedang meminum sesuatu yang sepertinya dia tak sanggub untuk meminumnya.
"Aaaach...mengapa gadis ini begitu cantik."?
Sepertinya tuan Darren menyukai Tania. mengapa tadi mereka begitu dekat?? pertanyaan itu terus berputar dikepalanya meminta jawaban.
"Jangan memaksa meminum sesuatu,yang beum pernah kau minum." ucap liam menggeleng.
"Tuan liam, aku hanya sedikit mencoba, apa aku salah"? tania tersenyum dan menghela nafas.ia butuh sedikit rilex dengan tekanan yang akan ia hadapi bersama Darren.
"Baiklah asal jangan mabuk saja." balas Liam
"Aku baik-baik saja tuan."
"Oya Tania,apa kau mengenal tuan Darren? aku melihatnya mendekatimu."
"Tentu saja, aku mengenalnya siapa yang tidak kenal pengusaha sepertinya?Tadi aku hanya menyapanya." ucap Tania berdehem.
Liam mengangguk Lega, dari awal ia sudah jatuh cinta dengan Tania,dan tadi sempat mengira , tuan Darren menyukai Tania.
"Aku senang mendengarnya Tania, hatiku pasti akan hancur jika dia juga menyukaimu."
"Mengapa,tuan liam berkata seperti itu."
"Jika tuan Darren menginginkanmu,maka ia akan mendapatkanmu Tania,kau harus tau itu."
Wajah Tania memucat.
"Tapi kau tenang saja Tania,bukankah dia tidak menyukaimu."
"Tentu saja Tuan Liam...aku hanya gadis biasa,
dan pria seperti Tuan Darren,pasti punya selera tinggi dalam hal wanita."
Tania kembali meneguk anggur digelasnya.kali ini sampai habis tak bersisa.
"Jangan merendah tak taukah dirimu, kalau kau begitu cantik, Aku saja bisa jatuh cinta kepadamu."
Tania mengangguk lemah...ia sadar Tuan Liam hanya bercanda, mana mungkin Tuan liam jatuh cinta kepadanya.
Liam mendekati Tania dengan tatapan memuja.
sungguh Tania begitu cantik, Liam bersyukur keluarganya berniat menjodohkan mereka.
Tania teringat kalau ia harus pulang bersama dengan Darren,dengan panik gadis itu menoleh kesegala arah,matanya mencari Darren.
"Bagaimana bisa Tania lupa? Darren akan benar-benar menelannya."
Tanpa sadar, Tania meraih ujung gaunnya agar memudahkannya melangkah.gadis itu melupakan Liam yang sedang menatapnya dalam.
"Tania..hey.."
Pria itu meraih lengan Tania lembut, dan memaksanya menghentikan langkah.Tania menoleh dan mengerutkan dahinya.
"Kau mau kemana,mengapa kau terlihat panik."
Tania tertegun,otaknya tak siap memberi jawaban secara tiba-tiba...sementara Liam masih memegang lengannya tak rela ia tinggalkan.
"Aku...ingin ke toilet."
Kata-kata itu akhirnya terlintas dipikiran Tania.
Liam terkekeh dan langsung melepaskan pegangannya.
"Maaf,,apa aku terlalu berlebihan."
"Tidak,anda tidak berlebihan tuan Liam."
"Tolong panggil saja namaku "Liam" hilangkan kata-kata tuan,karna seperti ada jarak di antara kita."
"Tapi Tuan."
"Kumohon."
"Baiklah maafkan aku "Liam"
"Bagus..Liam mengangguk puas.
"Baiklah,aku permisi Liam."
Tania menjauh walau masih terlihat
"Kau menggetarkan hatiku Tania,aku jatuh cinta kepadamu."
Liam tak berhenti menatap gadis itu yang masih sempat menoleh kepadanya membungkuk sopan
seraya tersenyum....sebelum menghilang di antara para tamu.
Liam memegang dadanya dan mengangguk.
" Astaga,apa aku jatuh cinta semudah itu."
Liam menggeleng,dan tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Rokiyah Yulianti
liam jatuh cinta dan darren ngamuk
2021-05-12
1