Darren menyandarkan tubuhnya di kursi kebesaran
di ruangan kantornya. tumpukan berkas menggunung disudut mejanya masih menunggu tanda tangannya. namun Darren tak bergeming,ia tidak tertarik sama sekali, Darren kehilangan konsentrasi.
jemarinya tampak mengetuk-ngetuk pelan meja kerjanya sudah tak sabar.berulang kali ia menatap ke arah pintu penuh harap.
"Kenapa lama sekali,bukankah sudah 15 menit yang lalu,aku akan menjadi gila jika menunggu seperti ini."
Pria itu mencoba berdiri,melangkah pelan ke arah jendela ruangannya. lalu menatap datar pada pemandangan lalulintas yang tampakk padat,dan sangat kecil dibawah sana. Darren pung menggeleng pelan. pikirannya tidak dapat teralihkan oleh apapun membalikan tubuhnya, Darren kembali melangkah ke tempat duduknya tadi.
Pintu diketuk pelan, sesaat kemudian Daren menaikan sudut bibirnya saat melihat Marlon menunduk dengan penuh hormat,membawa amplop berwarna coklat ditangannya.
"Beraninya kau membuatku menunggu mu."
Darren mengeraskan rahangnya,sambil duduk kembali.
"Sebelumnya aku minta maaf tuan,tadi mobil mengalami kecelakaan kecil jadi,sedikit terlambat untuk menemui tuan."
"Yah...kali ini aku memaafkanmu,tapi aku ingin kau tau aku tidak memberi maaf berkali-kali."
"Tentu saja tuan,ini yang terakhir kalinya."
Marlon menundukan wajahnya begitu segan.
"Cepat jelaskan bagaimana hasilnya."
Darren membuka amplop coklat dengan tidak sabar.
Darren terpaku melihat, foto-foto Tania ketika berada disekitar apartement. dalam foto itu gadisnya sedang berjalan, membuang sampah dan sedang menenteng tas belanja. tak sadar Darren tersenyum lembut walau tak lama. entah mengapa sebagian hatinya menghangat. meletakan foto-foto Tania dimeja.
"Baiklah aku suka kerjamu Marlon,katakan apa lagi informasi tentangnya."
"Nona Tania sudah tinggal di apartement selama 2 tahun,dan sedang menyelesaikan kuliah. kampus Nona Tania Berada didekat apartement. ia tidak punya banyak teman dekat hanya ada seorang teman perempuan bernama Lisa.dan menurut, informasi Tania akan dijodohkan Lisa dengan kakaknya."
Marlon bicara dengan pelan takut dengan reaksi tuan Darren.
"Apa."?
Darren bangkit dari tempat duduknya, jemarinya terkepal menahan rasa marah yang tiba tiba menguasainya dengan cepat. mendengar Tania akan dijodohkan oleh temannya seketika pria itu meradang.
"Apa gadis itu sudah gila,dia akan merebut Tania dariku."?
"Hahahahahaha."
"Apa dia ingin mati." Darren tertawa kejam.
"Lalu apa yang akan tuan lakukan sekarang."
"Aku akan menemui Tania, malam ini."
"Tapi tuan Darren."
Marlon memberanikan diri menahan keinginan tuannya, bukankah tuan Darren harus menghadiri sebuah acara ulangtahun rekan bisnisnya nanti malam.
"Ada apa lagi,kau mau menghalangiku."
"Tidak tuan...mana mungkin aku berani."
"Lalu mengapa kau seperti menahanku."
"Tuan lupa akan jika menghadiri acara nanti malam."
"Sial...mengapa aku melupakannya."
Bagaimanapun ia tak bisa, tidak hadir nanti malam.
selain karna tuan Fernandes adalah rekan bisnis ayahnya yang disegani..tuan Fernandes juga adalah teman baik keluarganya. bahkan setelah orangtuanya meninggal,tuan Fernandes masih bersikap begitu baik.
Darren mengusap kasar wajahnya, ia paling benci berada di keramaian.dan berada ditengah-tengah sorotan kamera. para undangan umumnya datang dan berbasa-basi palsu. hanya saling menunjukan kekuasaan semata, tapi mau tidak mau ia harus memenuhi undangan tuan Fernandes.
"Kalo begitu,aku akan menemuinya setelah pesta."
"Baiklah kalo begitu tuan Darren, aku permisi."
pria itu kembali menunduk penuh hormat,dan meninggalkan ruangan.
Darren tersenyum menang,ia tak bisa membayangkan
reaksi Tania ,gadis itu pasti akan sangat terkejut.
pandangannya tertuju pada sebuah bingkai foto di sudut meja. foto yang selama 2 tahun menemaninya,menjadi saksi betapa usahanya mencari Tania, betapa luka itu mengering dan membekas begitu dalam. seiring cintanya yang Juga besar. Darren tak tau mana yang harus Ia pilih,Tetap mencintai atau membenci yang pasti, Ia sangat mencintai Tania. perasannya masih sama seperti 2 tahun lalu, namun rasa dendam,karna Tania meninggalkan dirinya Juga sakit hati yang mengakar, tak bisa ia lupakan begitu saja.
"Kau harus mencintaku Tania, sebelum aku menghancurkanmu lagi." ucapnya penuh dendam. Darren kembali menyandarkan punggung lelahnya dikursi dan mulai memejamkan mata.
"Kau harus siap untukku sayang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Nur Ainun
ini bucin atau obsesi sih🙃
2021-08-27
0
Rokiyah Yulianti
cinta dan benci beda tipis ya darren
2021-05-12
1
𝕽𝖈⃞Butirn𝕵⃟dBUᶜʙᵏⁱᵗᵃ
monster cintA... 😣😣😣
2021-04-02
2