My Own Life

My Own Life

Episode 1

Irene, perempuan biasa yang suka sekali dibully di kelas. Rupanya, dibalik itu semua ia bermimpi kalau suatu saat akan ada lelaki yang mencintainya. Menerima kekurangannya. Tanpa ada yang tahu. rupanya keluarganya memiliki jiwa preman. Irene selalu menganggap dirinya sendiri lemah tanpa ia sadari kalau ia memiliki kelebihan yang tak semua orang miliki.

Ricky, seorang lelaki yang diam diam jatuh hati pada Irene. walaupun sudah beberapa kali Irene tak menyadari keberadaannya tak membuatnya menyerah untuk terus mengejar Irene.

Gita dan Sinta, sahabat Irene sejak SMP. Hanya mereka berdua yang dapat ia percaya hingga saat ini selain keluarganya.

***

SMA Xaverius Pahoman

Irene saat ini berumur hampir 17 tahun. Ia menduduki kelas 2 SMA tepatnya di kelas 11 IPS 2. Ia memang sejak awal memilih untuk masuk ke kelas IPS. Karena, menurutnya, ia memang tidak memiliki kemampuan otak setara dengan anak-anak jurusan IPA. Lagipula, ia memang berencana menjadi seorang akuntan.

Gita, sahabatnya sedari SMP saat ini menjadi junior Irene di kelas 10 IPS 1. Sejak SMP Gita sering menjadi inforwoman Irene. Karena, banyak yang menyukai Irene. Tapi, bukan Irene namanya kalau langsung percaya begitu saja.

***

SMA Xaverius Pahoman, 06.35

"Weh, Git. Rajin amat." Ucap Irene santai. "Iyalah. Ulangan tau. Ya kali ga belajar." Balas Gita. "Dih. Nonton DBL gak hari ini?" Tanya Irene. "Nonton. Seru tau." Ucap Gita.

(Skip)

Selesai DBL

"Git. Lo gedenya mau jadi apa?" Tanya Irene penasaran. "Aku mah ngikut Ce Lucia aja." Jawab Gita. "Ya, ga bisa atuh, neng. Itu masa depan elo bukan masa depan gw." Balas Irene. "Ya, emang aku rata-rata sama Ce Lucia banyak kesamaannya kok." Balas Gita tak mau kalah.

"Terserah elu dah." Ucap Irene akhirnya. "Oh iya, Ce Lucia. Ko Ricky udah nyampe di Bandar Lampung tau." Ucap Gita. "Ya udah, gw mau ngapain coba? Dia yang demen sama gw, gw yang repot." Balas Irene. "Cih badmood." Ucap Gita cemberut. "Kagak. Cuma pusing sama kerjaan gw aja." Jawab Irene sekenanya.

***

Yup, walaupun masih SMA Irene selama ini memang cuma pura-pura bodoh saja di sekolah aslinya mah, gak ketulungan. Preman iya, mafia iya, CEO perusahaan besar iya.

"Kerjaan apa lagi?" Tanya Gita bingung. "Biasalah. Kerjasama ini, kerja sama itu. Paling-paling cuma orang-orang bego yang mau jatuhin perusahaan doang." Jawab Irene datar. "Hoo." Anggguk Gita. "Kenapa emang? Mau ikut?" Tanya Irene santai.

***

Perusahaan Irene, 16.00

"Gede" ucap Gita kagum. "Yah… modalnya cukup besar untuk bangun gedung segede ini." Jelas Irene sambil mengangkat kedua bahunya. Irene dan Gita pun segera memasuki gedung perusahaan Irene. Tepatnya, langsung menuju ruang kerja Irene.

Ruang CEO,

Cintia, sekretaris Irene pun melapor kepada Irene. "Ada apa?" Tanya Irene bingung. "Ada tamu yang ingin bertemu dengan anda, nona." Ucao Cintia sopan. "Suruh ia kemari." Ucap Irene. "Baik, nona." Ucap Cintia dan langsung pergi memanggil 'tamu' yang ingin bertemu dengan Irene.

***

Tak perlu waktu lama, Cintia pun kembali bersama 'tamu' yang ingin bertemu dengan Irene. Setelah Cintia pergi, tanpa basa-basi Irene langsung bertanya. "Ada perlu apa denganku?" Dengan penuh wibawa sementara Gita, ia meneliti cowok yang menjadi 'tamu' Irene tersebut.

"Aku hanya ingin mengajak perusahaanmu dan perusahaanku saling bekerja sama." Ucap Ricky CEO perusahaan besar yang cukup terkenal di Indonesia. "Hm… kenapa aku harus menerimanya?" Tanya Irene mulai menjebak Ricky. "Karena… kamu milikku." Jawab Ricky lugas.

***

Irene sempat kaget dengan jawaban lugas yang Ricky berikan. Lalu, ia pun tersenyum tipis. "Atas dasar apa kamu menyatakan kalau aku milikmu?" Tanya Irene tanpa merasa marah sedikitpun. "Karena, suatu saat nanti kamu pasti akan jatuh cinta padaku." Jawab Ricky yakin.

Irene pun terkikik geli mendengar ucapan Ricky. "Kamu yakin?" Tanya Irene santai. "Tentu saja." Angguk Ricky mantap. "Oke. Kita lihat saja nanti." Ujar Irene santai.

***

Irene tertarik dengan cowok di hadapannya ini. Bukan cinta, tetapi, lebih ke obsesi. Ia penasaran siapa cowok ini sebenarnya dan mengapa ia kelihatan seperti familiar.

Bukan hal sulit bagi Irene untuk mencari tahu itu semua. Ia hanya perlu meminta salah satu bawahan terpercayanya untuk mencari tahu siapa cowok tulen di hadapannya ini.

Irene tahu ia bukan cowok tulen biasa. Ada sesuatu di baliknya. Sesuatu yabg istimewa yang tentunya harus ia gali. Ia juga tahu omongan cowok itu tidak main-main.

***

Ricky tahu, pilihannya tidak pernah salah. Ia yakin Irene bisa menjadi pendamping hidupnya di masa depan. Ia tahu, lagipula orang tuanya sepertinya juga merestui hubungan antara dirinya dengan Irene nantinya.

Tapi, Ricky sepertinya tahu kalau Irene sedang mencari-cari sesuatu tentang dirinya. Sesuatu yang ia juga tidak tahu pasti apa yang ada pada dirinya selama ini.

***

Sepeninggal Ricky, Irene dan Gita mendiskusikan apa yang selanjutnya ingin mereka lakukan. Irene tak terlalu mempermasalah kerja sama yang Ricky tawarkan. Ia tahu, jarang ada orang yang sebegitu tertariknya kepada Irene.

Gita merasa familiar dengan sosok Ricky. Ia memang tidak mengenal Ricky tetapi, ia merasa ia pernah bertemu dengab Ricky di suatu tempat entah kapan.

***

20.00, Perusahaan Irene.

"Weh, Git. Makan yok. Udah malem nih." Ujar Irene. "Yuk. Dimana tapi?" Tanya Gita. "Di Mall Beomi Kedaton (MBK) dong. Sekalian kita nonton do XXI." Ucap Irene santai. "Nonton apa?" Tanya Gita. "Zombieland 2." Jawab Irene santai.

"Film apa lagi itu?" Tanya Gita. "Zombie konyol gitu lah. Nanti lo liat sendiri." Ucap Irene santai. Mereka berdua segera berangkat ke MBK karena kebetulan malam Sabtu, mereka bisa pulang malam.

***

20.46, Mall Beomi Kedaton, Shabu Kitchen.

"Ce, yakin ga mahal?" Tanya Gita. "Nggak. Kan bisa credit, Git." Jawab Irene santai. "Tapi, enak cash sih. Kita pesan tempat dulu abistu ke ATM, narik duit." Ujar Irene.

Mereka pun booking tempat duduk dan segera mengambil uang di mesin ATM. Irene mengambil uang sebesar Rp. 2.000.000,00 dari mesin ATM karena sekalian untuk nonton nanti. Untungnya, Irene sudah membeli tiket dari kemarin.

***

Mereka bukannya senang jalan-jalan, tetapi, di rumah gabut. Lagipula, mereka nge-kos kok. Hebatnya lagi, orang tua dan keluarga Irene gak tahu kalau Irene itu pemilik perusahaan besar. Padahal, nama perusahaannya sudah mendunia. Lovist International Company. Siapa yang tak tahu nama perusahaan besar itu?

Perusahaan dengan lambang yang unik itu sudah lama naik daun. Entah bagaimana caranya Irene dapat membagi waktu untuk mengurus perusahaan dan waktu untuk mengurus sekolahnya belum lagi waktu untuk refreshing.

***

Seusai makan malam pukul 20.55 mereka mengurus keperluan untuk nonton bioskop. Seperti popcorn dan cola, belum lagi mereka duduk di kursi VIP. Dan harganya itu selangit.

23.35 film pun berakhir. Mereka berdua langsung pulang ke kos-kos-an. Tentu saja masih diizinkan masuk. Bukan Irene namanya kalau nggak bisa cari cara untuk menyelinap masuk ke gedung kos-kos-an tanpa kena marah.

***

23.50, kamar kos-kos-an Gita. Karena besok Sabtu dan sekolah libur setiap hari Sabtu dan Minggu, mereka berdua bisa berleha-leha tanpa takut bangun kesiangan.

"Ce Lucia, ngerasa familiar sama cowok tadi gak? Yang di kantor tadi." Tanya Gita. "Oh… hm...nggak. Secara dekat, nggak. Tapi, dia pemilik salah satu perusahaan besar di dunia." Jelas Irene santai.

***

"Perusahaan apa?" Tanya Gita. "Gw lupa. Lucia apa itu…?" Ujar Irene. "Oh…" Ucap Gita. "Mirip sama nama perusahaan Ce Lucia." Ucap Gita lagi. "Emang."angguk Irene menyetujui.

**********************************************************************************

Terpopuler

Comments

SUKARDI HULU

SUKARDI HULU

Jangan lupa mampir kk y, like, follow dan beri hadiah y❣️🫰🙏

2023-09-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!