My Love Story

My Love Story

episode 1

Clarissa Audy seorang perempuan berusia 17 tahun. Perempuan yang tak pernah mempedulikan sesuatu yang bernama 'cinta' dan 'pacar'. Hingga suatu hari ada seorang lelaki yang nekad menarik perhatiannya. Nekad untuk mendekatinya walau sudah berkali-kali ia tolak, ia marahi, ia bentak lelaki itu tetap kekeuh untuk mendekatinya. Seorang lelaki yang ia anggap sebagai pengganggu, seorang lelaki yang rupanya adalah putra dari pemilik yayasan sekolahnya! Dante Erlangga.

Gilbert Hendrawan, teman Audy sejak kecil sekaligus sepupu Dante, yang diam-diam ia memiliki perasaan lebih dari sekadar teman terhadap Audy tapi, ia juga tahu kalau Audy hanya menganggapnya tak lebih dari sekadar sahabat. Namun, apa yang selama ini, telah Gilbert dan Dante sembunyikan dari banyak orang? Bahkan, hal tersebut sampai membuat Audy nelad untuk mencari tahu seorang diri, walau tentu daja hal tersebut beresiko. Resiko kemampuan yang ia miliki, yang selama ini selalu ia sembunyikan dari banyak orang sekalipun keluarganya. Kemampuan mengagumkan yang sangat ia benci namun terkadang kemampuan itu dapat sangat berguna. Kemampuan yang hanya dapat dimiliki oleh 1% masyarakat di dunia. Yang sudah ia bawa sejak lahir.

***

ERLANGGA SENIOR HIGH SCHOOL, 06.35

"Audy, lo itu lama banget sih!!" Ucap Chika cemberut kesal. "Yee... Kan ini masih pagi. Males amat gue pagi-pagi ke sekolah." Ucap Audy malas. Saat Audy dan Chika sedang berjalan menuju kelas mereka, tanpa sengaja Audy bertubrukkan dengan seorang lelaki bertubuh cukup atletis.

Awalnya Audy pikir ia akan terjatuh menghantam ubin lantai dengan tidak elitenya, namun lelaki yang tadi ia tabrak menopang tubuhnya agar tidak menghantam lantai lobby sekolah. Audy cukup terkejut dengan jarah yang cukup dekat antara dirinya dengan lelaki yang tak ia kenal tersebut. Audy kaget, tanpa dapat ia sangka, Gilbert menariknya dari pelukan lelaki itu. Audy sedikit bingung dengan apa yang baru saja terjadi diantara Gilbert dengan lelaki yang baru ia temui itu.

"jadi, gadis ceroboh ini rupanya adalah pacarmu?" Ledek lelaki itu. "Pacar? Kami tak berpacaran." Jawab Audy sebelum Gilbert sempat menjawab. "Apa maumu, Dante?" Tanya Gilbert waspada sambil menarik Audy ke belakang tubuhnya.

***

Dapat Audy rasakan, Gilbert marah sekaligus khawatir. Audy pun menghela nafas pelan lalu, ia menatap Dante. Ia mengernyit bingung, ia tak dapat menebak apa yang sedang Dante pikirkan saat ini.

"Chika tolonv bawa Audy ke dalam kelas bersamamu." Ucap Gilbert tanpa mengalihkan pandangannya dari Dante seincipun. "Ka, lo ke kelas duluan aja. Keknya gue harus ngurus mereka bentar." Ujar Audy tegas. Chika pun akhirnya mengangguk dan pergi ke dalam kelas, ia memutuskan untuk menuruti Audy. Sepeninggal Chika, Audy langsung berdiri di antara Dante dan Gilbert.

"Kalian berdua ini musuh bebuyutan?" Tanya Audy langsung to the point. "Bukan/iya" jawab Dante Dan Gilbert berbarengan dengan dua jawaban yang berbeda. "Beri gue jawaban yang benar." Ucap Audy penuh penekanan.

***

Sepulang sekolah, Rooftop, Erlangga Senior High School, 16.07

"Lo ngapain nyuruh gue ke sini?" Tanya Dante malas. "Lo mau tau? Alasannya simple, gue mau lo sama Gilbert selesaiin masalah kalian berdua di sini hari ini juga tanpa kekerasan." Ucap Audy tegas. "Lo pikir lo siapanya gue? Lo kira gue mau ngelakuin itu? Ngimpi aja lo sono!" Bentak Dante kesal.

"Dante Erlangga, putra kandung dari Briant Erlangga pemilik yayasan sekolah Erlangga Senior High School. Murid kelas 11 IPA 2, sering bolos, tidak dapat diatur, pemalas, bad boy, dan sengaja bermalas-malasan juga berpura-pura terlihat bodoh di sekolah padahal sebenarnya memiliki daya ingat fotografis." Jelas Audy panjang lebar dengan raut wajah tenang. Seketika Dante hanya dapat terdiam kaget. "Lo tau dari mana soal gue?" Tanya Dante terlihat marah.

"Soal gue tau dari mana informasi tadi itu bukan urusan lo. Tapi, lo tenang aja. Soal otak lo yang jenius itu ga ada orang yang tau selain gue dan bokap lo." Balas Audy datar. Tak lama setelahnya, Gilbert puntiba di Rooftop. "Nah, karena lo berdua udah dateng, lo berdua kelarin masalah kalian di sini. Gue ga mau ikut campur dalam masalah kalian berdua jadi, gue cabut duluan." Ujar Audy sambil beranjak meninggalkan kedua lelaki tersebut di rooftop.

***

Keesokan harinya, Erlangga Senior High School, 06.46, 11 IPS 2

"Gimana kemarin, Dy? Lo ga kenapa-kenapa kan?" Tanya Chika khawatir begitu Audy memasuki kelas. "Tenang. Gue sehat, kok. Tapi, kalo Dante sama Gilbert gue gak tau soalnya kemarin gue tinggal di rooftop mereka." Jawab Audy santai. Tak lama kemudian, Audy dan Chika hampir terlonjak sangking kagetnya. Tiba-tiba saja Dante masuk ke dalam kelas mereka dan menarik Audy keluar.

Rooftop, 06.51

"Lo mau apa?" Tanya Audy langsung ro rhe point. "Tebak aja sendiri." Jawab Dabte sambil menunjukkan smirk miliknya. "Buruan deh, gue mau masuk kelas tau." Ucap Audy malas. 'Menarik' batin Dante. "Kalo lo bawa gue ke sini untuk hal yang gak berguna kayak gini mending gue gak ikut deh." Ujar Audy kesal sambil berlalu menuju ke kelasnya.

"Astaga Dy! Akhirnya lo balik juga! Lo tqdi di panggil sama pak Rian di suruh nemuin dia di ruangannya sekarang." Ucap Chika terdengar panik. "Ngapain pak Rian manggil gue?" Tanya Audy bingung. "Gue juga gak tau tapi kalo tadi gue liat dari mukanya sih, kayaknya penting banget." Jawab Chika pelan. Audy pun menghela nafas pelan dan pergi ke ruang wakil kepala sekolah dengan tenangnya.

***

Ruang kepala sekolah, 06.57

" Maaf mengganggu pak, tapi tadi teman saya bilang bapak memanggil saya?" Tanya Audy sopan begitu memasuki ruang wakil kepala sekolah. " Iya. Tadi bapak meminta tolong salah satu teman kamu. Bapak tau selama ini kamu tidak pernah mendapat nilai di bawah rata-rata. Oleh karena itu, bapak ingin minta tolong kepada kamu untuk membimbinh seorang murid di sekolah ini karena jika tidak ia dapat dinyatakan tidak lulus." Jelas pak Rian terdengar serius.

"Kalau saya boleh tau, siapa murid itu pak?"  Tanya Audy penasaran. "Sebentar lagi ia akan tiba di ruangan saya." Jawab pak Rian. Tak lama setelahnya, pintu ruang kerja wakil kepala sekolah pun menjeblak terbuka. "Ada perlu apa anda memanggil saya?" Tanya Dante malas. "Dia yang saya maksud. Saya harap kamu dapat membimbingnya dengan baik." Ujar pak Rian tegas. Audy hanya dapat terdiam kaku. Seolah-olah dunia di hadapannya sudah runtuh, sepertinya muali hari ini ia akan di sibukkan dengan kehadiran Dante.

Setelah keluar dari ruangan wakil kepala sekolah, Audy dan Dante pun segera pergi menuju perpustakaan sekolah tak lupa mereka juga membawa tas mereka masing-masing. Hari ini mereka tidak akan mengikuti kelas selama sehari penuh atas perintah dari pak Rian. Audy hari ini ditugaskan untuk membimbing Dante seharian full di perpustakaan mengungat Dante sangat malas belajar.

***

Perpustakaan, 07.09

"Lo sebenarnya mau belajar apa nggak sih?"  Tanya Audy yang sudah kesal dengan kelakuan Dante. "Kalo gue kagak mau lo mau ngapain?" Balas Dante malas. "Pokoknya terserah lo sekarang. Lagipula nanti yang nyesel juga lo sendiri. Yang penting jangan ganggu gue. Gue mau belajar. Gara-gara elo seharian ini gue harus terjebak di perpustakaan berdua sama elo." Ujar Audy tak peduli sambil kembali fokus kepada buku di hadapannya walau sebenarnya ia juga malas belajar di perpustakaan. Tiba-tiba saja Dante manrik buku yang sedang ia baca.

"Mau lo apa sih!?" Ucap Audy marah namun, ia tetap menjaga suaranya tetap kecil mengingat saat ini ia sedang berada di dalam perpustakaan. Dante sama sekali tidak menjawab. Audy pun berusahaengambil bukunya kembali dari tangan Dante, namun dengan cepat Dante segera menjauhkan buku tersebut dari jangkauan Audy karena Audy jauh lebih pendek darinya. Audy tak peduli. Ia tetap berusaha mengambil bukunya dari tangan Dante walau ia harus berjinjit bahkan sedikit melompat hanya untuk menggapainya saja.

Hingga, Audy kaget. Dante mendorong tubuhnya hingga mereka berdua terjatuh di atas karpet yang disediakan di dalam perpustakaan dengan posisi Audy berada di bawah kungkungan Dante dan Dante menopang tubuhnya dengan kedua tangannya agar tidak menimpa tubuh Audy yang memurutnya cukup mungil.

"Apa-apaan lo! Minggir!" Desis Audy marah. Bukannya menyungkir, Dante justru sedikit menelengkan kepalanya dan semakin mendekat kepada Audy tak lupa, Dante juga menahan kedua tangan Audy. Audy kaget bukan main. Dante mengecup bibirnya lembut.

***

"Apa-apaan sih lo!?"  Desis Audy marah saat Dante melepas kecupannya. "Manis juga." Ucao Dante sambil menunjukkan smirk miliknya. "Hanya karena itu!?" Ucap Audy marah sekaligus syok lalu, Audy pun segera keluar dari perpustakaan dengan kekesalan yang amat sangat.

Hari-hari berikutnya benar-benar membuat Audy harus berusaha menelan kekesalannya bulat-bulat. Karena hampir setiap kali ada waktu luang Dante selalu menghampirinya ke kelas dan mencuri ciumannya entah itu di kening, pipi, ataupun bibir. Bukannya baper atau salah tingkah, Audy justru ingin menghajar Dante hingga babak belur.

***

Sabtu malam, mansion Clarissa 19.02

Audy kaget, tiba-tiba saja Dante datang bertamu ke mansionnya, bahkan ia sendiri tak pernah memberitahu Dante dimana ia selama ini tinggal. "Ngapain lo di sini? Tau alamat rumahbgue dari mana lo!?"  ucap Audy kaget bukan main. "Lo ga perlu tau dari mana gue dapet alamat rumah elo. Yang penting sekarang lo siap-siap karena gue mau ngajak lo keluar dan gue gak mau menerima penolakam apapun dari lo." Ucap Dante muthlak.

Belum sempat Audy memprotes, Dante sudah lebih dulu menariknya menuju ke mobil, Everest putih miliknya. Mau tak mau. Audy hanya dapat mengikuti Dante dari belakang. Rupanya, Dante mambawanya ke taman bermain. "Gue mau lo puas-puasin main malam ini. Gue yang traktir. Sebagai permintaan maaf gye karena gue udah nyium lo di perpustakaan waktu itu." Ujar Dante serius.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!