Sepulang sekolah, 15.30, Clarissa Company
Hari ini Audy membawa Dante ke perusahaannya namun, ia tentu mengawasi Dante secara ketat agar tidak membuat keonaran ataupun bencana yang bisa saja membuat perusahaannya bangkrut seketika.
"Sherin, proposal dari perusahaan di Jepang sudah tiba?" tanya Audy serius. "Belum, tapi perusahaan Jepang tak bisa dihubungi sedari kemarin. Sepertinya mereka mengalami masalah sejak kemarin malam." jelas Sherin pelan. "Ck!" sedih Audy pelan.
Audy pun mengeluarkan ponsel miliknya dab segera menelfon seseorang. "Marcell, siapkan pesawat ku. Kita akan terbang hari Senin." perintah Audy." .... Lakukan saja.... Jangan lupa kirim surat ke sekolahku.... Seminggu penuh...." lanjut Audy lalu mematikan sambungan telefon nya.
***
"Aku akan pergi ke Jepang Senin nanti. Penerbangan ku pukul 10 pagi. Kamu tak perlu mengantar ku. Kamu tak boleh bolos sekolah selama aku berada di Jepang. Kalau ada sesuatu cukup chat. Aku hanya seminggu di sana." ucap Audy sambil menyimpan ponsel nya. "Gue ga yakin." balas Dante enteng.
"Terserah." balas Audy menghela nafas pelan. Sebelum Audy lanjut melangkah, Dante sudah menarik tangannya dengan paksa. Audy pun mengikuti Dante yang rupanya membawanya ke ruang CEO, ruang kerjanya. Dengan kasar Dante mendorongnya sampai terduduk di sofa ruang kerjanya.
"Gue mohon lo jangan pergi." ucap Dante sambil menyudutkan Audy. "Gue harus kalau nggak,gue ga tau apa yang terjadi di cabang perusahaan gue di Jepang." ucap Audy tanpa merasa tersudut kan.
***
"Begini aja. Gue tetap pergi ke Jepang seminggu. Sepulang gue dari Jepang, lo boleh ngasih gue 5 perintah. Terserah mau langsung sekaligus satu hari atau satu-satu. Itu berlaku dari gue pulang dari Jepang sampai 5 perintah itu selesai lo kasih ke gue. Gue yakin lo ga bakal lupa, daya ingat lo fotografis. Dan gue serius." ujar Audy panjang lebar dengan wajah serius.
Dante pun mengangguk. Setidaknya, penawaran Audy barusan cukup menggiurkan. Ia pun melepaskan Audy. Walau ia harus dengan berat hati mengizinkan Audy pergi ke Jepang. Entah kenapa, ia merasa seperti kehilangan saat Audy mengatakan kalau ia akan pergi ke Jepang selama seminggu.
***
1
minggu kemudian...
Erlangga Senior High School, Istirahat, 12.35, Kantin
"Perintah lo tinggal 1. Lo udah ngasih gue 4 perintah termasuk jadi pacarlo." ucap Audy pelan. "Tau kok. Yang terakhir nanti." balas Dante tenang. "Terserah deh." ucap Audy malas.
Semenjak berita tentang Audy dan Dante yang berpacaran sudah menyebar, bermacam-macam reaksi ditunjukkan. Entah itu, iri, kecewa, marah, benci, dendam, namun tak jarang pula yang mengatakan kalau mereka berdua cocok entah hanya di balik punggung mereka atau secara terang-terangan.
"Bisa gila gue... Jadi pacar lo, gue terkenal dadakan gini di seantreo sekolah?" ucap Audy sambil menghela nafas pelan. "Itulah resikonya jadi pacar seorang Dante Erlangga." jawab Dante bangga. "Terserah. Yang jelas jarang salahin mereka kalau gue kena bully. Dan, jangan salahkan gue kalau gue sering di panggil ke ruang kepala sekolah gegara sering berantem." ujar Audy santai-santai saja.
***
Minggu, 15.05, mansion Clarissa
"Astaga, lu ke sini cuma untuk ngajak gue pergi!?" ucap Audy cemberut sekaligus kaget. "Ya. Karena akalu di chat kamu ga akan menggubrisnya jadi aku ke sini langsung. Ngomong-ngomong, mulai sekarang panggil an kita aku-kamu ya." jawab Dante santai.
"Ya de. Terus, sekarang mau jalan ke mana coba?" tanya Audy yang sudah selesai berganti pakaian dan juga berdandan tentunya. "Ke ebebrapa tempat yang sudah aku rencanakan matang-matang sejak kemarin malam." jawab Dante santai. "Selama aku tidak membenci tempat itu oke-oke saja." ujar Audy pelan.
"Aku yakin kamu pasti suka dengan tempat yang nanti akan kita kunjungi." ujar Dante yakin 100%. Sementara itu, Audy merasakan firasat buruk dengan tempat-tempat yang nantinya akan Dante tunjukkan padanya.
***
Rupanya Dante membawa Audy ke Dufan yang letaknya sangatlah jauh dari rumah!? Gimana ga kaget coba? Dante menempuh perjalanan selama 3 jam dari rumah Audy dengan kecepatan 60km/jam!? Sebenarnya, Audy tidak terlalu mempermasalahkan soal jarak yang mereka tempuh. Yang ia permasalahkan adalah tempat destinasi mereka sekarang.
Dapat ia rasakan wajahnya mulai memucat dan ibgatannya yang dulu berusaha ia lupakan kini berlomba-lomba kembali terulang di dalam otaknya. Dante mulai panik saat Audy menangis di sebelahnya. "Dy! Audy!?" panggil Dante berusaha menyadarkan Audy dari memori kelamnya.
Tak lama, Audy mulai tersadar. "Dan... Te..." ucap Audy lamat-lamat. "Dy, kamu kenapa? Astaga!? Kamu sakit?" tanya Dan the kawatir. Audy hanya menjawab dengan gelengan kepala namun, wajahnya tetap pucat. "Please bawa aku pergi dari sini." mohon Audy.
"Di sini ada memori mu bukan? Kamu tahu apa alasanku membawamu ke aini? Aku mau kamu menghadapi memori itu. Biarkan itu mengalir. Semakin kamu menghindarinya semakin lemah dirimu. Hadapilah. Apa yang sudah berlalu biarlah berlalu. Jadikan itu pelajaran untuk masa depanmu." nasihat Dante sambil mengelus lembut puncak kepala Audy.
Setelah beberapa kali Dante membujuk akhirnya, Audy mau masuk ke dalam Dufan. Ia akhirnya mau membiarkan seluruh memori masa kecilnya merasuki kepalanya. Masa masa yang ingin ia lupakan.
***
"Mommy, temani Ran naik kora-kora! Ayo tou-san juga!" ucapan Ran kecil semangat kepada kedua orang tuanya di Dufan. "Iya iya." ucapan Agatha tersenyum lembut melihat putri tinggalnya yang hyperactive di Dufan.
Mereka menaiki banyak wahana di Dufan tak dapat di pungkiri sejak awal ada orang lain yang menyaksikan mereka. Orang yang diam-diam menyusun rencana untuk merengut nyawa kedua orang tua Ran.
Hounted House.
Awalnya Ran, Agatha, dan Ren tenang-tenang saja menikmati suasana di wahana Hounted House yang gelap gulita. Sekeluarga dari wahana, Ran bingung karena kedua orang tuanya tidak bersamanya. Ia panik mencari orang tuanya, petugas juga ikut membantu. Hingga, mereka semua menemukan kedua orang tua Ran dalam keadaan terluka cukup parah keluar dari wahana.
***
"Ran?" tanya Dante bingung setelah Audy selesai bercerita. "Itu, nama panggilan ku waktu kecil sampai aku menambahkan nama Audy di belakang nama Yoon." ucap Audy pelan. "Ran? Nama panggilanmu Ran?" ulang Dante memastikan. Audy pun menjawab dengan anggukkan kepala.
"Orang tuamu di bunuh?" ucap Dante pelan. "Iya. Dan aku masih mencari siapa pembunuhnya. Aku yakin dia masih hidup." ucap Audy tegas. Daya ingat Audy memang baik. Ia masih ingat persis wajah pembunuh itu. Cerita Audy tadi hanyalah rekayasa belaka, kedua orang tuanya di bunuh tepat di hadapannya sendiri.
Ia tak akan pernah memberitahu Dante siapa pembunuhnya. Atau suasana akan semakin runyam. Karena, pembunuh itu adalah Stefan Erlangga, paman Dante. "Dante. Tolong rahasiakan hal ini. Termasuk dari keluargamu." ucap Audy memohon. Dante pun mengangguk.
***
Mobil 15.05
"Audy, seandainya pembunuh itu ada di dekatmu dan minimal salah satu dari keluargaku, misalnya. Apa yang akan kamu lakuin?" tanya Dante khawatir. "Salah satu dari keluargamu? Tentu ia akan tetap ku bunuh. Nyawa harus di balas dengan nyawa juga." jawab Audy tenang walau sebenarnya ia cukup terkejut dengan pertanyaan yang Dante berikan.
"Kukira kamu akan membenciku." ucap Dante terdengar lega. "Untuk apa? Kamu tak bersalah. Kecuali.... Kalau mamu ikut membantu pembunuh itu, mungkin resikonya antara aku akan membenci mu atau membawamu ke kepolisian." jawab Audy santai. "Dy, please. Biarin aku membantu kamu mencari pembunuh itu, ya?" mohon Dante.
"Kalau begitu, pertemukan aku dengan keluargamu. Aku mau menilai sesuatu." ucap Audy tegas. "Oke. Minggu depan." ucap Dante langsung menyetujuinya tanpa berfikir panjang lagi.
"Oke. Minggu depan jam 8 pagi." putus Audy santai. "Oke." angguk Dante. Selama perjalanan mengantar Audy pulang tak ada yang membuka pembicaraan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. 'Maafin gue Dante. Tapi ini satu-satunya cara. Tapi kurasa, sudah waktunya untuk elo tau yang sebenarnya.' batin Audy serius.
*****
1205 words
Sedikit info mulai sekarang cerita akan di update 1 minggu sekali di ******* cerita ini juga Author upload di Noveltoon
Jangan lupa vote, comment, favorite kan, dan like yaaaa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments