Pesona Aryanti

Pesona Aryanti

Pagi yang tak terduga

Braaaaaak...praaang...ciiiit...

roda mobil berdecit...bruk!

"Ah, Ya Allah..."

Sebuah mobil seakan lepas kendali ngeloyor hampir naik ke atas trotoar semua bodinya, dan di atas trotoar itu ada odong-odong yang baru di pasang pasang menjadi satu rangkaian, kontan rangkaian odong odong itu berantakan, dan satu roda bubur ayam kesenggol juga isinya berantakan mangkuk mangkuk pada pecah dan sebagian buburnya mengotori kaca bagian depan mobil mewah itu. Satu lagi tukang ikan hias di motor juga ikut terkena dorongan mobil tadi motornya ambruk tergeletak, ikan ikan hias di kantong plastik kecil pada berantakan pecah ikannya menggelepar loncat loncat mencari air.

"Wah, mabuk nih orang kayaknya." Suara di luar mobil begitu ramai

"Ada apa, ada apa ini?"

"Turun, turun hai...turun...!"

Pejalan kaki, tukang parkir dan banyak lagi mengerumuni mobil hitam mengkilat itu.

"Turun nggak? ayo turun...!"

Tukang parkir mengetuk ngetuk pintu depan mobil yang belum di buka.

"Mau kabur ya? turun! turun! kita bawa ke post pasar, kalau nggak ambil STNK sama SIM nya." Suara seseorang dari luar mobil.

"Nggak mau turun ya Mas? nanti Aku pecahin nih kaca mobilnya."

"Eith eith ... sabar Mas jangan gegabah mungkin Dia takut di hakimi, biar Aku yang ngomong." Suara perempuan terdengar agak lembut.

Aryanti melongo kan kepalanya ke dalam kaca mobil yang gelap, samar dan kurang jelas, tapi Aryanti berusaha ngomong dan membujuk orang di dalam mobil untuk turun.

"Mas tolong turun dulu deh, apa Mas nggak apa-apa? kami bermaksud baik kok, lihat nih kami pedagang kecil, Saya janji nggak ngapa-ngapain Kamu kita selesaikan secara musyawarah."

Sreset ... kaca mobil terbuka perlahan.

Kaca mobil terbuka perlahan, Aryanti melihat ada dua orang laki laki satu paruh baya bersandar di kursi sambil meringis menahan sakit hampir tua dan satunya di belakang kemudi seorang pemuda.

"Pak, kenapa nggak mau turun? kalau nggak sopirnya aja yang turun."

"Mbak, Saya lagi sakit buru-buru mau ke rumah sakit, dan ini Anak Saya bukan sopir, kalau nggak percaya ayo Mbak ikut Saya, ajak satu orang lagi nanti kalau sudah tenang kita musyawarah."

"Ya ampuuuuun, Bapak ini sakit? gimana ya soalnya bukan Saya aja yang nggak bisa usaha hari ini tapi yang lainnya juga, nanti dulu ya saya runding dulu sama yang lain."

Aryanti menarik kepalanya dari kaca mobil itu, lalu ngobrol sama yang lainnya yang masih berkerumun menunggu keputusan mau seperti apa, apa ada ganti rugi atau bagaimana.

Dan setelah mencapai kata sepakat Aryanti mengikuti saran Bapak yang di mobil tadi. Dirinya sama tukang parkir ikut naik ke mobil.

"Hati-hati Yanti, kalau mereka menurunkan kamu dan bohong gunakan jurus-jurus mu ya!"

"Iya Aryanti fitting aja kalau sampai mereka ingkar." suara yang lainnya ramai menyemangati Aryanti.

Aryanti melongok kan lagi kepalanya ke dalam mobil dan menyampaikan hasil kesepakatan, Pak Surapraja mengangguk dan menyuruh Aryanti dan temennya tukang parkir naik ikut dengan dirinya.

"Siap Pak saya ikut sama Mang Diman, tapi ntar dulu kasihan mobilnya kaca depannya penuh bubur, nanti malah celaka lagi, Aku guyur air dulu ya biar tidak menghalangi pemandangan."

Tanpa basa-basi lagi Aryanti mengambil air di ember tukang ikan hias dan menyiramkan airnya ke kaca belah depan mobil mewah itu, lalu naik di bagian belakang mobil diikuti Mang Diman.

"Ayo Mas sopir sudah silahkan jalan, kasihan Bapakmu biar cepet sampai ke rumah sakit."

Mobil bergerak maju, semua tak ada yang bicara, semua diam dan tak ada yang mau memulai bicara, semua seakan bisu dan mematung sibuk dengan pikiran masing masing, kecuali Pak Surapraja yang meringis sambil memegang perutnya.

Selang beberapa saat mobil belok ke arah rumah sakit elite yang menjulang tinggi, dan berhenti di parkiran, Aryanti bingung celingukan sama Mang Diman harus ngapain dan mau ngapain.

Tapi Aryanti segera inisiatif turun dan membuka pintu depan berusaha membimbing Pak Surapraja yang masih meringis, memakaikan sendalnya dan menahan bobot tubuhnya yang agak gemuk.

"Mang Diman sana minta kursi roda ke Satpam, Bapak ini kasihan kalau harus jalan."

"Ya ya ya."

Mang Diman berlari ke post satpam dan kembali dengan kursi roda.

Dengan di bantu satpam dan Mang Diman Aryanti mendudukkan Pak Surapraja di kursi roda dan Aryanti mendorongnya masuk ke dalam rumah sakit.

"Ini harus ke UGD biar langsung di tangani Mang."

"Iya Yanti, ayo kita cari yang ada bacaan UGD-nya."

"Hai, tunggu mau di bawa ke mana Bapakku?"

Adrian yang sedari turun dari mobil celingukan sendiri, seakan nggak tahu bagaimana cara menolong orang sakit, meminta kursi roda apalagi harus daftar dulu dan masuk UGD dan urusan administrasi lainnya bawa orang sakit ke rumah sakit aja baru kali ini.

Tahunya sakit panggil dokter ke rumah di periksa minum obat istirahat dan sembuh kembali, itulah orang kaya semua serba ada dengan uang semua berjalan dengan mulus tak ada ngantri dan desak desakan.

Adrian berlari mengejar Aryanti dan Mang Diman yang jauh meninggalkannya.

"Mas, Bapakmu harus segera di tangani dokter, ya masuk ruang UGD dulu."

"Bapakku punya dokter pribadi yang praktek di rumah sakit ini, tunggu Aku telephon dulu."

"Hai Mas, ini jam berapa? dan dokter itu mulai praktek jam berapa? apa mau kita membiarkan Bapakmu meringis tanpa penanganan medis sampai dokter pribadinya datang?"

Adrian melongo di bentak sama Aryanti, sungguh merasa dirinya konyol dan tak mengerti prosedur rumah sakit, tak ada kata lain selain ikut apa kata Aryanti.

Pak Surapraja masuk ruang UGD pasien segera di periksa, suster suster ke sana kemari sesuai tugasnya masing masing, ada yang tensi darah, ada yang pasang infus, karena ada sesak di bantu nafasnya dengan oksigen.

"Yang bertanggungjawab atas pasien Bapak ini siapa?"

Aryanti dan Adrian saling pandang, Aryanti menunjuk Adrian, Adrian melongo nggak ngerti harus ngapain kalau jadi penanggungjawab pasien.

"Kita berdua suster."

"Kalian kakak adik?"

"Oh eh-iya iya suster kami kakak adik."

"Bukan, bukan suster dia anaknya saya hanya..."

"Ssssssssst..."

Adrian menarik tangan Aryanti dan menempelkan telunjuk di mulutnya.

"Diam kamu, iya aja gitu jawab pokoknya saya yang tanggung jawab, tapi kalau ditanya ini itu yang saya nggak tahu tolong bantu jawab."

"Lha saya nggak tahu riwayat penyakit Bapakmu jadi Saya jawab apa, juga tahu apa?

Kamu kan Anak dan sopirnya."

"Sekali lagi aku tegaskan hai wanita Aku ini bukan sopir Bapakku, sopirnya lagi cuti."

"Manggilnya wanita, aneh banget! Aku itu punya nama ya panggil nama lah, sini kenalan dulu nama saya Aryanti mau panggil Yanti boleh mau Ar boleh mau semua Aryanti juga boleh situ siapa namanya?" Aryanti masih kelihatan galak.

Aryanti menjulurkan tangannya mengajak Adrian salaman dan kenalan.

"Saya Adrian!''

Dan merekapun bersalaman.

"Sini-sini kalian berdua, saya minta data kalian dan data pasien."

Adrian menarik tangan Aryanti maju, suster heran kok Anaknya kayak nggak mau jadi penanggungjawab gitu.

"Satu orang aja yang jadi penanggung jawab, mau Mas nya apa Mbak nya?"

"Dia aja suster saya nggak bawa KTP juga SIM dan identitas lainnya lupa di rumah."

Aryanti melongo nggak ngerti jalan pikiran Adrian kok malah melempar tanggungjawab pada dirinya, justru dirinya dan Mang Diman itu mau meminta pertanggungjawaban atas insiden tadi pagi, daripada berdebat panjang kali lebar Aryanti mengiyakan dan mengambil identitas dirinya dari tas selempang kecilnya.

Suster menuliskan segala sesuatu yang di perlukan dan memberikan kartu identitas Aryanti kembali.

"Bapaknya sudah di berikan pertolongan pertama, kalian berdua sekarang silahkan booking kamar mau kelas berapa silahkan ngantri di sana."

"Maaf suster, Bapak Saya hanya mau berobat ke sini, Dia pasien dr Zakir."

"Oh, dr Zakir prakteknya nanti sekitar jam sepuluh, apa mau ke dokter lain? apa mau nunggu aja, sekarang baru jam 07.30."

"Hei Aryanti gimana ini?"

"Kalau menurut Saya, sebaiknya bapakmu ke dr Zakir aja karena rekam medisnya ada pada dokter itu, kalau ke dokter lain kita konsultasi dari awal lagi, apalagi kita nggak tahu riwayat sakitnya Bapakmu, kamu tahu nggak?''

Pinter juga nih cewek pikir Adrian, dia sendiri boro-boro kepikiran seperti itu, nganter ya nganter aja nggak tahu selanjutnya seperti apa.

"Enggak, terus sekarang Kita kemana?"

"Daftar berobat jalan ke dokter Zakir itu, biarin Bapakmu agak pulih sedikit kalau udah masuk infusan. Kayaknya lambung itu sedari tadi pegang perut terus."

"Mungkin."

"Sakit apa Bapaknya sendiri nggak tahu, gimana kamu Adrian?"

"Saya memang nggak tahu, sudah kamu daftar aja bilang Bapak Surapraja gitu, biar dapat antrian duluan."

"Yeeee...yang duluan daftar ya duluan masuk, yang belakangan ya belakangan, nggak bisa gitu."

"Alah cepet kamu daftar, biar urusan kita cepet selesai nanti keburu aku berubah pikiran sama kamu, sampai malem baru kamu bisa pulang tahu rasa"

Aryanti menarik nafas panjang sambil beranjak, kapan Aku bisa balik lagi ke pasar pasti bapakku sudah datang dan cemas menunggunya.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa kunjungi juga karya Enis Sudrajat lainnya Insya Allah up setiap hari,dengan cerita yang pasti lebih greget.

❤️ Biarkan Aku Memilih.

❤️ Meniti Pelangi.

Selamat menikmati,Salam!

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

🥰🥰😍

2023-07-22

0

susi 2020

susi 2020

😘😘😍

2023-07-22

0

Liliek Retno Yuwanti

Liliek Retno Yuwanti

mas Adrian....biasakan budaya antri ya

2022-08-19

1

lihat semua
Episodes
1 Pagi yang tak terduga
2 Tetap dingin
3 Pelajaran berharga
4 Si Pemberi inspirasi
5 Saya Aryanti...
6 Nama saya Aryanti Arifah Nurhadi
7 Saya panggil Mas Adrian ya...
8 Jangan menyerah
9 Semangat
10 Ada yang hilang
11 Ada apa dengan temanku
12 Lu gaul sama santri ya ?
13 Fokus fokus fokus
14 Perpustakaan
15 Kangen
16 Semangat baru
17 Perjalanan
18 Perjalanan 2
19 Deburan Ombak
20 Cinta tak terlihat
21 Hati yang berbunga
22 Selamat pagi
23 Menuai rindu
24 Luwes dan terbiasa
25 Senja di Pantai
26 Tak terbatas waktu
27 Puisi kerinduan
28 Ken & Barbie
29 Cinta sejati
30 17 tahun ke atas
31 Sudah bisa berfikir
32 Cincin bermata putih
33 Seperti kamu di hatiku
34 Saling menjaga ya
35 Kehormatan ketiga
36 Rahasia perempuan
37 Seleraku adalah kamu
38 Senyuman yang tertinggal
39 Khayal (tanpa dialog)
40 Latihan nostalgia
41 Mas,benarkah itu
42 Apa kita akan bersatu selamanya ?
43 Terasa indah di cemburui
44 Cemburu
45 Intermezzo
46 Lagu cemburu
47 Putus dengan syarat
48 Terpesona
49 Selamat tahun baru !
50 Instruksi
51 Bangunlah ! Aku hanya ingin meminta maaf
52 Sesal
53 Kita akan bertemu lagi, saat rindu memanggil kita
54 Mengingat masa bahagia
55 Menunggu maafmu
56 Bunga harum dan berduri
57 Kangen rumah
58 Baru seminggu,belum sebulan...
59 Berdamai dengan hati
60 Semoga Cinta kalian abadi
61 Keputusan final
62 Untuk pertama kalinya
63 Cincin sebagai pengikat
64 Cincin sebagai teman
65 Lamunan angan angan
66 Perth
67 Seperti apa orangnya ?
68 Bumbu di kala rindu
69 Pantesan cantik
70 Tampan di atas rata rata
71 Semoga kalian berjodoh
72 Angan angan Jihan
73 Kharisma Adrian
74 Tak ada lampu hijau
75 Persaingan hati dan perasaan
76 Sakit rindu
77 Ambisi Pimpinan
78 Teristimewa di hatiku
79 Bagiku no !
80 Membunuh kesendirian
81 Jangan menangis sayang...
82 SIM
83 Kebersamaan yang manis
84 Sindrom married
85 Sepuluh bulan
86 Romantika saudara
87 Mencari kecocokan
88 Jail dan sayang
89 Waktu penaklukan yang pendek
90 Menghitung hari hari
91 Bernafas lega
92 Sisi jail
93 Do'a terbaik
94 Kau auraku
95 Berdamai dengan aturan
96 Meninggalkan kesan
97 Kejutan anti klimaks
98 Pemandangan yang surprise
99 Tunggu tanggal mainnya
100 Calon menantu lagi
101 Sama sama siap
102 Lamaran
103 Pingitan
104 H -1
105 Sah !
106 Pemanasan belum permulaan
107 Yang ke sekian kalinya
108 Kolokan
109 Sangat menyenangkan
110 Merubah image
111 Membunuh khayalan
112 Resep turun temurun
113 Aku ingin bercinta di sini
114 Malam yang temaram
115 Kuta Bali
116 Jatuh hati pada Aira
117 Rayuan gombal
118 Serasa punya anak
119 Kembali
120 Sarapan dengan mertua
121 Petualang hati dan perasaan
122 Bulan madu di Pangandaran
123 Liburan yang berkesan
124 Marah karena sayang
125 Diam diaman bikin kangen
126 Kemesraan
127 Tersanjung
128 Bulan madu masih panjang
129 Mulai berubah
130 Menjadi pimpinan yang baik
131 Berharap kali ini yang jadi
132 Nggak sabar
133 Menunggu hasil
134 Semangat lagi
135 Rindu rumah tangga
136 Dua garis biru
137 Dua tahun aku menunggunya
138 Calon bapak macam apa aku ini ?
139 Pepatah buat wanita hamil
140 Ups ! salah lagi
141 Peran utama
142 Keakraban
143 Cinta datang karena terbiasa
144 Belajar mencintai
145 Hati yang serius
146 Perhatian mertua
147 Masih suka
148 Impian di pulau romantis
149 Mulai nggak betah
150 Apa aku ini posesif ?
151 Bu Adrian
152 Satu meja
153 Ideal
154 Jihan dan Habil
155 Ujian kehamilan
156 Istirahat
157 Ingin kumpul
158 Estafet kepemimpinan
159 Calon papa Mama
160 Perjuangan Seorang Ibu
161 Menjadi Bapak
162 Alinea Aura Senja Pangandarani Surapraja
163 Baby Alinea kesayangan
164 Semakin dekat Bali
165 Cantik Papa Cantik Mama
166 "Welcome to our heaven dear..."
167 Melihat lebih dekat
168 Gairah suasana baru
169 Melihat permasalahan
170 Asal ada Mas dan cinta kita
171 Kerinduan hanya milik kita
172 Semangat perubahan
173 Ciluk ba
174 Ini semua nggak salah ?
175 Obsesi Made Ardika
176 Pertemuan
177 Saraswatiku
178 Bawahan harus nurut sama pimpinan
179 Pertemuan kedua
180 Simpan surat itu !
181 Kintamani dalam cerita
182 Rayuan manja
183 Hari yang indah
184 Pagi yang panik
185 Lakukan perintahku !
186 Perasaan yang terkuras
187 Saya tak mau menunggu !
188 Belum mengerti
189 Fantasi
190 Jadilah Dayu Saraswati
191 Mas Aku begitu kangen ...
192 Tanda tangan
193 Drama belum selesai
194 Jleb !
195 Jangan menangis...
196 Masih emosi
197 Mimpi buruk Pak Praja
198 Terimakasih untuk segalanya
199 Perjalanan pulang
200 KO
201 Tersangka penganiayaan
202 Drama pun usai
203 Iya hati hati Nak...
204 Saya di perlakukan dengan baik
205 Mas Aku kangen...
206 Dalam lelah
207 Hanya drama
208 Saya hanya ingin mendengar itu
209 Kita lihat saja nanti !
210 Masih tidur di kantor
211 Pisah ranjang
212 Aku paling tidak suka di paksa siapapun !
213 Rindu dalam diam
214 Ritual bebas
215 Rindu yang tertahan
216 Sabar
217 Menagih janji tiga hari yang di janjikan
218 Akan kedatangan sahabat
219 Malam panas
220 Pagi yang semangat
221 Unik dan enak
222 Kejutan bunga
223 Kegembiraan
224 Semangat Adelia
225 Senangnya Adel & Alinea
226 Khabar yang kurang baik
227 Di sini tempat kita Mas...
228 Ku katakan cinta dengan bunga
229 Menjaga perasaan
230 Musim bercinta
231 Lambaian tangan
232 Ingin program Anak lagi
233 Malam minggu di Kintamani
234 Romantis
235 Malam dingin di Kintamani
236 Satu guru satu ilmu
237 Mesra di rumah mertua
238 Senangnya di rumah ortu
239 Kesepian Ibu
240 Momen yang indah
241 Cabana room
242 Em-el
243 Pertemuan Adel Jihan
244 Manis madu cinta Adel dan Fath
245 Curhatan Jihan
246 Adel yang bijaksana
247 Di kira masih di Pangandaran
248 Kangen papanya Zaid
249 Pangandaran saksi kenangan
250 Aku kangen Kak!
251 Kemesraan kebahagiaan
252 Bonus tambahan dan pesan Author
Episodes

Updated 252 Episodes

1
Pagi yang tak terduga
2
Tetap dingin
3
Pelajaran berharga
4
Si Pemberi inspirasi
5
Saya Aryanti...
6
Nama saya Aryanti Arifah Nurhadi
7
Saya panggil Mas Adrian ya...
8
Jangan menyerah
9
Semangat
10
Ada yang hilang
11
Ada apa dengan temanku
12
Lu gaul sama santri ya ?
13
Fokus fokus fokus
14
Perpustakaan
15
Kangen
16
Semangat baru
17
Perjalanan
18
Perjalanan 2
19
Deburan Ombak
20
Cinta tak terlihat
21
Hati yang berbunga
22
Selamat pagi
23
Menuai rindu
24
Luwes dan terbiasa
25
Senja di Pantai
26
Tak terbatas waktu
27
Puisi kerinduan
28
Ken & Barbie
29
Cinta sejati
30
17 tahun ke atas
31
Sudah bisa berfikir
32
Cincin bermata putih
33
Seperti kamu di hatiku
34
Saling menjaga ya
35
Kehormatan ketiga
36
Rahasia perempuan
37
Seleraku adalah kamu
38
Senyuman yang tertinggal
39
Khayal (tanpa dialog)
40
Latihan nostalgia
41
Mas,benarkah itu
42
Apa kita akan bersatu selamanya ?
43
Terasa indah di cemburui
44
Cemburu
45
Intermezzo
46
Lagu cemburu
47
Putus dengan syarat
48
Terpesona
49
Selamat tahun baru !
50
Instruksi
51
Bangunlah ! Aku hanya ingin meminta maaf
52
Sesal
53
Kita akan bertemu lagi, saat rindu memanggil kita
54
Mengingat masa bahagia
55
Menunggu maafmu
56
Bunga harum dan berduri
57
Kangen rumah
58
Baru seminggu,belum sebulan...
59
Berdamai dengan hati
60
Semoga Cinta kalian abadi
61
Keputusan final
62
Untuk pertama kalinya
63
Cincin sebagai pengikat
64
Cincin sebagai teman
65
Lamunan angan angan
66
Perth
67
Seperti apa orangnya ?
68
Bumbu di kala rindu
69
Pantesan cantik
70
Tampan di atas rata rata
71
Semoga kalian berjodoh
72
Angan angan Jihan
73
Kharisma Adrian
74
Tak ada lampu hijau
75
Persaingan hati dan perasaan
76
Sakit rindu
77
Ambisi Pimpinan
78
Teristimewa di hatiku
79
Bagiku no !
80
Membunuh kesendirian
81
Jangan menangis sayang...
82
SIM
83
Kebersamaan yang manis
84
Sindrom married
85
Sepuluh bulan
86
Romantika saudara
87
Mencari kecocokan
88
Jail dan sayang
89
Waktu penaklukan yang pendek
90
Menghitung hari hari
91
Bernafas lega
92
Sisi jail
93
Do'a terbaik
94
Kau auraku
95
Berdamai dengan aturan
96
Meninggalkan kesan
97
Kejutan anti klimaks
98
Pemandangan yang surprise
99
Tunggu tanggal mainnya
100
Calon menantu lagi
101
Sama sama siap
102
Lamaran
103
Pingitan
104
H -1
105
Sah !
106
Pemanasan belum permulaan
107
Yang ke sekian kalinya
108
Kolokan
109
Sangat menyenangkan
110
Merubah image
111
Membunuh khayalan
112
Resep turun temurun
113
Aku ingin bercinta di sini
114
Malam yang temaram
115
Kuta Bali
116
Jatuh hati pada Aira
117
Rayuan gombal
118
Serasa punya anak
119
Kembali
120
Sarapan dengan mertua
121
Petualang hati dan perasaan
122
Bulan madu di Pangandaran
123
Liburan yang berkesan
124
Marah karena sayang
125
Diam diaman bikin kangen
126
Kemesraan
127
Tersanjung
128
Bulan madu masih panjang
129
Mulai berubah
130
Menjadi pimpinan yang baik
131
Berharap kali ini yang jadi
132
Nggak sabar
133
Menunggu hasil
134
Semangat lagi
135
Rindu rumah tangga
136
Dua garis biru
137
Dua tahun aku menunggunya
138
Calon bapak macam apa aku ini ?
139
Pepatah buat wanita hamil
140
Ups ! salah lagi
141
Peran utama
142
Keakraban
143
Cinta datang karena terbiasa
144
Belajar mencintai
145
Hati yang serius
146
Perhatian mertua
147
Masih suka
148
Impian di pulau romantis
149
Mulai nggak betah
150
Apa aku ini posesif ?
151
Bu Adrian
152
Satu meja
153
Ideal
154
Jihan dan Habil
155
Ujian kehamilan
156
Istirahat
157
Ingin kumpul
158
Estafet kepemimpinan
159
Calon papa Mama
160
Perjuangan Seorang Ibu
161
Menjadi Bapak
162
Alinea Aura Senja Pangandarani Surapraja
163
Baby Alinea kesayangan
164
Semakin dekat Bali
165
Cantik Papa Cantik Mama
166
"Welcome to our heaven dear..."
167
Melihat lebih dekat
168
Gairah suasana baru
169
Melihat permasalahan
170
Asal ada Mas dan cinta kita
171
Kerinduan hanya milik kita
172
Semangat perubahan
173
Ciluk ba
174
Ini semua nggak salah ?
175
Obsesi Made Ardika
176
Pertemuan
177
Saraswatiku
178
Bawahan harus nurut sama pimpinan
179
Pertemuan kedua
180
Simpan surat itu !
181
Kintamani dalam cerita
182
Rayuan manja
183
Hari yang indah
184
Pagi yang panik
185
Lakukan perintahku !
186
Perasaan yang terkuras
187
Saya tak mau menunggu !
188
Belum mengerti
189
Fantasi
190
Jadilah Dayu Saraswati
191
Mas Aku begitu kangen ...
192
Tanda tangan
193
Drama belum selesai
194
Jleb !
195
Jangan menangis...
196
Masih emosi
197
Mimpi buruk Pak Praja
198
Terimakasih untuk segalanya
199
Perjalanan pulang
200
KO
201
Tersangka penganiayaan
202
Drama pun usai
203
Iya hati hati Nak...
204
Saya di perlakukan dengan baik
205
Mas Aku kangen...
206
Dalam lelah
207
Hanya drama
208
Saya hanya ingin mendengar itu
209
Kita lihat saja nanti !
210
Masih tidur di kantor
211
Pisah ranjang
212
Aku paling tidak suka di paksa siapapun !
213
Rindu dalam diam
214
Ritual bebas
215
Rindu yang tertahan
216
Sabar
217
Menagih janji tiga hari yang di janjikan
218
Akan kedatangan sahabat
219
Malam panas
220
Pagi yang semangat
221
Unik dan enak
222
Kejutan bunga
223
Kegembiraan
224
Semangat Adelia
225
Senangnya Adel & Alinea
226
Khabar yang kurang baik
227
Di sini tempat kita Mas...
228
Ku katakan cinta dengan bunga
229
Menjaga perasaan
230
Musim bercinta
231
Lambaian tangan
232
Ingin program Anak lagi
233
Malam minggu di Kintamani
234
Romantis
235
Malam dingin di Kintamani
236
Satu guru satu ilmu
237
Mesra di rumah mertua
238
Senangnya di rumah ortu
239
Kesepian Ibu
240
Momen yang indah
241
Cabana room
242
Em-el
243
Pertemuan Adel Jihan
244
Manis madu cinta Adel dan Fath
245
Curhatan Jihan
246
Adel yang bijaksana
247
Di kira masih di Pangandaran
248
Kangen papanya Zaid
249
Pangandaran saksi kenangan
250
Aku kangen Kak!
251
Kemesraan kebahagiaan
252
Bonus tambahan dan pesan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!