Sekembalinya Aryanti daftar ke dokter Zakir Aryanti duduk dekat Pak Surapraja yang kelihatan mulai segar, Adrian menelepon seseorang tak jauh dari ruang UGD cuma di sekat kaca tembus pandang.
Pak Surapraja memandang Aryanti dan mencoba mengingat kejadian pagi tadi, kok Aku jadi ngerepotin orang lain dari mulai mobil bisa jalan lagi bisa mengantar Dirinya ke rumah sakit atas negosiasi dengan warga yang usahanya ketabrak ya wanita ini, yang membersihkan kaca bagian depan mobilnya dari tumpahan bubur wanita ini, Aku turun dari mobil menyuruh Mang Diman minta kursi roda wanita ini, juga di masukan ke UGD biar di tangani medis segera wanita ini, yang daftarin Dirinya ke dokter Zakir juga wanita ini.
Timbul rasa simpatik dan kasihan pada wanita muda ini, ingin Pak Surapraja tahu lebih jauh siapa dia, kerjanya apa, juga orangtuanya.
"Mbak sini."
"Saya Pak?"
"Ya ya."
"Apa Bapak mau sesuatu, minum barangkali?"
"Saya sudah agak mendingan, paling nanti di periksa dokter dan bisa pulang. Saya selalu begini punya lambung kalau nggak ada istri Saya jarang ada yang ngingetin untuk makan."
"Memang Bapak nggak keingetan sama rasa lapar itu sendiri?"
Pak Surapraja menggeleng sambil tersenyum.
"Kenalan dulu saya Surapraja dan itu Anak Saya Adrian."
Aryanti mengulurkan tangannya sambil tersenyum dan menyebutkan namanya.
"Maaf dek Aryanti sayay sudah merepotkan kalian."
"Nggak apa apa Pak yang penting Bapak cepet tertangani dan bisa sehat kembali."
"Ngomong ngomong dek Aryanti ngapain pagi-pagi ada di pasar?."
"Saya memang di pasar Pak."
"Apa jualan?"
"Tidak Pak, Saya suka gantian sama Bapak Saya nungguin odong odong, kalau pagi hari suka ramai ibu ibu yang ke pasar bawa Anak, Anaknya di titipkan sama Kita biar naik odong odong dan ibunya belanja"
Pak Surapraja mengerutkan dahinya sambil manggut manggut.
"Usaha Kamui seperti itu Pak, tapi Alhamdulillah di syukuri aja sekarang Kami sudah punya dua tempat, pagi-pagi Bapak rangkai dulu yang di pasar setelah jalan Saya yang nungguin, lalu Bapak merangkai satu lagi di pinggiran taman alun-alun."
Pak Surapraja semakin manggut manggut.
"Tak terfikirkan sama dek Aryanti untuk mencari pekerjaan lain, misal kerja di mana aja gitu?"
"Sementara belum Pak, karena saya belum selesai kuliah, tapi kalau sudah selesai mah mau banget Saya kerja Pak."
"Oh oh oh...dek Aryanti kuliah juga?"
"Ya Pak sudah semester akhir, maunya cepet selesai biar nggak ngerepotin Bapak sama Mama lagi."
"Maaf berapa dek Aryanti dapat duit setiap harinya kalau saya boleh tahu?"
"Tergantung ramai enggaknya Pak, kadang kalau ramai dapat dua ratus ribu, tapi kalau lagi sepi dapat dua puluh lima ribu kadang lima puluh ribu Pak, apalagi kalau hujan sepi banget heeee..."
Pak Surapraja ikut tersenyum menanggapi cerita Aryanti.
Tak terasa waktu beranjak dan dokter Zakir mulai praktek, Pak Surapraja di dorong dan di persilahkan masuk, Aryanti pun ikut masuk Dokter Zakir minta maaf berkali kali pada Pak Surapraja karena Dia menjemput Istrinya yang habis lahiran ponselnya ketinggalan, Aryanti heran kok segitu hormatnya seorang dokter pada pasiennya, siapa Pak Surapraja, apa Ia orang yang begitu berpengaruh?
Selesai di periksa Pak Surapraja kelihatan segar, dan tetap ngobrol sama dokter Zakir.
"Kayaknya Bapak di tinggal Ibu ini jadi telat makannya ya?"
"Persis itu, Ibu lagi daftar Adelia kuliah di Australia. Sudah dua hari besok pulang."
"Yang Kakaknya Mas Adrian gimana kuliahnya sudah tamat belum?"
"Jangan tanya tamat deh dok soal Dia mah, kuliah sudah mau tujuh tahun nggak selesai selesai kebanyakan cutinya, malah ke susul Adiknya nanti heeee..."
"Ya kita berdo'a semoga suatu saat Mas Adrian cepet selesai kuliahnya."
"Aamiin."
"Eh Pak yang ini siapa."
"Oh itu keponakan syaya."
Pak Surapraja mengangguk pada Aryanti. Dokter pun tersenyum dan manggut sopan pada Aryanti, begitu juga Aryanti setengah bengong tersenyum juga.
"Bapak boleh pulang dan istirahat di rumah. Nanti sore saya lihat perkembangannya setelah minum obat, mari Saya antar sampai depan."
"Terimakasih dokter, nggak usah ngantar kasihan pasien lain Saya ada dek Aryanti dan Adrian di depan Saya pamit sekarang ya."
"Ya monggo Pak Surapraja, semoga lekas sembuh."
Seperti tadi Aryanti membimbing Pak Surapraja masuk mobil, dan mendudukan di kursi depan dan Adrian hanya menonton.
"Ya Allah Mang Diman di mana ? saya baru ingat, Mas Adrian lihat Mang Diman nggak?"
"Itu tidur di pos satpam."
Aryanti berlari ke pos satpam dan membangunkan Mang Diman dan diajaknya pulang karena urusan rumahsakit selesai tinggal urusan tadi pagi.
Mobil perlahan berjalan dan sampailah pada rumah yang seperti istana menurut pandangan Aryanti dan Mang Diman, mereka di sambut beberapa orang laki laki dan perempuan semua sigap membantu Pak Surapraja keluar dari mobil, keberadaan Aryanti dan Mang Diman seolah tak ada apa apanya mereka berdua minggir dan duduk di teras rumah mewah itu sambil melihat keajaiban di depan matanya.
Lama mereka duduk di teras belum ada perintah apapun.
"Yanti Kita kayak orang nyasar di sini ya begitu terasing nggak ada yang kenal."
"Biarin Mang Diman yang penting Kita dapat ganti rugi."
"Iya ya, Aku lapar banget Yanti belum sarapan dari pagi harusnya ini sudah makan siang."
"Sabar Mang Diman sama Saya juga."
Dan tak lama seorang wanita mungkin ART menyuruh mereka masuk, buru-buru Aryanti sama Mang Diman masuk ingin semuanya cepet selesai.
Datang ke dalam tak kalah mengagumkannya interior dan desainnya juga isi perabotan rumah membikin mata terbelalak. Wanita tadi terus melangkah entah kemana dan rumah itu terasa berbelok belok, dan sampailah ke satu ruangan duduk di sofa Pak Surapraja bersama Adrian yang memainkan ponselnya.
"Dek Aryanti sama Mang Diman silahkan makan dulu pasti sudah lapar banget setelah makan baru Kita bicara soal tadi, silahkan makan dulu ya, kalau nggak makan Saya nggak akan membahas soal tadi jadi makan dulu ajak Bi mereka makan."
Nggak pikir panjang Aryanti sama Mang Diman makan dengan lahapnya, seperti menu lebaran bahkan lebih kalau di rumahnya, segala ada komplit tinggal pilih mungkin ini yang di sebut empat sehat lima sempurna dan enam mewah, apalagi mejanya bisa di putar mau ngambil ini itu semua gampang dan terjangkau.
Selesai makan duduk Aryanti sebrang Pak Surapraja dan di sampingnya Mang Diman di ujung Adrian dalam diamnya masih memainkan ponselnya.
"Dek Aryanti berapa semua kira kira Saya harus mengganti kecelakaan tadi?"
"Saya nggak tahu Pak kalau kerugian sama yang lain cuma kerugian Saya odong odong Saya pada penyok, perlu las ketok juga beberapa hari nggak bisa kerja, terus gerobak bubur ayam sama peralatannya pada pecah juga tukang ikan hias yang motornya jatuh saya nggak bisa naksir."
"Sudahlah gini aja saya ganti baru semua, odong odong Kamu berapa harga barunya, terus gerobak bubur berapa juga motor tukang ikan hias berapa punya gambaran nggak?"
"Saya nggak pernah beli odong odong baru Pak Saya beli bekas tapi lumayan mahal juga Pak."
"Berapa mahalnya kira kira?"
"Dua puluh jutaan Pak dulu mah."
"Sudah Saya ganti tiga puluh juta buat odong odong dek Aryanti, sepuluh juta buat tukang bubur ayam dan sepuluh juta buat tukang ikan hias, untuk bagi bagi di lingkungan terdekat seperti Mang Diman ini bagi bagi sepuluh juta gimana kalau gitu?"
"Maaf Pak apa nggak kebesaran itu, perasaan Saya tak sebanding dengan kerusakan yang kami alami."
"Sudah saya pertimbangkan, saya mohon maaf sudah mengganggu waktu kalian juga dek Aryanti terima kasih bantuannya ya."
"Adrian tolong ambilkan tas Bapak di kamar sama amplop coklat di lacinya ya."
Adrian berdiri berjalan masuk kamar dan keluar dengan tas dan amplop, Pak Surapraja membuka tasnya dengan kode dan mengambil gepokan uang dimasukan ke amplop satu satu dan menyerahkan pada Aryanti.
"Dan ini buat ongkos taksi kalian karena Saya lagi nggak ada sopir untuk mengantar, sekali lagi terimakasih ya."
Gemetar Aryanti memasukan uang gepokan ke dalam tas nya terlihat tasnya kembung, lalu pamit bersalaman dengan Pak Surapraja dan Adrian....
.
.
.
.
Jangan lupa kunjungi juga karya Enis Sudrajat lainnya Insya Allah up setiap hari,dengan cerita yang pasti lebih greget.
❤️ Biarkan Aku Memilih.
❤️ Meniti Pelangi.
Selamat menikmati,Salam!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
susi 2020
😘😘😘🥰
2023-07-23
0
susi 2020
😲😲😲
2023-07-23
0
Dwisya12Aurizra
kalo lihat uang gepokan jiwa misquen qu meronta...
2021-12-25
1