Dendam Mafia
Isabella mengemasi semua bajunya kedalam koper untuk bersiap-siap pergi ke negara tetangga dengan harapan mengejar cita-cita masa kecilnya.
"Sudah siap semua Bell?" tanya Ivan sambil membawa koper milik Isabell.
"Emm.. Sepertinya sudah semua Van." jawab Isabell sambil memastikan.
"Nanti kamu tinggal di apartmentku saja Bell, sampai kamu menemukan apartment yang cocok untuk kamu tempati."
"Yup thanx Van, yang jelas cocok juga dengan harganya."
Ivan dan Isabella duduk berdampingan di dalam pesawat yang bertuliskan United Kingdom Airlines. Belle duduk di dekat kaca pesawat.
Aku sangat menantikan hari ini, pergi dari Turkey ke negara sebelah untuk mewujudkan cita-citaku, apapun yang terjadi aku harus pulang membuktikan bahwa aku mampu.
"Belle are you fine? aku ajak ngobrol malah melamun, ada masalah?" tanya Ivan dengan penasaran.
"Yep... Im fine Ivan, hanya sedikit penasaran dengan kehidupanku nantinya di Inggris." jawab Isabell dengan senyumnya yang manis.
"Holly shit Belle, tolong jangan tunjukan senyumanmu yang seperti itu, aku benar-benar menjadi lemah setelah melihat senyumanmu."
Hati Ivan selalu gelisah di dekat Belle, Ivan memang sudah menyukai Belle sejak lama namun gadis satu ini sungguh sangat sulit untuk paham perasaan Ivan yang sebenarnya.
Teman-teman akrab Isabell selalu memanggilnya Belle.
Belle selalu menekankan kepada teman-temannya tentang prinsipnya "Ketika aku sudah menganggap kalian teman maka aku tidak bisa jatuh cinta kepada temanku sendiri, itu sesuatu yang sangat aku hindari." Kata-kata Belle selalu terngiang di kepala Ivan, Ivan tidak mempunyai kesempatan untuk menjadikan Belle kekasihnya, hanya bisa menjga Belle sebagai teman.
Belle duduk dengan tenang sambil mendengarkan musik kesukaannya tanpa memperdulikan tatapan Ivan yang penuh cinta itu.
Tak lama kemudian pesawat mendarat di bandara London Heathrow. Mereka berjalan keluar bandara yang sangat sibuk itu.
"Biar aku bawakan kopermu." Ivan menyambar koper Belle dengan cepat.
"(sigh) Van... Aku bisa membawanya sendiri." Belle memutar matanya entah apa yang Ivan lakuan selalu berlebihan.
"Jangan jadi wanita yang sok kuat, untuk ucapan terimakasihmu kamu bisa masakkan aku makan malam." Ivan membawa koper Belle ke parkiran mobil dan memasukannya ke bagasi mobil Ivan.
Belle memutar bola matanya dan tidak menjawab kata-kata Ivan.
Dalam perjalanan menuju ke apartment milik Ivan, Ivan dan Belle berhenti di sebuah supermarket untuk membeli bahan makanan. Seperti biasa Ivan selalu memperlakukan Belle seperti gadis kecil.
"Kamu pilih saja bahan makanan yang dibituhkan, biarkan aku membawa trolleynya." Ivan merebut paksa trolley yang sedang Belle dorong.
Tanpa berkata apa-apa Belle mulai memilih bahan makanan yang dibutuhkan. Sedangkan Ivan sabar menanti Belle.
"Aku sudah seperti suami yang baik hati menemani istriku berbelanja kan?"
"Wow Ivan apakah kamu sedang latihan menjadi suami dan berniat menikahi wanita dalam waktu dekat ini?" Tanya Belle sambil tertawa terbahak.
"Tck aku harap bisa bersama gadis pujaanku, sayangnya gadis itu hanya dalam angan-anganku saja." wajah Ivan tampak suram.
"Cari gadis lain kalau begitu." Belle tertawa geli mendengar curhatan temannya itu.
Tak lama kemudian mereka sampai di apartemen Ivan. Belle tercengang melihat apartment Ivan yang berantakan.
"Ivan apa-apaan ini? Apartmentmu terkena bencana angin tornado?"
"Ops sorry Belle, aku belum sempat membersihkannya, tolong tunggu sebentar, duduk disini dan jadi gadis yang manis." Ivan menarik Belle untuk duduk di sofa dan mulai membereskan semua barang-barang yang berantakan.
"Biarkan aku membantumu Van." Belle berdiri dan hendak membereskan dapur.
"Stop Belle don't do anything!" teriak Ivan dari dalam kamar tamu.
"Wow! Easy pak tua, aku hanya ingin membereskan dapur dan memasak." Belle menghela nafas dan duduk kembali. Sambil menunggu Ivan, Belle membuka hp dan membuka akun sosial medianya dan tertidur.
"Bell bangun, makan malam sudah siap, ayo kita makan malam." Ivan menggoyang-goyangkan bahu Belle.
"Oh my! Aku ketiduran, sorry..." Bella terperanjat kaget. Belle melihat apartment Ivan dengan terkagum-kagum karena sudah rapi dan bersih, sekilas Belle melihat meja makan yang sudah terisi beberapa hidangan makanan khas turkey untuk makan malam.
"Wow amazing, thanx sudah memasak makan malam, kebetulan aku susah lapar." Belle meringis menatap Ivan dan beranjak dari sofa menuju meja makan. Ivan yang terkesima dengan Bella menatap tanpa berkedip.
"Ada apa Van? Ayo kita makan, atau akan aku habiskan semua jatah makanmu." Belle terkekeh sambil menyantap daging bakar.
"Dasar wanita barbar, habiskan kalau kau bisa." Ivan mendekat ke meja makan dan duduk di depan Belle.
Mereka menghabiskan makan malam dengan tenang.
****
Belle melihat ramainya kota London yang sibuk dari balik kaca apartment.
"Bell ayo kita pergi, setelah kita memastikan apartment yang akan kamu tempati, kita langsung datang ke festival seni, ada kejutan buatmu." Ivan memakai sepatu dan terlihat rapi hari ini.
"Baiklah, umm kejutan?" terkadang Belle tidak mengerti apa yang ada di dalam pikiran Ivan dan apa yang akan dia lakukan "laki-laki penuh misteri." gumam Belle.
"What you say?" alis mata Ivan naik sebelah.
"Nothing! Hurry up Ivan!" seru Belle sambil menyambar tas slempang mini kesayangannya.
"Bell kenapa kamu tidak membeli apartment saja disini? Aku yakin ayahmu akan setuju, karena kamu lebih suka tinggal di London." Ivan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Good idea, thanx Van aku akan membeli kerajaan Inggris juga." Belle tertawa dan memalingkan wajahnya ke kaca pintu mobil di sebelahnya dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Ayah Belle adalah pengusaha properti terbesar di Turkey dan sangat sibuk sehingga Belle merasa sendiri di waktu yang lama. Ibunya meninggal 5tahun lalu, entah kenapa semenjak itu ayahnya semakin sibuk dan jarang pulang ke rumah.
Setelah menyelesaikan uang sewa apartment, mereka menuju ke tempat festival seni di adakan. Dari jauh seorang lelaki tinggi, berambut panjang yang di gerai menggunakan jaket levis terlihat modis itu melambai ke arah Belle dan Ivan.
"Belle my darling, my baby.. Im here for you." laki-laki itu berjalan cepat menuju Belle.
"Oh my god! Billy!" pekik Belle sambil menutup mulutnya karena terkejut.
Mereka berdua berpelukan dengan erat, Billy mencium pipi Belle terlihat mesra.
"Billy what you doing here?" dengan menggandeng lengan Billy dan bergelanyut manja, Bella berjalan menuju stand yang bertuliskan TURKISH ART.
"Come on *****! Im here for you and i'll stay here with you." Billy menjambak lembut rambut hitam dan panjang milik Belle.
"Are you kidding Bill?" Belle membulatkan matanya terkejut.
"Aku serius Bell, aku ingin tinggal di sini untuk membantumu mengejar kehidupanmu, aku sangat khawatir padamu." Billy mengusap pipi Belle dan memeluknya.
"Ehm khawatir denganku?" Belle tidak percaya yang Billy katakan barusan, sepertinya kata-kata Billy tidak pantas untuk dipercaya.
"Tentu aku khawatir, khawatir jika kamu akan menggila seperti anjing gila dan tidak ada seorangpun yang mampu menghadapi mu." Billy tertawa terbahak-bahak sehingga menarik perhatian semua orang yang ada disana.
"Sial kau Bill!" dengan tendangan maut, Bella berhasil meredakan tawa Billy.
Billy sahabat Belle berasal dari Turkey, sahabat yang mengerti akan kondisi Belle. Wajah yang rupawan dan badan kekar serta modis tak jarang wanita menaruh perhatian terhadap Billy, namun Billy adalah seorang laki-laki yang tidak menyukai wanita, dia lebih tertarik dengan laki-laki, itu membuat Belle merasa nyaman jika Billy memberikan perhatian lebih seperti kakak perempuan.
Di sisi lain Ivan memperhatikan mereka diam-diam, mengagumi setiap tingkah Belle, namun tidak ada keberanian untuk mengungkapkan terlebih bersikap seperti Billy.
Semoga kamu selalu bahagia dan tersenyum Bell. aku mencintaimu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
......Maiko.....
ok lanjit 😉👍
2022-07-11
2