PUSAT KOTA LONDON
Isabella memiliki janji pagi ini, bertemu dengan Mr. Carl seorang designer terkenal di Inggris. Isabela bertemu dengan Mr. Carl saat dia menghadiri acara fashion show di Turki dan merupakan sahabat ayah Isabela.
Isabella menunggu di sebuah cafe dipinggir River Thames. Jam sudah menunjukan pukul 08.48 dan terlihat sosok tinggi dengan menggunakan mantel coklat di ambang pintu cafe.
"Belle apakah kau sudah menunggu lama?" Mr. Carl menghampiri Belle dengan langkah lebar dan menarik kursi dihadapan Belle.
"Aku baru saja sampai Mr. Carl, how are you?" sambil menjabat tangan Mr. Carl.
"Sangat baik, bagaimana dengan ayahmu? apakah dia masih gila kerja?" tatapan Mr. Carl penuh selidik.
"Entahlah, tidak ada perubahan sama sekali." Belle menjawab dengan enggan.
Seorang pelayan datang membawakan buku menu.
"Mau pesan apa Tuan dan nona?" tanya pelayan tersebut sambil bersiap menulis pesanan.
Mr. Carl melirik pesanan Belle yang sudah tersaji diatas meja "Aku pesan sama dengan nona ini." sambil menyerahkan buku menu kepada pelayan.
"Baik Tuan mohon tunggu sebentar." pelayan tersebut meninggalkan meja Belle.
"Apakah kau sudah siap untuk menjadi muridku?" tanya Mr. Carl dengan serius.
Belle mengangguk mantap "Aku siap Mr."
"Ayolah Belle panggil aku paman, aku sudah mengenalmu dari kau masih dalam kandungan." Mr. Carl terkekeh melihat muka Belle yang memerah karena malu.
"Baiklah paman, lalu kapan kita bisa mulai?" muka Belle masih memerah dan mencoba untuk menetralkan raut wajahnya.
Tak lama kemudian pesanan Mr. Carl mendarat dihadapannya. Secangkir kopi dan dua potong sandwich
"Besok kau bisa datang langsung ke perusahaan, aku tidak akan mengajarimu terlalu banyak, karena kau sudah cukup mahir hanya perlu sedikit perubahan." sambil menyesap kopi dengan anggun Mr. Carl memandang Belle dengan rumit.
Belle mengangguk dan ikut menyesap kopi serta memakan sandwich.
"Paman, apakah ayah sering menghubungimu?"
"Tidak juga, hanya beberapa kali menanyakan proyek kami."
"Proyek? Bolehkah aku tau proyek apa itu?" tanya Belle dengan penasaran karena ayahnya tidak akan pernah mau memiliki proyek tentang fashion yang akan mengingatkan tentang mendiang ibunya.
"Suatu saat ayahmu akan memberitahumu. Ngomong-ngomong apakah kamu membawa hasil design fashion yang kau buat?" Mr. Carl mencoba mengalihkan pembicaraan.
Belle membuka tas gendongnya dan mengambil mini koper dari tasnya. "Ini dia paman, sudah aku rapikan semua dalam koper ini." Belle menyerahkan mini koper kepada Mr. Carl.
"Good girl, aku akan membawanya ke perusahaan dan mereview hasil karyamu." Mr. Carl hendak berpamitan setelah menerima mini koper milik Belle.
"Aku harus kembali ke kantor sekarang, jangan lupa datang besok pagi ke kantorku jam 9 pagi, mengerti?"
Sambil mengangguk Belle menjabat tangan Mr. Carl "Mengerti paman, hati-hati di jalan, sampai jumpa besok."
"See you tomorrow Belle." Mr. Carl meninggalkan Belle sendiri di cafe tersebut.
Tidak lama kemudian Alech masuk ke cafe dimana Belle berada.
Wow aku tidak menduga bertemu Belle disini.
Dengan langkah yang bimbang Alech mendekati Belle yang tengah asik memandang River Thames serta sebatang rokok yang ia hisap.
"Hei, kita bertemu lagi." Alech memberanikan diri untuk menyapa Belle.
Mata Belle membulat kaget melihat Alech dihadapannya "H hai Alech, how are you?" tanya Belle gugup.
"Umm I'm good, bagaimana denganmu? oh bolehkah aku bergabung denganmu?" Alech mencoba untuk mengembalikan detak jantungnya yang sedari tadi berdegup sangat kencang.
"Siahkan, I'm good." Belle tersenyum canggung.
"Aku selalu datang kesini setiap pagi untuk sarapan dan memandangi River Thames."
"O oh, apa kamu bekerja didekat sini?" tanya Belle dengan penasaran, mengingat obrolan malam itu Alech mengatakan bahwa dia bekerja di bagian Graphic Design, membuat 3D untuk sebuah film animasi.
"Yep, kantorku didepan cafe ini. Lalu apa yang kau lakukan disini?"
"Ah i see.. Aku baru saja bertemu dengan pamanku." Belle tidak bisa menahan rasa gugup dan menghisap rokok dalam-dalam untuk mengurangi rasa gugup.
"Belle, kenapa kamu tidak membalas pesanku?" tanya Alech dengan wajah yang rumit.
"Damn! Maafkan aku Alech, aku tidak memperhatikan ponselku seminggu ini, karena ada yang harus aku lakukan, sungguh aku tidak berniat untuk mengacuhkan mu." dengan tergesa-gesa Belle mengambil ponselnya didalam tas.
"Don't worry Belle, aku hanya menanyakan tanpa maksud apa-apa." Alech tertawa melihat Belle yang semakin gugup.
"Sorry Alech, aku akan membalas pesanmu sekarang." Belle menunjukan mata memelas seperti anak kecil kepada Alech, yang membuat Alech merasakan desiran aneh dalam hatinya.
"Matamu cantik." gumam Alech yang terus menatap mata Belle tanpa berkedip.
"Sorry? Aku tidak mendengarnya." Belle tampak bingung dengan ucapan Alech, sebenarnya Belle mendengar apa yang Alech katakan namun ia hanya ingin memastikan.
"Nothing." Alech memalingkan wajahnya yang memerah dan menatap ke arah River Thames.
****
Perkembangan Isabella menjadi asisten Mr. Carl sangatlah pesat. Sudah seminggu lamanya Belle selalu mengikuti Mr. Carl keberbagai acara fashion.
Mr. Carl duduk di ruangannya yang penuh dengan manekin dan beberapa gulung kain, mencoba mencocokan warna untuk gaun yang akan dia buat untuk fashion show bulan depan.
"Bell tolong pilihkan warna yang cocok untuk memadukan lengan gaun ini." perintah Mr. Carl tanpa menoleh ke arah Belle yang sedang sibuk mengemas berkas miliknya.
"Paman lebih baik gaun biru langit malam ini dipadukan dengan biru muda transparan." Belle menatap manekin yang terbalut kain tersebut dengan serius.
"Amazing Belle! Kau mirip sekali dengan mendiang ibumu, cerdas dan penuh dengan inspirasi." Mr. Carl menutup mulutnya dengan telapak tangan seketika.
Belle hanya tersenyum getir, dia tidak tahu seberapa hebat kemampuan ibunya dalam dunia fashion, karena selama ibunya masih hidup, Belle tidak di perbolehkan masuk keruang kerja ibunya. Setelah ibunya meninggal, ayah Belle dengan cepat mengemasi semua barang milik ibunya.
"Belle, mungkin ini sudah saatnya, kemari dan duduk. Aku akan memberikanmu sesuatu yang sangat berarti untukmu, mungkin." Mr. Carl membuka brangkas dan membawa setumpuk kertas yang tebal dan meletakan dimeja persis dihadapan Belle.
Belle menatap bingung ke arah tumpukan kertas dihadapannya "Paman, apa ini?"
"Coba buka dan lihatlah, itu hasil karya mendiang ibumu, desaign baju dan gaun yang sangat luar biasa. Ayahmu memintaku untuk menyimpannya sampai kau benar-benar siap. Aku yakin sekarang kau sudah siap melangkah lebih jauh lagi."
Belle membuka selembar demi selembar kertas yang berisikan gambar luar biasa milik mendiang ibunya, lengkap dengan tanggal bulan dan tahun. Begitu indah dan hidup.
Mr. Carl menatap Belle dan menemukan setitik air disudut matanya, terlihat menahan tangis dan kerinduan akan ibunya.
"Paman, bolehkah..." Belle tercekat dan tidak sanggup meneruskan kata-katanya.
Mr. Carl mengerti apa yang akan dikatakan oleh Belle "Boleh, bawalah itu milikmu." sambil menepuk lembut kepala Belle, Mr. Carl berusaha untuk memecahkan situasi yang menyedihkan.
"Belle, aku memiliki tugas untuk kamu kerjakan, buatlah sepuluh gaun untuk acara ulang tahun perusahaanku tiga bulan lagi, tepat tanggal 14 Februari." Mr. Carl tersenyum ke arah Belle.
Dengan semangat Belle mengangguk "I will. Bolehkah aku membuat gaun yang sudah di design oleh ibuku?" tanya Belle dengan hati-hati.
"Boleh, buatlah semua gaun dari design milik ibumu, itu akan menjadi kejutan yang paling istimewa untuk ayahmu yang gila kerja itu." Mr. Carl terkekeh licik.
"Baiklah paman, aku tidak akan mengecewakan semua orang yang aku sayangi termasuk ibu." senyum Belle mengembang, dengan penuh semangat Belle pergi dari ruangan Mr. Carl hendak menuju ke cafe favoritnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments