Episode 2

Ayah langsung mendobrak pintu kamar Kak Mattew dengan wajah penuh amarah, membuat kami sampai terkejut setengah mati, aku tak menyadari kedatangan Ayah dan Ibu tiriku malam itu. Kami bahkan belum sampai melakukan kontak fisik secara mendalam tapi jika di pergoki dengan kondisi seperti itu sudah pasti mereka akan mengira kami melakukan hubungan terlarang.

Ibu tiriku yang masuk ke kamar Kak Mattew ia tampak begitu marah, dan kemudian mendekati Kak Mattew dan langsung menamparnya.

Pafff....

“Apa yang kau lakukan Mattew? Apa kau gila? Dia itu adikmu! ", Kata Ibu tiriku dengan keras dan tangannya gemetaran.

“ii..ibu ini tidak seperti yang kalian pikirkan “

Ibu tiriku langsung memotong pembicaraanku

“Diam!! Sudah berapa kali Ibu katakan jika kalian berdua itu sekarang kakak beradik tapi...tapi... mengapa...

Ibu tiriku langsung jatuh pingsan.

Ternyata ia memiliki penyakit jantung, kami semua tampak panik melihatnya jatuh.

Akhirnya Ibu tiriku di bawah ke rumah sakit dan di rawat disana, Dokter mengatakan jika Ibu Tiriku tak apa-apa hanya perlu beristirahat dengan cukup dan menjauhi segala aktifitas yang membuatnya syok.

“Maafkan aku Ibu, semua ini salahku... Dengan membayar dosaku aku akan lakukan semua perkataan dan perintahmu ibu “kata Mattew dengan penuh rasa penyesalan.

Aku tak mendengarkan percakapan mereka lagi, entah apa keinginan ibu tiriku pada kak Mattew yang jelas hari itu aku hanya ingin langsung pulang dan beristirahat.

Aku hanya di antar sopir Sampai dirumah, Saat berjalan menuju Kamar

aku melihat sekeliling ruangan itu, tiba-tiba wajah ibuku terbayang-bayang

Aku sangat merindukan Ibuku.

Aku terduduk diam di tangga dengan menangis sejadi-jadinya, mungkin jika dulu aku menangis pasti dari belakang ibuku akan membelai rambutku dan akan menenangkan pikiranku agar aku berhenti menangis, tapi sekarang berbeda.

Rumah ini memang tampak sama seperti dulu tapi sesungguhnya telah berubah, aku kecewa dengan kehidupanku seperti ini.

***

Keesokkan harinya suasana dirumah tampak kembali normal Seperti biasanya. Tapi setelah kejadian malam itu kak Mattew berubah drastis, ia bahkan sudah tak pernah menyapaku, membalas perkataanku, selalu mengacuhkanku, bahkan tak pernah melihat wajahku lagi, ia sungguh berubah. Aku sungguh kecewa dengan sikapnya, Sesekali aku mendengar dari Ibu jika dia baru saja dekat dengan seorang gadis, aku menahannya untuk tak menimbulkan keributan di rumah, ibu tiriku selalu mengingatkanku jika aku harus bertindak selayaknya seorang adik tiri yang baik.

Aku selalu berusaha untuk mendekati kak Mattew, tapi ia tak pernah mau merespon semua yang ku lakukan. Aku curiga mungkin ada yang di katakan Ibu tiriku saat masih di rumah sakit waktu itu, sampai Kak Mattew tak ingin berkomunikasi lagi denganku.

Suatu hari akhirnya gadis yang sering dibicarakan itu datang ke rumah untuk makan malam, namanya Indri gadis itu terlihat seperti seumuran denganku, orangnya baik ketika menyapaku, entahlah mungkin hanya cari muka semata. Ia terlihat begitu dekat dengan Kak Mattew, bahkan Ibu tiriku selalu mengatakan jika mereka berdua itu terlihat serasi ketika sedang bersama.

Terkadang ia menghampiriku dengan ramah sambil bertanya banyak hal tentang Kak Mattew tapi aku sungguh tak menyukainya.

“Hallo Wulan, kau pasti adiknya Kak Mattew.

Aku tak membalas sapaannya itu

“Apa kau tahu jika Kak Mattew memiliki seorang pacar? Sambungnya lagi.

Aku dengan judesnya menjawab perkataannya itu

“Mengapa tak kau cari tahu sendiri ?

Wajah Indri seketika itu terlihat jengkel mendengar jawabanku yang begitu menyebalkan. Jika bukan Ibu tiriku yang menenangkan suasana itu mungkin saja Indri sudah lari pergi ke hutan saat itu juga jika saling melawan Argumen denganku.

Aku tak peduli jika ia mengadu pada Ibu tiriku karena jelas-jelas aku tak begitu menyukai mereka berdua, Karena sejujurnya dia terlihat seperti wanita munafik di mataku.

Saat makan malam Indri terlihat begitu perhatian kepada Kak Mattew, ia mengambilkan nasi dan menaruhnya di piring Kak Mattew.

“Pasti kau akan menjadi istri yang baik untuk Mattew” kata Ibu tiriku dengan senyuman

“Terima kasih ibu “ kata Indri sambil tersenyum malu-malu.

Mereka hanya membahas tentang perusahaan orang tua Indri, kadang-kadang membicarakan tentang perjodohan kak Mattew.

“Indri jika kau akan di jodohkan dengan Mattew apakah kau mau? Tanya Ayah tiba-tiba.

“Tentu saja Paman, aku bersedia Kak Mattew orang yang baik. Aku rasa semua wanita ingin menikah dengan Pria seperti Kak Mattew” kata Indri dengan senyum malu-malu.

“Bagaimana denganmu Nak? Tanya Ibu tiriku kepada kak Mattew.

Tentu aku menanti-nantikan jawaban kak Mattew aku berharap jika ia menolaknya.

“Terserah ibu saja “kata Mattew dengan Wajah datar, tetap focus dengan makanannya.

“Baguslah kalau begitu “kata Ayah.

Seolah pertanyaan itu belum juga di jawab Indri pun bertanya

“Bagaimana dengan Wulan? Apakah ia akan dijodohkan juga? tanya Indri membuat Ayah dan Ibu tiriku terdiam sambil memandang ke arahku.

“Aku tak pernah berniat untuk menikah dan aku tak tertarik sama sekali dengan Perjodohan bodoh, “kata Wulan dengan Judes.

“Hahaha.. Jangan bercanda Wulan, bisa-bisa kau akan dijuluki “Perawan tua” jika tak berniat untuk menikah “kata Indri sambil tertawa terbahak-bahak.

“Ku rasakan kau benar “kata Wulan dengan wajah datar.

“Lolucon mu itu tidaklah lucu

sama sekali“, kata kak Mattew

Wulan langsung menghentikan aktifitas makannya, lalu berdiri dan beranjak pergi ke kamarnya.

“Aku sudah tak bernafsu makan lagi “ kata Wulan langsung ke atas kamarnya.

“Wulan tunggu... kata Ibu dari belakang tapi Wulan tak memperdulikannya.

“Biar aku yang menyusul Wulan Paman, aku ingin meminta maaf kepadanya soal ucapanku tadi ", Kata Indri dengan nada menyesal.

Aku tak menyangka jika Indri datang ke kamarku, tanpa permisi dulu, ia langsung masuk ke kamarku dengan seenaknya.

"Wulan apa kau marah padaku soal tadi?", Kata Indri dengan lemah lembut.

Aku tak menjawabnya.

Karena merasa kesal di acuhkan Indri mendekatiku di atas ranjang.

“Dengarkan aku Wulan! Jangan pernah kau bersikap kurang ajar seperti itu padaku! Kata Indri sambil menjambak rambutku.

“Ahh sakit Indri! Mengapa kau menarik rambutku? “tanya Wulan sambil menahan tangan indri yang menarik rambutnya.

Indri hanya tersenyum senang mendengar perkataan Wulan

“Apa kau pikir aku akan tinggal diam saat kau bersikap kurang ajar seperti itu padaku?

Aku sudah banyak mendengar tentang Kebusukanmu dari Ibu Wulan, aku tahu jika kau menyimpan perasaan kepada kakak tirimu itu! Biarkan aku mengingatkan padamu! Sebentar lagi Kak Mattew akan menjadi milikku jadi jangan macam-macam padaku! Kata Indri sambil menghempaskan tubuh Wulan sampai jatuh ke lantai.

“Baguslah kau menunjukkan wajah aslimu padaku! Aku tahu betul jika kau bukan gadis yang baik, dan mengenai perasaanku pada Kak Mattew itu bukanlah urusanmu Indri, kau bukan siapa-siapa di hatinya”, kata Wulan

Indri mendekati Wulan yang terduduk di lantai kemudian memegang dengan kasar dagunya.

“Kau benar, aku bukan gadis yang baik. Tapi sebentar lagi gadis yang tidak baik ini akan menjadi kakak iparmu, aku tentu akan menjadi satu-satunya wanita yang dapat membuatnya jatuh cinta “, kata Indri sambil menatap sinis ke arah Wulan.

***

Terpopuler

Comments

Yohana Missa

Yohana Missa

kena aku Uda tampar dia,yng kasar banget jdi orang

2020-07-06

0

Dina Ambar

Dina Ambar

Seru

2020-05-21

0

Nadia Riska

Nadia Riska

Geregetan

2020-05-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!