Episode 4

Sebulan kemudian aku akhirnya dapat di terima di salah satu Universitas yang dekat dengan rumahku, tentu saja Ayah dan ibuku berharap jika aku bisa belajar di rumah saja dan mereka akan menyewa beberapa dosen terbaik untuk mengajariku. Tapi aku dengan keras kepadanya menolak, aku memiliki alasan yang begitu tepat agar mereka dapat memperbolehkanku untuk kuliah di Universitas. Aku selalu mengatakan jika seorang berpenyakit mental sepertiku harus memperbanyak kegiatan di luar rumah agar cepat sembuh, dan dengan segala bujukan yang ku lakukan akhirnya Ayahku mengizinkan ku.

"Tenang saja ayah, kau tidak perlu khawatir. aku akan bersikap baik nanti disana", kata Wulan bermohon dengan Wajah memelas.

"Berjanjilah jika kau tak akan menimbulkan masalah disana Wulan, aku mengizinkanmu bukan berarti akan membiarkan kau berkeliaran sesuka hatimu", kata Ayah dengan tegas

"Yah terserah Ayah saja", kata Wulan beranjak pergi meninggalkan Pak Iskandar.

aku tahu kalian mencemaskanku bukan takut jika nanti aku terluka melainkan takut dengan Nama keluarga yang terhormat ini tercoreng gara-gara gadis gila seperti ku, tenang saja lagipula apa yang bisa aku lakukan selain belajar disana.

***

Aku dapat berkuliah dengan baik tentu saja di bantu oleh kedua sahabatku Fernanda dan Arselia, mereka berdua memang yang paling mengerti dengan keadaan ku yang sakit saat di tinggal menikah bukan hanya sakit hati tapi sakit jiwa dan raga, itu selalu menjadi candaan yang mereka lontarkan padaku.

Sampai detik ini aku belum juga bisa menemukan cinta sejatiku, entahlah mungkin itu datang terlambat atau memang tak akan pernah datang. Aku tak memperdulikannya lagi, karena sudah cukup sakit yang kurasakan selama ini, memulihkan dari sakit hatiku itu memang tak mudah makanya aku tak berani untuk membuka pintu hatiku pada siapa pun.

Saat aku mulai berkuliah orang tua ku mengirim seorang dokter Psikiater khusus untuk merawat penyakitku agar cepat membaik, kadang-kadang aku sering melawan keinginan mereka, aku selalu mengatakan pada ayahku jika aku tak gila sampai harus di bawah dokter khusus.

Aku cukup sedih melihat mereka menatapku seperti orang yang tidak waras, tidakkah satu orang saja mengerti dengan perasaan ku selama ini? tapi lupakanlah aku tak memperdulikannya lagi

Saat Kak Mattew pindah ke rumahnya sendiri bersama dengan Indri aku tinggal bersama dengan ayah dan ibu tiriku. Ingin rasanya aku tinggal sendirian di rumah kecil yang sederhana tanpa harus bertemu dengan kedua orang ini. Hampir setiap harinya aku tak merasa semangat lagi untuk hidup, perasaanku hanya dikelilingi dengan mati rasa. Kalian tentu belum pernah mendengar orang penyakit mental yang bernama Anhedonia sepeti yang ku alami sekarang, aku juga dulu tak mengetahuinya.

Tidak hanya obat-obatan yang di resepkan untuk ku minum setiap hari tapi ayahku juga menyuruhku untuk di terapi elekrokonvulsif, terapi itu untuk gangguan mental menggunakan listrik yang di alirkan ke tubuh, kalian dapat membayangkan jika di terapi hampir setiap hari seperti itu. Aku tak dapat menahannya, aku sungguh tak bisa untuk di perlakukan gila seperti itu, tetapi kata ayahku itu merupakan perawatan yang paling efektif untuk mengatasi depresi.

Aku selalu di beri hiburan seperti di ajak jalan-jalan ke tempat wisata, tempat hiburan, kadang-kadang pergi berlibur ke luar negeri sebelum kuliah di mulai nanti. Tapi aku tak pernah merasa senang sedikitpun, sepertinya aku tak bisa merasakan apa-apa.

Aku sempat berdoa kepada Tuhan jika nanti bertemu dengan orang bisa menyembuhkan penyakitku aku akan sangat berterima kasih kepadanya, jika ia seorang laki-laki aku berjanji akan menikah dengannya, dan jika ia seorang perempuan aku akan menganggapnya sebagai saudariku dengan baik.

Jadwal perkuliahanku pun dimulai seperti hari-hari sebelumnya, dimana aku datang cepat tanpa terlambat dan langsung pulang setelah selesai mata kuliah, kata Dokter Anggara aku harus selalu menyibukkan diriku melakukan segala aktifitas untuk menghilangkan depresiku terutama menyuruhku selalu berpikir positif, seperti berolahraga, bersosialisa ke lingkungan-lingkungan baru, dan dia tidak mengizinkan ku jika mendengar lagu sentimental, sebaliknya ia sering menyuruhku mendengarkan lagu semangat, anehnya ia merekomendasikan diriku untuk mendengarkan lagu-lagu dari artis Korea.

"Wulan apa kau kenal dengan Artis Korea BTS? BLACKPINK? SNSD? SUPER JUNIOR?", Tanya Anggara dengan semangat sambil memperagakan layaknya artis korea.

Tapi dengan jahatnya aku hanya menjawabnya dengan singkat tanpa ekspresi Wajah sama sekali.

"Tidak...

"Biar ku putar lagu mereka agar kau dapat mengenal setiap member-member yang ada di BTS, sebagai ganti aku mempromosikan dunia k-pop kepada mu", kata Anggra dengan ceria.

tapi keceriaan itu tak menular seperti bayangannya. Gadis itu hanya diam dan memandang Anggra dengan ekspresi dingin.

Dokter Anggra dengan Antusias menunjuk setiap anggota member yang sedang Sibuk menari itu, yang terlihat jelas di layar Handphone.

"Ini namanya Jungkook, Jimin, Suga, J-Hope, Jin, V, dan Namjoon, Ah sebentar Selanjutnya masih ada BLACKPINK yang ini namanya..

"Kak Anggra bisakah kita pulang?", kata Wulan dengan ekspresi datar.

Gadis itu tidak tertarik.

"Ba.. baiklah

Semangat Anggra ini tidaklah buruk seperti dugaanmu, gadis ini pasti akan cepat berubah dengan segala usaha yang akan kau lakukan pokokknya semangat jangan cepat menyerah gumam Anggra Dalam hati.

***

Kemanapun aku pergi dan berada Dokter Anggara selalu di sisiku, sesungguhnya dia orang yang baik, tampan, penyabar, dan terlebih khusus ia sungguh mengerti dengan setiap situasi yang kurasakan bahkan yang ku inginkan sekali pun.

Dokter Anggara selalu mengingatkanku dengan kata-kata yang selalu sama persis

“Ingat Wulan kau harus selalu semangat sab tersenyum dalam melakukan setiap Aktifitas mu dan Jangan lupa untuk bersyukur “kata Dokter Anggara sambil memegang pundakku.

“Baiklah Kak Anggra Terima kasih”kata Wulan dengan nada tanpa emosi.

Aku sengaja memanggil namanya dengan singkat karena namanya sungguh panjangm menurutku, agak sedikit rumit jika di panggil dengan sebutan Anggara.

Dokter Anggara hanya bisa menghela nafasnya, ia memahami dengan kondisi Wulan yang hanya membalas kata-kata yang singkat tanpa emosi sekalipun.

Apa aku bisa menyembuhkan penyakit Anhedonia mu ini? Tapi setidaknya kau tidak sama dengan pasien-pasien lain yang suka marah-marah dan Berteriak Histeris.

Tiba-tiba muncul keraguan di pikiran Anggara. Karena seperti yang ia Lihat jika penyakit gangguan mental Wulan tidaklah mudah untuk di sembuhkan.

*Pak Iskandar pasti memiliki alasan mengapa sampai ia memilih ku sebagai Dokter khusus untuk menangani penyakit gadis ini. Aku yakin ini bukan sebuah kebetulan semata.

Pokoknya aku Harus semangat. yah itu benar semangat*!!!

memberi Semangat pada diri sendiri mungkin adalah hal yang paling baik, ketika tidak ada seorang pun yang mendukungmu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Sekar Prames

Sekar Prames

kok kayak membaca cerita gini...luruuuuus..aja kayak jalan tol...
kok jadi males nerusin...
apa episode" selanjutnya menarik..???

2021-07-17

0

nafiah

nafiah

author ngomong ngomong dokter nya nama nya siapa kog cakep banget

2020-06-18

1

Ratna Sari Jewel

Ratna Sari Jewel

dokter ganteng bingitz

2020-05-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!