...ENJOY...
.......
.......
.......
.......
Pukul 3 sore Zoya sudah memarkirkan mini cooper nya di depan sekolah Zen. Zoya berdiri menyenderkan badan pada body mobilnya. Ini adalah sekolah yang setiap hari ia dan Zen datangi, dulu. seberkas ingatan kembali terulang dalam pikiran nya.
Disekolah inilah sosok Zen selalu menjaga nya dengan baik. Meskipun mereka berbeda grade, tapi Kak Zen nya selalu saja menemani dirinya, baik waktu istirahat makan siang atau pun sekedar untuk mendengarkan Zoya menggesekkan senar Biola di waktu senggang mereka berdua.
Zen adalah yang terbaik. Selalu ada untuk dirinya.
Selalu menjadi fans nomor satu Zoya. Bahkan apapun yang Zoya perlukan, Zen lah yang lebih tau.
Tidak ada kakak yang seperti Zen bagi Zoya.
Meskipun Zen sudah lama tak ingin bicara pada Zoya, tapi Zoya tidak pernah bisa marah pada kakak terbaiknya itu.
Tapi itu adalah cerita masa-masa sekolah nya. Masa-masa dimana Kak Zen nya selalu menjadi ksatria bagi Zoya.
Jika di ingat kembali, Zoya akan sangat merindukan pria menyebalkan itu. Apa kabarnya saat ini..? Zen bahkan tidak menepati Janjinya pada Zoya. Benar-benar menyebalkan. Seperti nya U.K membuat Zen melupakan semua tentang Zoya.
Tidak hanya Zen, bahkan sekolah yang sedang di tatapi nya saat inipun, ada banyak hal yang berubah di sana.
"Huh!! Apa yang aku pikirkan..? biarkan saja pria menyebalkan itu!" Zoya menepuk-nepuk pipinya. Zoya melihat jam di tangannya, seharusnya saat ini Ken sudah keluar dari kelas, tapi bocah itu tak kunjung juga menampakan diri.
Membuat Zoya harus melangkahkan kakinya untuk mencari sendiri dimana sebenarnya bocah itu sedang berada saat ini.
...❄️❄️...
Sementara Zoya mencari keberadaan Ken, sudah begitu banyak murid sekolah tersebut yang berhamburan keluar dari dalam kelas. Zoya melewati koridor menuju keruang kelas adik nya.
"Maaf, kakak mau tanya, apa kalian melihat Ken..?" tanya Zoya pada seorang murid laki-laki yang ia tau seangkatan dengan adik nya.
"Ken...? Tadi aku melihatnya di sana bersama dengan kakak-kakak dari Grade 9." Tunjuk nya pada salah satu koridor yang Zoya tau betul itu adalah arah menuju ke Gudang dan juga perpustakaan.
"Baiklah, terima kasih." Zoya pun pergi mengikuti arah yang telah di beritahukan padanya. Ia melewati beberapa kelas yang saat ini tengah kosong.
"Rajin sekali bocah itu saat seperti ini masih di perpustakaan..!" oceh Zoya seraya berjalan.
Zoya membuka pintu perpustakaan, dan melihat ke dalamnya. Terlihat sepi. Mungkin karena perpustakaan itu memang cukup besar.
"Mbak permisi. Apa ada murid bernama Ken samudera yang belajar disini..?" Zoya terlalu malas untuk menjelajahi ruangan yang cukup besar itu, alhasil lebih baik ia bertanya langsung pada penjaga nya.
Penjaga perpustakaan tersebut membuka laptop di depannya dan mencari nama "Ken Samudera" seperti yang Zoya sebutkan.
"Ken samudera, ada mbak tadi pagi pukul 9.30." katanya membaca informasi yang tertera di sana.
"Bukan tadi pagi. Maksud ku saat ini." kata Zoya lagi menjelaskan. "Untuk jam saat ini tidak ada nona, hanya tadi pagi."
"Baiklah kalau begitu. Terima kasih." Zoya meninggalkan perpustakaan sambil bertanya-tanya dalam hatinya.
"Kalau bukan di perpustakaan lalu dimana,..? Gudang..? apa yang bocah itu lakukan di sana..? Aku tau dia sangat menyebalkan, tapi tidak mungkin kan kalau...??
Zoya mempercepat langkah kakinya. Ia menuju Gudang tua yang dulu sering digunakan nya untuk bersembunyi jika ia sedang merasa bosan dan jenuh disekolah. Tapi dulu gudang itu tidak seberantakkan saat ini.
Saat mendekati gudang. Zoya mendengar suara-suara yang cukup familiar di telinga nya. Suara ancaman. Zoya mengintip sedikit di balik tembok memastikan apa bocah kecil nya itu memang berada di sana.
"Hey.. cepat minta maaf..!! apa ini yang Dady mu ajarkan..? tidak sopan pada senior mu..? kau terlalu sombong!!
Bruukk..
Salah seorang senior mendorong Ken hingga terperosok ke lantai.
HA-HA-HA..
Mereka mentertawakan Ken yang diam saja saat sudah terjatuh ke lantai yang kotor dan berdebu.
"Lihat.. bocah ini tidak bisa apa-apa..! mulutnya tidak bisa di pakai. Coba lihat, dia tuan muda yang sangat tidak tau cara menggunakan mulutnya." Sialan. "Cepat minta maaf..!" Teriak bocah lain nya.
Zoya mengamati dari tempat nya berdiri saat ini. Ia sangat geram saat melihat adik kecilnya di perlakukan seperti ini, namun Zoya tak ingin gegabah, perbuatan seperti ini tidak akan selesai, hanya karena Zoya memarahi atau membalas mereka.
Zoya harus memberikan efek jera pada anak-anak nakal itu. Semua yang terjadi tidak luput dari sorotan kamera yang ia pegang di tangan nya, dengan ini Zoya akan punya senjata dan bukti sekaligus.
Zoya melihat Ken mengepalkan tangan nya, tapi tetap tidak ingin bersuara hanya menatap nyalang pada ketiga kakak seniornya. Zoya masih diam memperhatikan.
''Pengecut! apa Mommy dan Dady mu tidak mengajarkan mu cara untuk bicara dan minta maaf..?" Laki-laki itu mengayunkan tinjunya, hendak menghantam Ken.
"Bukan kah kalian yang terlalu pengecut..?" Zoya bersuara dari tempatnya. Ia berdiri dengan santai sambil melipat tangan di depan dadanya.
Ketiga senior itu melihat ke arah Zoya. Zoya berjalan perlahan ke arah mereka. Sementara Zen segera bangkit berdiri dari tempat ia sebelumnya terjatuh.
"Apa masalah kalian dengan orang yang kalian katakan sebagai tuan muda ini ?" tunjuk nya mengangkat dagu.
"Ini bukan urusan kakak. Pergi saja. Bocah sombong ini terlalu angkuh, dia harus di beri pelajaran!" ucap seorang menatap marah, lalu menghardik Zoya.
"Benarkah..? Pelajaran seperti apa..? Apa seperti yang barusan kalian lakukan..?" Zoya semakin mendekati mereka, dan mengayun-ayunkan ponselnya.
''Pergilah kak.. ini urusan kami..!"
Zoya menggelengkan kepala nya tertawa kecil. Ketiga senior Ken menatap Zoya heran.
"Apa kalian tau, yang aku dengar tidak hanya tuan muda dari keluarga Wijaya yang sangat angkuh dan juga keras kepala. Ku dengar nona muda dari keluarga itu juga sama, bahkan lebih angkuh dan sedikit berbahaya." Zoya memelankan suara nya menatap tajam pada ketiganya. Ketiga murid senior itu terlihat sedikit ragu saat mendengarkan Zoya.
"Kami tidak peduli. Jangan ikut campur ini urusan kami..!' Salah seorang dari mereka bersuara menentang kata-kata Zoya.
"Hah! Benarkah..? Baiklah itu terserah kalian. Ini urusan kalian, itu benar. Tapi sebagai nona muda dari keluarga wijaya, kalian harus tau anak nakal."-- Zoya menajamkan suaranya.
"aku tidak akan membiarkan hal ini begitu saja. Teruskan saja! Maka setelah ini, kalian harus mengucapkan selamat tinggal, karena kalian semua akan di keluarkan dari sekolah ini dan aku pastikan akan membuat kalian bertiga tidak akan di terima disekolah manapun." Zoya memutar rekaman yang ada di tangan nya.
"Kau...?"
"Bukan kah sudah ku katakan sebelumnya, nona muda di keluarga itu lebih keras kepala. Apa lagi saat kalian menyentuh tuan muda yang sangat berharga ini.." Zoya melirik ke arah Ken yang saat ini wajahnya tengah memerah malu.
Sedetik kemudian ketiga murid senior itu berlari meninggalkan Ken dan Zoya. "STOP...!" Zoya berteriak cukup nyaring, sehingga ketiga nya juga langsung berhenti di tempat.
"Kemari!" Zoya memerintahkan ketiga nya untuk berbalik. "Bukankah kalian sudah belajar sopan santun dan etika sebagai seorang senior..?" Ketiganya mengangguk-anggukkan kepala menjawab Zoya.
"Kalau begitu, bisa kalian berikan contohnya pada tuan muda keluarga kami, apa yang seharusnya kalian lakukan setelah kejadian tadi..?" Zoya menyeringai dengan tatapan mengancam.
Ketiga nya segera membungkukkan badan,
"Kami minta maaf. Kami benar-benar minta maaf, maafkan kami, kami sudah melakukan kesalahan..!" ucap ketiganya serempak.
Zoya tersenyum menyeringai. "Bukan kah kau juga harus melakukan hal sama, tuan muda..?" Zoya melirik pada Ken yang memalingkan wajahnya.
"Aku minta maaf." kata Ken dengan nada ketusnya.
Setelah itu, ketiga Senior itu berlari cepat meninggalkan tempat itu.
Jangan salah tentang Zoya. Ia bisa menjadi sosok yang kejam, setelah belajar melihat Dady nya saat menghadapi para kolega atau pun saingan perusahaan ZOYA's Group. Apalagi jika hanya menggertak anak bau kencur seperti saat ini. Perkara mudah.
"Ayo kita pulang..!" Zoya berjalan mendahului Ken tanpa sepatah katapun. Ken segera mengambil ransel yang tergeletak di lantai dan menyusul langkah kaki Kakak perempuan nya.
Apa ini hari keberuntungan, atau malah sebaliknya?
...❄️...
...❄️...
...❄️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Aqiyu
war biasa
2022-11-18
0
Maria Jamila
OMG....
sosok Zoya keren bingit kl lg marah. warisan Sifat dingin Dadynya tuh.
2021-01-23
1
Shakila Rassya Azahra
zoya keren..aku suka ceritamu thor sangat bagus 😘
2020-12-01
1