Ayah Untuk Putri Ku

Ayah Untuk Putri Ku

kisah sebelum Nara terlahir.

Seorang gadis tengah menangis di dalam bilik kamar mandinya, ia mengutuk dirinya sendiri setelah mendapatkan dua garis merah dalam testpack yang ia pegang. Dengan satu tangan menutup mulut. Jennie Elvira meredam suara tangisnya agar tidak keluar dari mulutnya.

Memang benar, semua orang harusnya bahagia saat tahu dirinya hamil, namun tidak bagi Jennie, ia masih duduk di bangku sekolah Menengah Atas. Tidak mungkin ia bisa menerima kehamilan ini. Terlebih-lebih ia masih terbilang siswa tingkat pertama, masa depannya masih panjang. Masih terlalu dini bagi Jennie untuk menjadi seorang ibu.

Tok...tok...tok...

Seseorang mengetuk pintu kamar mandi itu sehingga membuat Jennie sedikit terkesiap.

"Jennie, masih lama di dalam nak?" seru ibu Sukma, ibunda dari Jennie. Jennie pun mengusap air matanya. Berusaha menormalkan suaranya.

"I... Iya bu, Jennie sudah selesai kok." jawab Jennie dari dalam tandas itu.

"Ya sudah cepat ya. Sudah siang soalnya, kau bisa terlambat sekolah nanti." ucap Ibu sukma dari luar.

Di dalam tandas itu Jennie kembali terisak tanpa suara selama beberapa detik, lalu berusaha menguatkan hati Dengan menghela nafas sejenak. "Aku harus menemui kak Andi. Walau akhir-akhir ini dia sudah mulai menghindari ku, namun ia harus tahu kehamilan ku ini." gumam Jennie.

Ia pun mencuci mukanya kembali, berusaha menghilangkan bengkak di matanya.

Pagi itu langkahnya sangat lunglai, ia berjalan menuju gerbang sekolahnya. SMA Budi Luhur. Tepat dimana dirinya menimba ilmu. Sekolah paling Favorit di kota itu, dulu dirinya sangat berusaha keras, belajar siang dan malam demi bisa lolos dan masuk sebagai siswa di sekolah itu.

"Jennie—" Seru seseorang di belakang, Jennie pun menoleh.

"Tiara?" gumamnya sembari tersenyum. Tiara pun merangkul Jennie, ya dia teman ter akrabnya di kelas, mereka pun duduk bersebelahan.

"Jennie, kau sudah mengerjakan tugas Fisika?" tanya Tiara.

"Iya sudah," jawabnya lirih.

"Aku boleh meminjam buku tugas mu tidak? Aku belum mengerjakannya. semalam aku keluar dengan kekasih ku." tuturnya, Jennie pun mengangguk, lalu menghentikan langkahnya, dengan cepat ia membuka resleting tasnya dan mengeluarkan buku tugas itu.

"Ini." ucap Jennie sembari menyerahkan bukunya, Tiara sedikit bingung biasanya temannya itu sangat alot jika dirinya meminjam buku tugasnya.

"Ini, ayo ambil." ucap Jennie.

"Semudah itu kau meminjamkannya?" tanya Tiara.

"Kau tidak mau, ya sudah." ucap Jennie yang hendak memasukan kembali bukunya. Tiara menahannya cepat.

"Iya mau Jen, maaf aku hanya heran saja, semudah itu kau meminjamkan buku ini. Biasanya kau akan menceramahi ku untuk berusaha sendiri tanpa mencontek mu." ucap Tiara, kini buku tugas Jennie sudah berpindah tangan. Dan Jennie pun melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan ucapan Tiara.

Keduanya kembali melangkah masuk kedalam pintu gerbang, di mana ada beberapa guru dan anggota OSIS yang bertugas di sana untuk menyambut para murid yang baru saja tiba.

"Jennie, kau kenapa?" tanya tiara.

"Kenapa? Memang aku terlihat tidak sehat?" tanya Jennie.

"Bukan begitu, kau itu biasanya ceria dan cerewet, hari ini kau banyak diam?" ucap Tiara, Jennie pun menghentikan langkahnya.

"Tiara, kau masuk ke kelas dulu ya. Aku? Mau ke kelas, dua belas IPS 3 dulu." ucap Jennie.

"Jen, Kau masih pacaran sama kak Andi?" tanya Tiara.

"Iya, memang kenapa?" tanya Jennie.

"Jen, maaf aku pikir kau sudah tidak pacaran dengannya karena akhir-akhir ini kau sudah tidak terlihat dekat lagi dengannya. Dan lagi kemarin aku melihat?" Tiara menghentikan ucapannya.

"Melihat apa?" tanya Jennie.

"Aku melihat kak Andi pulang bersama kak Felicia. Dan tidak hanya itu, aku juga pernah melihatnya jalan dengan perempuan lainnya." Deeeeeg, Jennie mematung.

Ia berusaha tersenyum. "Tiara, mungkin mereka hanya berteman, ya sudah ya aku harus menemui kak Andi dulu." ucap Jennie. Ia berjalan cepat naik ke lantai tiga menuju kelas dua belas.

Di depan kelas dua belas IPS3 itu Jennie menatap keseluruhan penjuru kelas. Dan ia tidak menemukan Andi di sana.

Seseorang keluar dari kelas itu, dan dengan cepat Jennie menahannya.

"Ma.. Maaf kak, boleh bertanya, kak Andi di mana ya?" tanya Jennie.

"Emmm, mungkin di gudang belakang sekolah bersama teman-temannya, dia biasa nongkrong di sana." ucapnya.

"Begitu ya, ya sudah terimakasih ya kak." ucap Jennie, ia pun melenggang pergi dengan cepat menuruni anak tangga, menuju gudang belakang sekolah. Di sana ia berpapasan dengan tiga orang teman Andi.

"Kak maaf, apa kalian melihat Kak Andi?" tanya Jennie. Seseorang yang bernama Dicky menyentuh rambut Jennie dan mengendus nya.

"Wangi sekali sih rambut mu dek." ucap Dicky. Jennie pun menghindari wajah yang sangat dekat itu.

"Maaf kak, aku harus pergi." ucap Jennie menghindari mereka bertiga. Melanjutkan langkahnya menuju gudang belakang sekolah.

Di dekat gudang itu Jennie menghentikan langkahnya. Ia mendengar suara Andi dan seorang wanita.

"Mau ya." ucap Andi.

"Tidak mau kak, kakak kan pacar Jennie." ucap gadis itu.

"Aku sudah putus dengannya, kau tahu aku sangat menyukai mu, bahkan cinta ku jauh lebih besar pada mu Selly."

"Masa? Orang bilang Jennie kan gadis paling cantik se angkatan ku."

"Itu kata orang sayang, bagi ku kau yang paling cantik." tutur Andi, yang langsung mendekati wajah Selly dan mencium bibirnya.

Di balik pintu itu Jennie mengepalkan tangannya, air mata yang tertampung pun jatuh.

'Kenapa? kenapa aku harus melihat ini saat aku sedang mengandung anaknya?' Jennie pun memutuskan untuk pergi dari tempat itu, sesaat langkahnya terhenti, ia terisak, tangannya meremas bagian perutnya itu.

"Kenapa aku harus hamil? Hamil dari pria seperti Andi?" tangis Jennie masih di area belakang sekolah, Jennie berjongkok di sana.

'Kau jahat sekali kak Andi, kau jahat sekali.' batin Jennie yang terus terisak itu. Rasanya sungguh sesak, bagaimana ia bisa memberitahukan kondisinya itu. Sedangkan Andi sendiri sudah tidak lagi menganggapnya sebagai kekasih. Tak lama ia mendengar bel masuk kelasnya, Jennie pun mengusap air matanya dan beranjak dari posisinya itu, melangkahkan kakinya menuju kelas.

Di dalam kelasnya Jennie terus melamun, ia sama sekali tidak fokus dengan materi yang tengah di jelaskan guru mapel tersebut.

Setelah bel berdering, Jennie pun beranjak, dengan tatapan nanar itu Jennie kembali menghampiri Andi di kelasnya.

Di depan kelas itu Jennie melihat Andi hendak keluar dengan Teman-temannya.

"Ka Andi, aku ingin bicara."

"Bicara apa, sudah sana pergi saja, aku sudah tidak ada urusan dengan mu." Andi melewati Jennie begitu saja. Jennie berusaha menahannya dengan cara memegangi lengan Andi.

"Ku mohon kak Andi"

"Lepaskan tangan ku, kita sudah tidak ada hubungan apapun." ucap Andi.

"Kak Andi? Kenapa kau memutuskan hubungan kita secara sepihak seperti ini, apa salah ku?" Seru Jennie, Andi pun melihat ke sekeliling dimana banyak siswa-siswi lain yang diam-diam menonton mereka.

"Ck!" dengan kasar Andi meraih pergelangan tangan Jennie dan membawanya pergi dari tempat mereka berdiri tadi.

Terpopuler

Comments

Femy Pantow

Femy Pantow

nyimak ...tp kasihan jg si jeni

2024-03-01

0

Hani Ekawati

Hani Ekawati

Kok aku baru engeuh ada karya kak imut yang ini ☺️😁 lagi kangen ka imut, aku klik dipencarian barangkali kak imut up karya baru setelah kisah Arga dan Arum selesai, eh ternyata ada kisah Jenni.

2023-03-16

1

Dewi Nurmalasari

Dewi Nurmalasari

mo cakep gimana pun klo uda dapetin yg andi mau n jadi bekas , pasti nilai nya kurang,, hikksss semangaat jennie

2022-04-13

1

lihat semua
Episodes
1 kisah sebelum Nara terlahir.
2 pria yang mencampakkan ku
3 pembuktian cinta yang membawa petaka.
4 kak Alvian (bagian 1)
5 kak Alvian (bagian 2)
6 ketidakadilan dunia
7 bisikan teman kelas
8 keinginan menyesakkan Andi bagi Jennie.
9 hadiah dari ayah
10 rahasia yang di ketahui ayah
11 keangkuhan keluarga Andi
12 keangkuhan keluarga Andi (2)
13 kekecewaan seorang ayah
14 kunjungan Kak Alvian kerumah Jennie.
15 hadirnya Nara
16 waktu yang terus berjalan.
17 keputusan untuk mandiri
18 keputusan untuk mandiri (2)
19 bertemu Tuan Muda malang.
20 gadis manis.
21 pertemuan menyesakkan.
22 keinginan Nara
23 bos aneh
24 membaca komik
25 stalker
26 mengenal pribadi Andi.
27 percakapan pertama Andi dengan Nara
28 roti lapis
29 fakta tentang Jennie yang baru di ketahui Excel.
30 kegundahan Excel.
31 malaikat penolong
32 kelam
33 aku bukan wanita penggoda.
34 panggil aku ayah.
35 Bos Medit
36 makan es krim
37 PR Nara.
38 menggila
39 permohonan Andi.
40 jurang penyesalan.
41 Nara bolos sekolah
42 sahabat lucknut
43 Menyusul Nara
44 ungkapan hati Andi, dan pertemuannya dengan Excel
45 pengumuman Hiatus
46 masa lalu Excel
47 Masa lalu Excel 2
48 cinta yang sudah kau lebur.
49 perasaan yang harus di ungkapkan
50 lihat aku
51 keluar dari lingkaran hitam
52 hati yang bimbang
53 pernyataan cinta
54 terkilir
55 ungkapan hati Excel
56 duka Andi
57 cucu kandung ibu
58 penyakit yang di idap Andi
59 panggil aku mas
60 bakso pedas
61 pertandingan catur bagian 1
62 pertandingan catur bagian 2
63 jangan kau sentuh putri ku
64 harapan yang semoga terwujud
65 pertemuan Andi dengan pak Ridwan
66 gagalnya rencana Arya
67 Arya yang licik
68 Duel Andi dan Arya
69 Ayah Nara.
70 Drama pesan Chat
71 di terima
72 tanda tanya, tentang penyakit Andi
73 mengetahui penyakit Andi
74 kau pilihan ku
75 jagalah mereka
76 Balita dewasa, Bu Miranda.
77 stempel cinta dari Mamih.
78 ucapan selamat dari Andi
79 Hari yang di nanti
80 mengunjungi Andi.
81 ku pinjam istri mu
82 hal buruk
83 berkabung (ending chapter)
84 Info Novel baru
Episodes

Updated 84 Episodes

1
kisah sebelum Nara terlahir.
2
pria yang mencampakkan ku
3
pembuktian cinta yang membawa petaka.
4
kak Alvian (bagian 1)
5
kak Alvian (bagian 2)
6
ketidakadilan dunia
7
bisikan teman kelas
8
keinginan menyesakkan Andi bagi Jennie.
9
hadiah dari ayah
10
rahasia yang di ketahui ayah
11
keangkuhan keluarga Andi
12
keangkuhan keluarga Andi (2)
13
kekecewaan seorang ayah
14
kunjungan Kak Alvian kerumah Jennie.
15
hadirnya Nara
16
waktu yang terus berjalan.
17
keputusan untuk mandiri
18
keputusan untuk mandiri (2)
19
bertemu Tuan Muda malang.
20
gadis manis.
21
pertemuan menyesakkan.
22
keinginan Nara
23
bos aneh
24
membaca komik
25
stalker
26
mengenal pribadi Andi.
27
percakapan pertama Andi dengan Nara
28
roti lapis
29
fakta tentang Jennie yang baru di ketahui Excel.
30
kegundahan Excel.
31
malaikat penolong
32
kelam
33
aku bukan wanita penggoda.
34
panggil aku ayah.
35
Bos Medit
36
makan es krim
37
PR Nara.
38
menggila
39
permohonan Andi.
40
jurang penyesalan.
41
Nara bolos sekolah
42
sahabat lucknut
43
Menyusul Nara
44
ungkapan hati Andi, dan pertemuannya dengan Excel
45
pengumuman Hiatus
46
masa lalu Excel
47
Masa lalu Excel 2
48
cinta yang sudah kau lebur.
49
perasaan yang harus di ungkapkan
50
lihat aku
51
keluar dari lingkaran hitam
52
hati yang bimbang
53
pernyataan cinta
54
terkilir
55
ungkapan hati Excel
56
duka Andi
57
cucu kandung ibu
58
penyakit yang di idap Andi
59
panggil aku mas
60
bakso pedas
61
pertandingan catur bagian 1
62
pertandingan catur bagian 2
63
jangan kau sentuh putri ku
64
harapan yang semoga terwujud
65
pertemuan Andi dengan pak Ridwan
66
gagalnya rencana Arya
67
Arya yang licik
68
Duel Andi dan Arya
69
Ayah Nara.
70
Drama pesan Chat
71
di terima
72
tanda tanya, tentang penyakit Andi
73
mengetahui penyakit Andi
74
kau pilihan ku
75
jagalah mereka
76
Balita dewasa, Bu Miranda.
77
stempel cinta dari Mamih.
78
ucapan selamat dari Andi
79
Hari yang di nanti
80
mengunjungi Andi.
81
ku pinjam istri mu
82
hal buruk
83
berkabung (ending chapter)
84
Info Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!