Sedikit berlari Jennie mengimbangi langkah Andi yang cepat itu.
"Kak, tangan ku sakit. Tolong jangan seperti ini." rengek Jennie, namun alih-alih Melonggarkan tangannya Andi justru semakin menyeretnya, menuju gudang belakang sekolah. Dan melepaskan tangannya kasar di sana.
Jennie hampir saja tersungkur ke lantai saat Andi melepaskan dengan cara menarik tangannya ke depan.
"Cewek sial! Kau mau apa?" tanya Andi.
"Aku hanya ingin kejelasan hubungan kita kak Andi."
"Sudah jelas kan? Kita ini sudah putus."
"Kapan kita putus kak? Selama ini kak Andi hanya menghindari ku, setelah sebulan yang lalu, kau merenggut mahkota ku. Kau langsung menghindari ku kak? Kau tahu akibat perbuatan mu itu, aku hamil kak Andi." Jennie terisak, Andi pun membulatkan bola matanya.
"Aku hamil dan kak Andi harus tanggung jawab atas perbuatan kakak."
Plaaaaaaaaakkk "aaarrrhhhhh." Jennie mengerang saat sebuah tamparan keras mendarat di pipinya hingga tubuhnya tersungkur ke lantai.
Andi berjongkok dengan tatapan bengisnya ia menarik rambut Jennie kebelakang. "Aaaarrrhhh sakit, sakit kak Andi." Jennie menangis tangannya memegangi tangan Andi yang besar dan kekar itu, menahan rambutnya.
"Hei, wanita jalang! Kau pikir aku bodoh? Kau itu wanita murahan Jennie. aku tahu, kau melakukan itu tidak hanya dengan ku kan?" ucap Andi. Jennie menggeleng cepat.
"Demi apapun kak Andi, aku melakukan itu baru pertama kali, dan itu dengan mu, hanya dengan mu kak Andi." isak Jennie. Andi pun semakin menarik rambut Jennie.
"Aaarrrhh kak Andi ampun, sakit."
"Aku baru melakukannya sekali mana mungkin itu jadi. Kau jangan membodohi ku, gadis jalang!"
"Aku... Aku sudah bilang pada mu, saat kau memaksa ku melakukan itu. Aku baru saja selesai menstruasi, apa kau lupa itu!!" Seru Jennie, Andi pun menyeringai.
"Lalu kau maunya apa?" tanya Andi. Tangannya masih dengan kencang menarik rambut Jennie.
"Aku ingin kau bertanggung jawab kak, temui orang tua ku, dan nikahi aku."
"Apa? Kau ingin aku menikahi mu?"
"Ckckck, Jennie...Jennie... Sekarang aku tanya, di sini siapa yang yang meminta anak dari mu? Aku tidak pernah memintanya. Aku cuma butuh pembuktian cinta, BUKAN ANAK! DASAR BODOH!" Andi melepaskan tangannya dengan kasar. Lalu beranjak berniat meninggalkan Jennie yang masih tersungkur itu. Susah payah Jennie berusaha bangun ia memeluk tubuh Andi dari belakang.
"Hei, lepas! Apa yang kau lakukan?" Andi berusaha melepaskan diri.
"Aku mohon kak Andi, tolong tanggung jawab atas perbuatan mu ini, aku tidak akan mampu menanggung ini sendiri." isak Jennie.
"Isshhh wanita brengsek ini benar-benar harus di beri pelajaran." Andi melepaskan paksa tangan Jennie lalu mendorongnya dengan kasar.
Plaaaaaaakkk...
"Dasar jalang! Terima ini bangsat!" Saat itu juga Andi mulai menampar Jennie dengan keras berkali-kali. Ia pun kembali menarik rambut Jennie dan mengangkat kepalanya. Terlihat darah keluar dari bibirnya yang sedikit robek itu, air mata Jennie bercucuran menahan sakit di hati dan juga wajahnya.
"Dengar ya, jangan pernah mengganggu ku lagi, aku sudah putus dengan mu, dan anak yang ada di dalam sini," Andi menunjuk ke arah perut Jennie. "Dia bukan anak ku, dia anak mu jadi urus saja sana sendiri!" Seru Andi sembari melepaskan cengkraman itu dengan kasar. Andi kembali beranjak.
"Teganya kau melakukan itu pada ku." gumam Jennie lirih. "Kau bilang, kau mencintai aku, tapi kau rusak masa depan ku, kau renggut harta paling berharga yang ku miliki, yang tak akan pernah bisa kembali utuh. hanya karena satu alasan mu, yang kau sebut sebagai pembuktian cinta ku?"
Andi berkacak tangan. "Itu karena kebodohan mu, sebenarnya jika kau menolak aku juga tidak memaksa kan?" ucap Andi enteng.
"Tidak memaksa kata mu?" Jennie berusaha beranjak dan berdiri di hadapan Andi, dengan tatapan bengis nya. "Kau pria manis, romantis, perhatian. Setiap malam kau menelfon ku, menggoda ku dengan humor mu, demi bisa masuk ke hati ku yang paling dalam, dan setelah kau mendapat status pacar? Kau meminta pembuktian cinta ku pada mu."
"Kau tidak tau rasanya sebagai seorang wanita yang sudah menyerahkan seluruh hatinya untuk pasangannya?" Jennie berseru sembari mencengkram seragam putih Andi dengan kedua tangannya.
"dia tidak akan bisa menolak apapun yang di inginkan pria itu!! DAN KAU MEMANFAAT KAN ITU DI SAAT AKU SUDAH BERGANTUNG PADA MU!!"
"Aaaarrrggghhhh banyak bicara." Greeeeeeeepppp Andi mencengkram bagian leher Jennie, ia mencekik dengan satu tangannya. Sehingga membuat Jennie sedikit tidak bisa bernafas.
"Aarrrkkkk... Aaaarrrkkkk..."
"Aku muak sekali dengan wanita seperti mu, aku tidak peduli jika kau harus mati wanita jalang!" Andi mencengkram dengan kuat, tubuh Jennie mulia lemas.
Di saat itu pula seorang anak lain mendorong tubuh Andi keras hingga akhirnya tersungkur jatuh.
"Uhuk... Uhuk..." Jennie menyentuh bagian lehernya yang sakit itu.
"Kau tidak apa-apa?" ucap anak laki-laki itu sembari mengulurkan tangannya pada Jennie.
"Bangsat! Kau berani sekali dengan ku?" Buaaaaack Andi menghajar anak laki-laki yang tadi menolong Jennie.
Pria itu meringis merasakan sakit akibat pukulan di wajahnya. "Kau benar-benar pria banci kak Andi. Bisa-bisanya kau menghajar seorang wanita?" seru pria itu.
Andi mencengkram kerah seragam pria itu. "Hei Alvian? Siapa kau berani ikut campur urusan ku, apa kau mau menggantikannya? Menjadi samsak pukul ku?"
"Cih, tubuh mu saja yang besar, namun kau suka memukuli wanita. Lebih baik kau ganti saja seragam mu itu menjadi seragam wanita Kak."
"Brengsek kau!" baaaaackk buuuuuckk baaaackkk Andi menghajar Alvian dengan membabi-buta.
"Stoppp, kak Andi, tolong jangan pukuli Kak Alvian. Stooooopp!!" seru Jennie yang berusaha menghentikan Andi yang masih memukuli Alvian itu.
Tak lama dering bel berbunyi. Andi pun menghentikan perbuatannya. Ia beranjak lalu menatap ke arah Jennie.
"Dengar ya? Aku bisa saja melakukan ini lagi pada mu dan cecunguk ini, jika kau terus mengganggu ku." tutur Andi. Ia pun melenggang pergi meninggalkan keduanya.
Dengan terisak Jennie berusaha membantu pria yang sudah menolongnya itu.
"Kenapa kak Alvian melakukan ini? Itu bahaya sekali."
"Aku tidak suka melihat pria memukuli wanita." ucap Alvian, ia pun beranjak.
"Sebaiknya kau ke UKS dulu, lalu kembali ke kelas mu." ucap Alvian yang lantas meninggalkan Jennie keluar dari gudang itu dengan tangannya yang masih menyentuh wajahnya sendiri.
"Kak Alvian." gumam Jennie merasa bersalah. ia pun tertunduk.
Ya Alvian adalah anak kelas sebelas IPA 1, kakak tingkat Jennie yang masih duduk di kelas sepuluh.
Jennie memang pernah mengagumi Alvian, sebelum dirinya bertemu dengan Andi hingga akhirnya mereka menjalin hubungan pacaran.
Sikap cool Alvian benar-benar membuat Jennie tidak pernah berhenti memikirkannya. Dan tidak di sangka, Alvian datang dan menolongnya dari pukulan Andi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Femy Pantow
prihatin sdh ternoda tp tdk bertanggungjwb...nt kena karma km andi😥
2024-03-10
0
LENY
Andi laki2 iblis kayak gitu gak pantas disayangi. bejad kasar dan gak tanggung jawab
2022-04-14
1
Abi Maenyun
andi banci..
2022-04-03
1