Pagi yang Membara

"Pagi sayang," sapa Fandy dengan senyum kecil tersungging di bibirnya.

Aku meyeringai sinis, "Maaf aku buru-buru. Aku sedang tidak ingin berbicara denganmu."

Aku menelepon supir pribadiku dan memintanya mengantarku.

"Pak Erwin di mana? Tolong antarkan saya ke kantor sekarang," perintahku.

"Siap Mbak Sher."

Aku menutup telepon kemudian menunggu Pak Erwin datang. Fandy menghampiriku masih dengan wajah memelasnya.

"Kamu harus ikut aku." Fandy meraih tanganku menariknya erat.

Pak Erwin kemudian muncul dengan mobilku tapi Fandy memaksaku masuk ke dalam mobilnya. Merekatkan sabuk pengaman secara paksa. Fandy menginjak pedal gasnya. Mobil matic itu berjalan kencang.

Ponselku berdering, Pak Erwin meneleponku. Aku lalu menjawab panggilan teleponnya.

"Mbak, bagaimana ini? Apa saya harus kejar Mbak?"

"Tidak usah Pak. Saya baik-baik saja."

Mobil berjalan kencang. Fandy mencengkeram setirnya sambil menaikkan kecepatan laju kendaraan. Aku memejamkan kedua mataku dengan kedua tangan sibuk menggenggam erat sabuk pengaman. Aku takut kami celaka.

Kerasukan setan apa dia sampai harus mengebut seperti ini?

Setengah berteriak aku mencoba menghentikannya, "Gila kamu ya?! Mau mati?!"

"Biar aja kita mati sama-sama. Aku mau tahu seserius apa kamu dengan kata-katamu semalam?" katanya dengan nada kesal.

"Aku serius, kita sudah putus Fan."

Fandy menghentikan mobilnya dengan rem mendadak membuat dadaku sakit terkena tarikan sabuk pengaman.

"Aku tidak mau dengar!" Nada suara Fandy mulai meninggi.

Aku membuka sabuk pengamanku dan membuka pintu tapi tidak bisa karena dihalangi Fandy.

"Kamu mau kemana? Kamu harus dengar dulu penjelasanku."

Aku terdiam mengangguk. Aku akan mendengarkan apa yang akan Fandy katakan.

"Kamu ini anak perempuan satu-satunya dari bapak Agung Praja Kusuma orang terkaya nomor sepuluh di negara ini. Aku tidak mungkin melamar kamu dengan kondisiku sekarang."

"Aku tidak peduli statusku apa. Aku cuma ingin mencari kebahagiaanku sendiri," Aku menyahut dengan suara berubah sedikit parau menahan tangis.

"Enam tahun berhubungan dan kamu mau mencampakkanku begitu saja?"

"Justru karena enam tahun kamu harusnya berpikir mau dibawa ke mana hubungan ini!"

Fandy menghela nafas panjang. Ada kekecewaan yang nampak di wajah tampannya. Kemudian suasana mulai hening tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut kami.

"Aku mau keluar. Aku mau kerja. Aku sudah telat Fan." Aku memecah keheningan.

"Sekali ini temani aku. Kamu ijin saja."

"Kenapa jadi kamu yang mengatur? Hubungan kita sudah beda visi dan misi. Mesti aku ulang berapa kali sih?!" Aku bertambah emosi.

"Tapi aku masih cinta kamu Sher. Jangan seperti ini. Kita bisa jalani hubungan jarak jauh nantinya. Gak perlu putus." Fandy memelas.

"Carilah wanita yang mengerti jalan pikiranmu. Sudah buka pintunya!" perintahku.

"Tidak mau!"

Fandy lalu mendekatkan wajahnya ke wajahku. Dia menyentuh dan memberikan sebuah sentuhan di bibirku dengan belaian lembut bibirnya. Seketika aku terbawa suasana menikmati dan membalasnya.

Tidak lama kemudian aku tersadar ini adalah hal yang tidak benar. Aku sudah memutuskan untuk berpisah dengannya. Air mataku pun jatuh berlinang mengingat dia yang tidak bisa memperjuangkan hubungan kami. Aku lalu mendorong tubuhnya sekuat tenaga.

"Kenapa berhenti? Kamu terlihat menikmati ciumanku bahkan kamu membalasnya?"

"Maaf aku terbawa suasana. Hubungan kita sudah berakhir. Sudah lupakan saja. Anggap hal itu tidak pernah terjadi."

"Tapi kamu menangis. Itu tanda kamu menderita meminta putus denganku."

"Biarlah aku menderita. Karena derita ini yang nantinya akan menjadikanku kuat. Sekarang aku minta kamu buka pintunya."

Fandy menarik nafas dalam-dalam. Dia terlihat memikirkan sesuatu kemudian dia berkata, "Aku akan antar kamu ke kantor. Anggap saja ini pertolongan seorang teman."

"Baiklah," jawabku.

Setengah jam kemudian aku telah tiba di kantor. Datang telat yang dibumbui dengan tatapan sinis dari para karyawan lain. Aku melewatkan meeting penting dengan bagian tim marketing dan direktur. Aku hanya bisa diam dan menghela nafas panjang berkali-kali.

Seorang wanita cantik dengan tinggi semampai menghampiriku. Namanya Irene Putri. Dia sahabatku di kantor.

"Sher, ke toilet yuk," ajaknya.

Aku mengangguk dan mengambil pouch make up dari dalam tas karena wajahku kusut membuatku ingin berdandan sedikit agar terlihat lebih segar. Kami melangkah keluar menuju toilet.

"Tumben lo telat. Mana muka kusut. Mata bengkak. Lo abis ngapain sih?" tanya Irene di depan cermin toilet.

"Panjanglah ceritanya. Nanti gue ceritain pas istirahat."

"Oke deh. Sini bawah mata lo gue pakein concealer biar gak kelihatan bengkaknya." Irene meraih concealer dari dalam pouch make up ku.

Irene mulai merias wajahku yang kusut itu. Dia yang paling mengerti saat-saat seperti ini. Saat aku sedang berada di titik terburukku. Dia yang menghiburku dan siap membantuku seperti ini walaupun merupakan hal kecil. MUA lepas ini memang sangat bisa aku andalkan sekarang.

"Lo tadi dicariin sama Pak Renaldy. Kelihatannya meeting nya gak berjalan lancar karena gak ada lo."

"Iya nanti gw ke ruangannya Ren. Gue tahu gue salah," jawabku.

"Tadi dia kelihatan cemas banget tahu nungguin lo dateng gara-gara teleponnya gak diangkat sama lo."

"Iya nanti gue minta maaf sama dia."

"Sip. Udah tuh gue dandanin. Nah gini kan bagus kelihatannya lebih cantik. Pantes si Fandy betah sama lo lama-lama."

Aku terdiam tidak membalas kata-kata Irene. Kami lalu melangkahkan kaki keluar dari toilet. Di tengah jalan aku bertemu muka dengan bapak Renaldy atasanku.

"Sher ikut saya ke ruangan. Saya mau bicara."

"I-iya pak," jawabku gugup.

Kemudian aku mengikutinya menuju ruang kerjanya. Sungguh cemas rasanya takut dia memarahiku habis-habisan.

"Kamu tahu kamu salah apa?" Pak Renaldy membuka pembicaraan.

"Iya pak saya telat. Gak ikut meeting sama tim marketing dan direktur."

"Kamu ini adalah karyawan saya yang paling saya percaya tapi kamu mengecewakan saya kali ini. Maaf kali ini kamu saya beri surat peringatan pertama," jelasnya sambil menulis surat peringatan buatku.

"Tanda tangan di bawahnya," katanya lagi.

"Iya pak," sahutku

Pagi yang sangat menyebalkan berlalu begitu saja berganti dengan waktu istirahat yang telah tiba. Aku dan Irene duduk di kantin kantor menikmati makan siang kami.

"Pak bos tadi ngomong apa Sher?"

"Gue dikasih surat peringatan pertama Ren."

"Gila .... Anak kesayangan dikasih surat peringatan? Belom tahu dia kalo lo ngambek bisa pindah kerja ke perusahaan bokap lo." Irene terkekeh.

"Enggak usah ngeledek deh. Gue kalo mau ke perusahaan bokap mah gampang. Tapi gue kerja di sini mau mandiri. Lo kan tahu."

"Iya deh. Non Sheryl memang selalu benar. By the way itu tadi pagi kenapa sih?"

Aku pun menjawab pertanyaan Irene dengan sejelas-jelasnya. Irene mendengarkan dengan seksama. Sesekali dia terlihat terkejut dan mengangguk-angguk tanda mengerti.

"Gue enggak menyangka Fandy akan seperti itu sama lo Sher. Tapi masuk akal sih sama alasannya dia," kata Irene.

"Lo malah belain dia ya bukannya gue sahabat lo. Gue ini ceweknya tapi gak ada gue di prioritas hidupnya!" sahutku berapi-api.

Irene tersenyum mendengar pembelaanku lalu berkata, "Kita balik yuk. Udah kenyang nih gue."

Aku mengangguk mengiyakan kemudian melangkah meninggalkan kantin kantor. Kami berjalan melewati meja resepsionis. Mbak Maya salah seorang resepsionis memanggilku.

"Mbak Sheryl, ini loh tadi ada titipan buat mbak dari abang ojek online." Mbak Maya mengeluarkan sebuah dua kotak besar loyang pizza dan dua botol besar cola.

"Saya gak pesen pizza loh Mbak." Aku mengernyitkan dahiku heran mendapati dua makanan dan minuman itu.

"Tapi bener kok ini untuk Mbak Sheryl tim marketing. Ada suratnya pula ditempel di atas kotaknya."

Aku melihat sebuah amplop surat bertuliskan namaku di atasnya. Aku pun membuka amplop itu dan membaca sebuah pesan singkat yang menghiburku siang ini sehingga membuatku tersenyum-senyum sendiri.

"Bagaimana makan siangnya? Kalau belum kenyang aku bawakan seloyang pizza lagi untuk kamu yang cantik. Boleh juga kamu bagikan ke teman-temanmu yang baik hatinya. Salam manis dari seseorang yang memperhatikanmu."

"Dari siapa Sher? Kok lo senyum-senyum sendiri?" tanya Irene penasaran.

Aku memberikan surat yang baru saja aku baca kepada Irene. Dia lalu membacanya. Aku sangat penasaran dengan pengirim pizza tersebut. Siapa orang yang memperhatikanku?

Terpopuler

Comments

♕FiiStory_

♕FiiStory_

saya mampir Thor, salam kenal dari my Dream High 😊 mampir juga ya Thor di karyaku 😊

2021-07-24

0

Lis Manda Cel

Lis Manda Cel

dr sinopsis kykx si bos ya yg krm pitza🤔🤔🤔

2021-07-09

1

Naimatul Jannati

Naimatul Jannati

bagus ceritanya lngsung suka sm tokoh baruna😍

2021-06-02

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Antara Idealis dan Kenyataan
3 Pagi yang Membara
4 Senja yang Berkilauan
5 It's a Long Night
6 Ketika Kita Bertemu
7 Pertemuan Selanjutnya
8 Lelaki-Lelaki itu
9 Give Me A Chance
10 Pernyataan
11 Makan Malam
12 Kakek Awan
13 Wanita Itu
14 Pilihan
15 Sekretaris
16 Keputusan Terbaik
17 Rasa Nyaman
18 First Time
19 Hari Pertama
20 Kejutan
21 Sebuah Peringatan
22 Ibu dan Anak Lelakinya
23 Salah Tingkah
24 Biarkan Aku Mengerti
25 Sejarah
26 Terima Kasih
27 Biarkan Aku Memanggilmu Sayang
28 Nyanyian Cinta
29 Indira
30 Kejutan yang Mendebarkan
31 Nomor Tidak Dikenal
32 Masa Lalu
33 Rasa Pagi Ini
34 Sarapan Yang Menegangkan
35 Berkelahi
36 Perdebatan Berulang
37 Maaf
38 Resepsi
39 Pertemuan Kedua
40 Bertukar Pendapat
41 Bertukar Pendapat (2)
42 Reuni
43 Penyesalan
44 Resign
45 Hari yang Bermasalah
46 Hari yang Bermasalah (2)
47 Hari yang Bermasalah (3)
48 Ada yang Berubah
49 Maafkan Aku Papa
50 Perdebatan Pagi
51 Pertemuan dengan Nesya
52 Kediaman Daniel
53 Perdamaian?
54 Pak Reynand
55 Pak Reynand (2)
56 Pak Reynand (3)
57 Tugas Terakhir
58 Perasaan Terpendam?
59 Kebersamaan
60 Mediasi yang Kacau
61 Permintaan Maaf
62 Pertunangan
63 Pertunangan (2)
64 The Agreement
65 Happy Birthday Honey
66 Cemburu dan Merindu
67 Dia
68 Dia (2)
69 Diculik?
70 Waktu yang Sama
71 Sebuah Nama
72 Pencarian
73 Pencarian (2)
74 Pencarian (3)
75 Suara Hati
76 Kencan Ganda atau Kencan Bisnis?
77 Perdebatan Hati
78 Kue Ulang Tahun
79 Perselisihan
80 Bidadari
81 Sebuah Tantangan
82 Kemarahan
83 Isi Hati Baruna
84 Rencana Pertunangan
85 Pertemuan Pagi Hari
86 Pertemuan Pagi Hari (2)
87 Pertemuan Keluarga
88 Bunga Tidur
89 Kencan Singkat
90 Saudara Tiri
91 Undangan Makan Siang
92 Kayla
93 Sahabat?
94 Modus
95 Jangan Pergi!
96 Promosi
97 Selamat Jalan
98 Jaga Jarak
99 Keraguan
100 Bimbang
101 Kegiatan di Pagi Hari
102 Babak Baru
103 Persaingan
104 Patah Hati
105 Dukungan
106 Malam yang Sama
107 Sakit
108 Menjenguk
109 Kembali
110 Aku Mencintaimu
111 Wasiat
112 Pulang
113 Penolakan
114 H-5
115 Aku Mengetahuinya
116 Rencana Masa Depan?
117 Rintihan Hati
118 Keresahan Hati
119 H-3
120 Last Time
121 Pengumuman
122 Pengumuman
123 S2 Rasa Bersalah
124 S2 Cinta?
125 S2 Cerita Kami
126 S2 Memburuk
127 S2 Menunggu
128 S2 Kejujuran
129 S2 Kekecewaan
130 S2 Kami Sudah Gila
131 S2 Pertunangan?
132 S2 Akhirnya Kamu Bangun, Sayang
133 S2 Merindukanmu
134 S2 Masih Bahagia
135 S2 Apa Hanya Akan Menjadi Mimpi?
136 S2 Interogasi
137 S2 Tangisan Kayla
138 S2 Rasa Kami
139 S2 Rencana Pernikahan
140 S2 Supir Pengganti
141 S2 Kontrol
142 S2 Pengakuan
143 S2 Bergejolak
144 S2 Tepergok
145 S2 Kesabaran
146 S2 Hamil?
147 S2 Pilihan Papa
148 S2 Emosi
149 S2 Media
150 S2 Antara Sedih dan Bahagia
151 S2 Apa Akan Menjadi Pertemuan Terakhir?
152 S2 Benci
153 S2 Hari Pertama Tanpamu
154 S2 Hari Pertama Tanpamu (2)
155 S2 Dua Minggu
156 S2 Lamunan dan Kenyataan
157 S2 Makan Malam Bersama
158 S2 Curahan Hati
159 S2 Gaun Pengantin
160 S2 Rindu yang Menggebu
161 S2 Nayara
162 S2 Pasangan Pengganti
163 S2 Makan Malam Bersama Keluarga Pradipta
164 S2 Maafkan Aku, Rey!
165 S2 Aku Tidak Peduli
166 S2 Dinding Pertahanan
167 S2 Pancingan Emosi
168 S2 Pesan Untuk Nayara
169 S2 Melepas Rindu Terakhir
170 S2 Selamat Tinggal
171 S2 Berdamai dengan Keadaan
172 S2 Merelakanmu
173 S2 Kembali Bersama
174 S2 Our First Night
175 S2 You Are The Best Part
176 Pengumuman
177 S3 Kami Kembali
178 S3 Seorang Wanita Asing
179 S3 Anak Kecil
180 S3 Ibu dan Anak
181 S3 Bulan Madu yang Berakhir
182 S3 Matamu
183 S3 Pertemuan Canggung
184 S3 Bertemu Lagi
185 S3 Masih di Butik
186 S3 Hubungan Saudara
187 S3 Teman
188 S3 Ajari Aku Bersikap
189 S3 Aku Hamil, Rey!
190 S3 Aku Sangat Bahagia
191 S3 Gosip Menyebalkan
192 S3 Ajakan Mengobrol
193 S3 Jangan Mengatakannya!
194 S3 Maafkan Suamimu, Sayang
195 S3 Never Ending
196 S3 Pembicaraan Tidak Terduga
197 S3 Puncak Kerinduan
198 S3 Sakit
199 S3 Yang Ditunggu
200 S3 Berulang
201 S3 Rencana Felicia
202 S3 Astaga, Rey!
203 S3 Bos Tidak Tahu Diri
204 S3 Mengapa Harus Seperti Ini?
205 S3 Aku Butuh Kamu
206 S3 Menjenguk Reynand
207 S3 Pengakuan Felicia
208 S3 Terjatuh
209 S3 Dia Anakku
210 S3 Siapa Wanita Itu, Bar?
211 S3 Bertengkar
212 S3 Kejutan Apa Lagi?
213 S3 Tidak Tahu Harus Berkata Apa
214 S3 Tanpa Dia
215 S3 Pelaku
216 S3 Mencari Sheryl
217 S3 Kekhawatiran
218 S3 Aku Mengatakannya
219 S3 Percayalah Kepadaku!
220 S3 Kepolosan Bocah Kecil
221 S3 Menyusulmu
222 S3 Lagi-Lagi Reynand
223 S3 Kau sangat Bodoh, Rey!
224 S3 Perkelahian yang Tak Terhindarkan
225 S3 Sandaran
226 S3 Aku Pulang Saja
227 S3 Di Atas Angin
228 S3 Pengakuan Baruna
229 S3 Aku Sangat Peduli Kepadamu
230 S3 Kesedihanmu
231 S3 Aku dan Reynand
232 S3 Es Krim
233 S3 Menangis Lagi
234 S3 Fakta Sebenarnya
235 S3 Aksi Felicia
236 S3 Mengantarku
237 S3 Menghiburmu
238 S3 Berpisah
239 S3 Tamu yang Tak Terduga
240 S3 Kebenaran
241 S3 Siapa yang Berkhianat?
242 S3 Mencari Perlindungan
243 S3 Yang Kuingat Hanya Kamu
244 S3 Tanda?
245 S3 Ada yang Tidak Beres di Kepalamu!
246 S3 Aku Tidak Bisa Menerimanya
247 S3 Kebohongan Lain
248 S3 Bayangan
249 S3 Kebingungan
250 S3 Ikutlah Denganku
251 S3 Jawaban
252 S3 Tidak Beres
253 S3 Aku Harus Mengetahui Kebenaran Itu
254 S3 Rencana Apa?
255 S3 Aku Pulang
256 S3 Ingatan yang Tiba-tiba Muncul
257 S3 Pemandangan Menyakitkan
258 S3 Semua Akan Pergi Pada Waktunya
259 S3 Kembali Ke Rumah
260 S3 Dia dan Lukisan
261 S3 Aku Masih Mencintaimu
262 S3 Kami Berpisah
263 S3 Kejutan Reynand
264 S3 Kebahagiaan Sesaat
265 S3 Aku Akan Pergi, Rey!
266 S3 Ketulusan
267 S3 Kabarku?
268 S3 Kami Bertemu
269 S3 Kami Bertengkar
270 S3 Pengakuan Sheryl
271 S3 Semoga Kebahagiaan Kami Menjadi Abadi
272 S3 Momen Manis yang Tak Berujung?
273 S3 Hambatan
274 S3 Niat Baik
275 S3 Penolakan Papa
276 S3 Penolakan Papa (2)
277 S3 Kami Pergi Bersama
278 S3 Rencana Dadakan
279 S3 Bertemu Baruna
280 S3 Iri?
281 S3 Akhirnya Aku Bertemu Dengannya
282 S3 Kata Maaf yang Tertahan
283 S3 Sekretaris Ibu Aina
284 S3 Pesimis
285 S3 Dukungan Indira
286 S3 Lagi-Lagi Aku Bertemu Baruna
287 S3 Ketika Dua Orang Ayah Ikut Campur
288 S3 Restu yang Kudapatkan
289 S3 Kau Lebih Dari Seorang Penguntit
290 S3 Rencana Publikasi
291 S3 Publikasi
292 S3 Kau Tak Bisa Bahagia
293 S3 Selamat Ulang Tahun, Rey
294 S3 Restu Yang Kutunggu
295 S3 Kumohon Kembalilah Kepadaku
296 S3 Dengan Senang Hati Aku Menerimamu
297 S3 Aku yang Memutuskan Kebahagiaanku Sendiri
298 S3 Penyerangan
299 S3 Penyerangan (2)
300 S3 Penyelesaian Masalah
301 S3 Penyelesaian Masalah (2)
302 S3 Kami Menikah
303 S3 Rencana Pergi Jauh
304 S3 The Final
Episodes

Updated 304 Episodes

1
Prolog
2
Antara Idealis dan Kenyataan
3
Pagi yang Membara
4
Senja yang Berkilauan
5
It's a Long Night
6
Ketika Kita Bertemu
7
Pertemuan Selanjutnya
8
Lelaki-Lelaki itu
9
Give Me A Chance
10
Pernyataan
11
Makan Malam
12
Kakek Awan
13
Wanita Itu
14
Pilihan
15
Sekretaris
16
Keputusan Terbaik
17
Rasa Nyaman
18
First Time
19
Hari Pertama
20
Kejutan
21
Sebuah Peringatan
22
Ibu dan Anak Lelakinya
23
Salah Tingkah
24
Biarkan Aku Mengerti
25
Sejarah
26
Terima Kasih
27
Biarkan Aku Memanggilmu Sayang
28
Nyanyian Cinta
29
Indira
30
Kejutan yang Mendebarkan
31
Nomor Tidak Dikenal
32
Masa Lalu
33
Rasa Pagi Ini
34
Sarapan Yang Menegangkan
35
Berkelahi
36
Perdebatan Berulang
37
Maaf
38
Resepsi
39
Pertemuan Kedua
40
Bertukar Pendapat
41
Bertukar Pendapat (2)
42
Reuni
43
Penyesalan
44
Resign
45
Hari yang Bermasalah
46
Hari yang Bermasalah (2)
47
Hari yang Bermasalah (3)
48
Ada yang Berubah
49
Maafkan Aku Papa
50
Perdebatan Pagi
51
Pertemuan dengan Nesya
52
Kediaman Daniel
53
Perdamaian?
54
Pak Reynand
55
Pak Reynand (2)
56
Pak Reynand (3)
57
Tugas Terakhir
58
Perasaan Terpendam?
59
Kebersamaan
60
Mediasi yang Kacau
61
Permintaan Maaf
62
Pertunangan
63
Pertunangan (2)
64
The Agreement
65
Happy Birthday Honey
66
Cemburu dan Merindu
67
Dia
68
Dia (2)
69
Diculik?
70
Waktu yang Sama
71
Sebuah Nama
72
Pencarian
73
Pencarian (2)
74
Pencarian (3)
75
Suara Hati
76
Kencan Ganda atau Kencan Bisnis?
77
Perdebatan Hati
78
Kue Ulang Tahun
79
Perselisihan
80
Bidadari
81
Sebuah Tantangan
82
Kemarahan
83
Isi Hati Baruna
84
Rencana Pertunangan
85
Pertemuan Pagi Hari
86
Pertemuan Pagi Hari (2)
87
Pertemuan Keluarga
88
Bunga Tidur
89
Kencan Singkat
90
Saudara Tiri
91
Undangan Makan Siang
92
Kayla
93
Sahabat?
94
Modus
95
Jangan Pergi!
96
Promosi
97
Selamat Jalan
98
Jaga Jarak
99
Keraguan
100
Bimbang
101
Kegiatan di Pagi Hari
102
Babak Baru
103
Persaingan
104
Patah Hati
105
Dukungan
106
Malam yang Sama
107
Sakit
108
Menjenguk
109
Kembali
110
Aku Mencintaimu
111
Wasiat
112
Pulang
113
Penolakan
114
H-5
115
Aku Mengetahuinya
116
Rencana Masa Depan?
117
Rintihan Hati
118
Keresahan Hati
119
H-3
120
Last Time
121
Pengumuman
122
Pengumuman
123
S2 Rasa Bersalah
124
S2 Cinta?
125
S2 Cerita Kami
126
S2 Memburuk
127
S2 Menunggu
128
S2 Kejujuran
129
S2 Kekecewaan
130
S2 Kami Sudah Gila
131
S2 Pertunangan?
132
S2 Akhirnya Kamu Bangun, Sayang
133
S2 Merindukanmu
134
S2 Masih Bahagia
135
S2 Apa Hanya Akan Menjadi Mimpi?
136
S2 Interogasi
137
S2 Tangisan Kayla
138
S2 Rasa Kami
139
S2 Rencana Pernikahan
140
S2 Supir Pengganti
141
S2 Kontrol
142
S2 Pengakuan
143
S2 Bergejolak
144
S2 Tepergok
145
S2 Kesabaran
146
S2 Hamil?
147
S2 Pilihan Papa
148
S2 Emosi
149
S2 Media
150
S2 Antara Sedih dan Bahagia
151
S2 Apa Akan Menjadi Pertemuan Terakhir?
152
S2 Benci
153
S2 Hari Pertama Tanpamu
154
S2 Hari Pertama Tanpamu (2)
155
S2 Dua Minggu
156
S2 Lamunan dan Kenyataan
157
S2 Makan Malam Bersama
158
S2 Curahan Hati
159
S2 Gaun Pengantin
160
S2 Rindu yang Menggebu
161
S2 Nayara
162
S2 Pasangan Pengganti
163
S2 Makan Malam Bersama Keluarga Pradipta
164
S2 Maafkan Aku, Rey!
165
S2 Aku Tidak Peduli
166
S2 Dinding Pertahanan
167
S2 Pancingan Emosi
168
S2 Pesan Untuk Nayara
169
S2 Melepas Rindu Terakhir
170
S2 Selamat Tinggal
171
S2 Berdamai dengan Keadaan
172
S2 Merelakanmu
173
S2 Kembali Bersama
174
S2 Our First Night
175
S2 You Are The Best Part
176
Pengumuman
177
S3 Kami Kembali
178
S3 Seorang Wanita Asing
179
S3 Anak Kecil
180
S3 Ibu dan Anak
181
S3 Bulan Madu yang Berakhir
182
S3 Matamu
183
S3 Pertemuan Canggung
184
S3 Bertemu Lagi
185
S3 Masih di Butik
186
S3 Hubungan Saudara
187
S3 Teman
188
S3 Ajari Aku Bersikap
189
S3 Aku Hamil, Rey!
190
S3 Aku Sangat Bahagia
191
S3 Gosip Menyebalkan
192
S3 Ajakan Mengobrol
193
S3 Jangan Mengatakannya!
194
S3 Maafkan Suamimu, Sayang
195
S3 Never Ending
196
S3 Pembicaraan Tidak Terduga
197
S3 Puncak Kerinduan
198
S3 Sakit
199
S3 Yang Ditunggu
200
S3 Berulang
201
S3 Rencana Felicia
202
S3 Astaga, Rey!
203
S3 Bos Tidak Tahu Diri
204
S3 Mengapa Harus Seperti Ini?
205
S3 Aku Butuh Kamu
206
S3 Menjenguk Reynand
207
S3 Pengakuan Felicia
208
S3 Terjatuh
209
S3 Dia Anakku
210
S3 Siapa Wanita Itu, Bar?
211
S3 Bertengkar
212
S3 Kejutan Apa Lagi?
213
S3 Tidak Tahu Harus Berkata Apa
214
S3 Tanpa Dia
215
S3 Pelaku
216
S3 Mencari Sheryl
217
S3 Kekhawatiran
218
S3 Aku Mengatakannya
219
S3 Percayalah Kepadaku!
220
S3 Kepolosan Bocah Kecil
221
S3 Menyusulmu
222
S3 Lagi-Lagi Reynand
223
S3 Kau sangat Bodoh, Rey!
224
S3 Perkelahian yang Tak Terhindarkan
225
S3 Sandaran
226
S3 Aku Pulang Saja
227
S3 Di Atas Angin
228
S3 Pengakuan Baruna
229
S3 Aku Sangat Peduli Kepadamu
230
S3 Kesedihanmu
231
S3 Aku dan Reynand
232
S3 Es Krim
233
S3 Menangis Lagi
234
S3 Fakta Sebenarnya
235
S3 Aksi Felicia
236
S3 Mengantarku
237
S3 Menghiburmu
238
S3 Berpisah
239
S3 Tamu yang Tak Terduga
240
S3 Kebenaran
241
S3 Siapa yang Berkhianat?
242
S3 Mencari Perlindungan
243
S3 Yang Kuingat Hanya Kamu
244
S3 Tanda?
245
S3 Ada yang Tidak Beres di Kepalamu!
246
S3 Aku Tidak Bisa Menerimanya
247
S3 Kebohongan Lain
248
S3 Bayangan
249
S3 Kebingungan
250
S3 Ikutlah Denganku
251
S3 Jawaban
252
S3 Tidak Beres
253
S3 Aku Harus Mengetahui Kebenaran Itu
254
S3 Rencana Apa?
255
S3 Aku Pulang
256
S3 Ingatan yang Tiba-tiba Muncul
257
S3 Pemandangan Menyakitkan
258
S3 Semua Akan Pergi Pada Waktunya
259
S3 Kembali Ke Rumah
260
S3 Dia dan Lukisan
261
S3 Aku Masih Mencintaimu
262
S3 Kami Berpisah
263
S3 Kejutan Reynand
264
S3 Kebahagiaan Sesaat
265
S3 Aku Akan Pergi, Rey!
266
S3 Ketulusan
267
S3 Kabarku?
268
S3 Kami Bertemu
269
S3 Kami Bertengkar
270
S3 Pengakuan Sheryl
271
S3 Semoga Kebahagiaan Kami Menjadi Abadi
272
S3 Momen Manis yang Tak Berujung?
273
S3 Hambatan
274
S3 Niat Baik
275
S3 Penolakan Papa
276
S3 Penolakan Papa (2)
277
S3 Kami Pergi Bersama
278
S3 Rencana Dadakan
279
S3 Bertemu Baruna
280
S3 Iri?
281
S3 Akhirnya Aku Bertemu Dengannya
282
S3 Kata Maaf yang Tertahan
283
S3 Sekretaris Ibu Aina
284
S3 Pesimis
285
S3 Dukungan Indira
286
S3 Lagi-Lagi Aku Bertemu Baruna
287
S3 Ketika Dua Orang Ayah Ikut Campur
288
S3 Restu yang Kudapatkan
289
S3 Kau Lebih Dari Seorang Penguntit
290
S3 Rencana Publikasi
291
S3 Publikasi
292
S3 Kau Tak Bisa Bahagia
293
S3 Selamat Ulang Tahun, Rey
294
S3 Restu Yang Kutunggu
295
S3 Kumohon Kembalilah Kepadaku
296
S3 Dengan Senang Hati Aku Menerimamu
297
S3 Aku yang Memutuskan Kebahagiaanku Sendiri
298
S3 Penyerangan
299
S3 Penyerangan (2)
300
S3 Penyelesaian Masalah
301
S3 Penyelesaian Masalah (2)
302
S3 Kami Menikah
303
S3 Rencana Pergi Jauh
304
S3 The Final

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!