RETAK
Happy Reading🥀
Rate
Like
Comment
Vote
...Sebuah awal perjumpaan yang secara tidak sengaja bagaikan senja yang hanya sesaat....
...-Iris Anastashia-...
Kringg.. Kringg...
Bunyi alarm terdengar nyaring mampu membuat seorang gadis yang sedang tertidur pulas mengusap matanya yang terasa berat.
Setelah mematikan alarmnya, gadis itu meregangkan tubuhnya dan menghela nafas berat. Semalam ia tidak bisa tidur, jadi dia memutuskan untuk membaca novel kesukaannya, sialnya ia malah kebablasan sampai jam 4 pagi.
5 menit lagi aja, niatnya dalam hati sambil memeluk erat boneka beruang kesayangannya yang terasa empuk dan nyaman.
"IRISSS!! BANGUN!! Kamu harus sekolah. Gak inget apa?" teriak wanita paruh baya sembari menyingkirkan boneka kesayangan gadis yang masih terlelap dalam tidurnya.
Dia Iris Anastashia gadis cantik yang selalu bangun kesiangan bahkan di sekolahnya dulu ia sering di hukum karena keterlambatannya.
"Mamaa.. 5 menit lagi."
Wanita paruh baya itu adalah Mama Iris, Nila Natalia, wajah nya sudah tak sekencang dulu namun kecantikannya tidak jauh beda dengan Iris.
"Gak ada 5 menit, cepet bangun sekarang udah jam 06.30 kamu mau sekolah jam berapa?" tanya seorang wanita paruh baya yang di sebut Mama oleh Iris.
"06.30?" gumamnya.
Iris langsung terbangun sambil mengerjapkan matanya. Ia tampak berpikir sebentar sebelum ia melompat panik dari kasur nya mendengar waktu yang di ucapkan oleh sang Mama.
"Mama tunggu di bawah." ucap Mama Iris sambil turun ke bawah setelah melihat anaknya itu lari terbirit-birit menuju kamar mandi.
Bagaikan flash yang dapat bergerak sangat cepat begitu pula Iris. Dalam 10 menit, ia sudah menggunakan seragam SMA Bhina Bhakti yang terkenal dengan segudang lelaki rupawan nya.
Saat menuruni tangga, ia melihat Papa dan Mama sudah selesai dengan sarapannya.
"Sarapan dulu sayang." ujar seorang lelaki paruh baya yang sedang berada di meja makan.
"Iris udah kesiangan Pa, ayoo!!" ajak Iris sambil menarik lengan Papa nya untuk segera pergi dari meja makan.
Pria tersebut adalah Papa Iris bernama Harendra, cinta pertama Iris saat pertama kali membuka matanya.
"Ehh, Iris sarapan dulu." ucap Mama Iris sambil memberikan sepotong roti ke arah Iris yang sedang memakai sepatunya.
"Makasih Ma. Iris berangkat dulu." sahut Iris sambil mencium pipi Mama nya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah kurang dari 10 menit, Iris telah sampai di depan gerbang sekolahnya.
"Iris berangkat ya Pa." ucap Iris sambil mencium pipi Papa nya.
"Hati-hati sayang." Seru sang Papa sambil menutup kaca jendela mobilnya.
Namun sialnya, gerbang besar itu sudah tertutup rapat. Tidak ada satpam yang menjaga gerbang tersebut.
Masuk aja kali ya? niatnya dalam hati sambil melirik kesana kemari.
Iris mencoba untuk membuka kunci gerbang tersebut.
Tin.. Tin.. Tin..
Iris terlonjak kaget dengan suara klakson motor yang ada di belakangnya. Dengan ragu-ragu dia melihat ke arah sumber suara tersebut.
"Maaf Pak, Iris gak niat buat bolos." ucap Iris sambil memejamkan matanya. Tidak ada jawaban dari perkataan Iris, dia perlahan-lahan membuka matanya DAMN IT!
Dia seorang lelaki tampan dengan senyuman tipis dan mata indahnya. Iris terpesona dengan tatapan senyuman itu. Hingga ia tidak sadar tangan nya sudah berada di genggaman lelaki tersebut yang entah akan membawanya kemana.
"Eh, lo mau bawa gue kemana?" tanya Iris sambil melepaskan cekalan tangannya.
Lelaki tersebut tidak menjawab pertanyaan Iris, namun dengan tiba-tiba lelaki bertubuh jangkung itu memberhentikan langkahnya secara tiba-tiba sehingga Iris menabrak punggung lelaki tersebut.
"Awww." ringgisnya.
"Naik." ucap lelaki tersebut sambil menjulurkan tangannya.
"Gak, Lo mau modus?" tanya Iris.
"Gak. Gue cuman mau bantuin lo." jawab lelaki tersebut.
Iris tampak berpikir sejenak, sambil melihat uluran tangan kekar lelaki yang entah siapa namanya. Tidak ada name tag di baju nya, mungkin dia juga salah satu murid baru.
Iris naik gak ya? tanya nya dalam hati.
Tapi kalau Iris gak naik nanti kesiangan, dahlah naik aja. sambung nya dalam hati.
"Mau gak? Cepetan!" ucap lelaki tersebut.
"Ck, iya, awas ngintip! gue injek muka lo." ucap Iris sambil mencoba naik ke tangan kekar lelaki tampan tersebut.
"Awas jangan ngintip!" ujar Iris sambil mencoba memanjat pagar belakang sekolah.
"Ck, iya buruan! Lo kira badan lo enteng apa?" tanya lelaki tersebut.
HAP. Iris sudah masuk kedalam halaman sekolah barunya itu.
"Lo bilang apa tadi?!" bentak Iris dengan mata melotot.
"Siapa disana?!" teriak seseorang suara khas seorang guru.
"Lo cepetan pergi dari sini." ucap lelaki tersebut.
"Lo?" tanya Iris.
"Gak usah mikirin gue. Cepetan pergi dari sini." jawab Lelaki tampan tersebut.
Tap.. Tap.. Tap..
Suara langkah kaki itu terdengar horor bagi seorang murid yang terlambat sekolah.
"Makasih. Nama gue Iris." ucap Iris sambil tersenyum manis.
"Heii!" teriak seseorang mampu membuat Iris lari terbirit-birit mencari tempat persembunyian.
Iris bersembunyi di balik pohon besar yang di halangi oleh tanaman di sekelilingnya.
"Kamu murid baru? Ikut bapak sekarang!" bentak seorang guru dengan wajah sangar nya sambil membuka pintu gerbang tersebut. Sedangkan lelaki yang baru saja menolong Iris tersebut tidak mengindahkan wajah guru sangar tersebut.
"Iris gak tau namanya. Tapi gak apa-apa yang penting Iris udah bilang makasih." ucap Iris sambil keluar dari tempat persembunyiannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ramai. Itulah yang menggambarkan kondisi ruangan kelas X IPA 3. Kelas yang akan menjadi saksi bisu kenangan Iris selama masa remaja nya.
Untung aja ucap nya dalam hati. Saat melihat di dalam kelasnya belum ada guru.
"Irisss!!" teriak seseorang dari meja belakang sambil melambaikan tangannya.
Dia, Sherin Amalia sahabat masa kecil Iris yang kebetulan di persatukan di sekolah ini. Sudah sejak lama Iris ingin satu sekolah dengan Sherin.
Iris melangkah kan kakinya mendekat ke arah sahabatnya itu sambil tersenyum bahagia.
"Kita satu kelas juga?" tanya Iris kaget.
"Iya, Oh ya, gue udah kosongin bangku buat lo, gak apa-apa kan kalau lo duduk sendiri?" tanya Sherin sambil mendudukkan Iris di bangku yang berada di depan Sherin.
"lo sama siapa?" tanya Iris.
"Haii." sapa seseorang dengan senyuman manisnya. Iris langsung melihat kearah orang yang menyapa nya tersebut sekaligus melihat ke tempat Sherin duduk.
"Gue Celine Celina." sambung gadis yang bernama celine tersebut sambil mengulurkan tangannya. Iris langsung menerima uluran tersebut dengan senyuman manisnya.
"Iris Anastashia." jawab Iris dengan senyuman manisnya.
"Cantiknya sama kayak bunga Iris." ucap Celine yang terpukau pada senyuman Iris.
Bahkan perempuan saja terpukau pada senyuman Iris apalagi para lelaki, mungkin akan meleleh saat itu juga.
"Eh, katanya disini ada Gengster Xlovenos yang terkenal ketua sama antek-anteknya ganteng banget." ucap Sherin.
"Lo emang gak berubah dari dulu, cowo mulu di pikiran lo." ujar Iris sambil menggelengkan kepalanya.
"Dia emang gitu, ganteng dikit dia embat tanpa mengenal siapa pacarnya." sambung Celine.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Matthias Von Herhardt
si neng riumi bnr2 bikin bunda jadi gregettt.... novelnya gak jauh2 yaa dari SMA, cwo ganteng2, ciwi2 cantik hadeeehh... seketika ingin kembali ke masa muda lagi enak kali yaaa...😁😁😁
2023-11-04
0
Santi Sari
berulang2 ngebaca cerita ini,dk pernah bosen..ditgu up ny thor
2023-08-20
0
Esti Restianti
mampir kak
2023-04-12
0