Happy Reading🥀
Rate
Like
Comment
Vote
...Menyebalkan, tingkah laku yang membuat orang selalu memikirkan kita, meski di dalam hatinya sedang bergejolak amarah. Suatu saat amarah itu akan terkikis oleh rasa rindu dari sikap menyebalkan....
...-Zhein Anggara-...
Haiden? tanya Iris dalam hati.
Iris langsung membalikkan badannya menatap lelaki yang menjadi incaran Sherin tersebut.
Dia. ucap Iris dalam hati sambil menatap cowok tampan yang menolongnya tadi pagi.
"Urusan lo sama gue." ucap Haiden sambil menarik tangan Iris dan menyembunyikkan tubuh Iris di belakang tubuhnya.
"Oh jadi mau sekarang?" tanya pria tersebut sambil tersenyum penuh arti.
"Serang!!" teriak pria tersebut.
Iris hanya menatap perkelahian tersebut. Dia tidak bisa menggerakan kakinya karena terlalu lemas.
"Pergi dari sini." ucap Haiden di sela-sela perkelahian dengan 2 pria tadi.
Bugh..
Satu pukulan mendarat di pipi Haiden.
"Haiden!!" teriak Iris sambil mendekat ke arah Haiden.
"Gue gak apa-apa, mending lo pergi sekarang." sahut Haiden sambil menyeka darah yang ada di sudut bibirnya.
"Gak." ucap Iris.
"Zhein, arah jam 9, bawa dia." ucap Haiden sambil menekan earphonenya.
Tak lama kemudian, datang seorang pemuda yang lebih tampan dari Haiden. Dengan wibawanya yang tinggi. terlihat dari wajahnya yang penuh ketegasan.
"Bawa dia pergi Zhein. Gue minta bantuan lo sebentar." ujar Haiden.
"Ikut gue." ucap Zhein sambil menarik tangan Iris.
"Tapi Haiden." ujar Iris.
"Dia bisa ngurusin dirinya sendiri." ucap Zhein yang masih menarik tangan Iris.
"Apaan sih lo, gue bisa jalan, gak usah di tarik kayak gitu. Tangan gue sakit." ucap Iris sambil menarik pergelangan tangannya yang memerah.
Zhein melihat pergelangan tangan Iris yang memerah.
perasaan gue gak pegang sekenceng itu. ucap Zhein dalam hati.
"Tangan gue." ujar Iris sambil menatap tangan putih nya itu yang sudah memerah.
"lo gak apa-apa?" tanya Zhein yang masih memasang wajah datarnya.
"Gara-gara lo sih, gue jadi gini kan?" tanya Iris sambil meniup tangannya yang terasa sakit.
"Ck, nyusahin." gumam Zhein sambil menarik tangan Iris dan meniupnya secara telaten.
Iris hanya diam mematung melihat perlakuan Zhein yang terlihat manis. Dengan angin yang menerpa rambutnya hingga menutupi wajahnya yang tampan.
"Gue tau, gue ganteng. Gak usah di liat lama-lama, nanti lo suka sama gue." ucap Zhein yang masih meniup pergelangan tangan Iris yang memerah.
"Gak salah denger kan gue?" tanya Iris.
"Emang lo denger apa?" tanya Zhein.
"lo bilang ganteng ke diri lo sendiri. percaya diri lo tinggi banget." jawab Iris yang masih belum melepaskan tangannya.
"Emang itu faktanya kan?" tanya Zhein yang masih meniup pergelangan tangan Iris.
"Buktinya lo suka kan obat dari gue?" tanya Zhein sambil menatap mata Iris.
"Dih, lo tu ya, orang nyebelin yang gue temuin dari bayi sampai segede ini." jawab Iris sambil menarik tangan nya.
"Dan gue juga baru nemuin orang yang berani ke gue." ucap Zhein dengan tatapan menusuk.
"Apa? Gue gak takut sama mata lo." ujar Iris sambil menekan mata Zhein.
"Arghh.." ringgis Zhein sambil memegang matanya.
"Eh, maaf gue gak maksud buat lo luka." ucap Iris sambil melihat mata Zhein yang memerah karena ulahnya.
"Lo sih yang buat gue refleks lakuin itu." sambung Iris sambil meniup mata Zhein yang masih belum bisa terbuka.
"Kok gue yang disalahin?" tanya Zhein.
"Lo yang buat gue takut!" jawab Iris.
"Lo takut sama tatapan gue atau ketampanan gue?" tanya Zhein.
"Nyebelin banget jadi orang." jawab Iris.
"Gak usah ngikutin gue, lo mendingan pergi aja." sambung Iris sambil menatap tajam mata Zhein.
"Yang mau ngikutin lo siapa?" tanya Zhein yang masih memasang wajah datarnya.
"Nyebelin banget jadi orang." jawab Iris.
"Jangan pernah keluar kelas lagi sebelum semuanya beres." ucap Zhein.
"Suka-suka gue lah." ujar Iris.
"Lo mending ke kelas dari pada nyusahin." ucap Zhein.
"Baik tuan Zhein yang terhormat." ucap Iris penuh penekanan sambil berlalu pergi.
"Sampai di kelas jangan lupa obatin kening lo, jangan nyusahin orang lagi." teriak Zhein sambil tersenyum tipis.
"Lo jadi orang nyebelin banget sih!" bentak Iris. Zhein langsung berlari, tidak ingin mendengar ocehan Iris yang membuat gendang telinganya pecah.
"Zhein. Awas kalau lo ketemu gue!" teriak Iris geram.
Zhein tipikal orang yang ambivert. Dia menyesuaikan dirinya sesuai keadaan. Ada saatnya dia dingin dan ada saatnya di ceria, tergantung bagaimana pembawaan lingkungannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Lo baik-baik aja kan?" tanya Celine yang melihat Iris memasang wajah kesalnya.
"Gue lagi kesel banget sama orang." jawab Iris.
"Sama siapa?" tanya Celine.
"Zhein." jawab Iris.
"Zhein?" tanya Celine kaget.
"Iya, kenapa?" tanya Iris.
"Dia anak pemilik sekolah, Zhein Anggara. Dia tipikal orang yang gak suka terlibat dalam urusan percintaan dan sampai saat ini belum ada perempuan yang bisa jadi ratu di hati Zhein. Demi apa lo ketemu sama dia?" tanya Celine antusias.
"Demi kekesalan gue sama tu orang." ucap Iris geram.
"Awas loh benci jadi cinta." ujar Celine sambil tersenyum.
"Gak. Gue gak suka dia." ucap Iris.
"Orang nyebelin kayak dia bukan tipe gue sama sekali." sambung Iris.
"Terus tipe lo?" tanya Celine.
"Haiden." jawab Iris refleks. Beberapa detik kemudian dirinya merutuki mulutnya itu yang tidak bisa di ajak kompromi.
"Haiden? Serius lo?" tanya Celine.
"Bb-uk-aan Haiden." jawab Iris gugup.
"Ketemu dimana bisa seperkian detik jatuh cinta?" tanya Celine.
"Maksud gue Zhein, gue masih kesel sama dia. Masa bodo siapa dia." jawab Iris.
"Mungkin gue yang salah denger kali ya?" tanya Celine bingung.
"Tapi bener loh Haiden tipe semua para cewek." sambung Celine.
untung aja. Lain kali mulut kompromi sama hati ya. ujar Iris dalam hati sambil menghela nafas lega.
"Kening lo?" tanya Celine sambil melihat kening Iris yang berdarah.
"Gue gak apa-apa." jawab Iris.
"Biar gue bawa obat dulu." ucap Celine sambil melangkahkan kakinya pergi.
"Lin, gak usah." ujar Iris.
"Lo anggap gue sahabat kan?" tanya Celine. Iris menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Makasih Lin." jawab Iris. Celine melangkahkan kakinya pergi ke UKS.
Zhein Anggara. ucap Iris dalam hati.
"Kenapa sih gue mikirin dia mulu?" tanya Iris pada dirinya sendiri.
Haiden Atmaja. ujar Iris sambil tersenyum manis, memikirkan wajah Haiden yang tampan dan kebaikannya tadi pagi.
"Sadar Ris. Haiden punya Sherin." ucap Iris sambil menghela nafas nya.
"Sadar Ris, dia sahabat lo. Jangan sampai persahabatan lo rusak gara-gara cowo." sambung Iris sambil tersenyum getir pada dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Matthias Von Herhardt
Faktanya di dunia nyata jg sama, hanya karena laki2, persahabatan jadi hancur, hubungan keluarga pun bisa hancur hanya krna cinta... mending iris fokus belajar aja sayang...
2023-11-04
0
Itha Fitra
apkbr si sherin?
2022-11-06
0
ᶜᶠkavella hera🌿🌿[🐧²⁴]
lanjut thor
2021-07-01
1