Kemarahan Anya

Sesampainya di rumah, Rendra segara berlari menuju kamarnya. Saat membuka pintu dan menyalakan lampu betapa kaget ia, di depannya sudah berdiri Anya. 

"Kamu dari mana aja sih?dari tadi ditelfonin Hpnya mati muluk" Anya seperti singa yang siap menyantap mangsanya.

"Hp aku mati yank" Rendra berusaha bersikap tenang. Ia berlalu membuka kemejanya dan melemparkannya asal ke dalam keranjang pakaian kotor yang ada disudut kamarnya.

Anya mengikutinya dari belakang

"Kamu kan bawa powerbank, bisa kan di charge?" Anya membuntuti Rendra dan menarik bahu kanan Rendra. 

Rendra menoleh kebelakang "Nggak sempat! Kamu napa sewot kek gini, tadi siang kan udah aku bilang, aku ngerjakan tugas, baru kelar juga" Rendra menaikkan suaranya.

"Kok malah kamu yang marah?aku tanya Panji dia lagi gak ngerjakan tugas tuh" Anya berkata dengan sengit.

Rendra membalikkan badannya "Emang dia gak ikut ngerjakan!" Rendra nggak kalah sengit

"Terussss...kamu ngerjakan bareng siapa?"

"Bareng Hannah"

"Hannah siapa?"

"Adik tingkat"

"Berdua doank?"

"Iya. Lu Bawel amat macam polisi ngintrogasi maling. Lagian ini baru jam 7 lebih woi..lu udah nongol dimari seperti hantu yang datang tiba-tiba"

"Siapa Hannah, hah???" suara Anya makin meninggi.

"Lu bisa denger kagak?apa lu bud#k...??gue bilang Hannah adik tingkat. Lu tau kan gue banyak ngulang mata kuliah bareng adik tingkat?" Rendra membulatkan matanya menatap Anya. Tubuh mereka saling berhadapan penuh emosi. karena emosi juga, Rendra memanggil Anya dengan sebutan 'lu gue'

"Oh jadi udah mulai bicara kasar sekarang, ya?" Anya kemudian merampas ponsel ditangan Rendra.

"Gimana gak marah, lu tuh over protective, lu sendiri tadi siang kemana, ha? gue juga gak terlalu detail nanyain. bilangnya udah gak ada kuliah, eh tiba-tiba ada kuliah tambahan, gue santai aja, percaya-percaya aja ama lu" ujar Rendra sengit

"Sini balikin HP gue.." Rendra berusaha merebut ponselnya dari tangan Anya. namun Anya bergeming.

Anya makin emosi, baru saja Rendra beralasan batrai habis, tapi ternyata justru ia mengaktifkan mode pesawat sehingga ponselnya tidak bisa dihubungi.

Ia yang sudah tau kode sandi ponsel sang kekasih, segera membuka aplikasi whatsApp, mencari kontak bernama Hannah.

Dan ketemu...Namun tidak banyak yang dia temukan, hanya beberapa chat yang menanyakan tentang jadwal kuliah dan beberapa pertanyaan dari Rendra tentang materi kuliah serta tugas lainnya.

Anya makin penasaran ingin tau siapa Hannah, ia membuka foto profil kontak yang bernama Hannah itu, namun hanya sebuah foto kartun wanita berhijab, tak ada wajah dirinya.

Karena masih penasaran, iapun melihat story wa Hannah sepanjang hari ini:

Story 1

Jam 12.30

"[Sebelum mengerjakan tugas kelompok, rebahan dulu dikosan]"

Story 2

Jam 13.40

"[Astaghfirullahhal'adzim...kelalaian yang tidak boleh terulang. Apapun alasannya, keluar kamar hijab tak boleh lupa!]"

Story 3

Jam 15.00

"[Tak pernah lupa nasehat Ayah-Ibu. Solat tepat waktu]"

Story 4, jam 18.30

"[Selalu ingat pesan ayah: wanita hrs pandai menjaga diri,, menutup aurat agar mampu menjaga pandangan laki2, dan jaga solat]"

Jenuh juga baca storynya. Seperti Ustadzah yang sedang ceramah. Anya pun kini paham, si Hannah ini adalah gadis hijabers dan takwa beribadah. Yang sempat di dekati oleh Panji. Jelas dia bukan selera Rendra. Ia tau Rendra menyukai dirinya karena kecantikan serta penampilannya yang modis dan seksi. Tidak mungkin dia suka cewek kampungan model Hannah ini.

'Hannah bukan sainganku'. Anya membatin dalam hati.

"Lu dapat apa buka-buka hp gue, ha???sini gue cek juga hp lu??" Rendra melotot ke arah Anya

Anya mengulurkan tangannya menyerahkan Hp kekasihnya yang masih tersulut emosi itu.

"aku cuma kepikiran yank, takut kamu ada cewek lain" ia menurunkan nada bicaranya, mendekat ke arah Rendra, ia lalu menggamit lengan kekasihnya itu dan merebahkan kepalanya dibahu Rendra.

Rendra mendengus kesal. Ia melempar ponselnya dengan sembarangan keatas tempat tidur. Lalu ia berlalu ke kamar mandi. Anya hampir terjatuh karena kehilangan sandaran setelah Rendra berlalu ke kamar mandi.

****

Esoknya Rendra ke kampus seperti biasanya. Mengikuti kelas kuliah dari pagi hingga siang.

Hari ini harusnya ada mata kuliah bareng Hannah, tapi Rendra tak melihat Hannah sejak pagi tadi. 

Dengan malas-malasan Rendra mendengarkan penjelasan dosen di depan. Ia sibuk memaenkan ponselnya. Membuka aplikasi hijau. Mencoba melihat story Hannah, namun tak ada. 

Entah mengapa ia merasa tak bersemangat bila tak ada Hannah di kelas. Pikirannya pun melayang. Membayangkan wajah Hannah yang cantik, putih merona saat kemarin ia tak sengaja melihat Hannah tak memakai hijab. Rambutnya yang hitam lurus tergerai dengan indah. Kakinya yang jenjang...

"Hei Ndra...lu ngapain senyum-senyum sendiri" sebuah pukulan di pundaknya membuat Rendra kaget.

"Ahhh..lu Jo..ngagetin aja lu" Ucap Rendra Spontan menoleh kearah datangnya suara yang ternyata Panji, sahabatnya.

"Gue perhatikan lu senyum-senyum sendiri dari tadi, lu sampe gak sadar kuliah jam pertama udah selesai? Mikirin apaan sih lu?" Panji duduk di sebelah Rendra.

"Kepo lu Jo!" Rendra mencibir ke arah panji.

"Eh Gue mau traktir lu makan Ndra..gue jadian sama cewek cantik. Gue gak jomblo lagi donk" ucap Panji bersemangat.

"Serius lu jadian?ama siapa??emang ada gitu cewek yang mau ama lu??

"Ihh..lu ngeremehin gue kan..jelas ada donk..lu tau gak Ndra, gue tuh jadian ama Emmy, teman satu kampusnya Anya" antusias Panji menceritakan. 

"Suer lu?? 

"Suer" Panji mengangkat jari telunjutk dan jari tengahnya secara bersamaan.

"Ayo buruan, kan udah gak ada jam kuliah lagi. Lu mau makan apa aja gue bayarin deh" Panji menarik lengan Rendra.

"Kita double date ya..gue udah wa Anya juga, kita jemput Emmy dan Anya" Panji menjelaskan sambil mereka berjalan keluar kelas.

"Gue lagi males Jo..ntar siang gue ada praktikum" Rendra mengambil jalan ke arah Laboratorium Biologi, sementara Panji berjalan ke arah parkir.

"Eh lu kok gitu sih Ndra.." Panji buru-buru menarik tangan Rendra agar mau ikut dengannya menuju parkiran.

"Gua lagi gak mau ketemu Anya. semalem kita habis ribut" Rendra menghentikan langkah sambil membetulkan tas ransel dipundaknya.

"Anya udah cerita ma gue..gue udah bantu jelasin ke Anya kalo Lu gak ada apa-apa dengan Hannah" 

"Ah gua tetep males ketemu Anya. Gua gak suka dia over protective gitu"

"Ayolahhh..lu masak gak mau gabung saat gua lagi happy gini?sekali ini deh Ndra plizzz" Panji menarik paksa tangan Rendra hingga mereka sampai diparkiran.

"Pake mobil gua aja ya?" tanya Panji.

"Serah lu ahh.." jawab Rendra sambil membuka pintu dan masuk kemobil Panji dengan tidak bersemangat.

Mobil itupun melaju, menuju kampus Anya. Dan mereka berempat menikmati makan siang di sebuah resto pusat kota. 

*******

Usai makan siang, Rendra harus buru-buru kembali ke kampus karena ada jadwal Praktikum. 

Ia memakai baju praktikum yang berwarna putih lengan panjang, mirip dengan Jas yang dikenakan dokter saat praktek.

Tak lupa ponsel ia masukkan ke dalam sakunya. Ia siap mengikuti pre test, kemarin ia sudah belajar bersama Hannah, entah kenapa ia selalu semangat tiap kali teringat gadis itu.

Tepat pukul 15.00, praktikum telah usai. Rendra membereskan peralatan praktikum miliknya, membuka baju praktikum dan memasukkannya ke dalam ransel. Saat bersiap untuk pulang, ponselnya berdering. 

'My Mom, memanggil'

"Halo, iya Mom"

"Ntar malam jemput mama papa dibandara ya, jam 7 malem pesawat landed"

"Siap, mama"

"Eh mama telfon Anya, nomernya mati terus dari tadi, di whatsApp juga centang satu, kalian berantem?"

"Ehmm...Nggak kok ma, tadi kita makan siang bareng. Ini Rendra baru kelar praktikum Ma, coba habis ini Rendra hubungi"

"Ok..ok..nanti kalo jemput mama, ajak Anya sekalian ke bandara ya"

"Iya, Ma. Daaagg Mama, hati-hati"

"Daadaggg sayangnya mama"

Rendra masuk ke dalam mobilnya dan duduk dibalik kemudi. Ia buka aplikasi hijau dan mencoba menghubungi Anya.

"[Ada dmn?]" Send

"[Mama ntar datang, kita disuruh jemput ke bandara, mau ikut?] Send

Pesan yang ia kirim untuk Anya, masih centang satu berwarna silver. Artinya wa si Anya sedang tidak aktif.

'Barangkali masih dikampus' batin Rendra. Ia pun melajukan mobilnya dan mengarahkan ke kampus Anya yang berjarak hanya sekian ratus meter dari kampusnya. Tapi suasana kampus tampak sepi. Jam menunjuk angka 15.00, Parkiran di fakultas ekonomi ini sudah sepi, sepertinya Anya tidak ada di kampusnya. Barangkali sudah pulang ke apartemennya selepas makan siang tadi.

Rendra kembali melajukan mobilnya, ia mengarahkan mobilnya menuju apartement Thamrin Residence, tempat tinggal Anya selama di Jakarta. Namun rasa kantuk datang menyerang, ia kemudian membatalkan niatnya untuk mendatangi Anya dan membelokkan mobil ke arah rumahnya.

Setiba dirumah, Rendra langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur dan iapun terlelap karena lelah yang menderanya.

Hingga beberapa jam kemudian, Rendra merasakan tubuhnya diguncang-guncang.

"Bangun Kak...?kak..buruan bangun udah jam 6 nih..nanti telat jemput mama" Resty sang adik ternyata sudah ada di dalam kamarnya.

"Mmmm..." Rendra mereganggkan tubuhnya.

"Buruan bangun kak, udah magrib"

Dengan bermalas-malasan Rendra bangun dan menuju kamar mandi. Usai mandi ia segera berangkat menjemput mama papa di bandara.

Setelah menempuh perjalan hampir satu jam, diapun sampai di bandara Soekarno-Hatta.

Usai memarkir mobil, ia berjalan menuju terminal kedatangan Internasional. Ia segera duduk diruang tunggu. Sambil memainkan ponselnya.

"[Mom..Rendra sudah standby di depan ruang tunggu kedatangan]" send

Centang satu.

Karena bosan, Rendra pun memainkan ponselnya. Membuka Aplikasi facebook, dan melihat-lihat newsfeed yang ada diberandanya.

Matanya kemudian tertuju pada satu saran pertemanan 'Raihannah Aisyah Koesnadi'.

Ia klik 'add friends' dan iseng ia buka profil facebook Hannah. Ia membuka foto profil yang menampilkan foto Hannah mengenakan khimar berwarna hitam yangs edang tersenyum memperlihatkan deratan giginya yang rapih.

Ia klik foto itu, lalu ia menekan tiga titik dikanan atas, klik simpan foto. 

Done..foto Hannah tersimpan diponselnya.

'Akhirnya bisa juga punya foto Hannah' Rendra berucapa dalam hatinya.

Saat sedang memainkan ponselnya. Samar-samar Rendra mendengar percakapan orang yang juga tengah duduk diruang tunggu yang tidak terlalu jauh dari tempat duduknya.

"Nggeh sampun yah,..iki wes tekan bandara (sudah Yah, ini sudah sampai bandara)"

"Nggeh..nggeh..waalaikumsalam"

Rendra menoleh ke arah suara. Sepertinya ia tidak asing dengan suara itu.

Saat menoleh, dia melihat seorang wanita mengenakan gamis motif dan khimar berwarna peach tengah duduk sambil meletakkan ponselnya ke dalam tas.

Lohhhhh...itu kan Hannah

"Hannn....???lu disini?"

Bersambung

Terpopuler

Comments

Sukma Adi Darmawan

Sukma Adi Darmawan

lanjut

2021-03-11

1

Lili ithuu Indah

Lili ithuu Indah

udah mulai ada konflik....kudu semangat maraton nya ini

2021-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Rasa yang Hambar
2 Hannah
3 Sehari Bersama Hannah
4 Cemburu
5 Kemarahan Anya
6 Bertemu di Bandara
7 Tamu misterius
8 Topeng Anya
9 Kepergok Mama
10 Kuliah Kerja Nyata
11 Informasi dari Emmy
12 Kedatangan Anya ke Posko
13 Siapa Edwin?
14 Jamuan Anya
15 Berbuat mesum
16 Mendadak harus Menikah
17 Sah?
18 Ditemukan zat Sildenafil dalam darah
19 Kedatangan orang tua Hannah
20 Resmi menjadi suami istri
21 Serangan Anya
22 Tinggal serumah
23 Ide Jahat Anya
24 Kecantikan Hannah
25 Dirumah Kak Rianty
26 Penentangan dari sang Mama
27 Pertemuan perdana
28 Perlakuan kasar
29 Curahan hati teman
30 Memar di Wajah Hannah
31 Mual
32 Test pack
33 Rendra keluar kota
34 Kepergian
35 PENDARAHAN
36 Di rumah sakit
37 Berita Kehilangan
38 Ke rumah Bude
39 Titik terang
40 Mencari Jejak
41 Pertengkaran Dengan Mama
42 Menerima kehadiran Anya?
43 Rencana bertemu Orang tua Hannah
44 Bertemu besan
45 Kemenangan Anya
46 Papa Anya?
47 Dikejar istri sah
48 Wawancara
49 Persiapan pernikahan
50 Ancaman untuk Anya
51 Bertemu keluarga besar
52 Terkuak
53 Kepergok
54 Papa kemana?
55 Menuju Akad Nikah
56 Akad Nikah
57 Seberkas cahaya terang
58 Pertemuan
59 Kembali ke Rumah?
60 Bertemu Kak Rianty
61 Diskusi
62 Bertemu Mama
63 Rukun
64 Bertemu Edwin
65 Pendarahan
66 Plasenta Previa
67 Berjuanglah
68 Koma
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Rasa yang Hambar
2
Hannah
3
Sehari Bersama Hannah
4
Cemburu
5
Kemarahan Anya
6
Bertemu di Bandara
7
Tamu misterius
8
Topeng Anya
9
Kepergok Mama
10
Kuliah Kerja Nyata
11
Informasi dari Emmy
12
Kedatangan Anya ke Posko
13
Siapa Edwin?
14
Jamuan Anya
15
Berbuat mesum
16
Mendadak harus Menikah
17
Sah?
18
Ditemukan zat Sildenafil dalam darah
19
Kedatangan orang tua Hannah
20
Resmi menjadi suami istri
21
Serangan Anya
22
Tinggal serumah
23
Ide Jahat Anya
24
Kecantikan Hannah
25
Dirumah Kak Rianty
26
Penentangan dari sang Mama
27
Pertemuan perdana
28
Perlakuan kasar
29
Curahan hati teman
30
Memar di Wajah Hannah
31
Mual
32
Test pack
33
Rendra keluar kota
34
Kepergian
35
PENDARAHAN
36
Di rumah sakit
37
Berita Kehilangan
38
Ke rumah Bude
39
Titik terang
40
Mencari Jejak
41
Pertengkaran Dengan Mama
42
Menerima kehadiran Anya?
43
Rencana bertemu Orang tua Hannah
44
Bertemu besan
45
Kemenangan Anya
46
Papa Anya?
47
Dikejar istri sah
48
Wawancara
49
Persiapan pernikahan
50
Ancaman untuk Anya
51
Bertemu keluarga besar
52
Terkuak
53
Kepergok
54
Papa kemana?
55
Menuju Akad Nikah
56
Akad Nikah
57
Seberkas cahaya terang
58
Pertemuan
59
Kembali ke Rumah?
60
Bertemu Kak Rianty
61
Diskusi
62
Bertemu Mama
63
Rukun
64
Bertemu Edwin
65
Pendarahan
66
Plasenta Previa
67
Berjuanglah
68
Koma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!