Langit semakin deras mencurahkan hujan ke bumi. Sepatu Rendra mulai basah terkena cipratan air.
Hannah masih terpaku di kamar usai meletakkan jemurannya di dalam keranjang yang ada di pojok kamar.
Ia tak menyangka kakak tingkatnya itu tiba-tiba ada di depan kosnya dan melihat ia yang sedang tidak menutup aurat. Tiba-tiba turun hujan dan ia tak punya waktu untuk berganti pakaian sehingga terpaksa segera berlari keluar untuk menyelamatkan cucian yang sudah kering agar tidak basah terkena air hujan.
Beberapa menit kemudian, Hannah keluar dari kamarnya dengan membawa payung. Kali ini ia sudah berganti pakaian, mengenakan gamis bunga-bunga berwarna kuning soft dipadu hijab instan polos berwarna senada.
Ia kemudian membukakan pintu pagar untuk Rendra.
"Maaf Kak lama nunggunya. Kenapa kak Rendra gak bilang kalo mau ke kosan?" Ia bertanya saat pintu pagar sudah terbuka dan mempersilahkan Rendra masuk.
"Tadi ga sengaja sih kesini...habis nganter........" Rendra tidak menyelesaikan kalimatnya.
"Kakak tau dari mana kosan Hannah?" Hannah kembali menutup pagar dan mempersilahkan Rendra duduk di kursi yang ada di teras kosan tersebut.
"Tau dari Paijo"
"Paijo siapa kak?" Hannah tampak bingung.
"Paijo..masak lo ga tau Paijo sih??"
"Hannah gak kenal tuh!"
"Eh Panji..Paijo itu si Panji" Rendra duduk di kursi dan mengibas-ngibas bajunya yang sedikit basah terkena cipratan hujan.
"Oohhh..kak Panji. Kalo kak Panji sih emang sering kemari kak" Hannah mengangguk tanda mengerti dan bibirnya membentuk huruf O
"Btw, lu napa ganti pake jilbab begini sih?cantikan gak pake jilbab kayak tadi lohh!"
"Astaghfirullah ampuni Hannah Ya Allah.." pelan ia berucap.
"Tadi itu Hannah sedang rebahan dikamar, tiba-tiba hujan turun, Hannah buru-buru mau angkat jemuran..biasanya gak ada orang sih diluar. Hannah gak tau kalo ada kakak di depan, jadi Hannah langsung lari aja ke halaman, takut keburu basah jemurannya"
"Pertanyaan gue napa lo mesti ganti baju kek gini ini, kan pake kayak tadi lebih nyaman buat lo, ga ribet. Udah gitu diliat juga lebih cantik" ujar Rendra sambil menarik baju gamis yang dikenakan Hannah.
"Kan kewajiban setiap muslimah menutup aurat, kak"
"Kan lu masih muda, ntar aja kalo udah tua nutup auratnya"
"Kewajiban itu tidak memandang usia kak, yang udah akil balig wajib menutup aurat, begitu kata mama Hannah, Kak" Hannah menjelaskan sambil menundukkan kepala.
"Eh kak..yang lain mana?kita langsung ngerjakan tugasnya aja ya?" Hannah mengangkat wajahnya dan tak sengaja matanya beradu pandang dengan Rendra yang ternyata sedang menatapnya. Tatapan dua bola mata milik Rendra terasa begitu menusuk jantungnya. Hannah buru-buru berdiri dan segera masuk ke dalam kamarnya.
Tak lama ia kembali membawa tumpukan buku lalu kembali duduk dan meletakkan buku-buku itu di atas meja di depan tempat duduk mereka.
"Kak Panji belum datang ya?"
"Eh iya Paijo tadi ngabari gue katanya gak bisa datang"
"Tlung..tlung.."
Ponsel Rendra yang ada disaku kemejanya berbunyi. Ada sebuah pesan di Aplikasi hijau
"[Bro gue gak bisa ikut kerja kelompok ya..hujan deres nih..males keluar. Titip nama ye..hehe]"
Pesan dari teman-teman satu kelompok yang pada absen gak bisa hadir untuk ngerjakan tugas bareng.
"Teman yang lain pada nggak bisa dateng Han.." Rendra menunjukkan ponselnya pada Hannah.
"Eh kan harusnya ngerjakan tugas dirumah gue Han..?" Lanjut Rendra
"Hujan deres nih kak, dikosan Hannah aja ya ngerjakannya"
"Hmm...oke deh..gue juga males harus basah-basahan lagi. Ni aja udah kedinginan" ucap Rendra mendekap tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya. Bajunya memang sedikit basah terkena cipratan air hujan.
Langit semakin gelap. Hujan turun semakin deras. Kursi yang mereka duduki di teras depan itu terciprat air karena derasnya curah hujan disiang hari menjelang sore ini.
"Kak kita pindah ke ruang tamu aja ya, hujannya tambah deres" Hannah mengangkat buku-buku yang ia letakkan diatas meja tadi. Merekapun beranjak masuk ke ruang tamu.
Hannah kemudian masuk ke dalam kamar mengambil laptopnya. Setelah itu ia kembali ke ruang tamu dan mereka mulai mengerjakan tugas-tugas yang harus dikumpulkan esok hari.
Sayup-sayup dari luar terdengar suara adzan ashar yang kumandangnya terhalang suara hujan yang begitu deras.
Hannah mengetik nama-nama anggota kelompok di halaman sampul tugas.
"Alhamdulillah, Done..." Hannah melepaskan jari-jarinya yang dari tadi menempel diatas keyboard laptop.
"Kita solat ashar dulu ya, kak?" Lanjutnya
"Kita???"
"Maksud Hannah, kita solatnya sendiri-sendiri, kak. Itu tempat wudhunya..nanti solatnya disitu"
Hannah menunjuk tempat wudhu yang ada dibelakang sana, yang harus melewati kamar-kamar penghuni kosan yang saling berhadapan. Kira-kira disisi kiri ada sekitar 15 kamar dan sisi kanan juga berjumlah yang sama. lalu telunjuknya beralih ke musola yang ada disamping tempat wudhu itu.
Rendra bingung, karena ia nggak pernah solat, ia ingat hanya dua kali solat dalam setahun, yaitu saat idul Fitri dan idul Adha.
Hannahpun berjalan menuju tempat wudhu itu, terpaksa Rendra mengikuti dari belakang.
"Gak papalah, pura-pura solat di depan Hannah" ucapnya dalam hati.
"Kak Rendra wudhu duluan ya..ntar solat lebih dulu"
Rendrapun segera mengambil wudhu, ia memangkas lengan kemejanya hingga ke siku. Pun celana jins yang ia kenakan digulung hingga mencapai lutut. Hannah meminjamkan sendal jepitnya untuk dipakai Rendra berwudhu. Sendal jepit yang hanya masuk separuh dikaki Rendra. Melihat itu merekapun tertawa terbahak-bahak karena ukuran kaki Rendra memang lebih besar dari kaki Hannah.
Rendra berjalan ke arah musola, Hannah membawakan sepatu Rendra yang ia copot saat berwudhu tadi.
"Sendal jepitnya Hannah pake lagi ya, kak. Ini sepatu kak Rendra udah Hannah bawakan" Hannah meletakkan sepatu kets Rendra yang berwarna putih itu di depan pintu masuk musola.
"Ok, makasih ya"
Saat hendak berwudhu, Hannah membuka hijabnya dan mengaitkan hijab itu dilehernya. Ia menggulung lengan gamisnya hingga ke siku, hingga tampak lengannya yang mulus. Ia mulai membasuh kedua telapak tangan, berkumur-kumur, menghirup air ke dalam hidung lalu membasuh wajahnya. Tanpa sadar ada sosok yang mengamatinya wajah cantiknya dari balik musola.
Usai berwudhu Hannah berjalan menuju kamarnya. Sosok itu baru berhenti mengamati setelah Hannah tak lagi terlihat oleh pandangannya.
****
Usai melaksanakan solat ashar, mereka kembali duduk di ruang tamu dan melanjutkan diskusi, lebih tepatnya Rendra bertanya tentang materi kuliah yang tidak dia paham, dan Hannah menjelaskan dengan detail hingga Rendra mengangguk-angguk tanda paham.
Tak terasa jam menunjuk pukul 17.05.
"Han..lu ga laper?kita makan yuk?"
"Lumayan sih kak..hehe.." ucap Hannah tersenyum simpul.
"Lu tadi makan siang dimana?"
"Belum makan kak, cuma sarapan pagi doank"
"Nah..lu napa gak bilang dari tadi kalo belum makan?kan bisa gue bawain tadi?"
"Ya kan Kakak gak nanya" ucap Hannah sambil terkekeh
"Lu tambah cantik lo Han kalo lagi ketawa gitu" goda Rendra
Yang digoda hanya diam, menundukkan wajahnya yang bersemu merah.
"Ngapain liat lantai, kerenan lantai dari pada gue?" Rendra menundukkan kepalanya mengikuti pandangan Hannah yang tengah menatap lantai.
"Eh gimana, kita jadi makan gak?"
"Bentar lagi magrib kak..apa gak sebaiknya sekalian nunggu adzan magrib dulu?"
"Gitu ya?ok, boleh juga..gue disini sampe magrib gak apa-apa gitu?"
"Boleh nerima tamu laki-laki hanya di teras atau ruang tamu kak, tamu laki-laki tidak boleh masuk ke kamar. Disini ada cctv nya" Hannah menunjuk jarinya ke arah cctv yang terpasang disetiap sudut ruangan.
Ayah dan bundanya sengaja mencari kosan yang khusus perempuan, yang pemiliknya paham agama, yang ada fasilitas wudhu dan musola serta tidak membolehkan laki-laki bebas masuk kamar. Berharap agar Hannah tetep menjadi anak solehah yang pandai menjaga diri sekalipun harus jauh dari orang tua.
Awal mula Hannah menginjakkan kaki di Ibu Kota, Ayah bundanya menemani untuk mencari tempat kos. Survey berkali-laki, namun banyak kosan yang bercampur baur antara cewek dan cowok. Ayah dan Bundanya tidak mengijinkan jika Hannah harus kos ditempat yang bebas, akhirnya setelah melalui proses pencarian yang panjang, nemu juga tempat indekos yang pemiliknya berhijab dan sedikit paham aturan agama, walau masih dibolehkan laki-laki bertamu, tapi setidaknya lumayan lah untuk ukuran kota besar seperti Jakarta, masih ada tempat kos yang dikhususkan untuk wanita serta tidak mengijinkan laki-laki masuk ke kamar.
***
Adzan magrib berkumandang, Hannah segera meminta Rendra untuk berwudhu dan menunaikan solat. Seperti kejadian sore tadi, saat Hannah sedang mengambil wudhu, Rendra mengintip dari balik musola.
Diam-diam Rendra mulai mengagumi gadis itu, belum pernah ia menemukan gadis cantik yang taat menjalankan perintah agama, selain itu dia juga gadis yang cerdas dan pintar.
Usai melaksanakan solat, mereka kembali duduk di ruang tamu.
Ponsel Rendra berdering.
Ada panggilan video call diaplikasi hijaunya. Dari tadi banyak pesan masuk dari Anya yang diberi nama 'my honey' dikontak WAnya dan tidak sempat ia baca.
Rendra mengabaikannya.
'2 panggilan video tak terjawab dari My honey'
Ponsel kembali berdering.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Sukma Adi Darmawan
next kak
2021-03-11
1
cahaya
bagis nih ga melulu tentang ceo
2021-02-23
1
sarie
hadir kak like buat kakak, semangat salam dari kusentuh cinta dalam diam dan Alzheimer 👍👍
2021-01-16
0