Hari senin, Rendra bangun pagi dan segera berangkat menuju kampus karena kuliah pertama dimulai jam 7.30.
Rendra bergegas masuk ke dalam kelas, lima menit yang lalu kuliah sudah dimulai. Semester ganjil tahun lalu, Rendra mendapat nilai D untuk mata kuliah ini, hingga ia harus mengulang disemester ganjil berikutnya bersama adik tingkat.
Rendra memilih duduk di kursi belakang. Ia menyimak baik-baik penjelasan dosen, dengan seksama ia menatap layar viewer di depan yang menampilkan materi yang dipaparkan ibu dosen.
Tak lama terdengar pintu ditekuk. Dari balik pintu terlihat seorang gadis cantik berhijab segi empat menutup dadanya, kulit wajahnya putih merona tanpa polesan. Ia menggunakan hijab berwarna krem dipadu rok bermotif serta blouse berwarna senada dengan hijabnya.
"Assalamualaikum" Gadis itu nongol dibalik pintu, lalu masuk dan menutup pintu kembali, ia kemudian berjalan dan berhenti di depan bu dosen "Maaf bu sedikit terlambat" ucapnya polos.
"Silahkan duduk"
Gadis itupun duduk di kursi bagian belakang bersebelahan dengan Rendra.
Bu Dosen kembali melanjutkan perkuliahan, tanpa terasa waktu berlalu, kuliah jam pertama telah usia. Hanya ada jeda 15 menit untuk kuliah selanjutnya. Gadis yang mengenakan kerudung krem yang tadi terlambat itu tampak berjalan ke depan kelas. Ia tampak sibuk memasukkan flash disc di monitor, kemudian meng-copy file materi untuk kuliah selanjutnya. setelah itu ia fokus pada ponsel di tangannya.
Ternyata dia bernama Hannah, nama lengkapnya Raihannah Aisyah Koesnadi, mahasiswa semester lima. Dia adalah PJ (penanggung jawab) mata kuliah di jam kedua ini.
Karena banyak kuliah yang mengulang bersama anak semester lima, Rendra jadi banyak berinteraksi dengan adik tingkatnya. Termasuk dengan Hannah.
Hannah merupakan gadis yang cerdas dengan IPK cumlaude. Ia berasal dari dari Jawa timur dan indekos di daerah dekat kampus. Ia mendapat beasiswa untuk kuliahnya.
Rendra sering mendapat tugas kelompok bersama Hannah. Karena nama mereka berawalan dengan huruf yang sama, sehingga nomer absen mereka berdekatan dan pembagian tugas kelompok selalu berdasarkan urutan nomer absen.
Begitupun untuk praktikum, Hannah selalu satu kelompok dengan Rendra.
Tak terasa perkuliahan semester ganjil sudah berjalan selama tiga bulan. Itu artinya sudah dekat Ujian tengah semester (UTS). Rendra semakin sering berinteraksi dengan Hannah untuk urusan tugas-tugas kuliah, maupun urusan praktikum. Ia sering bertanya pada pada Hannah bila ada materi kuliah yang tidak ia pahami. Ia bertekad untuk giat belajar agar tidak mengulang kembali disemester berikutnya.
"Han..ntar sore ngerjakan tugas kelompok di rumah gue ya" Ujar Rendra kepada Hannah saat jam kuliah sudah selesai.
"Tapi Hannah ga tau rumah kakak, Hannah juga ga punya kendaraan untuk kesana kak" jawab Hannah.
"Gampang, ntar lo bareng gue sama temen-temen yang lain juga"
" Nomer wa lo tetep yang ini kan..?" Rendra memperlihatkan layar ponselnya kepada Hannah, Hannah mendekat dan mengintip layar ponsel milik Rendra. Kepala mereka hampir bersentuhan karena harus menatap layar ponsel yang sama.
"Iya bener kak.." Menyadari tubuhnya terlalu berdekatan dengan Rendra, Hannah segera menjauhkan tubuhnya usai memastikan bahwa nomer itu benar miliknya.
"Ok, gue cabut dulu ya..ntar gue wa lo lagi"
Rendra buru-buru menuju parkir karena ada janji makan siang bersama Anya.
Karena sudah tidak ada jam kuliah lagi. Hannah pulang ke kosnya. Ia berjalan kaki karena jarak tempat kos dan kampusnya hanya berjarak sekitar 300 meter.
Hannah hanyalah gadis sederhana, orangtuanya tidak tajir seperti keluarga Rendra. Ia bisa kuliah dikampus ini juga berkat beasiswa. Orang tua Hannah hanyalah pegawai negri sipil sebagai staff biasa di salah satu kantor Pemerintah di kotanya. Ia kos di tempat yang tidak terlalu mewah, bahkan kosan Hannah cenderung sederhana.
Pun dia tidak membawa kendaraan karena orangtuanya hanya punya satu mobil yang dipakai sehari-hari untuk keluarganya di surabaya.
****
Ditempat lain, Anya dan Rendra sedang menikmati makan siang disebuah resto dekat kampus. Mereka terlihat sebagai pasangan serasi, si cowok terlihat begitu tampan dan si cewek sangat cantik khas cewek parahyangan. Walau sebenarnya Rendra sudah tak memiliki rasa pada gadis tersebut, namun ia seperti terjebak karena Anya begitu nekad selalu datang kerumahnya, dekat dengan Mamanya dam bahkan ia enggan putus dengan Rendra.
Siang itu Rendra mengenakan kemeja motif kotak-kotak perpaduan warna navy dan birel, dipadu celana jins serta sepatu kets berwarna putih, ia terlihat keren dengan tas ransel dipundaknya.
Sedang Anya tampil santai dengan celana jins warna biru wardah dipadu kaos oblong dan jaket kulit mewah berwarna hitam, tampak kontras dengan kulitnya yang putih. Rambutnya yang lurus digerai begitu saja.
Mereka saling bergandeng tangan memasuki resto tersebut, dan memilih duduk di kursi pojok. Tak lama pesanan mereka datang. Merekapun berbincang santai sambil menikmati makan siang.
"Gimana kuliahnya yank?" Tanya Anya sambil memotong daging steak yang ia pesan.
"Ya banyak mata kuliah yang ngulang bareng adik kelas. Si Paijo juga banyak ngulang kayak gue tuh. Jadi gue ada teman" Rendra menjelaskan.
"Ya kalo Paijo sih wajar yank banyak ngulang secara dia lola..hahaahaaa.." Anya terkekeh saat menyebut nama itu. Paijo adalah sahabat Rendra. Nama Aslinya adalah Panji hanya saja Rendra sering memanggilnya dengan sebutan Paijo.
"Eh dia sekarang rajin kuliah lo..rajin belajar juga. Tiap ada post-test atau pre-test nilai dia bagus mulu"
"Oh iya??tumben si paijo?" Anya menoleh menatap tak percaya ke arah kekasihnya yang tengah menyuapkan makanan ke mulutnya.
"Keknya dia lagi demen ama seorang cewek sih, adik tingkat. Dia rajin tanya-tanya gitu. Cuma si ceweknya kagak ngerespon"
"Ada gitu cewek yang demen sama Paijo yank?hehe..paling juga demen sama duitnya doank"
"Jangan salah, Paijo itu seleranya tinggi juga lo..dia demen cewek hijaber yang solehah gitu. Anaknya juga pinter. Dia dari Surabaya. Kayaknya Paijo lagi pedekate ama dia"
Panji mirip dengan tokoh mamet dalam film 'Ada apa dengan cinta'. Namun perawakannya subur dengan berat mencapai 98 kilogram.
"Tlung..tlung.."
Ponsel Rendra berbunyi. Ada sebuah pesan masuk diaplikasi hijau.
"[Ndra..gue kagak bisa ikut kerja kelompok ya..lagi ada kepentingan nih. Padahal pengen godain si Hannah]" pesan dari Paijo
"[Gaya lo jo..si Hannah kagak demen ama lo 😂. Lo harus diet kalo mau pedekate sama Hannah. Udah gitu Lo harus upgrade otak lo, secara doi cerdas jo. Mundur aja lo sebelum kecewa]" sent
"[Sialan lo!! Ga asyik lo Ndra..dukung gue kek biar gue kagak jomblo trs. Lu mah enak punya Anya, lah gue?]"
"[Kayak kampanye aja lu minta di dukung segala]" sent
Saat Rendra sedang berbalas chat dengan Panji, Anya juga tampak sibuk dan asyik sendiri dengan ponselnya.
Usai membalas pesan Panji, Rendra meletakkan ponselnya dimeja.
"Kita balik yuk yank, aku ada kuliah nih" Anya berdiri dari duduknya.
"Loh, masih ada kuliah?tadi bilangnya uda gak ada kuliah?katanya habis launch mau ke salon?
"Mmmm..gak jadi nyalon, ee..ini baru aja dikabarin ada kuliah tambahan. Anterin ke kampus ya, mobil aku juga masih di kampus kan" entah kenapa Anya terlihat seperti kebingungan.
"Lu kenapa sih..jadi salting begitu? Rendra menautkan kedua alisnya menatap Anya heran.
"Gak kenapa-napa yank, kan uda aku bilang ada kuliah tambahan" ia berjalan lebih menuju tempat parkir. Rendra kemudian menyusulnya usai membayar dikasir.
"Yaudah kebenaran habis ini aku juga mau ngerjain tugas kelompok" ujar Rendra saat ia sudah berjalan sejajar dengan Anya, merekapun berjalan beriringan menuju parkiran.
Rendra mengantarkan Anya menuju kampusnya. Tapi kampus Anya sudah tampak sepi, mungkin hanya beberapa anak saja yang mengikuti kuliah tambahan, pikirnya dalam hati.
'Ya sudahlah, bagus juga ia tidak perlu mengantarkan si doi ke salon, jadi ia bisa mengerjakan tugas kelompok sekarang'. Rendra membatin.
Tapi ia tidak tau kosan Hannah. Iapun segera meraih ponselnya. Membuka Aplikasi whatsApp.
"[Jo..lu tau alamat kos Hannah?]"
"[Tau donk..gua kan sering ke kosnya modus pura-pura nanya materi kuliah.haha..]"
[Jl. salemba raya gang 5 no 234]"
"[Ok thanks Jo..]"
Rendra memacu mobil menuju alamat kos Hanna. Tak lama ia sampai disebuah rumah besar yang tidak terlalu mewah namun terlihat nyaman dan asri. Rumah khas kos-kosan berlantai dua yang terdiri dari banyak kamar-kamar. Di halaman tampak banyak aneka tanaman hias serta lahan parkir yang cukup luas. Selain itu, di halaman tampak berjejer aneka jemuran onderdil cewek.
Suasana tampak sepi tidak terlihat penghuni. Hanya terlihat beberapa mobil dan sepeda motor milik penghuni kos yang terparkir di garasi. Tiba-tiba turun hujan rintik-rintik, sedari tadi cuaca memang agak mendung.
Makin lama, gerimis rinai berubah menjadi deras, menumpahkan air menyirami bumi. Tampak para cewek-cewek penghuni kos berlarian keluar halaman untuk menyelamatkan jemuran mereka.
Mata Rendra kemudian tertuju pada sesosok gadis berkulit putih dengan rambut hitam lurus tergerai, mengenakan baby doll hello kitty selutut.
"Apakah itu Hannah?" Rendra bertanya dalam hatinya.
Iya mengamati lagi dengan seksama gadis yang tengah terburu-buru mengambil satu persatu kain yang bergantungan diatas jemuran alumunium itu.
"Iya, nggak salah itu Hannah" Pekiknya dalam hati.
"Gilak ya..ternyata kalo dia nggak pake hijab wajahnya jauh lebih cantik. Cantik banget malah. Hanya dengan pakaian sederhana dengan wajah bare facenya aja udah secantik itu" Rendra terus bergumam dalam hatinya.
Ia kemudian memutuskan keluar dari dalam mobilnya dengan membawa payung dan mengamati Hannah dari balik pagar kosan tersebut. Hannah tidak menyadari bahwa ada seseorang yang mengamatinya.
Hingga kemudian Rendra memanggil namanya
"Hannn..."
Hannah menoleh mencari sumber suara, ia bengong bercampur kaget saat menyadari ada seorang laki-laki mengamatinya dari luar pagar.
Spontan ia segera menutup betisnya dengan jemuran secara asal, lalu ia juga menyadari bahwa rambutnya yang merupakan aurat sedang dilihat oleh laki-laki yang bukan mahrom, ia memindahkan tangannya untuk menutup kepalanya. Begitu ia menutupi kepalanya, betisnya jadi terbuka. Bolak balik ia memindahkan kain ditangannya untuk menutup betis lalu dipindah ke kepala, dipindah lagi ke betis, begitu seterusnya hingga beberapa detik.
Hal itu membuat Rendra menahan tawa, melihat tingkah lucu Hannah. Apalagi melihat wajahnya yang bengong terasa begitu polos dan menggemaskan.
Hannah yang baru yang tersadar itu segera berlari ke kamarnya dan membiarkan Rendra menunggu diluar pagar.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Sukma Adi Darmawan
impressive
2021-03-11
1
Lili ithuu Indah
Hadir ......siap buat baca maraton deh 😍
2021-01-28
1
sarie
Hadir kak,bawa like ♥️♥️ lanjut kak,salam hangat dari kusentuh cinta dalam diam dan Alzheimer
2021-01-04
1