Kisah Cinta Aisyah
Sayap Sang Bidadari
"Jangan memendam semuanya sendiri kalau kamu di beri kesempatan untuk berbagi" Katanya, sepasang matanya mengawasiku lekat.
"Orang lain kebanyakan cuma penasaran. Mereka enggak benar-benar peduli, lalu untuk apa aku harus berbagi?" Aku hanya tersenyum ke arah pemuda itu.
"Tapi kamu tetap butuh pendengarkan? Biar hati kamu lega, aku mau kok menjadi tempat kamu berbagi". Ujarnya lelaki itu seperti tak habis-habisnya berupaya untuk mendekatiku.
"Aku gak mau berbagi sama kamu" Ucapku lalu kemudian aku pergi dari pandangannya.
Kemudian entah kenapa air mataku terjatuh juga, rasanya ingin menangis. Rasanya semua ini tak ubah seperti kehidupan yang terus berjalan sambil membuat ku bertanya akankah ada secerca kebahagiaan untukku.
Rasanya sulit bagiku menjalani semuanya, ragaku seperti melayang-layang di awan dan juga aku sering melamun sendiri. Entahlah apa aku ini bodoh, atau aku memang tak layak untuk hidup semuanya seolah-olah membawaku kepada setiap hal yang mengancamku dan menakutiku untuk melangkah ke depan. Suatu masa karna aku merasa takut dan aku sering bermasalah di sekolah akhirnya orang tuaku membawaku ke sebuah klinik psikiater. Ya jiwa ku rasanya terganggu dan juga banyak hal yang sudah aku alami kejadian-kejadian yang menyakitkan yang membawaku rasanya pahit dan getir hidup ini ingin rasanya aku bunuh diri. Keputusasaan yang pernah aku alami membuat aku mberada di suatu kondisi mental yang membuatku takut dan tak berani keluar rumah hingga akhirnya aku sempat tak masuk-masuk sekolah meski begitu banyak pula kawan-kawan ku yang menjenguk ku tetapi aku tidak ingin bertemu dengan siapapun.
Kala itu aku berada di suatu kondisi tak berdaya rasanya ingin ada yang memelukku, aku hanya ingin memberikan kebaha6 untuk semua orang layaknya aku juga ingin bahagia. Tapi kebahagiaan bukan berarti kau merusak kebahagiaan milik orang lain, kala mata ini tertutup akankah bisa terbuka kembali?.
Aku iri dengan ribuan bintang di atas langit yang memberikan cahaya indah dilangit kala malam datang, keindahannya seperti memberikan cerita indah baru tentang kehidupan. Rasanya aku lelah aku tak kuat dan mampu bertahan meski aku sesungguhnya merasa mengantuk dan ingin rasanya menutup mataku namun rasanya raga ini berkata tak sanggup untuk istirahat kala malam itu, meski aku sendiri tergoyah karena lelap tapi mengapa aku tak mampu jua. Aku lelah dan sepertinya aku kehilangan kesadaranku, semuany seperti mengganggu hidupku, rasanya aku ingin bertanya tapi pada siapa dan ingin rasanya aku melupakan masa lalu tapi aku tak mampu. Rasanya ini seperti sebuah cerita yang terukir, aku ingin melewati semuanya dengan kebijaksanaan dan berusaha mendewasakan diri tetapi aku sadar aku tak mampu dan mungkin aku bukanlah siapa-siapa. Teori kehidupan ini seperti memberikan aku nyawa dalam kehidupan, aku mencari tahu siapakah diriku sesungguhnya, kenapa aku dilahirkan, dan mengapa semua bisa terjadi seolah-olah ini semua adalah karunia yang Tuhan berikan kepadaku. Tapi nyatanya aku bukan siapa-siapa, aku hanya manusia yang tak lepas dari rasa suka dan juga duka ingin rasanya aku bahagia tapi aku sadar kehidupan ini tak semudah itu tak mungkin kebahagiaan dapat di raih dengan cuma-cuma.
Rasanya hembusan dan Kilauan cahaya seolah masuk dalam tubuhku, aku pun gemetar tubuhku seolah-olah melayang, entah apa yang aku hadapi dan taksir apa yang telah terjadi pada diriku. Aku mencoba berhenti di perhentian malam, aku hanya bisa menangis dan aku tak mampu untuk bertanya. Aku ini siapa dan kenapa? Semua seperti seolah-olah berubah apa aku ini hilang kesadaran.
Walaupun begitu secerca indah langit di angsa seolah memberi aku kekuatan tuk bangkit dari setiap kegelisahan yang aku alami meski sakit dan juga sulit, rasanya seperti aku mengkhayal dan mencoba berjalan. Apa ini hanya fatamorgana? Atau keindahannya hanya sementara atau akan terjadi selama-lamanya. Disisi lain adakah senyuman yang dapat aku jumpai apa mata ini buta, ini layaknya kisah cinta meski di kegelapan malam rasanya ingin kembali terlahir menjadi lebih baik dari sebelumnya. Setiap hembusan nafasku aku selalu menanti di manakah cinta sejati dimanakah seseorang yang dapat menemaniku dikala suka maupun duka.
Awalnya perasaanku hancur berkeping-keping aku tak tahu harus berjalan kemana apa ini hanya sebuah melodi atau hanya sebuah pelampiasan saja, rasanya banyak ego yang bertebaran layaknya khayalan seorang anak-anak yang ingin mendapatkan permen, cinta itu memang rasanya manis banget tapi aku gak tahu kenapa aku harus jatuh sedalam ini, dan aku juga tak tahu mengapa aku harus menjaga perasaanku supaya tak jauh masuk lebih dalam ke dalam bintang hatimu. Aku sadar tak mudah untuk mengungkapkan rasa sayang dan cinta begitu juga dengan pengorbanan yang pernah aku lakukan selama ini. Rasanya ku ingin berhasrat untuk mendapatkan apa yang aku inginkan meski aku mencoba untuk meraihnya dan juga menjangkau nya rasanya itu mustahil untuk ku raih. Dan sementara itu dengan persahabatan yang pernah aku lalui bersama sahabat setia ku yang selalu menjagaku membantuku dan selalu senantiasa bersamaku dalam suka maupun duka.
"Tak ada yang berubah, yang ada hanya waktu dan juga usiamu yang bertambah" Ujarnya
"Tapi apa mungkin kita akan bisa berjumpa lagi?" Tanyanya dengan sambil meneteskan air mata.
Tuhan menciptakan dua pasang bola mata, saat tertatih dan tak mampu lagi menahan beban air mata, rasanya semua keluar dengan tiba-tiba. Apa mungkin karna aku yang terlalu lemah atau memang aku yang tak mengerti apa-apa, hanya saja setiap beban derita yang diberikan terlalu berat hingga aku tak mampu menahan setiap derai air mata yang terlintas di pipiku.
"Berhentilah, jangan kau dekati aku lagi!" Ujarku
Aku tak mengerti dengan sikapnya seolah-olah aku ini miliknya, padahal aku sendiri juga tak sadar dengan perlakuan yang dia lakukan terhadapku.
Sesungguhnya aku gak sanggup dan gak mampu bila harus memilih diantara satu hati aku bukan wanita yang memiliki seribu sayap dan juga hati yang bila kau rayu dengan begitu saja hatiku lenyap dan hancur berkeping-keping, aku juga punya ego tapi aku juga tidak bisa mengharapkan takdir berubah atau harus memilih jalan yang mana, bibirku tak mampu mengucap dan aku juga tidak bisa mengatakan cinta bahkan tak mampu untuk menyatakannya aku keliru dan aku tidak tega. Bila aku harus memilih akankah kedua bola mataku sanggup tuk melihatnya aku gak tahu apa aku ini terlihat seperti seorang gadis manja yang terlalu egois, aku tahu bahwa segala sesuatunya tak mudah untuk dirubah dan tak mudah pula untuk aku memilih antara cinta ataupun benci.
Setiap tetesan darah setiap tetesan tinta yang tertulis seperti getaran piano yang alunannya merdu nan indah bagaimana aku bisa menjalaninya dan bagaimana bisa aku bahagia dengan apa yang telah ku perbuat, aku seperti menghancurkan egoku sendiri apa ini wajar atau penantian semata andai saja aku bisa berbisik dalam hati bahwa aku bisa aku mampu aku sanggup tapi aku hanya manusia biasa aku tidak bisa apa-apa. Aku tak mampu menjangkau di teriknya Matahari dan juga tak mampu berjalan di atas Rembulan malam. Aku sendiri aku tak tahu harus bagaimana apa ini cinta mungkin rasa ini apa harus aku pupuk aku tak sebijak ini dalam cinta tapi apa aku adalah orang yang mampu bertanggung jawab dan mampu menjaga perasaan orang lain. Dan mungkin kamu bukan orang satu-satunya yang ingin aku miliki.
"Tak ada yang berubah, yang ada hanya waktu dan juga usiamu yang bertambah" Ujarnya
"Tapi apa mungkin kita akan bisa berjumpa lagi?" Tanyanya dengan sambil meneteskan air mata.
Tuhan menciptakan dua pasang bola mata, saat tertatih dan tak mampu lagi menahan beban air mata, rasanya semua keluar dengan tiba-tiba. Apa mungkin karna aku yang terlalu lemah atau memang aku yang tak mengerti apa-apa, hanya saja setiap beban derita yang diberikan terlalu berat hingga aku tak mampu menahan setiap derai air mata yang terlintas di pipiku.
Aku, Kamu, Kita
Pernahkah kamu merasa putus asa dan setiap hal yang terjadi padamu seperti seolah-olah tak pernah seperti yang kau harapkan, rasanya semua membuatmu depresi dan mengubahmu menjadi hal yang buruk dan sementara itu kamu merasa ingin merubah segalanya menjadi lebih baik lagi terutama mengubah dirimu menjadi lebih baik lagi. Namun segalanya tak semudah itu, harapan, keyakinan, rasa takut, dan segala daya dan upaya yang kau coba lakukan semua belum tentu sesuai dengan apa yang kau inginkan.
Sesungguhnya aku gak sanggup dan gak mampu bila harus memilih diantara satu hati aku bukan wanita yang memiliki seribu sayap dan juga hati yang bila kau rayu dengan begitu saja hatiku lenyap dan hancur berkeping-keping, aku juga punya ego tapi aku juga tidak bisa mengharapkan takdir berubah atau harus memilih jalan yang mana, bibirku tak mampu mengucap dan aku juga tidak bisa mengatakan cinta bahkan tak mampu untuk menyatakannya aku keliru dan aku tidak tega. Bila aku harus memilih akankah kedua bola mataku sanggup tuk melihatnya aku gak tahu apa aku ini terlihat seperti seorang gadis manja yang terlalu egois, aku tahu bahwa segala sesuatunya tak mudah untuk dirubah dan tak mudah pula untuk aku memilih antara cinta ataupun benci.
Setiap tetesan darah setiap tetesan tinta yang tertulis seperti getaran piano yang alunannya merdu nan indah bagaimana aku bisa menjalaninya dan bagaimana bisa aku bahagia dengan apa yang telah ku perbuat, aku seperti menghancurkan egoku sendiri apa ini wajar atau penantian semata andai saja aku bisa berbisik dalam hati bahwa aku bisa aku mampu aku sanggup tapi aku hanya manusia biasa aku tidak bisa apa-apa. Aku tak mampu menjangkau di teriknya Matahari dan juga tak mampu berjalan di atas Rembulan malam. Aku sendiri aku tak tahu harus bagaimana apa ini cinta mungkin rasa ini apa harus aku pupuk aku tak sebijak ini dalam cinta tapi apa aku adalah orang yang mampu bertanggung jawab dan mampu menjaga perasaan orang lain. Dan mungkin kamu bukan orang satu-satunya yang ingin aku miliki.
Rasanya seperti ada yang hilang tapi entah apa itu apa sebabnya dan apa pula maksudnya, andai saja aku bisa mengubah waktu mungkin saja apa yang terlintas di benakku tidak seperti apa yang telah terjadi, setiap jam setiap waktu setiap memori dan bahkan setiap tahun berlalu. Pasalnya tak ku lihat pula senyuman di mata manis Aisyah sang gadis berdarah Arab yang sangat cantik dan baik hatinya.
Saat itu di jauh sana aku melihatnya sedang memberi makan ikan di tombak milik pamannya, awalnya aku tak mengenalinya.
"Siapa gadis berkerudung itu wajahnya sangat cantik sekali" Ujarku
"Sudah jangan kau pandangi dia terus!" Ucap Pamanku
Saat itu aku terkejut ketika pamanku tiba-tiba muncul di samping ku sambil mengelus pundak ku.
"Paman, bikin kaget saja!" Ujarku
"Nampaknya dari awal kau datang kemari tak berniat bekerja tapi malah mengawasi gadis cantik itu" Ujarnya
"Tidak ini saya sedang mengangkat ikan-ikan yang sudah di tangkap" Jawabku
Aku sudah biasa membantu pamanku di tambak ikan bandeng miliknya, tambak ini sangat besar hingga luasnya sampai 3 hektar.
"Hai, Herdy sedang apa kau?" Tanya temanku di kejauhan
Saat temanku datang gadis tersebut yang sedang aku lihat, dia malah menghilang.
"Gara-gara kau gadis cantik itu menghilang" Ujarku sambil kesal
"Ada apa sih?" Tanyanya tanpa rasa bersalah sedikitpun
"Ah sudahlah aku mau masuk!" Ujarku
Aku tak mengerti si Zayn datang saja tiba-tiba dan membuat gadis cantik tersebut menghilang, padahal aku sedang khusyuk melihat wajahnya yang cantik tersebut. Aku sering melihat gadis tersebut di tapi aku tak mengenalnya sama sekali, andai saja aku bisa lebih dekat dengannya mungkin aku akan bahagia.
"Kenapa sih Lo Dy ? Muka Lo dari tadi asem banget kayak gue" Ujar Zayn
"Apa bae sih Lo ?" Ujar Herdy
Saat itu aku lagi bengong di kelas sambil coret-coret buku, dan tiba-tiba ada cewek cantik itu lagi, saat itu entah kenapa dia seperti mengalihkan pandanganku.
"Aduh!" Ujar gadis cantik itu
"Hei Aisyah makanya kamu hati-hati" Ujar kawan di sampingnya
"Iya ini aku hati-hati, kamu sih tadi ngajak ke kantin buru-buru banget bikin aku parno ajah" Ucap gadis cantik itu
"Eh liat deh masa dia dari tadi ngeliatin kamu aja" Ujar kawan gadis itu
Saat aku sedang melihatnya tiba-tiba gadis tersebut melihat ke arahku, dia membuatku tersipu malu karenanya, yang tadinya aku dan Zayn sedang melongo melihat ke dua gadis tersebut kemudian seketika aku dan Zayn jadi berpura-pura mengobrol.
"Hai kalian berdua ngeliatin kita ya!" Ujar kawan gadis tersebut
"Tidak siapa lagi yang ngeliatin kalian berdua, dih GR ajah" Ujar Zayn
"Tau orang kita berdua lagi ngerjain tugas juga!" Ujarku polos
"Ngerjain tugas?" Ujar gadis tersebut
"Kenapa bukunya terbalik?" Ujarnya tambah
Kedua gadis tersebut malah menertawai kami berdua, dan akhirnya membuat aku dan Zayn menjadi malu.
Malam ini kenapa gelap sekali, lampu di rumah tiba-tiba padam sepertinya listriknya turun karna tadi aku habis membetulkan komputer. Kayaknya ini malam Jum'at rasanya sepi sekali, tiba-tiba ada suara yang mengagetkan aku, sekelibat aku melihat ada yang bergerak di luar seperti bayangan, tiba-tiba ada suara petir malam itu sangat mencekam. Aku gemetar ketakutan saat mau melihat ke luar rumah, dan ada suara orang ketuk pintu, saat aku buka ternyata tidak ada orang tetapi saat yang ke-dua kalinya itu membuat aku ketakutan dan merinding bulu romaku dan ternyata itu adalah Zayn. Aku sempat takut hampir saja jantungku mau copot gara-gara dia, rasanya aku pengen kabur saja saat lihat dia pakai baju hitam-hitam, sudah gelap pakai baju hitam buat aku kaget saja. Saat itu tiba-tiba pintu rumahku tertutup sendiri dan saat aku dan Zayn kaget kita berdua tak sadar kalau kita berdua pelukan.
"Gue rasa rumah Lo angker dan Lo musti pindah dari sini" ungkap Zayn
"Apaan sih Lo malam-malam begini ganggu orang aja tau" ucapku
Sejak SMP aku dan Zayn kita berdua memang sudah terbiasa bersahabat dan bahkan dia sudah sering menginap di rumahku.
Awalnya aku menyuruh dia untuk pulang, aku males kalau ada dia. Tapi dia malah masuk saja memang dia anak yang tak sopan, sudah menginap dia juga minta makan, alhasil aku pun membuatkan mie instan untuk kami berdua.
Lalu aku hendak tidur kemudian Zayn malah menyambar tempat tidurku.
"Dasar kau teman yang tak ada akhlak" ujarku
"Gue ini kan tamu jadi Gue adalah raja di sini" ucapnya polos
Aku sebal kenapa rumahku jadi di kuasai Zayn, baru menginap semalam tapi kenapa aku merasa dia seperti menginap setahun lebih. Malam itu, hujan turun sangat reda aku pun meminjamkan baju ku untuk Zayn karna bajunya sudah basah terkena air hujan. Awalnya aku merasa kesepian tapi malam ini jadi ramai dengan kehadiran Zayn, meski dia seperti tamu yang tak ku undang.
"Btw nyokap Lo belum pulang Dy?" Tanya Zayn
"Belom biasa dia lagi nginep di rumah Tante gue soalnya lagi ada hajatan" Jawabku
"Kok Lo gak ikut?" Tanya nya
"Males ah" Jawab ku
"Kalo Bokap Lo?" Tanya nya lagi
"Banyak nanya Lo kayak reporter aje" Jawabku
"Ya elah," Jawabnya
"Liat tuh mulutlu banyak mie nya, udah muncrat lagi" Ujarku
Suatu hari adalah sebuah masa di mana kita dapat berkumpul bersama bernostalgia dengan cerita dan bercurhat bersama, bercanda ria dengan tangis dan tawa. Ada rasa suka maupun duka, ada rasa bahagia dan ingin memberi serta diberi. Saat matahari dengan cerah menerpa di tengahnya sang fajar ingin aku bersemi di bawah rindangnya sang pagi. Sayup merdu sang burung beri kenangan pagi untuk menyapa, biarkan ombak pantai memberikan kehangatan di jiwa sembari memberikan perhatian terhadap sang hati. Di mana semua berasal ya mungkin memang Tuhan yang telah membuat skenarionya.
Malam itu seperti biasanya...
"Hadeuh, si Zayn tidur udah kayak apaan tau ya!" Ujarku
"Woy awas dong kaki Lo hampir kena muka gue nih" Ucapku
Saat itu si Zayn tidur tapi seperti dia menguasai kasurku aku hampir tak bisa tidur karnanya udah ngorok ditambah kakinya kena muka gue, udah gitu ngiler lagi. Ya amplop kapankah semua godaan ini akan berakhir, malam itu gue cuma bisa nutupin muka gue pake bantal.
Pas paginya kita berdua gak sadar kalo saling berpelukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments