Sepasang Bola Mata
Mengapa Tuhan menciptakan mata, selain untuk melihat lalu mata untu apa. Rasanya aku sedang jenuh mendengar setiap ilusi dan juga bayang-bayang yang selama ini menggeluti diriku, meski aku bilang aku bisa tapi rasanya semua seperti merpati yang mencoba terbang dan hinggap di pepohonan. Aku ingin mencoba mencari tahu arti kehidupan walaupun aku sadari aku rasanya seperti orang bodoh yang menderita sebab aku tak mengerti dan mengenal dengan setiap hal yang aku hadapi. Aku mencoba menghitung waktu sambil menghibur diriku dikala aku lelah dan juga letih, rasanya aku cemburu dengan bebatuan yang tak bernyawa walau tak memberikan arti tapi dia memberikan nyawa dalam kehidupan.
Andai saja aku mampu melihat sang bidadari, yang katanya sayapnya itu memberikan senyuman dijiwa. Aku bergetar sambil merasakan kerinduan terhadap semunya kehidupan, angin berhembus kencang sambil mengarahku sayup terdengar satu demi satu getar pohon yang mengguncang di dahan. Rasanya kelopak mataku berderai air mata sambil menggetar dan menggeliat suara isi hati.
Ya harta yang berharga adalah keluarga, begitu pula dengan pencarian jati diri akan cinta, kasih sayang dan juga persahabatan. Aku bagaikan ikan tanpa air, aku bagaikan hiu tanpa taring tanpa dirimu didekat pelukku. Aku ingin kau kembali ke padaku, lalu ku pun tersadar bahwa aku merasakan setiap hembusan nafasku seperti layaknya lirih suara hatiku.
Senyuman terlukis diwajahku disaat ku mengingat kamu, tawamu menjamu membuat ku rindu tak sabar ingin bertemu. Suara lembut menyapa aku lembut nya seperti lembutnya hatimu, tulusnya setulus cintanya pada ku, aku sadar beruntung nya diriku. Hidupku tanoamu takkan terisi sepenuhnya karena kau separuhku, berbagi suka duka dan saling menyempurnakan karena kau separuh hidupku.
"Naf ini aku mau balikin buku!" Ucap Aisyah
"Emangnya udahan?" Tanya Nafisah
"Iya udah kok" Jawab Aisyah
Nafisah adalah sahabatku dia sangat suka membaca buku, oleh sebab itu aku sering meminjam buku darinya. Oleh sebab itu Nafisah adalah anak yang pandai dan selalu juara kelas ditambah dia selalu mendapat Beasiswa aku bahagia bisa bersahabat dengan karena aku bisa banyak mengambil manfaat bila dekat dengannya.
"Aduh mataku!" Ujar Nafisah
"Kamu kenapa Naf?" Tanyaku
"Ini biasa mataku agak perih" Jawabnya
"Aku lupa bawa tempat kacamataku" Ujar Nafisah
Karena matanya sedikit rabun akhirnya dia menggunakan kacamata, awalnya katanya tak kenapa-kenapa namun kemudian matanya jadi agak sedikit sakit ujarnya.
Kemudian di dekat koridor sekolah aku bertemu Zayn teman Herdy.
"Zayn, kamu ngapain sih ngikutin aku!" Ujar Ku
Aku gak ngerti kenapa wajahnya Zayn jadi merah gitu, kayaknya dia malu deh ngeliat aku dan kemudian malah dia pergi begitu ajah.
"Kamu kenapa Syah?" Tanya temanku yang lain
"Owh gak kenapa-kenapa kok" Jawabku
Sambil berjalan menuju kelas aku cuma bisa melihat Zayn dari jauh saja sambil bertanya dalam hatiku sebenarnya ada apa sih sama Zayn kenapa dia bersikap aneh seperti itu, di tambah lagi biasanya dia selalu bersama Herdy tapi kok dia gak sama Herdy.
Semua bagaikan ilusi, kebencian itu bagaikan boomerang di tambah lagi dengan setiap hal yang berlalu seperti hal yang mustahil untuk ku gapai dan juga tuk ku raih, sementara itu kebahagiaan bukankah sebuah kunci dalam kehidupan yang dicari oleh semua manusia. Hati ini bergetar naluri merasa menerka-nerka mencari kedamaian di setiap cinta dan juga rasa ingin tahu yang berlebih.
Semua berkembang begitu saja, bukan tanpa sengaja atau tidak, semua telah terjadi. Naluri ku bertanya akan setiap kegalauan yang terjadi bagaikan simphoni di fikiran ku yang mencoba mengukur dan menanyakan arti apakah ini kisah cinta ataukah hanya sebuah drama.
Aku mencari dimana hidupku, dimana tempatku untuk bersarang sambil munvukir setiap perbedaan yang datang. Aku mencoba belajar dari egoku, meski aku berharap mendapatkan cinta sejati disaat tepat waktunya, atau mungkin ketika aku sedang tak mampu bernafas lagi.
Aku melangkah sambil memuja dibalik haru birunya kegelapan malam, aku akan mencoba belajar dari sepasang bola mata yang telah Tuhan berikan padaku seperti layaknya aku mencoba mensyukuri ketika kau berada di samping ku. Langkahku bukan hanya sekedar berjalan mencari cahaya dan juga menghapus setiap jejak yang ku lewati, tapi juga mencoba kembali berharap di setiap jenuhnya hidupku. Aku berharap merpati putih ini suatu saat akan memberikan cahaya dalam kehidupan, meski aku sendiri aku yakin Tuhan masih memberi kesempatan kepada ku untuk membalikkan keadaan menjadi lebih baik lagi, walaupun aku sadar aku bukanlah siapa-siapa aku hanyalah manusia biasa yang tak akan pernah bisa lepas dari keadaan, karena aku adalah aku. Dan biarkan bibirku terdiam sembari memuja dan juga memuji dirimu, walaupun aku hanya orang bodoh yang belajar dan terus belajar.
Menghapus Jejak Mu
"Her, Aisyah Cantik ya?" Tanya Zayn
"Apaan sih Lo" Jawab Herdy
"Lah emangnya Lo gak suka sama dia?" Tanya Zayn
"Hmmm" Jawab Herdy
Cinta adalah suatu hal yang merumitkan, aku sendiri tak faham kalau hanya sekedar suka itu wajar sih, seperti layaknya seorang anak yang kagum terhadap sesuatu, rasanya itu bukan suatu hal yang mustahil karna pasti setiap hal yang kita kagumi pasti akan membuat kita bertanya bahkan mungkin merasa iri.
Kalau saja semua berdasarkan pertanyaan tentang cinta dan juga perasaan atau fill, rasanya mustahil bila seorang cowok yang absurd kayak gue untuk suka sama dia. Tapi di zaman seperti ini cowok alay dan absurd bahkan aneh sekalipun juga pasti suka sama Aisyah tapi pertanyaannya adalah apakah kamu sudah kenal lebih dekat dengan dia? Kenapa kamu bisa suka sama dia? Lalu pancaran itu apa sih?.
"Kamu kenapa sih dari tadi ngeliatin Herdy sama Zayn ajah?" Tanya Nafisah
"Enggak aku cuma bingung, ngeliat mereka berdua kayak nya Deket banget" Jawab Aisyah
"Iya emang mereka itu deket banget, layaknya perangko" Ujar Nafisah
Kelak kau kan menjalani hidupmu sendiri melukai kenangan yang kita lalui yang tersisa hanya diriku disini, kau akan terbang jauh menembus awan memulai kisah indah tanpa diriku. Seandainya kau tau aku kan selalu cinta jangan kau lupakan kenangan kita selama ini. Ini arti hidup kita, dikala suka dan juga suka persahabatan itu rasanya aneh kayak sepasang sepatu kamu yang kanan dan aku yang kiri. Meski ku bilang aku sanggup kok sendiri, tapi nyatanya banyak hal yang tanpa kita sadari membuat kita belajar dari setiap hal yaitu mimpi dan juga harapan.
Aku mungkin tak selamanya ada disampingmu bersama dengan setiap bayangan yang juga pernah kita alami, akankah terukir bahagia ataukah ini hanya sebatas momen yang membawa pengaruh terhadap kehidupan kita nantinya.
Di kehidupan yang akan datang apakah kita akan masih bersama, atau ini hanya sebatas jalan. Sama seperti layaknya perubahan yang terus terjadi hingga kini membuat setiap hal membuatku merasa kau semakin jauh dariku, meski begitu jauh di dalam lubuk hatiku aku pun merasakan setiap getaran rindu yang kau ukir dalam hidupku, manis sih tapi apa mungkin kisah yang terukir juga akan semanis itu.
"Naf misalnya aku pindah kamu gimana?" Tanya Aisyah
"Kamu ngomong apa sih Syah" Jawabnya
Persahabatan.
Aisyah bukan hanya sahabat bagiku, tapi dia memang sudah terlalu dekat dengan diriku. Aku sendiri sampai tak sadar kalau akau merasa dia sudah menjadi bagian dari hidupku, rasanya kalau gak ada dia aku bukanlah aku.
Banyak hal yang telah kita lalui bersama meski begitu, aku juga sadar aku punya dua kaki yang menopang tubuhku untuk berjalan, lalu bila kaki ini cuma satu aku pasti pincang cacat dan menderita. Begitu pula aku tanpa Aisyah rasanya seperti pisau belati yang akan menghujam jantungku, ya ini memang egoku. Meski terkadang aku dan dia punya banyak problema yang tak pernah ku ucapkan secara langsung tapi aku dan dia seperti bersatu, perasaan apa ini? Ya itu lah arti persahabatan.
Sadar atau gak sadar mungkin itu adalah jawaban, yang lalu biarlah berlalu. Meski terkadang aku merasa sudah tak asing lagi dengan Aisyah tapi terkadang aku cemburu dan juga masih ada rasa ingin bersaing bersamanya. Ya mungkin ini gila, tapi inilah kenyataannya hidup itu ada pasang surutnya dan begitu pula aku belajar. Aku tak bisa membaginya dengan yang lain walau aku tahu dia bukan siapa-siapa.
"Aisyah aku disuruh guru nyampein ini ke kamu" Ujar Herdy
"Owh iya Her" Ucap Aisyah
Disela-sela kesibukan sekolah aku bertemu dengan Herdy, saat itu Bu Yuli guru sejarah kami menyuruhku mencatat nama-nama murid di bukunya. Saat itu Herdy menyampaikannya kepada ku, entah kenapa aku sama Herdy jadi bicara banyak ya meski tak terlalu. Walaupun begitu aku gak berani menatap wajahnya.
Saat itu bersamaan ada Nafisah.
"Naf!" Teriak Aisyah dari kejauhan
Kemudian entah kenapa Nafisah malah pergi berjalan begitu saja, apa dia tak mendengar ku...
Sesampainya di kelas...
"Kamu kenapa sih aku panggil malah jalanajah tadi?" Tanyaku
"Enggak kenapa-kenapa kok" Jawabnya
Kayaknya Nafisah marah sama aku deh, entah lah kenapa hubungan aku sama Nafisah jadi aneh gini.
Aku sedari kelas XI duduk dengan Nafisah dan kebetulan kita di pertemukan di kelas yang sama dan duduk berdua meski begitu kami awalnya baik-baik saja, tapi kenapa Nafisah jadi kayak marah gitu ngeliat aku sama Herdy ngobrol ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments