Veln merasakan tubuhnya terasa segar setelah mandi menggunakan air hangat.
Buru-buru menuju kamarnya untuk merebahkan tubuh yang sedari tadi terasa lelah. Rutinitas siang tadi benar-benar menguras tenaga dan pikirannya. Untung begitu jam kerja yang berakhir hampir tengah malam itu, dia tidak harus repot-repot untuk memesan ojeg online karena ternyata rumah Bang Dika satu arah dengannya jadi Veln sekalian nebeng. Sebenarnya Denis juga menawarkan untuk mengantarnya pulang tapi Veln menolak karena merasa tidak enak hati. Sesegera mungkin membuka daun pintu kamarnya, dan menutupnya kembali.
Selang beberapa menit.. belum sempat membaringkan badannya diatas kasur pintu kamar terbuka dan nyelonong masuk dua orang tanpa permisi.
" Heh, darimana saja kamu seharian? " Suara keluar dari mulut yang lebih tua dari yang satunya sembari berkacak pinggang.
" Dasar binal!!! kamu mau mempermalukan keluarga kita? larut malam begini baru pulang " Yang lebih muda menimpali dan gayanya pun persis dengan yang satunya sembari berkacak pinggang.
Ditoyornya kepala yang lebih muda oleh yang lebih tua.
" Aduh, kenapa aku yang dihajar? " Sambil manyun.
" Karena sama saja, kamu nggak ada bedanya dengan dia " Sembari jarinya menunjuk kearah yang dimaksud " Sama-sama mempermalukan keluarga. Tidak bisa menyelesaikan pendidikan dengan benar, sampai harus mengulang " Lalu matanya beralih kearah Veln meminta jawaban.
" Aku habis kerja Mbak Del. Aku kan sudah kasih tau sebelumnya "
" Kerja!!! Alasan " Ketus yang lebih muda.
" Pekerjaan apa yang membuat pagi-pagi buta kamu pergi dan pulang larut malam begini? " Meminta penjelasan.
" Aku kerja dicoffe shop.. " Terjeda sebentar " Sebenarnya jam kerja dimulai dari pukul 11.00 - 22.00 malam, tapi karena aku salah informasi jadi jam 08.00 sudah on the way " Veln beralasan berharap agar supaya tidak panjang urusannya.
" Memang dibayar berapa kamu kerja disitu? "
Ya ampun, Veln langsung nepok jidat pelan tanpa menimbulkan rasa sakit. Benar, kenapa interview selama itu tapi tidak ada pembahasan soal gaji?!!
" Belum tau Mba Del, baru masa percobaan jadi belum ada kesepakatan soal gaji "
Del geleng-geleng sambil memanyunkan bibirnya sedikit menunjukan ekspresi ketidak sukaannya " Sekolah tinggi-tinggi kok cuma jualan kopi, rasain " Dan mereka berdua pun kompak tertawa seakan merasa puas.
Bukannya ini juga gara-gara Mba Del juga. Semua ijasah pendidikanku Mba Del sita dengan alasan karena putri tersayang Mbak yang belum bisa menyelesaikan pendidikannya dengan benar, tapi aku malah dituntut buat cepat-cepat untuk dapat menghasilkan. Cuma bisa membatin dan bernafas panjang.
Veln sudah malas berurusan dengan dua orang ini, karena kalo dia meladeninya bisa panjang urusannya nggak akan selesai sampai purnama taun depan. Jadi lebih baik diam cari aman.
Ya, semenjak kedua Orang Tua Veln meninggal akibat kecelakaan beberapa tahun yang lalu dia ikut tinggal dengan Pamannya saudara satu-satunya dari pihak Ibu.
Paman Riyan namanya, Paman begitu baik dan sudah menganggap Veln seperti anak kandungnya sendiri. Berbanding terbalik dengan anak dan isterinya yang tidak menyukai Veln. Karena Veln dimata Del dianggap hanya merepotkan saja.
Mbak Del alias Delina sangat begitu tidak suka dengan Veln, karena selain merepotkan Veln dianggap ikut andil dalam menghabiskan uang hasil kerja suaminya. Untuk biyaya makan, biyaya pendidikan, belum lagi buat biyaya kebutuhan sehari-hari.
Padahal kalo dipikir lagi tabungan mendiang orang tua Veln, Delina yang ambil alih. Sampai ide gilanya untuk menjual rumah peninggalan orang tua Veln dengan alibi akan digunakan untuk kebutuhan dan pendidikan ahli waris pun hasil penjualannya Delina yang simpan. Tanpa tau rincian pemakaiannya sudah dibilang ludes alias habis. Benar-benar terdzholimi.
Sedangkan putri kesayangannya yang bernama Virina tidak kalah judes dari Delina Ibunya.
Virina beranggapan kalau Ayahnya pilih kasih terhadapnya, dan tidak suka karena selalu dibanding-bandingkan dengan Veln dari segala hal.
Benar memang tidak seharusnya Virina dibandingkan dengan Veln, sudah pasti Virina tertinggal jauh karena dari segi mana pun Veln lebih unggul jauh dari Virina.
Veln yang selain penampakan fisiknya terlihat cantik dan manis, dia juga gadis yang baik hati dan smart. Dia gadis yang sederhana tidak banyak gaya, berbeda dengan sepupunya yang kemampuan berfikirnya pas-pasan tapi banyak kemauannya.
" Jadi belum jelas ya penghasilan kamu? "
Veln menjawab hanya dengan menganggukkan kepalanya.
" Kalo begitu kamu lakukan hal yang sudah jelas saja.. bagaimana kalau kamu saya nikahkan saja? "
***Menikah**?!! susunan kata ini kenapa juga sedari tadi siang sampai larut malam begini selalu mengikutiku*?
" Maksud Mbak Del? "
" Iya lebih baik kamu menikah saja, dengan begitu kamu tidak perlu capek-capek kerja kan "
" Mbak Del, bukankah menikah itu memerlukan mempelai laki-laki? "
" Iya, memang. Aku sudah mempersiapkan calon mempelai laki-lakinya "
" Hah!!! " Veln mendongak kaget, yang sedari tadi malas-malasan meladeni Mba Del jadi sedikit terbawa topik pembicaraan malam itu.
" Siapa? " Virina antusias, seolah-olah dia yang akan dinikahkan " Ibu ini ya ternyata sama saja dengan bapak, yang dalam segala hal selalu mengutamakan dia " Menunjuk ke arah Veln " Sampai soal pernikahan pun aku dinomor duakan, keterlaluan "
" Ssstttt.. Kamu diam dulu, kalo tidak mau diusir dari ruangan ini jangan ikut campur urusan ibu "
" Ibu ini benar-benar sudah tidak menganggap aku sebagai anakmu lagi? " Sedikit memelototkan kedua bola matanya.
" Diam. Cukup mendengarkan atau keluar dari kamar ini?! " Ancam Delina terhadap putrinya.
Virina yang merasa masih menginginkan berada ditempat itu hanya bisa memanyunkan mulutnya dengan kesal.
Sementara Veln sedari tadi sibuk menguap menahan kantuk yang kembali melanda.
" Bagaimana kamu mau kan Mba Del nikahkan? itung-itung balas budi sama aku yang sudah ikut membantu mengurusi kamu? "
Veln masih belum tertarik dengan penawaran Mba Del, karena dia benar-benar merasakan kantuk yang tak tertahankan.
" Kamu tinggal nurut sama Mbak, cukup jadi mempelai perempuan yang baik "
Hoaaaaam, kantuk Veln sepertinya benar-benar sudah tidak bisa ditolerir lagi.
Reflek dia buru-buru menyandarka tubuhnya diatas kasur.
" Heh!!! Malah tidur " Delina meraih bantal kotak diatas ranjang dan melemparkannya ketubuh Veln. Begitu juga putrinya mengikuti apa yang dilakukan Ibunya, bedanya Virina melempar tubuh Veln dengan menggunakan guling.
" Apa dia seorang yang kaya raya? " Sembari membuka matanya dengan malas. " Calon yang Mbak Del persiapkan, apa dia seorang yang kaya raya? "
Sengaja dia berbicara sedikit nglantur, untuk mengakhiri obrolan yang kurang berkenan ini. Veln berpikiran kalo Bibinya tidak akan mungkin mendapatkan calon yang kaya seperti yang dia katakan.
" Hahahaaa.. " Delina tertawa lepas " Kamu ternyata matre juga ya? "
" Ibu ternyata tidak sia-sia membesarkan dia, dia besar dan tumbuh sesuai keinginan ibu" " Ucap Virina " Ternyata selama ini dia hanya pura-pura ya tidak mau meladeni laki-laki yang berusaha mendekati, padahal dalam hati sebenarnya mungkin sedang membanding-bandingkan tingkat ketebalan dompetnya " Lalu tertawa merasa lucu.
" Tentu saja keponakanku yang manis, orang yang satu ini kekayaannya sudah tidak diragukan lagi dikampung ini, asal kau nurut denganku, kau akan bahagia. Aku juga ikut bahagia "
" Siapa orang yang dimaksud ibu? " Virina tambah penasaran " Awas ya jangan berani-beraninya ibu menjodohkan Veln dengan Rega. Rega itu sudah harga mati buat aku " Sedikit mengancam Ibunya.
Rega Suseno merupakan laki-laki yang tertampan dikampungnya. Selain tampan dia juga seorang anak juragan. Dengan dua kelebihannya itu tentu banyak perempuan yang menginginkannya termasuk Virina.
Tapi perasaannya bak gayung tak bersambut, Rega lebih memilih jadi kandidat buat mendekati Veln sama seperti yang lainnya.
" Aku akan secepatnya memberi tahu berita membahagiaan ini kalo memang kamu benar-benar menyetujui perjodohan ini " Tanpa menghiraukan ocehan putrinya " Kau tidak perlu pusing memikirkan apapun, biar nanti Mba Del yang akan mempersiapkan segalanya "
" Ibu, katakan siapa orang yang dimaksud ibu? " Virina tidak sabaran " Bukan Mas Rega kan? "
Lama-lama Veln juga penasaran dengan orang yang dimaksud oleh Bibinya itu, dengan posisi masih berbaring ditempat tidurnya Veln membuka mulutnya.
" Benar, memangnya siapa orang itu Mbak Del? orang yang mau dinikahkan denganku?apa dia benar-benar seorang yang kaya? "
" Bukan cuma kaya, tapi dia benar-benar kaya raya. Bahkan hartanya mungkin tidak habis dimakan sampai empat turunan "
" Iya siapa ayo katakan Ibu " Virina sudah hampir sedikit jengkel karena merasa ibunya agak bertele-tele.
Sedikit terbersit difikiran Veln mengenai bossnya.
Apa mungkin orang itu diam-diam kemari kerumahku? menemui Mba Del untuk melamar dengan seenak jidatnya?! mana mungkin secara dia kan cuma pemilik warung kopi, kekayaannya mungkin belum mencapai empat turunan! lagi pula dia juga bukan berasal dari kampung sini.
" Katakan Mbak Del siapa orangnya? " Tanya Veln dengan sedikit serius.
" Juragan Seno" Dengan penuh bangga dan bahagia Mbak Del memberitahukan orang yang dimaksud.
" Apa???!!! " Virina terkaget. Begitu juga dengan Veln tidak kalah kagetnya dia sampai sontak terbangun dari posisi tidurannya dan rasa kantuk yang sedari tadi menggelayuti matanya pun sontak menghilang seketika.
" Ahahahahaaaa " Tak lama terdengar tawa yang begitu puas dari mulut Virina " Baiklah, jadi mulai hari ini aku akan membiasakan diri menganggap mu sebagai sepupu sekaligus mama mertua " Sembari tersenyum agak sedikit mengejek.
Memang juragan Seno alias Suseno Suprapto adalah tak lain Ayah dari Rega Suseno. Orang yang ter dari yang paling ter dikampung itu. Sawah dan perkebunannya membentang dimana-mana. Belum lagi usaha rumah kontrakannya berjejer disepanjang jalan.
" Mba Del yang benar saja masa aku mau dinikahkan dengan Juragan Seno? " Seakan tidak percaya.
" Memangnya kenapa? toh juragan Seno kan seorang duda. Sekalipun beristri juga tidak masalah kalo juragan menginginkannya "
" Memang tidak ada yang salah dengan itu Mba Del tapi juragan Seno itu lebih pantas jadi ayah aku dari pada jadi suami aku " Veln sedikit protes.
" Udah turutin aja jangan membantah perintah Ibu "
" Kalo begitu kamu saja yang menggantikan aku menikah dengan juragan Seno "
" Idih ogah, kalo dengan putranya Mas Rega baru aku mau "
" Baiklah Mbak Del, aku mau kalo dinikahkan dengan Mas Rega " kata-kata Virina barusan seolah memberikan pencerahan buat Veln.
" Heh jangan kurang ajar ya, berani merebut mas Rega ju tak cincang kamu " Virina langsung ngegas.
" Jangan mimpi ya kamu menikah dengan laki-laki incaran putriku "
" Kalo begitu perjodohan batal "
" Tidak bisa "
" Kenapa tidak bisa? bukankah belum ada kesepakatan apapun kan? "
" Tentu saja ada "
" Maksud Mbak Del? "
" Pernikahan kamu dengan juragan Seno akan ditukar dengan sertifikat rumah ini "
Veln semakin bingung dan tidak mengerti " Sertifikat? "
" Ia, aku menggadaikan sertifikat rumah ini kepada tuan Seno dan sudah lewat jatuh tempo karena aku merasa tidak bisa mengembalikan pinjamannya akhirnya aku tawarkan kamu untuk Juragan Seno nikahi dan ternyata juragan Seno menyetujuinya "
" Mbak Del " Intonasi Veln sedikit mengeras " Kenapa Mbak Del tega sekali sie sama aku "
" Itu bukan tega tapi sayang namanya, aku merelakan mu untuk hidup enak dengan juragan "
" Mbak Del juga mau hidup enak kan? "
" Tentu saja "
" Aku juga mau " Virina menyahut
" Kalo begitu kenapa tidak salah satu dari kalian saja yang menikah dengan juragan Seno? "
" Idiiih, aku mah ogah.Juragan Seno lebih cocok dengan Ibu "
" Benar, kenapa tidak menikah dengan Mba Del saja? "
" Aku sie tidak menolak kalo juragan Seno mau, kapan lagi bisa hidup mewah jadi isteri juragan. Lagi pula memangnya kamu rela kalo Pamanmu, ku jadikan duda? demi untuk menikahi juragan Seno? "
" Tidak bisa, aku menolak keras kalo ibu menceraikan bapak demi juragan Seno " Terlihat seperti seorang anak yang begitu sayangnya terhadap seorang ayah " Kalo ibu sampai menikah dengan juragan Seno nanti nasib cinta aku dengan Mas Rega bagaimana? "
Veln menghela nafas panjang " Tapi Mbak Del, aku juga menolak keras untuk dinikahkan dengan juragan Seno "
" Tidak ada pilihan lain kecuali kalo kamu mau angkat kaki dari rumah ini "
" Kalo begitu aku lebih baik angkat kaki dari rumah ini "
Benar lebih baik begitu, kalo rumah ini diambil alih kan setidaknya kita akan sama-sama angkat kaki dari sini. Mari kita bersama-sama merasakan penderitaan.
" Apa kamu sedang melawanku sekarang?baiklah kalau sampai kita angkat kaki dari rumah ini aku akan meminta cerai dari Paman mu dan Virina akan aku bawa, akan aku carikan Ayah baru untuknya " Delina sangat begitu tahu kelemahan keponakannya.
" Jangan Mbak Del, Mbak Del jangan pernah meminta pisah dari Paman " Veln sangat tau bagaimana sayang pamannya terhadap keluarganya.
" Memang berapa hutang Mba Del kepada juragan Seno? "
" Tidak banyak, cuma 50 juta "
50 juta Mbak Del bilang cuma??? bahkan untuk mengembalikannya saja sampai bersusah payah begini masih berani bilang tidak banyak, cuma 50 juta!
" Memang uang sebanyak itu Mbak Del pakai untuk apa? Mbak Del masih memiliki sisanya kan? "
" Sudah ludes semuanya. Aku pakai buat membelikan Virina sepeda motor dan sisanya aku titip tanam saham ke si Elly, eh malah dia kabur. Mana jumlah uang aku paling banyak pula dari yang lainnya " Delina menerangkan sembari merasa jengkel karena sudah ditipu oleh temannya.
" Nanam saham?memangnya Mbak Del mengerti dengan itu? "
" Ia.. Elly bilang aku cukup memberikan modal sebanyak-banyaknya, semakin banyak uang yang aku titipkan semakin banyak juga nanti aku memetik hasilnya tiap bulan. Eh dia malah menghilang sudah beberapa bulan ini tidak ada kabar beritanya "
" Apa Paman tau masalah ini "
" Tidak, ini inisiatif aku sendiri menggadaikan sertifikat rumah untuk menyenangkan putriku dan modal untuk tanam saham tapi malah kena tipu "
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Fitriyani
klo istri pamannya,kq manggil nya "mbak"....
2023-05-15
1
Shinwien
ceritanya kok muter ya🤭
2021-03-15
1
Nurul Lailiyah
jangan Mbak jangan , . ini yg aku nggak suka,aku suka cawak yg kebal senjata pamungkas Mak lampir
2020-12-28
1