4.Lantai Dua

Tok tok tok

Suara ketukan dari sebuah pintu terdengar pelan namun jelas.

Tak lama berselang muncul seorang gadis dari balik pintu. Langkahnya terhenti sejenak sembari mengamati sekitar ruangan, pria yang sedang duduk bersandar dibalik meja kerjanya pun tak luput dari pengamatannya. Tangan kanannya terlihat sedang memainkan sebuah pulpen, ya pulpen yang tadi pagi Veln gunakan untuk menandatangani surat kontrak kerjanya. Digoyang-goyangkannya kekanan dan kekiri, sedangkan tangan kirinya bersandar dipegangan kursi.

Tatapan keduanya saling bertemu.

Gila.. sepertinya aku sedang merasakan apa yang semua mas Ali katakan dibawah. Jantung mana jantung?

Setelah diteliti secara seksama dia ini memang benar-benar tampan. Sekali lagi cuek dan dinginnya tidak sama sekali mengurangi pesonanya. Sebenarnya Mas Denis juga nggak kalah cakep sie, ramah pula.. suka menebar senyum dan nggak irit bicara. Tapi tetep Mas Denis berada diurutan no 2.

Eh.. ngomong-ngomong mana ya? kok Mas Denis nggak keliatan?

Deg

Tanpa sadar Veln sudah berdiri tepat didepan meja kerja bossnya, dengan segera meletakkan secangkir moccaccino dihadapan bossnya tanpa kesalahan. Sepertinya dia sudah bisa mengontrol dirinya.

" Silakan boss, selamat menikmati " Tak lupa menyunggingkan senyum semanis mungkin.

Boss?!! Dia pikir mungkin aku bossnya!!!

" Terimakasih, bisa kau ambilkan kotak tissu disana? " Sembari menunjuk meja sofa.

" Tentu " Veln berbalik dan meraih benda yang dimaksud, lalu segera kembali menuju meja bossnya. Dan meletakkan sekotak tissu.

" Ada lagi Boss? " Tanya Veln pelan.

Tidak ada jawaban.

Gleg.. menelan ludah.

Apa aku sedang diabaikan?!!

" Baiklah kalo memang tidak adalagi yang anda perlukan, saya permisi " Langsung dia membalikkan badannya.

Belum genap empat langkah, lagi-lagi pria ini bikin Veln jantungan.

" Hey.. "

Spontan Veln menghentikan langkah kakinya.

" Kamu.. mau jadi pacar aku???! "

Tertegun, kaget. Sembari mengatur nafas pelan, Veln membalikkan tubuhnya.

" Maaf " Sedikit kebingungan.

" Jadi pacar aku? " Menjeda sebentar " Mulai dari sekarang! "

Masih berdiri diposisi semula, jantungnya agak sedikit berdebar-debar. Entah karena perasaan bahagia atau apa.

" Apa boss sedang mengajakku bercanda? "

" Tidak. Aku tidak punya waktu untuk melakukan itu "

" Syukurlah, kalo begitu saya permisi dulu " Dan hendak berbalik.

" Tunggu.. Kenapa tidak memberi jawaban? "

" Maaf.. "

" Aku butuh jawaban, Bukan permintaan maaf " Tegas.

Veln tersenyum sambil menghampiri bossnya.

" Apa anda salah minum obat? Boss? " Ucapnya pelan.

" Tidak? "

" Atau telat minum obat? " Masih dengan nada lembut.

Menggeleng " Kamu pikir, saya penyakitan? " Sedikit memelototkan matanya.

" Bu bukan begitu maksud saya " Sedikit terbata-bata.

" Lalu?! memang apa yang salah denganku?Hah? bukankah normal seorang pria mengajak seorang wanita berpacaran?!! "

Veln merasa agak sedikit merinding dan seram, merasa bossnya seakan ingin menerkamnya.

Memang tidak ada yang salah dengan itu, hanya caranya saja yang membuat orang lain keder bin bingung.

" Tinggal anggukkan kepala atau jawab setuju, gampangkan! Kamu saja yang bikin ribet sendiri "

Menghela nafas, dan sesekali menenangkan detak jantungnya.

Jujur sie didalam sini ada rasa senang bahagia tak terkira, hatinya juga sedikit berbunga-bunga siapa sih yang akan berani menolak laki-laki tampan, gagah dan memiliki usaha yang jelas. Tapi..

" Baiklah, sepertinya saya menolak anda boss. Maaf " Pengaruh situasi dan kondisi yang tidak tepat " Maaf, sudah mengecewakan anda "

" Sayangnya saya tidak suka ditolak dan dikecewakan!!! "

" Dan.. saya juga tidak suka dipaksa boss. Permisi " Hendak membalikkan badan.

" Tunggu.. akan aku minum kopinya dalam satu tegukan, dan kau bisa membawa kembali cangkirnya bersamamu "

Meletakkan pulpennya, dan diraihnya mochaccino dihadapannya. Diteguknya berlahan dengan penuh nikmat.

" Sepertinya aku berubah pikiran, akan aku habiskan minumanku dengan perlahan " Meletakkan cangkirnya yang masih menyisakan setengah isinya.

" Baiklah, permisi boss " Sudah diposisi membelakangi bossnya.

" Kau benar-benar menolakku? "

Membalikkan lagi tubuhnya " Hem " Sembari manggut-manggut "Permisi"

Hampir menyentuh daun pintu.

" Tunggu.. kemarilah " Sembari mengisyaratkan telunjuknya, mengkode agar Veln mendekat.

Orang ini ya benar-benar. Gerutu Veln dalam hati sembari mendekat.

" Pikirkan baik-baik ajakanku, tiga hari kedepan aku tunggu jawabanmu. Saya harap jangan ada kata tidak, karena saya paling tidak suka penolakan "

Veln hanya mengambil nafas panjang dan memutar balik badannya tanpa bergeming, dengan agak sedikit rasa kesal yang dia tahan.

" Stop.. " Baru dua langkah dia menggoyangkan kakinya " Tolong berbaliklah dan letakkan kembali tissunya ditempat semula "

Argggh.. Benar-benar, apa orang ini sedang mengerjaiku. Gerutunya dalam hati.

Dengan sedikit arogan karena kesal, Veln meraih sekotak tissu dari atas meja. Untuk dikembalikan ketempat semula. Ya sekotak tissu yang sama sekali belum digunakan.

Brug

Veln memelototkan matanya dan mulutnya sedikit terbuka. Dilihatnya sebuah ponsel berwarna hijau temaram jatuh terpelanting mendarat kelantai terkena senggolan kotak tissu yang barusan Veln ambil.

Celaka

Segera dia menjongkokkan tubuh rampingnya untuk memungut ponsel tersebut.

" Stop " Suara pria itu menghentikan gerakan Veln yang dalam posisi tidak bisa dijelaskan. Mungkin lebih tepatnya posisi berdiri setengah berjongkok.

Veln mendongakkan wajahnya kearah si pria, seolah meminta penjelasan. Lalu membenarkan posisi tubuhnya.

" Biarkan. Saya tidak suka barang-barang saya disentuh orang lain"

Wuidiiih

" Tapi saya hanya ingin memastikan boss, apa terjadi sesuatu dengan ponsel anda "

" Kamu fikir aja, ketika kamu saya lempar dari lantai ini kebawah menurutmu apa yang akan terjadi? "

Veln merasa agak sedikit merinding.

Boss ini, apa tidak terlalu berlebihan. Masa membandingkan aku dilempar dari atas sini dengan ponselnya yang jatuh. Apa ini namanya tidak keterlaluan

Matanya fokus menatap ponsel yang asik tengkurab dilantai, dipandangnya dengan seksama.

Veln agak sedikit tersentak, kakinya sedikit goyah menopang tubuhnya. Otaknya kacau, pikirannya kemana-mana mendapati gambar sebuah buah yang agak somplak sedikit dibagian sebelahnya dengan triple kamera.

Bukankah itu ponsel dambaan sejuta umat?!!yang harganya selangit itu!!!

Matanya dilirikkan kesiempunya, dengan wajah sedikit takut, panik dan penuh penyesalan.

" Bo_ooss " Suaranya parau.

" Hemmm " Pelan tapi berhasil membuat bulu kuduk Veln merinding.

" Apa kau tidak penasaran dengan kondisi ponsel anda? " Nadanya sedikit bergetar.

" Sesuatu yang sudah jatuh, walaupun terlihat baik-baik saja dari luar tidak menjamin akan baik kondisi didalamnya "

Veln hanya diam menggigit bibir bawahnya.

" Untuk memastikan, apa kau benar-benar mau aku lempar dari lantai ini? "

Duar

Apa dia semarah itu? entahlah pusing pala barbie menghadapi orang ini. Terlihat tenang seperti tidak terjadi sesuatu, tapi kata-katanya kadang seperti pisau yang siap menerkam nyawaku. Menusuk dan mencabik-cabik.

" Maaf " Lembut dengan penuh penyesalan " Jadi.. Aku harus bagaimana boo.. ss " Agak sedikit terbatah.

Terlihat telunjuk tangan kanan yang sedari tadi dipanggilnya boss itu mengetuk-ngetuk meja, membuat suasana semakin merinding saja. Entahlah, mungkin sedang memikirkan hukuman yang tepat untuknya.

" Sudah siap menerima hukumannya? "

Veln mengusap dahinya, yang basah karena keringat dingin yang keluar dari tubuhnya.

" Hemm " Sembari manggut-manggut pelan tak berselera.

" Menikahlah denganku "

Jreeeeeng

Veln sontak terkaget, terperanjat dan tersedak seperti habis menelan biji salak.

" Boss, apa sekarang kau sedang menyalurkan hobi mu? hobi yang membuat orang lain jantungan?! prank?!! apa kau sedang melakukan prank??! "

"Terserah.. persiapkan dirimu, kita akan s egera menikah " Menatap tajam Veln " Aku dan kamu "

" Tidak mau " Tak kalah tajam Veln menatap.

Entah kekuatan yang datang dari mana sampai dia masih berani membantah permintaan bossnya. Lebih tepatnya perintah bossnya.

" Masih berani kamu membantah! setelah apa yang kamu lakukan!!! "

" Tentu, karena ini terdengar tidak masuk diakal "

" Aku akan persiapkan semuanya dalam dua minggu. Kau cukup persiapkan dirimu saja " Memaksa.

" Kau.. Boss,benar-be.. "

Kali ini si Boss tidak memberi ruang untuk Veln membela diri.

" Saya kira tidak akan ada masalah, mengingat status kamu yang masih jomblo " Dengan senyum sedikit mengejek.

Sial!!! jadi selama sesi wawancara tadi pagi isinya dia rekam dan simpan di memorynya?!gerutu Veln dalam hati.

" Kamu cuma perlu persiapkan diri, dan memberitahukan berita bahagia ini kepada seluruh keluarga besar mu "

Bahagia kepalamu

" Waktu kita tidak banyak jadi menurut saja apa yang aku perintahkan nanti "

Lamaran macam apa ini. Masih dengan ucapan membatin.

" Baiklah itu saja, kamu bisa kembali bekerja sekarang "

Menghela nafas panjang dan..

" Tidak mau " Sedikit meninggi " Dengan alasan apapun, saya menolak pernikahan ini. Cari saja perempuan lain yang bersedia menikah dengan mu " Sudah geram diubun-ubun sampai dia mengganti panggilan boss dengan sebutan kamu.

" Baiklah kalo sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan saya permisi " Sedikit melunak lalu ngleos dengan kesal dan membuka pintu ruangan dengan galak.

" Bawa data-data mu yang diperlukan untuk pernikahan besok. Datang kesini satu jam lebih awal"

Menoleh sebentar, memandang bossnya dengan galak dan segera membuang muka. Buru-buru pergi mengangkat kakinya.

Sementara didalam ruangan terdengar tawa keras, merasa puas.

Dasar gila.

Melamar dan mau menikahi anak orang dengan seenak udelnya. Hanya karena menjatuhkan ponsel lantas dijadikan alasannya. Sungguh tidak masuk diakal. Sinting. Gerutu Veln sembari berjalan sampai dia tidak sadar berpapasan dengan orang lain saat menuruni tangga.

" Nona " Veln nyelonong tanpa memperdulikan.

" Nona.. Hey, Nona Veln " Denis keheranan melihat satu karyawannya yang terlihat kesal dan mengumpat.

Sadar namanya dipanggil, dia pun memiringkan badannya dan mendongak. Maklum posisi Denis kini dua anak tangga lebih tinggi dari Veln.

" Eh Mas Denis " Tersenyum " Mas Denis dari mana? "

" Habis keluar membereskan sesuatu "

" O.. permisi " Veln melanjutkan langkahnya sambil membatin.

Sepertinya Mas Denis melewatkan sesuatu, ya sebelum membereskan sesuatu yang lain harusnya mendahulukan membereskan otak orang itu yang sudah konslet.

●●●

" Kenapa mukanya ditekuk bu? kamu kayak kecapek an? " Liana penasaran " Kamu ngapain aja diatas? kok lama banget ga balik-balik " Sedikit kepo " Apa karena saking terpesonanya sama si boss sampai lupa jalan pulang? "

" Debat "

" Hah " Liana kaget.

" Iya debat sama buku-buku dan lembaran-lembaran kertas " Sebelumnya sedikit berfikir

" Maksudnya? "

" Bantu beres-beres ruangan boss, merapikan buku-buku dan lembaran-lembaran kertas yang berserakan " Liana manggut-manggut paham.

" Ceritain kenapa kamu dateng kesini sepagi itu? "

" Ada yang mancing "

" Mancing emosi??? " Liana seolah paham, dan mereka pun tertawa lepas.

●●●

Sementara itu dilantai dua Denis terlihat menuju ruangannya. Tanpa ragu-ragu dia langsung membuka pintunya dan menatap saudaranya Ray yang sedang cengar-cengir sendirian persis orang gila.

Ia pria tampan yang mengenakan pakaian formal itu bernama Ryu Saka Wiratama, biasa dipanggil Ray. Saudara sepupu dari Denis.

" Kau kenapa? cengar-cengir sendirian persis.." Denis malah tertawa tanpa meneruskan kata- katanya.

" Kau mengatai aku gila? "

" Kau sendiri ya yang bilang " Denis berkilah lalu spontan tertawa lagi.

" Sial kau " Ray merasa kesal dan terjebak.

Mata Denis mengarah kesebuah cangkir yang terletak dimeja kerjanya, terlihat isinya sudah hampir habis karena Ray telah meminumnya kembali isi dalam cangkir itu selepas kepergian Veln.

" Kau meminum kopiku? "

" Hem "

" Apa gadis itu yang mengantarkannya? "

" Hem "

" Apa kau menggodanya? "

" Tidak "

" Syukurlah "

" Kau merasa lega karena aku tidak menggodanya? "

" Tentu. Karena aku sendiri yang akan berniat menggodanya " Sembari tersenyum bahagia.

" Kau tertarik dengannya? " Ray bertanya dengan penuh penekanan.

" Sepertinya begitu "

" Kalo begitu kita bersaing secara adil, karena aku pikir-pikir sepertinya aku juga tertarik dengan gadis itu "

" Ray.. Kau serius??? "

Ray mengangkat kedua alisnya, membenarkan.

" Baiklah, kita lakukan persaingan ini secara adil. Lihatlah Ray pasti kau akan kalah telak dari ku, karena kau kan begitu kaku " Sembari melepaskan tawanya kembali.

" Lain ceritanya kalo sigadis yang mengejar-ngejar kau "

Denis paham betul bagaimana Ray sepupunya, kalo soal gadisnya yang mengejar-ngejar Denis memang kalah jauh levelnya dari Ray. Ray lebih banyak memiliki penggemar perempuan, banyak gadis yang antri dan ingin jadi istrinya. Tapi kalo sebaliknya Ray yang menginginkan sigadisnya akan lain ceritanya, karena dia orang yang kaku, manusia yang paling tidak bisa mendekati perempuan.

" Ok. Kita lihat saja "

Asal kau tau sepupuku tersayang, sebenarnya

kau sudah kalah 100 langkah dariku.

Ray tersenyum dengan penuh kemenangan.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Purwaningsih adji

Purwaningsih adji

mudah banget ngakak nikah gak takut salah orang

2022-04-26

1

Feeza_MCI

Feeza_MCI

jadi Bosnya Dennis bukan nya Ray, Veln sudah salah sangka nih 😂😂

2021-10-03

1

Dian Ode

Dian Ode

hahahahahaha. makin seru aja ceritanya

2021-08-09

1

lihat semua
Episodes
1 1.Suasana Pagi
2 2.Interview
3 3.Manja Coffe Shop
4 4.Lantai Dua
5 5.Rumah
6 6.Cerita Pagi
7 7.Rooftop
8 8.Rooftop Part 2
9 9.Pelunasan
10 10.Tamu Tak Diundang
11 11.Lamaran
12 12.Meminta Restu
13 13.Persiapan
14 14.Malam Sebelum Pernikahan
15 15.Pernikahan
16 16.Presidential Suite Room Hotel
17 17.Malam Pertama
18 18.Drama
19 19.check out
20 20.Berpamitan
21 21.Perjalanan
22 22.Bulan Madu
23 23.Kencan
24 24.Mengotori
25 25.Tanda tanya
26 26.Kegagalan
27 27.Untuk yang pertama kalinya
28 28.Tertangkap
29 29.Pantai
30 30.Oleh-oleh
31 31.Adu mulut
32 32.Flashback
33 33.Flashback end
34 34.Pulang
35 35.Rumah besar
36 36.Rehat
37 37.Makan malam
38 38.Berdua
39 39.Kecemburuan
40 40.Terluka
41 41.Rumah utama
42 42.Biskuit
43 43.Brother complex
44 44.Kejutan manis
45 45.Penyatuan
46 46.Berkelanjutan
47 47.Noda
48 48.Efek semalam
49 49.Resep menguntungkan
50 50.Pentil udara
51 51.Titik terang
52 52.Penuturan
53 53.Keluar kandang
54 54.Permohonan maaf
55 55.Double
56 56. Satpol PP
57 57. Pertemuan Keluarga
58 58. Tentang Mami Rosa
59 59. Duka
60 60. Berkabung
61 61. Aroma Falling in Love
62 62. Pembahasan
63 63. Dua Minggu Kemudian
64 64. Cctv
65 65. Kenyataan
66 66. Perubahan
67 67. Penyelesaian
68 68. Mengalah
69 69. Berjauhan
70 70. Keanehan
71 71. Positif
72 72. Bertemu kembali
73 73. Campur tangan
74 74. Pulang
75 75. Ujian
76 76. Melanjutkan hidup
77 77. Pertemuan kedua
78 78. Rencana A
79 79. Rencana B
80 80. Usaha
81 81. Penyiksaan tahap 1
82 82. Memanfaatkan
83 83. Penyiksaan tahap kedua
84 84. Terdengar Pedas Ditelinga
85 85. Frustasi
86 86. Tak terduga
87 87. Tanpa judul
88 88. Kebersamaan
89 89. Ibu Kota
90 90. Jejak
91 91. Happy Ending
92 92. Ektra Part
93 Part 2
94 Part 3
95 Part 4
96 Part 5
97 Part 6
98 Part 7
99 Part 8
100 Part 9
101 Part 10
102 Part 11
103 Part 12 End
Episodes

Updated 103 Episodes

1
1.Suasana Pagi
2
2.Interview
3
3.Manja Coffe Shop
4
4.Lantai Dua
5
5.Rumah
6
6.Cerita Pagi
7
7.Rooftop
8
8.Rooftop Part 2
9
9.Pelunasan
10
10.Tamu Tak Diundang
11
11.Lamaran
12
12.Meminta Restu
13
13.Persiapan
14
14.Malam Sebelum Pernikahan
15
15.Pernikahan
16
16.Presidential Suite Room Hotel
17
17.Malam Pertama
18
18.Drama
19
19.check out
20
20.Berpamitan
21
21.Perjalanan
22
22.Bulan Madu
23
23.Kencan
24
24.Mengotori
25
25.Tanda tanya
26
26.Kegagalan
27
27.Untuk yang pertama kalinya
28
28.Tertangkap
29
29.Pantai
30
30.Oleh-oleh
31
31.Adu mulut
32
32.Flashback
33
33.Flashback end
34
34.Pulang
35
35.Rumah besar
36
36.Rehat
37
37.Makan malam
38
38.Berdua
39
39.Kecemburuan
40
40.Terluka
41
41.Rumah utama
42
42.Biskuit
43
43.Brother complex
44
44.Kejutan manis
45
45.Penyatuan
46
46.Berkelanjutan
47
47.Noda
48
48.Efek semalam
49
49.Resep menguntungkan
50
50.Pentil udara
51
51.Titik terang
52
52.Penuturan
53
53.Keluar kandang
54
54.Permohonan maaf
55
55.Double
56
56. Satpol PP
57
57. Pertemuan Keluarga
58
58. Tentang Mami Rosa
59
59. Duka
60
60. Berkabung
61
61. Aroma Falling in Love
62
62. Pembahasan
63
63. Dua Minggu Kemudian
64
64. Cctv
65
65. Kenyataan
66
66. Perubahan
67
67. Penyelesaian
68
68. Mengalah
69
69. Berjauhan
70
70. Keanehan
71
71. Positif
72
72. Bertemu kembali
73
73. Campur tangan
74
74. Pulang
75
75. Ujian
76
76. Melanjutkan hidup
77
77. Pertemuan kedua
78
78. Rencana A
79
79. Rencana B
80
80. Usaha
81
81. Penyiksaan tahap 1
82
82. Memanfaatkan
83
83. Penyiksaan tahap kedua
84
84. Terdengar Pedas Ditelinga
85
85. Frustasi
86
86. Tak terduga
87
87. Tanpa judul
88
88. Kebersamaan
89
89. Ibu Kota
90
90. Jejak
91
91. Happy Ending
92
92. Ektra Part
93
Part 2
94
Part 3
95
Part 4
96
Part 5
97
Part 6
98
Part 7
99
Part 8
100
Part 9
101
Part 10
102
Part 11
103
Part 12 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!