Tak butuh waktu lama untuk kembali menuju ruangan Boss, benar ruangan Boss cocok disematkan untuk ruangan ini.
Duduk manis sembari mengatur rasa grogi dalam dirinya, sesekali pandangannya berkeliling mengamati ruangan untuk memastikan situasi dan kondisinya.
Ruangan Boss ini tak kalah nyaman dari ruangan pelanggan, baik yang dilantai satu maupun lantai dua.. apalagi bagian rooftopnya yang dari kejauhan saja sudah terlihat menarik dan indah. Sepertinya tempat ini benar-benar ditata dengan sedemikian rupa, dengan niat sampai setiap sudutnya memiliki daya tarik tersendiri.
Teng
Jangan-jangan toilet tempat ini pun dibuat dengan sangat matang pula seperti ruangan-ruangan yang sudah ia lewati sejauh ini. Ya pasti ruangan satu ini juga kemungkinan dibikin semenarik mungkin.. mungkin tidak kalah menarik dari beberapa contoh desain toilet yang pernah ia tonton disalah satu acara stasiun televisi swasta.
Ah.. benar-benar sekudet alias kurang update itukah diriku soal tempat-tempat nongkrong begini? sampai-sampai aku begitu terpesona terhadap tempat ini dari pertama kali melihatnya.
Perfect.. dari tempat sampai keempunya begitu menarik perhatian. Veln membatin kemana-mana.
" Baiklah Nona, apa anda sudah siap sekarang? " Tanya pria berkaos itu sembari menghampiri dan ikut duduk dikursi yang tepat berada dihadapan Veln.
Ya sekarang mereka duduk saling berhadapan, dan benar dirasa-rasa sedari tadi sampai dengan sekarang Veln hanya merasakan berinteraksi dengan satu orang ini. Padahal terasa nyata keberadaan orang lain, selain mereka berdua tapi boro-boro mendengar suaranya.. sedari awal ketemu saja raut wajahnya masih mendatar tak berekspresi dan tanpa senyum sampai sekarang.
" Iya, sepertinya begitu " Jawab Veln ringan.
" Baiklah sebelumnya saya perkenalkan diri, saya Denis " Tegas dan lugas " Dan Nona Veln boleh memanggil saya dengan panggilan senyaman Nona "
Wawancara udah kaya mau masuk perusahaan besar aja, terlalu formil. Itu yang terasa dibenak Veln sekarang.
" Baiklah, gantian tinggal Nona yang memperkenalkan diri " Mempersilahkan Veln untuk memperkenalkan diri tanpa memperkenalkan pria yang satunya.
Ya pria tampan yang level ketampanannya sedikit lebih tinggi dibanding Denis, yang sedari tadi tidak mengeluarkan suaranya sama sekali.
Jangan-jangan dia ini bisu??? Oh.. Tuhan, benar. Bukankah setiap manusia diciptakan dengan kelebihan berikut kekurangannya juga. Dari luar memang sangat begitu tampan, menarik dan mempesona.. tubuhnya yang atletis dengan tinggi yang menyerupai pragawan nyaris sempurna, bahkan siapapun yang memandangnya seperti tidak akan menemukan celah kekurangan dari orang ini. Tapi siapa yang akan menyangka ternyata dia ini seorang tunawicara yang paling ganteng sealam jagat raya.
Pikirannya ambyar kemana-mana, dan kembali fokus. Sebelumnya sedikit menghela nafas terlebih dahulu.
" Baiklah Mas Denis, sepertinya untuk saat ini Saya akan nyaman memanggil Anda dengan sebutan Mas Denis. Saya harap Mas Denis tidak berkeberatan "
Tidak mungkinkan kalo saya memanggil Anda dengan sebutan Boss?! secara panggilan itu kan mungkin akan diberikan ke pria yang tunawicara itu.. iya kan.
" Saya Veln Nia " Lanjutnya " Panggil saya juga senyaman Mas Denis, tentunya tanpa embel-embel Nona. Karna itu membuat saya tidak enak hati " Nyerocos terus kaya kereta " Beberapa bulan lagi Saya menginjak usia 21tahun, saya lahir dan dibesarkan dikota ini. Saat ini saya tinggal dengan Paman dan keluarga kecilnya " Terjeda sebentar " Dijalan bla bla bla " Melanjutkan, menyebutkan alamat lengkap tempat tinggalnya " Dan karena sesuatu hal yang tidak bisa saya ceritakan, saya tidak bisa menunjukan ijasah terakhir saya " Sambil sesekali menelan ludah "Saya kira cukup, apa ada yang ingin Mas Denis tanyakan pada saya? "
" Maaf kalo tidak salah dengar, kenapa Nona tidak tinggal bersama dengan kedua orang tua anda? " Penasaran " Kenapa malah ikut tinggal dengan Paman anda? apakah kedua orang tua Nona seorang perantau?! maksud saya kerja diluar kota? " Menebak-nebak.
Veln menggelengkan kepalanya pelan " Karena kedua orang tua saya sudah meninggal dunia Mas Denis " Sedikit lesu menjawab " Akibat mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu " Sedikit muram " Dan Pamanlah saudara dari Ibu satu-satunya keluarga saya,karna itu Saya ikut tinggal bersamanya"
" Maaf, saya sedikit menyesali pertanyaan tadi " Sesal Denis.
" Tidak apa-apa Mas Denis " Sembari menyunggingkan senyum manisnya.
Dan tanpa basa-basi lagi Denis langsung melanjutkan kepertanyaan berikutnya, sengaja untuk mengalihkan suasana yang mendadak agak mendung.
" Apa kamu akan bekerja dengan sungguh-sungguh nanti, jika kamu diterima bekerja disini? "Veln mengangguk tegas.
" Apa alasan kamu sampai mau dan berminat untuk bekerja disini? diMANJA COFFE ini? "
" Sudah tentu Mas, faktor utama.." Sembari tersenyum getir.
" Ok " Sambil manggut-manggut Denis mengerti " Aku akan bertanya satu hal, maaf mungkin ini agak sedikit menyinggung perasaan kamu " Menghela nafas sebentar " Liana sudah menceritakan kronologi yang sebenarnya " Lanjutnya lagi " Kamu butuh pekerjaan untuk menghasilkan uang lebih tepatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup.. dan karena sesuatu hal, ijasah terakhir tidak bisa kamu gunakan untuk membuat surat lamaran. Lalu kamu meminta bantuan kepada Liana untuk memasukkan kamu kerja disini, karena mendengar dari Liana kalo COFFE SHOP ini sedang membutuhkan karyawan baru " Denis nyerocos udah kaya tabrakan beruntun.
" Nah.. kalo suatu hari ijasah kamu terbebas, dan posisinya masih menjadi karyawan MANJA COFFE SHOP ada kemungkinan tidak Kamu akan berfikir untuk pindah kerja ketempat yang lebih baik? "
" Mungkin, tergantung sama situasi dan kondisi juga. Tapi kalo ada penawaran lebih baik kenapa harus ditolak?! " Dengan percaya diri " Maaf kalo jawaban saya membuat Mas Denis kecewa, tapi realitanya memang seperti itu " Sambil sedikit merasa tidak enak.
" Kamu orangnya to the point ya dan sangat percaya diri " Menggantung sebentar " Tapi hal seperti itu bisa jadi nilai plus buat kamu, bisa juga sebaliknya " Diam lagi " Tergantung juga sie " Sedikit berfikir " Dengan sikap seperti itu kamu tidak takut kalau-kalau nanti tidak diterima? "
" Enggak Mas " Ucap Veln santai. Walaupun sedikit ada kekhawatiran " Disini, aku cuma berusaha buat jujur dan realistis " Lalu cengengesan tanpa dosa.
" Ok. Saya hargai kejujuran kamu. Karena disini judulnya lagi sama-sama saling membutuhkan alias simbiosis mutualisme, MANJA COFFE SHOP sedang membutuhkan karyawan baru dan Kamu sedang membutuhkan pekerjaan sekarang jadi kenapa tidak kita coba untuk bekerjasama dan mengenal satu sama lain. Untuk selanjutnya bisa kita pikirkan nanti sembari berjalan, bagaimana Nona? apa Anda setuju? "
" Jadi maksudnya saya diterima nih mas Denis? " Veln bersemangat memastikan.
" Hemmm.. Kamu bisa training dulu disini dan dalam masa percobaan itu aku akan liat hasil kinerja kamu "
" Siap mas Denis "
Denis beranjak dari duduknya dan menuju lemari yang letaknya bersebelahan dengan meja Boss. Mengambil sebuah map berisi beberapa berkas, dan bergeser menuju meja Bos membuka laci mejanya dan mengambil sebuah materai dan kembali duduk dikursi semula. Veln hanya mengamati apa yang dilakukan Denis dari kejauhan dan sesekali melirik ke pria cuek dan dingin itu, yang masih tidak bergeming sedikit pun bahkan seperti tidak perduli dengan keberadaan mereka berdua, apa yang sedang kami lakukan dan apa yang sedang kami bicarakan pun sepertinya tidak membuatnya tertarik. Padahal sebagai seorang owner bukankah dia juga berhak dan memang harus ikut andil dalam wawancara ini. Bukankah wawancara penerimaan karyawan baru ini moment penting dalam sebuah bisnis?! karena dari sinilah kita bisa memilih orang-orang yang akan ikut serta dalam menentukan kesuksesan bisnis itu sendiri?!! jiaaaahahaa dalem.
Denis mengulurkan beberapa lembar kertas yang tertata rapi kearah Veln.
" Ini berkas kesepakatan.. " Tangan Veln menyambutnya " Inti daripada berkas itu mengenai kesepakatan kerja antara Boss dan karyawannya " Diam sejenak " Kaya satu contoh misalnya karyawan harus mematuhi peraturan yang dibuat oleh MANJA COFFE SHOP.. misalnya soal waktu kerja, MANJA COFFE mulai beroperasi dari pukul 11.00 berarti kamu mengertikan? artinya harus sudah datang sebelum jam operasi berlangsung. Untuk lebih jelasnya sebaiknya kamu baca kesepakatannya terlebih dahulu agar dapat dimengerti dan dipahami "
Veln menganggukkan kepalanya pelan, membolak-balik beberapa lembaran kertas yang sudah berada ditangannya dan menghitungnya satu persatu.
Satu dua tiga empat lima.. gila, sebanyak ini?!! ribet banget ya prosesnya mau jadi karyawan MANJA COFFE aja, surat-suratnya banyak udah kaya mau buat pengajuan kredit rumah, mobil, motor atau semacamnya saja.
Denis mengulurkan sebuah materai, dengan sigap Veln pun menyambutnya kembali dan jari-jari tangannya reflek langsung menuju bagian paling belakang tumpukan lembaran kertas yang ia pegang.. tanpa berfikir panjang, tanpa dibacanya pula isi perjanjian kerja yang tertera dilembaran-lembaran kertas itu Ia langsung menempelkan sebuah kotak kecil bertuliskan MATERAI.
" Maaf, mas Denis bisa meminjamkan sebuah pulpen untuk saya " Sembari menatap lawan bicaranya " Saya memerlukannya untuk menandatangani ini " Menunjukan lembaran kertas yang Ia pegang.
Tak butuh waktu lama untuk Denis mengambil sebuah pulpen dan langsung menyerahkannya ketangan Veln.
Dan tak perlu waktu lama juga untuk Veln menandatangani kontrak kerjanya tanpa tau isinya, dia hanya berpegang teguh pada pikiran positifnya.. paling juga isinya cuma soal peraturan-peraturan kecil kaya harus disiplin dalam bekerja, berapa kali dia dapat libur dalam satu bulan dan ya pokoknya sesuatu yang wajar dalam sebuah lingkungan kerja aja tanpa berfikir macam-macam.
Veln menatap mata Denis dan berkata " Apa ada lagi yang mau Mas Denis tanyakan lagi? " menantang.
Tentu, tapi tidak harus hari ini bukan. Masih banyak dilain waktu.. dan masih banyak pula yang ingin saya ketahui dari seorang perempuan seperti kamu.
Batin Denis, yang sepertinya ada ketertarikan atau sesuatu hal yang membuat dia ingin menggali informasi lebih dalam lagi, lebih banyak lagi tentang seorang Veln.
" Sepertinya.. " Ucapan Denis menggantung
" Kamu sudah punya pacar???! " Toweweweweng, pria itu menyerobot pembicaraan Denis.
Veln spontan terperanjak kaget, dan kertas-kertas yang sedari tadi ada dipangkuannya berserakan kemana-mana. Buru-buru dia memungutinya satu persatu sembari terbatuk-batuk kecil dan sedikit grogi.
Orang ini ternyata bisa bicara! dia tidak bisu, ternyata dia bukan seorang tunawicara. Ya Tuhan, maafkan hamba mu ini yang sudah berprasangka yang tidak-tidak terhadap orang ini. Salah dia juga sie kenapa sedari tadi tidak bersuara seperti tembok, tidak juga mengeluarkan senyum diujung bibirnya.. benar-benar kaku.
Dan... sekalinya mengeluarkan suara sampai bikin aku sedikit ambyaaaaar.
" Maaf.. " Menegaskan pertanyaan tadi.
" Kamu.. sudah punya pacar??? " Tatapannya masih tajam dan gaya bicaranya membuat terlihat lebih berwibawa. Secara Boss gitu loh.Hee
" Apa.. " Sedikit menggantung " Benar-benar perlu saya harus menjawabnya? " Ragu dan sudah sedikit dapat menguasai dirinya kembali walau masih agak sedikit grogi, jantungnya masih belom berdetak dengan normal.
" Tentu " Denis mempertegas " Kesannya memang terlihat pribadi dan berlebihan, tapi sebenarnya ini sangat penting dalam kerjasama kita nanti "
Ceileh kerjasama.. udah kaya mau melakukan kerjasama proyek besar aja yach.
"Jadi maksudnya begini Nona Veln " Denis memulai menjelaskan " Jangan sampai kejadian sama karyawan MANJA yang kerjanya nanti uring-uringan nggak beres gara-gara lagi berantem sama pacarnya.. makanya nanti akan ada peraturan pengecualian untuk semua karyawan MANJA yang sudah memiliki pasangan " Umpan bola tadi benar-benar dimanfaatkan oleh Denis.
" O.. " Mulut Veln membulat polos " Sepertinya hal tadi yang membuat Mas Denis khawatir tidak akan terjadi, setidaknya sampai hari ini Saya masih bisa menjamin karena.. " Agak sedikit tersenyum malu-malu " Saya masih Jomblo"
Hik hik hik hik.
Dan ternyata kata Jomblo ini sukses berat membuat kedua pria ini senyum-senyum kecil, girang. Tentu saja tanpa diketahui yang bersangkutan.
" Ada rencana untuk menikah muda? "
Jreeeeeeng
Orang ini benar-benar ya, kata-katanya slalu mengagetkan dan tak terduga. Wawancara ini benar-benar sudah melebar kemana-mana.
" Ehemmm " Berdehem, mengkode pertanda ingin segera pendapat jawaban atas pertanyaannya.
" Maksudnya begini Nona " Kembali Denis beraksi " Jangan sampai nantinya, baru memulai bekerja tiba-tiba sudah mengajukan cuti atau kemungkinan lebih fatalnya malah resign alias keluar begitu saja dari pekerjaan, yang nantinya mungkin akan sedikit mengganggu aktivitas karyawan lainnya. Misalnya kayak harus menyesuaikan lagi jadwal libur " Penjelasan Denis panjang, seolah-olah memberikan pencerahan buat Veln.
Entah mengapa, Denis justru sangat merasa senang ketika mendapatkan umpan yang menjurus kepertanyaan pribadi begini.
" O.. " Membulat lagi mulut Veln, entahlah menandakan mengerti alias paham atau justru bingung dengan penjelasan yang diuraikan Denis panjang lebar itu.
Gila. Ini wawancara cari istri idaman apa karyawan? aneh banget. Merasa kayak ada udang dibalik batu.
" Tidak ada mas, sejauh ini sepertinya belom ada rencana kearah sana "
" Baguslah " Kali ini bukan Denis yang merespon.
Hening sebentar, seolah memberikan kesempatan untuk semuanya bernafas terlebih dahulu merasakan oksigen yang terasa begitu tak biasa.
" Tapi saran saya, kalo ada yang tiba-tiba melamar secara mendadak sebaiknya jangan ditolak. Pamali katanya " Berhenti lagi sejenak " Ya pamali kata orang tua jaman dulu, tapi entahlah karena sampai sekarang belum jelas.. tidak ada alasan hanya ada larangannya saja kenapa kita tidak diperbolehkan atau menampik lamaran dari seseorang "
Mata Denis terbelalak kaget.
Sial, apa sie mau orang ini? pertanyaannya selalu bikin syok dan ngena !
Tapi sebenarnya menikmatinya juga.
Mata Veln tak kalah terbelalaknya, seperti bertambah ukuran menjadi sebesar biji jengkol.Hee.
Veln sudah tidak bisa memahami lagi isi dari wawancara ini, sekarang dia justru merasa tidak sedang diinterview. Ia sekarang lebih merasa sedang dibanjiri pertanyaan oleh agen pencari jodoh atau calon Ibu mertua.
Masa dari sekian banyak pertanyaan sepertiganya menjurus kemasalah pribadi?!!dan yang mengherankannya dia dengan polos mengikuti begitu saja alur ceritanya.. dan slalu menurut saja menjawab tiap pertanyaan yang dilontarkan kepadanya.
bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Afika Nurdiani
terlalu panjang jangan cape baca nya
2021-09-26
1
Saftanierni Erni
towewewew.........ngakak beed
2021-08-11
1
Dian Ode
hahahahahaha. lucu sama kata toweweweweng. senyum2 aku bacanya. suka ceritanya
2021-08-09
1