2.Interview

Tak butuh waktu lama untuk kembali menuju ruangan Boss, benar ruangan Boss cocok disematkan untuk ruangan ini.

Duduk manis sembari mengatur rasa grogi dalam dirinya, sesekali pandangannya berkeliling mengamati ruangan untuk memastikan situasi dan kondisinya.

Ruangan Boss ini tak kalah nyaman dari ruangan pelanggan, baik yang dilantai satu maupun lantai dua.. apalagi bagian rooftopnya yang dari kejauhan saja sudah terlihat menarik dan indah. Sepertinya tempat ini benar-benar ditata dengan sedemikian rupa, dengan niat sampai setiap sudutnya memiliki daya tarik tersendiri.

Teng

Jangan-jangan toilet tempat ini pun dibuat dengan sangat matang pula seperti ruangan-ruangan yang sudah ia lewati sejauh ini. Ya pasti ruangan satu ini juga kemungkinan dibikin semenarik mungkin.. mungkin tidak kalah menarik dari beberapa contoh desain toilet yang pernah ia tonton disalah satu acara stasiun televisi swasta.

Ah.. benar-benar sekudet alias kurang update itukah diriku soal tempat-tempat nongkrong begini? sampai-sampai aku begitu terpesona terhadap tempat ini dari pertama kali melihatnya.

Perfect.. dari tempat sampai keempunya begitu menarik perhatian. Veln membatin kemana-mana.

" Baiklah Nona, apa anda sudah siap sekarang? " Tanya pria berkaos itu sembari menghampiri dan ikut duduk dikursi yang tepat berada dihadapan Veln.

Ya sekarang mereka duduk saling berhadapan, dan benar dirasa-rasa sedari tadi sampai dengan sekarang Veln hanya merasakan berinteraksi dengan satu orang ini. Padahal terasa nyata keberadaan orang lain, selain mereka berdua tapi boro-boro mendengar suaranya.. sedari awal ketemu saja raut wajahnya masih mendatar tak berekspresi dan tanpa senyum sampai sekarang.

" Iya, sepertinya begitu " Jawab Veln ringan.

" Baiklah sebelumnya saya perkenalkan diri, saya Denis " Tegas dan lugas " Dan Nona Veln boleh memanggil saya dengan panggilan senyaman Nona "

Wawancara udah kaya mau masuk perusahaan besar aja, terlalu formil. Itu yang terasa dibenak Veln sekarang.

" Baiklah, gantian tinggal Nona yang memperkenalkan diri " Mempersilahkan Veln untuk memperkenalkan diri tanpa memperkenalkan pria yang satunya.

Ya pria tampan yang level ketampanannya sedikit lebih tinggi dibanding Denis, yang sedari tadi tidak mengeluarkan suaranya sama sekali.

Jangan-jangan dia ini bisu??? Oh.. Tuhan, benar. Bukankah setiap manusia diciptakan dengan kelebihan berikut kekurangannya juga. Dari luar memang sangat begitu tampan, menarik dan mempesona.. tubuhnya yang atletis dengan tinggi yang menyerupai pragawan nyaris sempurna, bahkan siapapun yang memandangnya seperti tidak akan menemukan celah kekurangan dari orang ini. Tapi siapa yang akan menyangka ternyata dia ini seorang tunawicara yang paling ganteng sealam jagat raya.

Pikirannya ambyar kemana-mana, dan kembali fokus. Sebelumnya sedikit menghela nafas terlebih dahulu.

" Baiklah Mas Denis, sepertinya untuk saat ini Saya akan nyaman memanggil Anda dengan sebutan Mas Denis. Saya harap Mas Denis tidak berkeberatan "

Tidak mungkinkan kalo saya memanggil Anda dengan sebutan Boss?! secara panggilan itu kan mungkin akan diberikan ke pria yang tunawicara itu.. iya kan.

" Saya Veln Nia " Lanjutnya " Panggil saya juga senyaman Mas Denis, tentunya tanpa embel-embel Nona. Karna itu membuat saya tidak enak hati " Nyerocos terus kaya kereta " Beberapa bulan lagi Saya menginjak usia 21tahun, saya lahir dan dibesarkan dikota ini. Saat ini saya tinggal dengan Paman dan keluarga kecilnya " Terjeda sebentar " Dijalan bla bla bla " Melanjutkan, menyebutkan alamat lengkap tempat tinggalnya " Dan karena sesuatu hal yang tidak bisa saya ceritakan, saya tidak bisa menunjukan ijasah terakhir saya " Sambil sesekali menelan ludah "Saya kira cukup, apa ada yang ingin Mas Denis tanyakan pada saya? "

" Maaf kalo tidak salah dengar, kenapa Nona tidak tinggal bersama dengan kedua orang tua anda? " Penasaran " Kenapa malah ikut tinggal dengan Paman anda? apakah kedua orang tua Nona seorang perantau?! maksud saya kerja diluar kota? " Menebak-nebak.

Veln menggelengkan kepalanya pelan " Karena kedua orang tua saya sudah meninggal dunia Mas Denis " Sedikit lesu menjawab " Akibat mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu " Sedikit muram " Dan Pamanlah saudara dari Ibu satu-satunya keluarga saya,karna itu Saya ikut tinggal bersamanya"

" Maaf, saya sedikit menyesali pertanyaan tadi " Sesal Denis.

" Tidak apa-apa Mas Denis " Sembari menyunggingkan senyum manisnya.

Dan tanpa basa-basi lagi Denis langsung melanjutkan kepertanyaan berikutnya, sengaja untuk mengalihkan suasana yang mendadak agak mendung.

" Apa kamu akan bekerja dengan sungguh-sungguh nanti, jika kamu diterima bekerja disini? "Veln mengangguk tegas.

" Apa alasan kamu sampai mau dan berminat untuk bekerja disini? diMANJA COFFE ini? "

" Sudah tentu Mas, faktor utama.." Sembari tersenyum getir.

" Ok " Sambil manggut-manggut Denis mengerti " Aku akan bertanya satu hal, maaf mungkin ini agak sedikit menyinggung perasaan kamu " Menghela nafas sebentar " Liana sudah menceritakan kronologi yang sebenarnya " Lanjutnya lagi " Kamu butuh pekerjaan untuk menghasilkan uang lebih tepatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup.. dan karena sesuatu hal, ijasah terakhir tidak bisa kamu gunakan untuk membuat surat lamaran. Lalu kamu meminta bantuan kepada Liana untuk memasukkan kamu kerja disini, karena mendengar dari Liana kalo COFFE SHOP ini sedang membutuhkan karyawan baru " Denis nyerocos udah kaya tabrakan beruntun.

" Nah.. kalo suatu hari ijasah kamu terbebas, dan posisinya masih menjadi karyawan MANJA COFFE SHOP ada kemungkinan tidak Kamu akan berfikir untuk pindah kerja ketempat yang lebih baik? "

" Mungkin, tergantung sama situasi dan kondisi juga. Tapi kalo ada penawaran lebih baik kenapa harus ditolak?! " Dengan percaya diri " Maaf kalo jawaban saya membuat Mas Denis kecewa, tapi realitanya memang seperti itu " Sambil sedikit merasa tidak enak.

" Kamu orangnya to the point ya dan sangat percaya diri " Menggantung sebentar " Tapi hal seperti itu bisa jadi nilai plus buat kamu, bisa juga sebaliknya " Diam lagi " Tergantung juga sie " Sedikit berfikir " Dengan sikap seperti itu kamu tidak takut kalau-kalau nanti tidak diterima? "

" Enggak Mas " Ucap Veln santai. Walaupun sedikit ada kekhawatiran " Disini, aku cuma berusaha buat jujur dan realistis " Lalu cengengesan tanpa dosa.

" Ok. Saya hargai kejujuran kamu. Karena disini judulnya lagi sama-sama saling membutuhkan alias simbiosis mutualisme, MANJA COFFE SHOP sedang membutuhkan karyawan baru dan Kamu sedang membutuhkan pekerjaan sekarang jadi kenapa tidak kita coba untuk bekerjasama dan mengenal satu sama lain. Untuk selanjutnya bisa kita pikirkan nanti sembari berjalan, bagaimana Nona? apa Anda setuju? "

" Jadi maksudnya saya diterima nih mas Denis? " Veln bersemangat memastikan.

" Hemmm.. Kamu bisa training dulu disini dan dalam masa percobaan itu aku akan liat hasil kinerja kamu "

" Siap mas Denis "

Denis beranjak dari duduknya dan menuju lemari yang letaknya bersebelahan dengan meja Boss. Mengambil sebuah map berisi beberapa berkas, dan bergeser menuju meja Bos membuka laci mejanya dan mengambil sebuah materai dan kembali duduk dikursi semula. Veln hanya mengamati apa yang dilakukan Denis dari kejauhan dan sesekali melirik ke pria cuek dan dingin itu, yang masih tidak bergeming sedikit pun bahkan seperti tidak perduli dengan keberadaan mereka berdua, apa yang sedang kami lakukan dan apa yang sedang kami bicarakan pun sepertinya tidak membuatnya tertarik. Padahal sebagai seorang owner bukankah dia juga berhak dan memang harus ikut andil dalam wawancara ini. Bukankah wawancara penerimaan karyawan baru ini moment penting dalam sebuah bisnis?! karena dari sinilah kita bisa memilih orang-orang yang akan ikut serta dalam menentukan kesuksesan bisnis itu sendiri?!! jiaaaahahaa dalem.

Denis mengulurkan beberapa lembar kertas yang tertata rapi kearah Veln.

" Ini berkas kesepakatan.. " Tangan Veln menyambutnya " Inti daripada berkas itu mengenai kesepakatan kerja antara Boss dan karyawannya " Diam sejenak " Kaya satu contoh misalnya karyawan harus mematuhi peraturan yang dibuat oleh MANJA COFFE SHOP.. misalnya soal waktu kerja, MANJA COFFE mulai beroperasi dari pukul 11.00 berarti kamu mengertikan? artinya harus sudah datang sebelum jam operasi berlangsung. Untuk lebih jelasnya sebaiknya kamu baca kesepakatannya terlebih dahulu agar dapat dimengerti dan dipahami "

Veln menganggukkan kepalanya pelan, membolak-balik beberapa lembaran kertas yang sudah berada ditangannya dan menghitungnya satu persatu.

Satu dua tiga empat lima.. gila, sebanyak ini?!! ribet banget ya prosesnya mau jadi karyawan MANJA COFFE aja, surat-suratnya banyak udah kaya mau buat pengajuan kredit rumah, mobil, motor atau semacamnya saja.

Denis mengulurkan sebuah materai, dengan sigap Veln pun menyambutnya kembali dan jari-jari tangannya reflek langsung menuju bagian paling belakang tumpukan lembaran kertas yang ia pegang.. tanpa berfikir panjang, tanpa dibacanya pula isi perjanjian kerja yang tertera dilembaran-lembaran kertas itu Ia langsung menempelkan sebuah kotak kecil bertuliskan MATERAI.

" Maaf, mas Denis bisa meminjamkan sebuah pulpen untuk saya " Sembari menatap lawan bicaranya " Saya memerlukannya untuk menandatangani ini " Menunjukan lembaran kertas yang Ia pegang.

Tak butuh waktu lama untuk Denis mengambil sebuah pulpen dan langsung menyerahkannya ketangan Veln.

Dan tak perlu waktu lama juga untuk Veln menandatangani kontrak kerjanya tanpa tau isinya, dia hanya berpegang teguh pada pikiran positifnya.. paling juga isinya cuma soal peraturan-peraturan kecil kaya harus disiplin dalam bekerja, berapa kali dia dapat libur dalam satu bulan dan ya pokoknya sesuatu yang wajar dalam sebuah lingkungan kerja aja tanpa berfikir macam-macam.

Veln menatap mata Denis dan berkata " Apa ada lagi yang mau Mas Denis tanyakan lagi? " menantang.

Tentu, tapi tidak harus hari ini bukan. Masih banyak dilain waktu.. dan masih banyak pula yang ingin saya ketahui dari seorang perempuan seperti kamu.

Batin Denis, yang sepertinya ada ketertarikan atau sesuatu hal yang membuat dia ingin menggali informasi lebih dalam lagi, lebih banyak lagi tentang seorang Veln.

" Sepertinya.. " Ucapan Denis menggantung

" Kamu sudah punya pacar???! " Toweweweweng, pria itu menyerobot pembicaraan Denis.

Veln spontan terperanjak kaget, dan kertas-kertas yang sedari tadi ada dipangkuannya berserakan kemana-mana. Buru-buru dia memungutinya satu persatu sembari terbatuk-batuk kecil dan sedikit grogi.

Orang ini ternyata bisa bicara! dia tidak bisu, ternyata dia bukan seorang tunawicara. Ya Tuhan, maafkan hamba mu ini yang sudah berprasangka yang tidak-tidak terhadap orang ini. Salah dia juga sie kenapa sedari tadi tidak bersuara seperti tembok, tidak juga mengeluarkan senyum diujung bibirnya.. benar-benar kaku.

Dan... sekalinya mengeluarkan suara sampai bikin aku sedikit ambyaaaaar.

" Maaf.. " Menegaskan pertanyaan tadi.

" Kamu.. sudah punya pacar??? " Tatapannya masih tajam dan gaya bicaranya membuat terlihat lebih berwibawa. Secara Boss gitu loh.Hee

" Apa.. " Sedikit menggantung " Benar-benar perlu saya harus menjawabnya? " Ragu dan sudah sedikit dapat menguasai dirinya kembali walau masih agak sedikit grogi, jantungnya masih belom berdetak dengan normal.

" Tentu " Denis mempertegas " Kesannya memang terlihat pribadi dan berlebihan, tapi sebenarnya ini sangat penting dalam kerjasama kita nanti "

Ceileh kerjasama.. udah kaya mau melakukan kerjasama proyek besar aja yach.

"Jadi maksudnya begini Nona Veln " Denis memulai menjelaskan " Jangan sampai kejadian sama karyawan MANJA yang kerjanya nanti uring-uringan nggak beres gara-gara lagi berantem sama pacarnya.. makanya nanti akan ada peraturan pengecualian untuk semua karyawan MANJA yang sudah memiliki pasangan " Umpan bola tadi benar-benar dimanfaatkan oleh Denis.

" O.. " Mulut Veln membulat polos " Sepertinya hal tadi yang membuat Mas Denis khawatir tidak akan terjadi, setidaknya sampai hari ini Saya masih bisa menjamin karena.. " Agak sedikit tersenyum malu-malu " Saya masih Jomblo"

Hik hik hik hik.

Dan ternyata kata Jomblo ini sukses berat membuat kedua pria ini senyum-senyum kecil, girang. Tentu saja tanpa diketahui yang bersangkutan.

" Ada rencana untuk menikah muda? "

Jreeeeeeng

Orang ini benar-benar ya, kata-katanya slalu mengagetkan dan tak terduga. Wawancara ini benar-benar sudah melebar kemana-mana.

" Ehemmm " Berdehem, mengkode pertanda ingin segera pendapat jawaban atas pertanyaannya.

" Maksudnya begini Nona " Kembali Denis beraksi " Jangan sampai nantinya, baru memulai bekerja tiba-tiba sudah mengajukan cuti atau kemungkinan lebih fatalnya malah resign alias keluar begitu saja dari pekerjaan, yang nantinya mungkin akan sedikit mengganggu aktivitas karyawan lainnya. Misalnya kayak harus menyesuaikan lagi jadwal libur " Penjelasan Denis panjang, seolah-olah memberikan pencerahan buat Veln.

Entah mengapa, Denis justru sangat merasa senang ketika mendapatkan umpan yang menjurus kepertanyaan pribadi begini.

" O.. " Membulat lagi mulut Veln, entahlah menandakan mengerti alias paham atau justru bingung dengan penjelasan yang diuraikan Denis panjang lebar itu.

Gila. Ini wawancara cari istri idaman apa karyawan? aneh banget. Merasa kayak ada udang dibalik batu.

" Tidak ada mas, sejauh ini sepertinya belom ada rencana kearah sana "

" Baguslah " Kali ini bukan Denis yang merespon.

Hening sebentar, seolah memberikan kesempatan untuk semuanya bernafas terlebih dahulu merasakan oksigen yang terasa begitu tak biasa.

" Tapi saran saya, kalo ada yang tiba-tiba melamar secara mendadak sebaiknya jangan ditolak. Pamali katanya " Berhenti lagi sejenak " Ya pamali kata orang tua jaman dulu, tapi entahlah karena sampai sekarang belum jelas.. tidak ada alasan hanya ada larangannya saja kenapa kita tidak diperbolehkan atau menampik lamaran dari seseorang "

Mata Denis terbelalak kaget.

Sial, apa sie mau orang ini? pertanyaannya selalu bikin syok dan ngena !

Tapi sebenarnya menikmatinya juga.

Mata Veln tak kalah terbelalaknya, seperti bertambah ukuran menjadi sebesar biji jengkol.Hee.

Veln sudah tidak bisa memahami lagi isi dari wawancara ini, sekarang dia justru merasa tidak sedang diinterview. Ia sekarang lebih merasa sedang dibanjiri pertanyaan oleh agen pencari jodoh atau calon Ibu mertua.

Masa dari sekian banyak pertanyaan sepertiganya menjurus kemasalah pribadi?!!dan yang mengherankannya dia dengan polos mengikuti begitu saja alur ceritanya.. dan slalu menurut saja menjawab tiap pertanyaan yang dilontarkan kepadanya.

bersambung..

Terpopuler

Comments

Afika Nurdiani

Afika Nurdiani

terlalu panjang jangan cape baca nya

2021-09-26

1

Saftanierni Erni

Saftanierni Erni

towewewew.........ngakak beed

2021-08-11

1

Dian Ode

Dian Ode

hahahahahaha. lucu sama kata toweweweweng. senyum2 aku bacanya. suka ceritanya

2021-08-09

1

lihat semua
Episodes
1 1.Suasana Pagi
2 2.Interview
3 3.Manja Coffe Shop
4 4.Lantai Dua
5 5.Rumah
6 6.Cerita Pagi
7 7.Rooftop
8 8.Rooftop Part 2
9 9.Pelunasan
10 10.Tamu Tak Diundang
11 11.Lamaran
12 12.Meminta Restu
13 13.Persiapan
14 14.Malam Sebelum Pernikahan
15 15.Pernikahan
16 16.Presidential Suite Room Hotel
17 17.Malam Pertama
18 18.Drama
19 19.check out
20 20.Berpamitan
21 21.Perjalanan
22 22.Bulan Madu
23 23.Kencan
24 24.Mengotori
25 25.Tanda tanya
26 26.Kegagalan
27 27.Untuk yang pertama kalinya
28 28.Tertangkap
29 29.Pantai
30 30.Oleh-oleh
31 31.Adu mulut
32 32.Flashback
33 33.Flashback end
34 34.Pulang
35 35.Rumah besar
36 36.Rehat
37 37.Makan malam
38 38.Berdua
39 39.Kecemburuan
40 40.Terluka
41 41.Rumah utama
42 42.Biskuit
43 43.Brother complex
44 44.Kejutan manis
45 45.Penyatuan
46 46.Berkelanjutan
47 47.Noda
48 48.Efek semalam
49 49.Resep menguntungkan
50 50.Pentil udara
51 51.Titik terang
52 52.Penuturan
53 53.Keluar kandang
54 54.Permohonan maaf
55 55.Double
56 56. Satpol PP
57 57. Pertemuan Keluarga
58 58. Tentang Mami Rosa
59 59. Duka
60 60. Berkabung
61 61. Aroma Falling in Love
62 62. Pembahasan
63 63. Dua Minggu Kemudian
64 64. Cctv
65 65. Kenyataan
66 66. Perubahan
67 67. Penyelesaian
68 68. Mengalah
69 69. Berjauhan
70 70. Keanehan
71 71. Positif
72 72. Bertemu kembali
73 73. Campur tangan
74 74. Pulang
75 75. Ujian
76 76. Melanjutkan hidup
77 77. Pertemuan kedua
78 78. Rencana A
79 79. Rencana B
80 80. Usaha
81 81. Penyiksaan tahap 1
82 82. Memanfaatkan
83 83. Penyiksaan tahap kedua
84 84. Terdengar Pedas Ditelinga
85 85. Frustasi
86 86. Tak terduga
87 87. Tanpa judul
88 88. Kebersamaan
89 89. Ibu Kota
90 90. Jejak
91 91. Happy Ending
92 92. Ektra Part
93 Part 2
94 Part 3
95 Part 4
96 Part 5
97 Part 6
98 Part 7
99 Part 8
100 Part 9
101 Part 10
102 Part 11
103 Part 12 End
Episodes

Updated 103 Episodes

1
1.Suasana Pagi
2
2.Interview
3
3.Manja Coffe Shop
4
4.Lantai Dua
5
5.Rumah
6
6.Cerita Pagi
7
7.Rooftop
8
8.Rooftop Part 2
9
9.Pelunasan
10
10.Tamu Tak Diundang
11
11.Lamaran
12
12.Meminta Restu
13
13.Persiapan
14
14.Malam Sebelum Pernikahan
15
15.Pernikahan
16
16.Presidential Suite Room Hotel
17
17.Malam Pertama
18
18.Drama
19
19.check out
20
20.Berpamitan
21
21.Perjalanan
22
22.Bulan Madu
23
23.Kencan
24
24.Mengotori
25
25.Tanda tanya
26
26.Kegagalan
27
27.Untuk yang pertama kalinya
28
28.Tertangkap
29
29.Pantai
30
30.Oleh-oleh
31
31.Adu mulut
32
32.Flashback
33
33.Flashback end
34
34.Pulang
35
35.Rumah besar
36
36.Rehat
37
37.Makan malam
38
38.Berdua
39
39.Kecemburuan
40
40.Terluka
41
41.Rumah utama
42
42.Biskuit
43
43.Brother complex
44
44.Kejutan manis
45
45.Penyatuan
46
46.Berkelanjutan
47
47.Noda
48
48.Efek semalam
49
49.Resep menguntungkan
50
50.Pentil udara
51
51.Titik terang
52
52.Penuturan
53
53.Keluar kandang
54
54.Permohonan maaf
55
55.Double
56
56. Satpol PP
57
57. Pertemuan Keluarga
58
58. Tentang Mami Rosa
59
59. Duka
60
60. Berkabung
61
61. Aroma Falling in Love
62
62. Pembahasan
63
63. Dua Minggu Kemudian
64
64. Cctv
65
65. Kenyataan
66
66. Perubahan
67
67. Penyelesaian
68
68. Mengalah
69
69. Berjauhan
70
70. Keanehan
71
71. Positif
72
72. Bertemu kembali
73
73. Campur tangan
74
74. Pulang
75
75. Ujian
76
76. Melanjutkan hidup
77
77. Pertemuan kedua
78
78. Rencana A
79
79. Rencana B
80
80. Usaha
81
81. Penyiksaan tahap 1
82
82. Memanfaatkan
83
83. Penyiksaan tahap kedua
84
84. Terdengar Pedas Ditelinga
85
85. Frustasi
86
86. Tak terduga
87
87. Tanpa judul
88
88. Kebersamaan
89
89. Ibu Kota
90
90. Jejak
91
91. Happy Ending
92
92. Ektra Part
93
Part 2
94
Part 3
95
Part 4
96
Part 5
97
Part 6
98
Part 7
99
Part 8
100
Part 9
101
Part 10
102
Part 11
103
Part 12 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!