Ulang Tahun Viona

Hari ini adalah acara ulang tahun Viona, teman SMP Dyana. Dan dia teman sekelas Sekar dan Sastra. Sebenarnya Dyana tak ingin kesana, tapi Dewi memaksanya.

Dyana keluar setelah beberapa jam setelah mandi. Ia memakai baju yang dibelikan kemarin oleh ibunya. Dan juga sepatu beserta tas yang tidak terlalu mencolok. Setelan jeans yang sangat cocok dipakai Dyana. Ia sengaja minta yang seperti itu agar terlihat biasa namun bersih.

"Wah, penampilan kakak beda banget hari ini." Puji Lia, adiknya yang melihat Dyana baru keluar dari kamarnya.

"Emang biasanya gimana?" Tanya Dyana tersenyum centil menggoda adiknya.

"Ng-ngga kok. Hari ini kakak cantik banget." Sambil mendekat sayang memeluk kakaknya.

"Terimakasih Lia sayang. Yaudah, kakak mau berangkat sekarang. Daa, Lia." Dyana pamit pada adiknya.

"Pakai sepeda?" Tanya Lia lagi membuntuti kakaknya keluar rumah.

"Iya, terus pakai apa?" Dyana bersiap mengayuh sepedanya.

"Emangnya kak Dewi ngga jemput?" Lagi-lagi Lia bertanya. 

"Katanya sih nunggu disana aja." Jawab Dy sambil membenahi pakaiannya sebelum benar-benar mengayuh sepeda.

Lia hanya membalas dengan anggukan sambil tetap melihat kakaknya yang sudah menghilang dari pandangannya.

Melihat penampilan Dyana saat ini, mirip sekali dengan aktris korea. Ibunya menyuruh lebih baik dalam berpenampilan. Dengan itu, Dyana menuruti saja kemauan ibu dan adiknya. 

"Dy! Aku disini. Ayo cepetan acaranya udah mau mulai." Teriak Dewi saat Dyana baru sampai parkir rumah Viona. 

"Iya." Dyana segera mendekati Dewi yang sudah nampak menunggu lama.

"Wah, kau beda banget hari ini. Cuma yang kurang matching sepeda kau." Dewi menunjuk-nunjuk Dyana dan sepedanya membandingkan.

"Ait! Jangan ledek sepeda aku. Kalau bukan karena ini sepeda, aku ngga bisa kesini." Dyana mencoba membela diri tak mau kalah.

"Iya-iya." Dewi melirik malas lalu berjalan masuk ke rumah Viona.

Beruntungnya Dy juga diundang. Kalau tidak, Dyana terpaksa harus menolak permintaan Dewi.

"Wi, Aku ngga PD. Semua teman-teman pada keren. Lah aku ucem gini. Aku pulang aja ya?" Dyana ciut saat melihat suasana di dalam yang begitu glamor.

"Udah, kamu tunggu disini dulu. Aku mau ambil minum sama makan. Ntar aku ambilin kamu juga." Dewi pergi begitu saja tanpa persetujuan dari Dyana 

1 menit berlalu.

2 menit kemudian.

3 menit Dyana masih diam di tempat menunggu Dewi.

5 menit Dyana masih bersabar menunggu sahabatnya itu yang berjanji mengambilkan makan dan minum.

Dewi belum juga kelihatan batang hidungnya. Ini kebiasaannya, baru kali ini Dyana mau diajak pergi pesta bersama Dewi. Tadi aja dia Semangat. Giliran Dyana ikut malah ditinggalkan.

"Hay cantik." Dua pria tiba-tiba datang langsung mengelus dagu Dy. Padahal Dy sama sekali tidak mengenal pria tersebut.

Dy pura-pura tak menghiraukan. Tak seperti cewek lainnya yang akan melampiaskan dengan memainkan ponsel. Maka Dy lupa barang penting itu.

"Yuk sini sama kita-kita." Kata pria yang lumayan ganteng tapi terlihat bringas seperti bukan anak sekolahan.

"Cantik." Kata salah satu temannya.

 Kedua pria itu semakin mendekati Dy. Dyana mulai tidak nyaman. Dia ingin pergi tapi tidak tahu caranya bagaimana. Orang terlalu ramai dan dia lupa lewat mana karena rumah Viona sangat luas.

"Nih cewek satu kok dingin sih! Ikut ngga! Ikut ngga!" Cowok satunya sudah nampak kurang waras dan membentak Dy hingga memaksa Dyana yang sedari tadi diam tak menanggapi.

Hati Dy semakin bergejolak. Dyana bingung apa yang harus dilakukan. Dekat dengan cowok saja tidak pernah. Kecuali, Sastra. Dan sekarang malah digoda cowok yang nampak sudah setengah sadar.

"Duh, Dewi mana sih?" Dy ingin sekali menangis sekarang juga dan berteriak ibu. Tapi, dia benar-benar sudah dijebak oleh keadaan.

Plak!

Bug!

Kedua cowok tersebut tiba-tiba langsung terkapar. 

"Apa jangan-jangan aku punya kekuatan super? Ga mungkin!" Teriak Dyana dalam hatinya sambil menutup mata.

"Atau jiwa di dalam diri Dyana yang telah menolongnya. Bukan!" Pekiknya lagi masih takut melihat apa yang terjadi. 

Dy pelan-pelan melihat siapa pelakunya. Ternyata sosok yang ia sukai dan yang Dy benci, kenapa harus cowok ini.

"Kamu ngga papa? Kenapa diam disini. Mereka semua sudah pada mabuk." Sastra mendekati Dyana dengan cemas.

"Aku ngga papa. Cuma takut aja." Kegugupan dalam diri Dy bangun setiap Sastra dekat dengannya. Belum lagi akibat kejadian tadi. Tubuhnya bergetar takut.

Semua penghuni pesta langsung mendekat ramai. Tak terkecuali Sekar. Viona pun ada. Semua mendekat melihat ke sumber keributan.

"Apaan sih ribut-ribut?" Viona terlihat sangat marah melihat kekacauan di di dalam pestanya.

"Heh! Cewek kampung, kenapa di sini? Sama pacar saya lagi." Sekar mendekat memelototi Dyana. 

"Kamu jangan coba-coba dekatin Sastra ya! Oh, jangan-jangan kalian ada hubungan. Pantesan kamu selalu nolongin cewek ini!" Sekar menjambak rambut Dyana kasar. Dia mengeluarkan persepsinya sendiri tanpa melihat apa yang sebenarnya.

Dy hanya pasrah dengan keadaan. Dia memang salah telah datang ke tempat yang tidak semestinya. Dyana hanya diam diperlakukan seperti itu 

"Heh! Lo malah diam aja! Jawab! Teriak Sekar lagi.

"Stop! Aku cuma nolongin Dyana dari cowok kurang ajar ini. Kamu jangan nyalahin dia." Sastra mulai naik darah melihat kelakuan pacarnya sambil melepaskan tangan Sekar yang menjambak Dyana.

"Sekar! Cepat pergi dari sini. Dan kamu Dyana, aku nyesel ngundang kamu! Sekarang cepat pergi dari sini!" Viona sangat marah, tanpa tahu kenyataannya dia langsung mengusir Dyana juga Sekar.

Sekar pun langsung pergi meninggalkan acara itu. Sambil berkata, "Awas kamu! Aku akan kasih perhitungan sama kalian semua! Termasuk Sastra!" Gumamnya sendiri sambil keluar dari kerimunan itu.

Dy merasa sangat hampa, tak tahu harus berbuat apa. Dia malu, sangat sangat malu. Sebab dirinya semua menjadi hancur. Paling parahnya ia telah membuat Sastra dalam masalah. Setelah ini Dy tidak yakin bisa dekat dengan Sastra lagi.

Selepas memandang bak permohonan maaf pada Sastra, Dy langsung berlari keluar dari pesta itu. Padahal dalam hati Sastra ia ingin mengatakan "Maafkan aku, Dy. Kamu jadi dipermalukan seperti ini."

Sastra tahu konsekuensi bila Sekar sampai marah. Pasti setelah ini ayahnya akan marah besar padanya.

Ternyata kekayaan lebih berharga dibanding anak. Apalagi peduli dengan perasaannya. Itu jauh. Orang tua Sastra hanya peduli pada kejayaan perusahaan karena kerja sama dengan perusahaan milik orang tua Sekar. Dirinya seperti kantah yang harus berkorban demi ambisi ayahnya sendiri.

Dy menangis sembari melajukan sepedanya dengan sangat kencang. Dia tahu pasti Dewi sudah meninggalkannya pulang. Selepas ini Dy tidak mau lagi diajak ke pesta. Dyana tak peduli kalau setelah ini kakinya akan pegal-pegal, yang jelas dia bisa keluar dari acara itu.

Terpopuler

Comments

Nunasoraya

Nunasoraya

Uhmm.. sediihh.. :(

2020-07-29

1

yulia ari

yulia ari

yuhuuu udh like 🙏🙏

2020-06-30

1

I'M SKUT

I'M SKUT

Sejauh ini ceritanya seru!!

2020-04-07

1

lihat semua
Episodes
1 Pagiku
2 Flashback Terganggu
3 Pertemuan Tak Sengaja
4 Di rumah Dyana
5 Ulang Tahun Viona
6 Siapa yang Datang?
7 Menginap
8 Membalas
9 Rumah Sakit
10 Tuduhan
11 Merry ketahuan
12 Pertemuan
13 Kejanggalan di Sekolah
14 Pertengkaran sahabat
15 Game Dimulai
16 Rencana Flore
17 Kejanggalan Menguap
18 Baru Bermula
19 Berkelahi
20 Lia Hilang
21 Pencarian 99 (sia-sia)
22 Kemana Sastra?
23 Percekcokan
24 Pagiku 2
25 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
26 Mencari
27 Aditya Putra
28 Rumah Dyana
29 Ingatan
30 Di Restaurant
31 The Accident
32 Curhatan
33 Kemarahan Sekar
34 Curhatan (2)
35 Perumahan Djati Dharma
36 Perumahan Djati Dharma (2)
37 Mood Sastra
38 Mood Adit
39 Pagi di Kota
40 Perdebatan
41 Pernyataan
42 Kecewa
43 Meminta Pada Ayah
44 Sunset di Kota
45 Teringat
46 Flore
47 Pertemuan tak Disengaja
48 VIP klub
49 Mabuk Berat
50 Menemani
51 Perhatian
52 Pulkam
53 Kejutan
54 Kelulusan
55 Ke Rumah Dyana
56 Penolakan
57 Sesal
58 Melamar Merry
59 Bangkrut
60 Pergi
61 Bersama Adit
62 Sama di Kota
63 Di Jepang dengan Yuki
64 Malam Dendy
65 Yamada
66 Cukup Bagus
67 Menangis
68 Ceritalah
69 Kerja Bagus
70 Dia Lucu Juga
71 Terimakasih
72 Senang
73 Maaf
74 Tertusuk
75 Tidak Percaya
76 Sadar
77 Pelukan
78 Berdua
79 Pelaku
80 YaYu VS Dyana Sastra
81 Pengumuman!
82 Danau Batur
83 PENGUMUMAN!!
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Pagiku
2
Flashback Terganggu
3
Pertemuan Tak Sengaja
4
Di rumah Dyana
5
Ulang Tahun Viona
6
Siapa yang Datang?
7
Menginap
8
Membalas
9
Rumah Sakit
10
Tuduhan
11
Merry ketahuan
12
Pertemuan
13
Kejanggalan di Sekolah
14
Pertengkaran sahabat
15
Game Dimulai
16
Rencana Flore
17
Kejanggalan Menguap
18
Baru Bermula
19
Berkelahi
20
Lia Hilang
21
Pencarian 99 (sia-sia)
22
Kemana Sastra?
23
Percekcokan
24
Pagiku 2
25
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
26
Mencari
27
Aditya Putra
28
Rumah Dyana
29
Ingatan
30
Di Restaurant
31
The Accident
32
Curhatan
33
Kemarahan Sekar
34
Curhatan (2)
35
Perumahan Djati Dharma
36
Perumahan Djati Dharma (2)
37
Mood Sastra
38
Mood Adit
39
Pagi di Kota
40
Perdebatan
41
Pernyataan
42
Kecewa
43
Meminta Pada Ayah
44
Sunset di Kota
45
Teringat
46
Flore
47
Pertemuan tak Disengaja
48
VIP klub
49
Mabuk Berat
50
Menemani
51
Perhatian
52
Pulkam
53
Kejutan
54
Kelulusan
55
Ke Rumah Dyana
56
Penolakan
57
Sesal
58
Melamar Merry
59
Bangkrut
60
Pergi
61
Bersama Adit
62
Sama di Kota
63
Di Jepang dengan Yuki
64
Malam Dendy
65
Yamada
66
Cukup Bagus
67
Menangis
68
Ceritalah
69
Kerja Bagus
70
Dia Lucu Juga
71
Terimakasih
72
Senang
73
Maaf
74
Tertusuk
75
Tidak Percaya
76
Sadar
77
Pelukan
78
Berdua
79
Pelaku
80
YaYu VS Dyana Sastra
81
Pengumuman!
82
Danau Batur
83
PENGUMUMAN!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!