4

    Agatha hanya bisa memejamkan matanya. Serangan Jeno di keningnya tak bisa dia lawan. Tubuh nya masih lemas.

Tiga hari di rawat di rumah sakit sepertinya belum membuatnya pulih. Jeno menyudahi kecupannya seraya menatap tajam Agatha.

"Kak, Agatha pusing, lemes.." aku Agatha lirih, kedua tangannya di bahu Jeno, mencoba menahan tubuhnya yang berdiri setelah habis dari kamar mandi.

Jeno tersenyum sinis."Lemes? Belum juga di apa - apain." ledeknya ambigu dengan acuh.

Agatha meluruhkan tubuhnya lalu bersujud di kaki Jeno, berharap tindakkannya bisa membuat Jeno mengerti.

Jeno hanya diam menatap Agatha tanpa ekspresi.

Agatha mendongkak seraya meraih kaki Jeno."Agatha mohon, biarin Agatha istirahat kak.." lirihnya dengan suara gemetar.

"Lo lupa? Justru gue seneng lo ke siksa.." bisik Jeno seraya membawa Agatha berdiri lalu di dorongnya Agatha hingga duduk di kasur.

"Jangan coba - coba mohon - mohon kayak tadi! Lo tahu sendiri jawabannya, sekali ya akan terus ya sekali engga ya engga.." ujar Jeno tenang.

Jeno menarik nafas panjang, padahal dia tidak bermaksud untuk membuat Agatha lelah.

Ponsel di saku celananya bergetar dengan alunan musik.

Jeno merogohnya dengan sedikit kesal. Di tatapnya nama sang penelpon.

Jeny calling

"Apa?" tanya Jeno to the point lalu membawa langkahnya keluar kamar.

"Kak minta uang. Kartu aku di blokir papa.." rengek Jeny sebal.

"Ga ada, minta sama ayah baru lo! Hubungan kita udah bukan ade kakak lagi, jangan telpon gue lagi! Kalo berani awas aja!" ancamnya seraya mematikan sambungannya.

Di tatapnya pintu kamar Agatha dengan kesal. Jeno moodnya turun jika mengingat Jeny.

Dia anak dari istri kedua papanya, papa dan mama Jeny menikah hanya bertahan dua tahun.

Mengingatnya membuat Jeno kembali terpuruk, ingatan saat dirinya kecil di tinggalkan sendirian dengan pengasuh membuatnya kembali terluka.

Setelah sang mama pergi menikah dengan suami brondongnya, papanya itu malah dengan tidak menghargai dan mengerti dirinya menikah lagi dengan mama Jeny, selingkuhannya. Keluarga yang benar - benar berantakan. Jeno tersenyum miris.

Dari situlah Jeno mengambil keputusan untuk menyakiti siapapun yang menjadi orang yang di sayang oleh sang papa. Kalau soal balas dendam kepada sang mama tidak bisa karena tidak tahu keberadaannya.

Dan terbukti, mama Jeny pun menceraikan sang papa karena dirinya yang mulai bermain api dengan sang ibu tiri, membuatnya jatuh cinta, setelah jatuh dirinya buang jauh - jauh.

Saat itu Jeno kelas 1 SMA, hubungan terlarang pun pertama kalinya dengan mama Jeny yang notabene ibu tirinya sendiri.

Dan kali ini Jeno akan mengambil langkah lain, karena apa? Karena Sang papa terlihat sangat perhatian dan sayang pada Agatha. Jeno bersumpah akan membuat papanya itu sakit lagi. Membalaskan sakitnya dulu dan berdo'a semoga alam pun menghukum sang mama yang kini entah di mana.

Jeno membawa langkahnya keluar rumah. lebih baik menenangkan diri di tempat tongkrongan pikirnya.

...***...

Oska memberikan sebotol cola kepada Jeno, Jeno meraihnya dengan enggan.

"Ada apa lagi?" tanya Oska.

"Ga!" jawab Jeno singkat.

"Hm, cerita kalo lo siap cerita, gue tunggu.." Oska menyesap rokoknya."soal Agatha, gue ga setuju sebenernya lo rusak dia, dari awal gue emang ga suka rusak cewek, gue doyan yang udah rusak, gue juga mau lo sebagai sahabat sekaligus sepupu gue sama kayak gue.."lanjutnya.

"Kita beda.."

Oska mangut - mangut."Iya gue tahu, karena kita banyak bedanya kali - kali gue mau samaan sama lo.." Oska menepuk bahu Jeno."jangan sampe lo nyesel, gue ga mau lo nyesel."lanjutnya bijak.

"Ga akan.." jawab Jeno singkat namun tidak sesuai dengan hati dan pikirannya yang tiba - tiba di landa gelisah.

...***...

Agatha memejamkan matanya, tubuhnya benar - benar lemas.

"Lo setuju nyokap lo nikah lagi?" tanya Jeno acuh seraya memejamkan matanya beberapa saat. Dirinya sedang duduk di sofa.

Agatha terdiam, takut salah juga menjawab.

Jeno beranjak lalu meraih pipi Agatha dengan gemas, di tekannya pipi Agatha hingga meringis pelan.

"Gue tadi tanya sialan!" geram Jeno dengan tatapan menghunus tajam mata yang kini berair lagi.

Agatha menggeleng pelan, tanda kalau dirinya pun tidak setuju dengan pernikahan orang tuanya.

Jeno menepisnya dengan kesal."Inget baik - baik, jawab semua pertanyaan gue dengan cepet, kalo engga gue hukum!" ancamnya seraya kembali duduk dengan tangan di lipat di keningnya hingga menutupi matanya.

Agatha sangat paham maksud dari hukuman yang di lontarkan Jeno. Agatha melirik Jeno sekilas, laki - laki itu benar - benar tidak tahu malu.

Jeno membuka matanya lalu melirik Agatha yang terlihat takut.

"Maaf kak, Agatha cuma ngambil ini." cicit Agatha seraya menggenggam selimutnya erat karena takut.

Jeno tak ambil pusing, dirinya kembali memejamkan matanya.

Agatha menghela nafas lega lalu kembali merebahkan tubuh pegalnya.

...***...

Jeno mengusap pipinya yang terasa panas karena tamparan dari Beni, sang papa. Beni menyugar rambutnya yang kian memutih dengan kasar.

"Kamu udah gila?! Dia adik kamu Jeno!" geram Beni seraya menujuk - nunjuk wajah Jeno.

Jeno membenarkan boxernya dengan wajahnya yang angkuh, Jeno menatap Beni dengan seringai.

"Telat, Agatha udah rusak.." jelasnya acuh seolah ucapannya bukanlah hal yang penting.

Jeno kecolongan, dirinya pikir Beni akan benar - benar pulang minggu nanti tapi meleset.

Lagi - lagi Jeno di sadarkan tentang rencana manusia yang kadang memang tidak selalu sejalan dengan yang di harapkan.

Anisa menghampiri Jeno dengan emosi yang menggebu - gebu lalu menampar pipi Jeno di tempat yang sama seperti yang di berikan Beni.

Jeno tersenyum sinis lalu kembali mendatarkan wajahnya.

"Sebenarnya apa yang kamu pikirkan Jeno! Dia calon adik kamu, apa salah anakku!" bentak Anisa dengan nafas memburu.

Jeno tersenyum remeh."Oh kalian ingin bermain mana yang salah dan mana yang benar? Haha"

Jeno tertawa sumbang lalu menatap Beni dan Anisa dengan tajam.

"Dia! Bajingan satu ini!" tunjuk Jeno dengan emosi ke arah Beni.

"JENO!" bentak Beni.

Jeno tidak peduli, dia terus meneruskan ucapannya."Tidak mengerti diriku! Dia bajingan yang tidak bertanggung jawab! Meninggalkanku sendirian dengan pengasuh, memberiku uang dan UANG!" bentak Jeno tak terkendali.

Beni diam dengan nafas memburu menahan emosi.

"Di besarkan dengan uang tanpa kasih sayang jangan salahkan aku menjadi begini, kehancuranmu adalah kebahagiaanku.." tunjuk Jeno ke arah Beni lalu berlalu menarik paksa Agatha dan mengunci pintu dengan cepat.

Gedoran terdengar keras di pintu, Jeno tidak peduli.

"Cepet ganti baju lo!" bentak Jeno membuat Agatha bergegas menurutinya dengan takut dan berderai air mata.

...***...

Jeno memeluk Agatha lalu membawanya meloncati balkon yang tidak terlalu tinggi itu.

Keduanya berguling - guling di rumput taman lalu dengan kasar Jeno menarik Agatha bangun. Dengan tekad kuat Jeno akan membawa kabur Agatha.

"Kak.." panggil Agatha lirih di sela - sela pelariannya."kita mau kemana?" lanjutnya dengan ketakutan.

Terpopuler

Comments

Erviana Erastus

Erviana Erastus

benar2 kelakuan jeni mines banget ckckck

2023-03-05

0

Ita Ta'nifah

Ita Ta'nifah

jeno dan aghata yg malang...
korban orang tua gila duniawi

2021-01-21

1

namiza hadist

namiza hadist

kluarga yg berantakan,,ortunya pada egois,,,yg jd korban anak,,,,

2021-01-02

11

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!