Cerita Tak Berkisah

Cerita Tak Berkisah

Kecelakaan Pesawat

Jam menunjukkan pukul  15.00 sore. Tidur lelap sepasang suami istri harus terganggu oleh getaran dahsyat dari pesawat yang mereka tumpangi. Kekhawatiran sangat terlihat jelas di wajah seorang istri, matanya terus memandang orang-orang yang berteriak kebingungan. Tiba-tiba seseorang memasangkan alat oksigen untuknya. Ia menoleh terlihat suaminya tersenyum di balik penutup oksigen, air mata lepas begitu saja, pikirannya mulai resah. Tapi mereka hanya bisa mengikuti jalannya.

Beberapa menit kemudian pesawat pun benar-benar jatuh ke samudra, menenggelamkan seluruh manusia di dalamnya. Hanya kata pasrah lah yang sekarang menyelimuti mereka. Rasa ikhlas untuk kehilangan semuanya.

Disaat itu juga mereka melupakan semuannya, sepasang suami istri itu melupakan tujuan untuk pulang, meninggalkan keluarga, meninggalkan seorang anak berumur 7 tahun yang masih membutuhkan cinta dan kasih sayang orang tua.

“Ibu sayang kamu nak!”

“Ayah menyayangimu nak!”

Itulah kata yang sempat terucap dalam hati sebelum mereka benar-benar tiada.

...

“Telah terdeteksi 109 penumpang meninggal 85 dipastikan menghilang, tidak ada korban selamat dalam kecelakaan pesawat ini.”

Nita segera mematikan televisi setelah mendengar itu, jantungnya berdegup tak karuan. Baru saja ia mendengar bahwa sahabatnya akan segera datang menemui anak yang mereka titipkan padanya, dan berita itu tiba-tiba membuatnya tidak berdaya.

PRAKK!!

Nita segera menoleh saat mendengar suara itu. Ia melihat 3 anak kecil berdiri di ambang pintu, seorang anak perempuan menjatuhkan mainan yang sebelumnya ia pegang erat. Dengan perasaan tak karuan Nita mendekati mereka, menangkup wajah anak perempuan itu.

“Tante Nita bilang sama Kayla. Ayah dan Ibu Kayla akan pulang kan hari ini?” Anak perempuan bernama Kayla, ia cukup tau apa yang telah didengarnya beberapa menit yang lalu. Dengan air mata yang telah berhasil membasahi kedua pipinya. Kayla mencoba meyakinkan diri bila apa yang ia dengar salah.

“Kayla sayang ... Bunda Nita bisa jelasin semuannya, jangan nangis.” ucap Nita tak tau lagi harus berbuat apa.

Kayla menghempas tangan Nita yang awalnya menggenggam erat. Ia pergi, berlari sebisannya walau kakinya sudah melemas sedari tadi.

“Kayla!!” Dua anak itu pun berlari mengikuti Kayla. Tapi sebelumnya Nita menghentiakan mereka.

“Daniel ... Dami ...” ucap Nita parau dengan tatapan yang mulai melemah.

Daniel menggenggam erat tangan Ibunya, “Ibu tenang aja, aku sama Dami akan kejar Kayla!” dengan perlahan Nita mengangguk membiarkan kedua anak itu.

Kayla terus berlari tanpa peduli dua orang yang sedari tadi memanggil namanya. Ia berhenti tepat di depan rumah pohon yang selama ini selalu menemani hari-harinya bersama kedua sahabat tercinta. Sekarang ia duduk dibawah pohon melipat dan memeluk kedua kakinya dengan isakan tangis yang memburu.

Dua anak laki-laki datang memeluknya sedikit memberi ketenangan. “Kayla gak perlu nangis, ada kita yang selalu ada buat Kayla!” kata Daniel.

“Dami ... Daniel ...” Panggil Kayla menatap kedua sahabatnya bergantian, “Bilang sama Kayla kalau berita tadi ga bener ... Hiks, bilang sama Kayla Ayah dan Ibu Kayla akan pulang hari ini. Hiks.”

Daniel dan Dami hanya saling menatap, mulut mereka kelu untuk menjawab pertanyaan polos Kayla, “Aku sama Daniel akan menyayangi Kayla lebih dari orang tua Kayla menyayangi Kayla.” Tutur Dami meyakinkan sahabatnya ini.

“Tapi Kayla ga punya orang tua lagi.”

“Kayla boleh anggep Bunda Nita sebagai Ibunya Kayla,” balas Daniel.

“Tapi tetep aja Kayla ga punya orang tua lagi.”

Daniel dan Dami hanya bisa diam membiarkan sahabat gadisnya ini tenang. Sejak dalam kandungan kata sahabat sudah sangat melekat pada diri mereka, tak heran jika mereka selalu bisa mengisi satu sama lain. Dami dan Daniel cukup mengerti kehilangan orang tua di umur 7 tahun bukan lah hal yang mudah, namun di umur yang masih di bilang kecil mereka mampu memenuhi ruang kehilangan itu.

Merasa cukup tenang Kayla mengusap air matanya dengan punggung tangan, lekas meluruskan kakinya yang mulai keram lantaran ia lipat sedari tadi. “Kayla punya perjanjian, dengerin Kayla bicara!” Titah Kayla. Daniel dan Dami segera menegakkan duduknya menatap Kayla.

“Kayla janji, Kayla ga akan nangis lagi, Kayla akan ikhlasin Ayah dan Ibu, Kayla akan coba menerima semuannya.”

“Aku seneng denger Kayla bilang gitu,” tutur Daniel

“Tapi Kayla punya satu penjanjian buat kita bertiga!”

Daniel dan Dami langsung kicep mendengar itu. Muka mereka yang tadinya mulai senang berubah 360 derajat menjadi aneh.

“Ihhhhhhhh ... Kok muka Dami sama Daniel gitu, kalian masa ga mau janji sama kayla.” Rajuk Kayla sambil memanyunkan bibirnya.

“Kenapa harus kita bertiga?”

“Ya trus? Daniel maunya siapa lagi, kan Kayla cuma ga mau kehilangan kalian!”

“Emang Kayla punya perjanjian apa?” tanya Dami.

“Kayla mau, mulai sekarang sampai kapan pun kita bertiga ga boleh mengenal apa itu cinta!” titahnya yakin. “Dulu Ibu Kayla pernah bilang, caranya agar kita tetap menyayangi orang yang kita sayang itu dengan kita menutup pintu cinta. Jadi Kayla mau kita lakuin itu. kalian mau? Kalian janji?” Kayla meletakkan kedua telapak tangannya tepat di depan kedua sahabatnya ini.

Tapi mereka cukup bimbang untuk menerima perjanjian ini. Dan pada akhirnya dengan keyakinan Daniel menerimannya, ia meletakkan tangannya di atas telapak tangan milik Kayla.

Kayla menoleh pada Dami, terlihat laki-laki itu menarik nafas dan menghembuskannya. “Dami janji!” ucapnya menerima juga.

Kayla menampakkan deretan gigi putihnya. Hanya dengan ini seakan kejadian awal telah hilang begitu saja. Mereka lah ketiga anak yang berjanji untuk tidak mengenal cinta. Anak yang masih di bilang polos telah menentang adanya cinta.

Tapi tidak ada yang tidak mungkin. Waktu akan terus berjalan dan mengalir, mengikuti scenario yang telah tertulis, Menjalankan setiap alur yang di kehendaki, menerima dan merasakan sebuah resiko terakhir.

Terpopuler

Comments

Nana Hutabarat

Nana Hutabarat

buat anak umur 5tahun ngomong cinta... apa aja deh... terserah authornya

2021-03-19

1

Sokhibah El-Jannata

Sokhibah El-Jannata

aku hadir.... hadir di karya aku juga yokk..

"Sampai akhir nanti

2021-03-12

1

intan puji astuti

intan puji astuti

dabel like untuk mu kk jangan lupa mampir ya ka salam dari Mengubah Takdir

2021-03-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!