Siang ini cuaca cukup cerah, langit biru tampak jarang menampakkan awannya, pepohonan tak henti-henti mengayunkan ranting dan dedaunan. Jalanan pun terlihat lebih ramai dari biasanya. Seseorang membelokkan mobil hitam ke arah bangunan besar RS. Cahaya Medika. Lalu memakirkan sesuai tempat dan turunlah Kayla, Daniel dan Dami. Mereka segera masuk menuju ruang pribadi dr. Hendra yang sudah sering mereka temui.
“Selamat siang, Dok.” Daniel Menjabat tangan dr. Hendra diikuti Kayla dan Dami.
“Siang!” balas dokter itu dengan ramah. dr. Hendra merupakan dokter profesional di RS. Cahaya Medika. Dia berkali-kali selalu berhasil menyelamatkan para pasiennya. Oleh karena itulah ketiga orang itu tak pernah meragukan kinerja yang dimiliki dr. Hendra.
“Oh, iya! Sepertinya saya hari ini enggak bisa lama-lama loh, berbincang sama kalian. Gimana kalau langsung saja,” ucap dr. Hendra.
“Ayo kalau gitu, Dok,” celetuk Dami.
“Yaudah ayo, Kayla sama Daniel?”
“Em. Iya Dok silahkan. Aku sama Daniel tunggu di luar.” Setelah itu Kayla dan Daniel segera ke luar, menunggu pada bangku panjang di depan ruangan yang tadi ia masuki.
Mereka duduk bersebelahan dan memainkan Hp-nya masing-masing. Hari ini rumah sakit cukup ramai, tak henti-henti orang terus berlalu lalang. Sebenarnya Kayla tak menyukai bau rumah sakit yang selalu didominasi bau alkohol yang menyengat. Namun demi kesembuhan sahabatnya, hidungnya rela terus bergulat dengan bau-bau menjengkelkan.
Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba Kayla berteriak, “Aaaaaaaa! DANIEL! ... Hmp—” berteriak tanpa tau keadaan.
“Lo, gila ya Ay. Ini rumah sakit!” Dengan cepat Daniel membungkam mulut Kayla. Melihat beberapa orang memperhatikan mereka berdua Daniel hanya bisa membalas dengan senyum canggungnya. Lalu melepaskan tangannya dari mulut Kayla.
“Ngehehe, Iya maap. Habisnya liat deh tiba-tiba followers aku nambah. Padahal minggu lalu aku Cuma posting foto kita bertiga dan like nya langsung melejit juga.”
“Ya iyalah, kan di situ lo nge-tag gua.”
“Idih! Apa hubungannya.”
“Secara Ay, gue kan artis instagram. Jad—”
“Aduh!” Kayla menggetok kening Daniel menggunakan telapak tanganya.
“Kebanyakan ngayal lo, apaan artis instagram. Ga jelas!” Kayla menggerutu kesal menekan layar ponselnya dengan kasar. Memang kenyataan bila Daniel cowok eksis di instagram, followers-nya pun mencapai ribuan. Tapi ia sungguh jengkel kalau harus mendengar followers miliknya direndahkan. Memang rendah sih, tapi ya gak gitu juga. Dasar!
“Dih! Sirik aja lu.” Setelah mengatakan itu Daniel berdiri. Dengan cepet Kayla menangkap tangan Daniel. “Mau kemana?”
“Bosen kalau gue nungguin di sini sama lu. Mending keluar cari makan, siapa tau dapet cecan.” Tiba-tiba tangannya dihempas kasar oleh Kayla lalu menatapnya kesal.
“Udah sono, ngapain juga sih gue harus punya temen kaya lo.”
“Karena gue ganteng,” tukas Daniel segera melenggang pergi.
“Tch ... Ada sih orang kayak gitu!” Kayla menarik nafas panjang dan menghembuskannya, Menyenderkan kepalanya pada tembok lalu mulai memejamkan matanya. Sudah menjadi kebiasannya menunggu di rumah sakit hanya untuk Dami. Terkadang ia juga merasa tidak terima dengan keadaan ini. Mengapa sahabatnya harus merasakan hal yang seharusnya tidak ada.
Disela-sela matanya terpejam samar-samar Kayla mendengar seseorang memanggilnya. “Kayla.”
“Apesih Dan, katanya lo mau cari cecan gak usah ganggu gue,” jawabnya masih dengan mata tertutup.
“Kayla.”
“Apesih Dan lo tuh ga-” Ucapannya terpotong kala ia melihat ternyata orang itu bukanlah Daniel. “Eh! Ardan yah? Maaf, maaf aku kira tadi temen aku.”
“Iya. Gak papa kok, santai aja.”
“Lagi ngapain di sini? Oh ya duduk aja Ar!” Ucapnya sambil menepuk bangku kosong di sebelahnya.
“Temen aku ada yang dirawat di sini. Kamu sendiri? Ngapain di sini?”
“Ouh! Itu nunggu temen aku lagi ada di dalem.”
Di situ mereka semakin akrab. Saat berbincang pun mereka sudah tidak merasa canggung, bahkan senyum terus terukir di wajah keduannya dan tawa lepas begitu saja disaat omongan mereka terasa lucu. Lama Kayla dan Ardan terus bercengkerama, hingga pintu disebelah kanan tempat mereka duduk terbuka, menampakkan sosok Dami bersamaan Daniel datang menghampiri mereka.
Ardan segera berdiri diikuti Kayla. Daniel dan Dami, matanya tak lepas dari pria yang berada di sebelah Kayla. Begitupun dengan Ardan, ia membalas tatapan Daniel dan Dami bergantian. Melihat suasana yang mulai hening Kayla lekas berkata, “Udah selesai Dam?”
“Udah!” Jawab Dami mengalihkan pandangannya.
“Em ... Ardan kenalin ini Dami sahabat aku dan itu Daniel sahabat aku juga. Buat kalian ini Ardan anak baru di kelas aku.” Terang Kayla.
“Ouh ... jadi ini anak barunya.” Daniel melangkah memisah jarak antara Kayla dan Ardan, menangkup bahu Kayla erat seakan itu hanya miliknya. Kayla mencoba menyingkirkan lengan Daniel namun bukannya terlepas tangan itu semakin erat merangkul bahunya. “Udah ayo pulang,” sambung Daniel.
“Aku pulang dulu ya, Ar!” tukas Kayla lalu Daniel membawanya pergi.
Sebelum Dami mengikuti kedua sahabatnya, dengan sopan ia menyapa dan berkata, “Duluan yah!”
“Oh, yah!”
Ardan cukup terkejut dengan kedatangan dua cowok tadi. Ia tidak habis pikir Kayla bisa berada dalam dekapan mereka bahkan telah menjadi sahabat. Ardan kira teman-temannya Kayla perempuan seperti lainnya, tapi ternyata beda. Dan itu cukup membuatnya penasaran akan sosok Kayla Mathilda.
...
19.30 Malam.
Seseorang keluar dari pintu dapur membawa secangkir teh, mendatangi gadis yang duduk di atas sofa dengan televisi di depannya yang menyala. Orang itu adalah Bi Minah, ia meletakkan secangkir teh itu pada meja.
“Non Ayla teh kebiasaan yah. TV-Nya nyala tapi yang dilihat HP!” Omel Bi Minah duduk di samping Kayla. Namun gadis itu tak merespon, ia tetap fokus pada layar ponsel.
Bi Minah mendekat melirik apa yang sedang Kayla lakukan.
“YA AMPUN NON!”
Kayla terperanjat mendengar teriakan tiba-tiba itu. jika ia tak memegang ponselnya erat, mungkin sekarang benda itu telah jatuh dan hancur berkeping-keping. “Ha? Apa Bi? Ada apa? Bi ada apa!”
“Itu kasep pisan saha si?”
“Ha?” Kayla melongo menatap Bi Minah, sekaligus merasa bingung oleh ucapan pembantunya ini.
“Itu loh non, yang ada di HP-nya non tadi fotonya siapa? Mane kasep pisan.”
“Ih! Bibi mah ngagetin, Ayla kira apaan!”
“Yee, ya maap atuh non. Udah itu siapa?”
“Kepo!”
“Ha? Kepo? Minuman kesukaannya Den Daniel?”
“Tch! Itu kopi, Bi.”
“Habisnya non teh suka pisan pakai bahasa isyarat.”
Clunting ...
“Siapa non?” tanya Bi Minah setelah mendengar suara notif dari ponsel milik Kayla. Dan Kayla segera membuka notif pesan masuk.
+6285833xxxxxx
P
“Nomor gak dikenal Bi! Siapa yah?” Terlihat di situ wajah Kayla dan Bi Minah langsung menegang.
“Coba bales dulu non.”
“Takut Bi, kalau ternyata penjahat gimana?”
“Ish! Non mah mikirnya udah sampe kesitu ae.”
“Lah! Secara Bi Ayla kan keturunan bangsa serigala. Ibunya Ayla seorang putri duyung, ayahnya Ayla raja siluman ular dan melahirkan anak seorang bidadari cantik yang diturunkan di bumi. Jadi banyak penjahat di luar sana yang ngejar Ayla.” Mata dan mulut Bi Minah melebar mendengar penuturan Kayla. Sungguh tak masuk akal.
Clunting.
Pesan itu kembali datang. Dengan cekatan Kayla membukanya, menghiraukan wajah Bi Minah yang kebingungan.
+6285833xxxxxx
Aku Ardan, kebetulan dapet nomer kamu dari Pak ketua. Bales yah.
Baru saja Kayla stalking sosmed milik Ardan dan orangnya telah muncul. Betapa terkejut dan senangnya dia. Apa mungkin Ardan punya indra penglihatan yang ... Akh! Ngawur.
"BIBI!! INI BENER-BENER PENJAHAT!"
"Hah! Beneran non?"
"Iya, penjahat hatinya Kayla." Cengir Kayla. Dasar! Kalau saja Bi Minah masih muda, Ia akan mengumpat habis-habisan. Untung sudah tua, Bi Minah hanya bisa istigfar.
"Tau ah! Aku mau ke kamar dulu ya, Bi." Kayla berdiri dan mulai melangkah kegirangan.
"Diminum dulu ini non."
"Buat Bibi aja!"
"Itu tadi siapa non."
"Cogan Bi!" Ucap Kayla setengah berteriak lantaran ia sudah melangkah jauh. Membanting pintu kamarnya dengan suasana hati penuh gembira.
Brak!
Bi Minah kembali diam, mencerna kata terakhir yang Kayla ucapkan. "Cogan apalagi yah? Haduh bahasa anak sekarang! Bikin pusing orang tua." Ujar bi Minah pelan.
...
Tepat berada di kediaman rumah Dami, anak itu tengah memainkan gitar di balkon kamarnya. Melantunkan lagu yang ia buat beberapa hari yang lalu, diiringi suara merdu miliknya dengan setiap bait kata yang sangat berarti baginya.
Dami menghentikan petikan jarinya, dikala terlihat dari balkon kamar sebuah mobil berhenti di pekarangannya. Menurunkan seorang paruh baya yang diyakini ialah ibunya. Ibunya Reni melambaikan tangan pada orang di dalamnya dan mobil itu kembali melaju.
Dami meletakkan gitarnya begitu saja. Ia segera berlari ke lantai bawah menemui 'mamah', begitulah Dami memanggilnya. Saat ia membuka pintu Reni sempat terkejut melihat anaknya ini datang tiba-tiba.
"Dami! Belum tidur kamu sayang."
Dami nungguin mamah batinnya menatap manik mata milik Reni. "Mamah pulang sama siapa? Temen lakinya mamah?"
Reni cukup mengerti arah ucapan putranya ini. "Apasih kamu, udah ayo masuk."
Dami mengikuti mamahnya yang tengah duduk di sofa ruang tamu.
"Oh iya, Dam. Gimana tadi kemoterapinya?"
"Baik kok, lancar," jawab Dami santai.
"Ditemenin Ayla sama Daniel?"
"Siapa lagi, Mamah? Sekali aja Mamah gak pernah nemenin aku kemo. Bahkan Mamah gak perhatiin gimana kesehatan anaknya. Memang Mamah tau? Gimana perkembangan penyakit aku, makin sembuh atau makin parah. Mamah ta-"
"Dami cukup! Mamah gak suka ya kamu bicara kayak gitu."
"Kalau Mamah gak suka aku bicara kayak gitu. Sekarang aku juga berhak bilang, Dami gak suka perbuatan Mamah sekarang!" Ketus Dami. Tatapan sendu selalu ia berikan pada Reni, Dami mulai memelankan suaranya dan berucap, "Mah, Mamah udah punya suami di rumah. Tapi dengan gampangnya Mamah selalu kelur masuk sama orang lain, sama laki-laki lain."
"Dami, inget yah! ayah kamu aja gak pernah ngelarang mamah. Ayah kamu gak pernah ikut campur urusan mamah! Jadi sekarang kamu diem! dan kalau mamah kayak gini, itu gak sepenuhnya salah mamah," ucap Reni menekankan setiap perkataannya.
"Jadi sekarang kamu nyalahin aku, Ren." Suara itu, suara berat ayahnya Brata dan setelah ini Dami yakin, dua manusia itu akan saling adu mulut.
"Kenapa? Bener kan, pernah Mas sekali saja ngurusin aku? Gak pernah!"
"Aku udah capek, Ren! Apa mau kamu sebenernya?"
"Aku mau cerai!"
Deg!
Dami menundukkan kepalanya. Beginilah suasana keluarga kecilnya. Jika berkumpul selalu kata itulah yang ia dengar, seakan kata 'Cerai' telah menjadi topik paling indah. Dulu Dami pernah mendapat kasih sayang, kebahagiaan, pelukan. Tapi itu dulu! Sekarang itu semua telah menjadi antonim baginya.
"Tidak semua masalah diselesaikan dengan perpisahan," ujar Dami mendongakkan kepalanya, memberanikam diri menatap kedua orang tuanya.
"Sekarang Mamah gak bisa turutin mau kamu, Mamah akan tetep cerai sama Ayah kamu," Titahnya yakin. "Dan aku gak mau nunggu lama-lama, Mas. Segera urus surat perceraian kita dan Dami ikut sama aku!"
"Gak! Mau jadi apa Dami ikut sama kamu, mau kamu telantarin? Iya?"
"Mas dia anak aku!"
"Dia juga anak aku!"
"Cukup! Okey! Kali ini Dami gak akan cegah perceraian kalian." Yah, setiap orang tuanya ingin bercerai Dami selalu bisa menggagalkan itu semua. Tapi mungkin sekarang tidak, ia sudah menyerah, ia sudah capek mempertahankan keluarga kecilnya. Biarlah orang tuanya hidup bahagia sesuka mereka.
"Dan satu lagi! Aku gak akan ikut keduannya, kalau kalian mau cerai, cerai aja. Gak usah bawa-bawa Dami. Aku bisa hidup sendiri." Dami melangkahkan kakinya menaiki tangga, setengah tangga sudah ia pijak. Terpaksa ia berhenti setelah mendengar penuturan Brata, ayahnya.
"Kamu jangan jadi anak durhaka, Dami."
"Mungkin jika semua bisa diputar, sekarang Ayah sama Mamah lah yang durhaka sama putranya," timpalnya, Dami kembali menjalankan kakinya, masuk ke kamar dan sengaja membanting pintu lebih keras.
Apa iya, selamanya Dami harus terkurung dengan keadaan ini. Seakan dunia tak menerimanya ada, kebahagian enggan menjemputnya, bahkan secuil kasih sayang telah jauh untuk ia gapai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
🅰🅽🅰 Ig: meqou.te
bukan perpisahan yg kutangisi tapi pertemuanlah yg kusesali.. ahaha
2021-01-29
1
@✿€𝙈ᴀᴋ hiat dulu⦅🏚€ᵐᵃᵏ⦆🎯™
like4
2021-01-29
2
Mawar Bunga
like 4
2021-01-28
2