"Nduk, apa sudah dipikir dengan matang, mau ikut bulekmu, ke Kota" tanya ibu pada Karin.
"Iya Bu, sudah Karin pikirkan dengan matang, kalau Karin tetap disini kehidupan kita gak akan berubah Bu, Karin masih punya dua Adek yang butuh biaya buat sekolah, doain Karin ya Bu biar di kota Karin bisa sukses dan bisa mengangkat derajat keluarga kita," jelas Karin dengan penuh keyakinan.
"Rahayu, memangnya di sana Karina bisa kerja apa yu?" tanya ibu Asih.
"Di sana Karina kerja jadi Asisten rumah tangga, gajinya lumayan lo mbak yu, bisa memperbaiki kehidupan keluarga mbak yu."
"Tolong jagakan Karin ya Rahayu, cuma kamu satu-satunya keluarga yang Karin punya disana."
"Tenang aja mbak yu, aku pasti jagain Karin, ya udah aku tak pamit dulu mbak yu, dah waktunya kembali, tak bawa Karin-nya ya, doain aja di cepat mapan," pamit Rahayu.
"Bu, Karina pamit ya Bu," Karin pun memeluk ibunya dan menangis karena harus meninggalkan ibunya dan adik-adiknya untuk yang pertama kalinya.
Karin dan Rahayu pun pergi dari kampung halaman dan berangkat menuju Kota
Karina terheran-heran melihat keindahan Purbasari untuk yang pertama kalinya dilihatnya.
Sesampainya di kota Karin langsung diantar kan ke salah satu sahabat Rahayu.
"Bulek kita mau kemana?" tanya Karin
"Kamu bulek titipkan ke teman bulek nanti, teman bulek yang akan mengirim mu ke Majikan barumu," Karin yang masih terlalu lugu mengikuti semua yang dibilang Rahayu.
Rahayu dan sahabatnya berdiskusi sebentar sebelum mengatakan kesepakatan dengan memberikan amplop kepada Rahayu.
"Karin, kamu sekarang bulek tinggal disini, nanti mami Lusi yang akan mengantar mu pergi ke majikan barumu, kamu baik-baik disini, "ucap Rahayu
"Bulek mau kemana? Karin takut disini sendirian."
"Bulek harus pergi, tugas bulek sudah selesai, sekarang tinggal kamu sendiri yang menentukan nasibmu."
"Bulek kan dah janji, jagain Karin kok sekarang bulek malah pergi." protes Karin.
" Karina kamu ini sudah besar, kamu harus bisa jaga diri sendiri, bulek gak bisa jaga kamu.Ya sudah bulek harus pergi." Rahayu pun pergi meninggalkan Karina sendiri.
Tak lama dua pria datang menghampiri Karin.
"Silahkan ikuti kami, mami Lusi sudah menunggu."
"Mami..." Karin masih bingung tapi dia masih mengikuti dua pria itu sampai ke sebuah kamar.
Di kamar sudah ada beberapa wanita termasuk mami Lusi.
"Mudah-mudahan nasibmu setelah ini bisa beruntung," ucap mami Lusi sambil mengeluarkan asap rokok dari mulutnya.
Karin langsung di minta mengganti pakaian yang sudah disediakan. Awalnya Karina ragu, tapi karena takut Karin pun memakai pakaian kurang bahan itu.
"Mi, apa gak ada baju yang lain, ini terlalu terbuka," Karin mencoba menutupi bagian dada.
"Sudah jangan banyak bicara lagi," Karin pun didandani dan diubah penampilan.
Setelah selesai mami terlihat kagum dengan kecantikan Karin."Kamu benar-benar mawar desa," mami terkagum-kagum dengan Karin.
"Mi, kenapa Karin pakai baju kurang bahan begini, bukannya Karina mau jadi jadi asisten rumah tangga?" tanya Karin lagi.
"Sudah, gak usah banyak tanya, Rahayu sudah menyerahkan mu padaku, jadi kamu harus nurut padaku mengerti." bentak Lusi.
"Joni, Boby bawa Karin ke mobil," perintah mami Lusi.
"Mi, Karina mau dibawa kemana" tanya Karina saat ditarik paksa untuk masuk mobil.
"Gak usah banyak tanya, kamu akan menghasilkan banyak uang buatku."
"Maksud mami?"
Tak ada jawaban lagi, setelah mobil berjalan pergi membawa Karina kesebuah hotel.
Mami dan Karin pun berjalan menyusuri lorong dan berhenti ke kamar yang dituju.
Seorang penjaga diluar pintu menghentikan langkah mereka.
"Bilang pada bos kalian, sudah ku bawakan gadisnya," ucap mami dan penjaga pintu memandang Karin dari atas sampai bawah dan mengaguk.
"Ini dari bos, silahkan tinggalkan gadis ini disini," penjaga memberikan cek pada mami Lusi dan memintanya untuk pergi.
"Oke, sesuai kesepakatan, aku tinggalkan gadis ini." Mami pun meninggalkan Karina.
"Mi, kenapa tinggalin Karin mi, Karin takut," teriak Karin
"Nikmati saja malammu sayang." ucap mami sambil terus berjalan pergi dan menghilang di kejauhan.
"Nona silahkan masuk, anda sudah ditunggu."
Karin pun berjalan masuk, ia masih belum paham bahwa dirinya akan menjadi budak pria yang sudah membelinya.
Di dalam Karin bingung dan tak melihat orang yang dimaksud penjaga, dari belakang sebuah tangan melingkar di pinggang Karin.
"Lepaskan aku, kamu siapa, kamu mau ngapain saya," Karin mulai meronta mendapat pelukan dari seorang pria. Karena Karin terus meronta membuat pria itu marah dan membalik tubuh Karin dan menampar pipi Karin hingga terjatuh tersungkur ke lantai.
"Dasar p*l*c*ur murahan, beraninya kamu menolak ku." dengan keras pria itu menarik rambut Karina untuk berdiri hingga dia teriak kesakitan.
"Ampun tuan, jangan sakiti saya, saya bukan p*l*c*r tuan, tolong lepaskan saya," Tangis Karin tak terbendung bercampur sakit dan takut.
"Apa kamu tidak tahu, bahwa kamu sekarang milikku, aku sudah membayar mahal untuk membelimu," ucapnya dan melemparkan tubuh Kania di ranjang.
"Ampun tuan, saya bukan gadis murahan," Karin meronta-ronta.
Dengan kasar pria itu menarik paksa seluruh pakaian yang dikenakan Karina hingga kini tubuh Karina tak memakai kain selembar pun.
"Tuan tolong jangan," Karina mengiba menutupi apa yang bisa ditutupi.
Tamparan kembali mendarat di pipi Karina, karena Karina terus menolak, "Dasar wanita murahan, masih sok jual mahal, lihatlah setelah ini apa kamu masih bisa jual mahal,"
Pria itu pun menanggalkan semua pakaiannya dihadapan Karin, Karin yang sudah kesakitan karena beberapa tamparan tak mampu lagi melawan terlalu keras.
Pria itu langsung menyerang Karin dengan ciuman-ciuman yang menjalar kemana-mana dan tangannya dengan paksa menjelajahi setiap jengkal tubuh Karina, tangis Karin tak digubrisnya hingga teriakan saat kegadisannya direnggut paksa tanpa ampun, Karina hanya bisa meronta, merintih, menangis, hingga tak bersuara, tubuh Karina mendapatkan serangan brutal terus menerus. hingga pria itu menuntaskan hasratnya, Karin kini kehabisan air mata, dan tak mampu berkata apa-apa, rasa sakit dan perih masih terasa.
Pria itu mengecup kening Karin,
"Kamu benar-benar luar biasa, aku puas denganmu, tidak sia-sia aku membeli mu mahal."
Karin mengutuk diri sendiri, yang tak bisa menjaga kehormatannya.
Kini Kiran tidur disamping pria itu, saat pria itu sudah lelah dan ingin tidur ada panggilan di ponselnya.
"Aku puas dengan yang ini, tapi aku mau juga mencicipi yang kau tawarkan, tapi hanya mencicipinya saja."
"Dasar laki-laki buaya, habis manis sepah di buang, rupanya cuma mau mencicipi yang perawan." Gumam Karin tak dapat berbicara apa-apa hanya mampu mendengar
Kini Karina tertidur pulas dipelukan pria itu, Tak ada daya lagi untuk meronta, dan air mata sudah mengering tak dapat mengalir.
______
Pagi harinya, saat Karin terbangun dengan tubuh yang terasa sakit semua dia tidak mendapati pria itu di sampingnya.
Karina menundukkan kepalanya dan bertumpu pada kedua tangannya, mengingat apa yang ia lakukan tadi malam, membuatnya menangis tanpa air mata, pipi yang masih memerah, tempat sensitif nya yang masih terasa nyeri, membuat rasa yang campur aduk.
⭐Terimakasih, sudah mampir jangan lupa tinggalkan jejak, like, vote, hadiah dan komentar untuk mendukung karya ini agar bisa terus update.⭐
Beberapa paper bag dilemparkan dihadapan Karin. Membuat Karin kaget karena secara tiba-tiba.
"Cepat mandi dan pakai pakaiannya," ucap Kenzo, pria yang telah mengambil mahkota Karin.
Karin segera mengambil paper bag dan membuka isinya, dan ternyata high heels, tas dan baju kurang bahan beserta pakaian dalam.
"Tuan, apa tidak ada baju yang lain, selain baju kurang bahan ini." protes Karin yang polos, namun ditanggapi berbeda oleh Kenzo.
"Kamu pakai, Atau kamu keluar dengan telanjang." ucap Kenzo sambil menjambak rambut Karin.
"Ampun tuan, sakit." Karina meringis kesakitan dan Kenzo pun melepas nya dengan kasar.
"Dengarkan aku, sekarang kamu harus patuh padaku karena kamu adalah milikku, jadi turuti semua kemauan ku, dan jangan sekali kali protes atau melawan karena aku Takkan segan- segan menghajar mu, mengerti." ucap Kenzo sambil menggertakan giginya.
Karin hanya bisa mengangguk dan memilih pergi mandi.
Sambil menunggu Karin, Kenzo memilih menikmati secangkir kopi dan sepucuk rokok.
Karin yang sudah keluar dengan memakai pakai terbuka yang membuatnya risih, kerena selama ini di desa Karin selalu menutupi bentuk tubuhnya dengan pakaian longgar dan Sekarang, dengan terpaksa Karin memamerkan bentuk tubuhnya yang cukup wah di hadapan seorang pria.
"Tuan saya sudah siap." ucap Karin, kenzo menatap Karin dari ujung rambut sampai ke kaki sesuai keinginannya.
"Bagus, aku suka jika kamu menurut. Ayo sekarang kita pergi."
Karin pun mengikuti Kenzo pergi, dan ternyata Kenzo membawa Karin kesebuah butik dan membawanya masuk.
Didalam Kenzo sudah disambut karyawan butik. Kenzo memilih langsung pakaian untuk Karin, begitu banyak baju yang diambil namun semua baju yang dipilih dengan model terbuka. Ingin rasanya Karin menolak namun mulutnya terkatup tak dapat bicara.
Setelah selesai dari butik Karina diajak belanja kebutuhan yang lain, namun semua pilihan Kenzo Karina tak diizinkan memilih sendiri, bahkan makeup pun Kenzo yang memilih, setelah semua dirasa cukup Karin pun di ajak ke salah satu Villa milik kenzo, disana hanya ada satu pembantu, tak ada pelayan lainnya.
"Mulai sekarang, kamu tinggal disini, aku akan kemari setiap aku membutuhkanmu. pakai semua yang sudah aku berikan, dan ingat satu hal, tidak ada penolakan apapun yang keluar dari mulutku. sekarang istirahat, aku akan kembali malam nanti" ucap Kenzo seraya memanggil pembantu untuk mengantarkan Karin ke kamar.
Kenzo pun pergi dan Karin diantar bi Ani ke kamar dan membantu Karin.
"Non Karin, sudah lama kenal dengan tuan Kenzo?" tanya Bi Ani sambil menata baju-bajunya Karin di lemari.
"Belum bi, aku baru kenal, memangnya kenapa bi?"
"Gak papa non, soalnya tuan Kenzo gak pernah bawa perempuan kesini, bahkan istrinya sendiri cuma sekali kali saja pernah di ajak kesini."
"Bibi tahu, kalau tuan Kenzo sudah punya istri."
"Ya tahu lah non, saya kan kerja dengan tuan Kenzo cukup lama, dan saya ditugaskan disini, kalau sewaktu-waktu tuan Kenzo kesini."
"Kalau boleh tahu, non nini dari mana. kok bisa sampai kenal dengan tuan Kenzo."
"Ceritanya panjang bi." Karin pun menceritakan semuanya pada bi Ani.
"Kasian sekali kamu non, bukannya kerja yang halal malah terjerat seperti ini, yang sabar ya non, apalagi menghadapi tuan Kenzo yang gak pernah mau mengalah dan apapun perkataannya selalu dianggap benar. Pernikahan tuan Kenzo sudah di ujung tanduk, makanya tuan sampai kaya gini."
"Memang kenapa dengan rumah tangga tuan Ken?"
"Dari awal pernikahan mereka memang sudah tidak cocok non, makanya selalu bertengkar."
"Ya sudah non, silahkan istirahat, bibi mau ke dapur menyiapkan makan malam, non siapkan diri ya, jangan bikin tuan marah, saya gak tega kalau sampai non kenapa-kenapa."
"Makasih ya bi, Karin mau mandi dan istirahat dulu nanti kalau kiranya tuan datang bangunkan ya bi."
Bi Ani pun meninggalkan Karina sendiri. dan Karin segera membersihkan dirinya, saat ingin memakai baju, Karin bingung mau pakai baju apa, karena semua pakaiannya terbuka dan terlalu seksi. dan mata Karin tertuju pada gaun tidur yang seksi namun nyaman dipakai dan memilih untuk tidur.
Karina yang masih lelah pun, tertidur pulas.
Karin yang terlalu lalah dan tak mengetahui Kenzo sudah datang.
Kenzo yang melihat Karina masih tertidur dengan memakai lingerie, membuat hasratnya bergejolak.
Dengan lembut Kenzo mencium leher Karina dan menjalar ke telinganya Sedangkan tangannya bergerak menyusuri pahanya. membuat Karin geli dan mulai terbangun, saat matanya terbuka Karin terkejut melihat Kenzo yang sudah telanjang dada. dan langsung menutup bibir Karina dengan bibir Kenzo agar tidak teriak.
"Sayang, kamu pintar sekali menggodaku, dan sekarang aku menginginkan mu lagi. puaskan aku sayang, aku butuh kehangatan tubuhmu."
Karin pun tak dapat melawan karena sudah mulai terbuai dengan belaian Kenzo yang tiada henti sampai Karin mendapatkan puncaknya untuk yang pertama kalinya hanya dengan belaian Kenzo.
Nafas Karin tak beraturan, namun itu membuat kanzo semakin bersemangat untuk segera menuntaskannya.
Dengan segera Kenzo melepas semua pakaian Karin dan juga dirinya, dan siap untuk bertempur, di medan yang tak terlalu sulit lagi.
Kenzo pun begitu semangat dengan Karin yang hanya mengeluarkan suara pelan, keringat bercucuran membasahi insan yang sedang menyatu, Kenzo yang sangat prima, membuat Karina kalah beberapa kali sebelum akhirnya kenzo pun kembali membanjir rahim Karina dan ambruk di pelukan Karina, Kenzo pun berkali- kali mengecup Karin.
Disisa tenaganya Karin menitikkan air mata, di pipinya, melihat dirinya sendiri yang kini jadi budak seorang pria beristri.
"Kenapa menangis?" Tanya Kenzo pada Karin dengan santainya.
"Aku malu dengan ibu, aku datang ke kota untuk kerja dan membiayai keluarga dikampung, tapi sekarang aku malah terperangkap disini bersama tuan."
"Hanya itu masalahnya, besok aku akan memberikan mu uang dan kirimkan ke ibumu dan juga kabari ibumu dikampung tentang keadaan mu tapi Ingat jangan mengadu yang macam-macam mengerti."
Mendengar ucapan Kenzo Karin langsung menghapus air matanya dan berterimakasih pada Kenzo.
"Terimakasih tuan, atas kebaikan tuan." Karin pun spontan memeluk tubuh Kenzo yang masih satu selimut.
"Sudahlah, sekarang bersihkan dirimu dan layani aku makan."
"Baik tuan," Karin pun bergegas pergi untuk membersihkan diri bergantian dengan Kenzo.
Karin melayani Ken seperti seorang istri, dan Ken pun begitu lahap menyantap makanan di temani Karin.
Karin pun ikut makan bersama tuannya yang tampan, berhidung mancung, tinggi, putih bola matanya indah, Karin seperti terhipnotis dengan ketampanannya selain dari sifat kasarnya.
"Jangan menatapku, nanti kamu jatuh cinta padaku," ucap Ken, membuyarkan tatapan Karin pada dirinya hingga membuat Karin tersedak.
terimakasih sudah mau mampir jangan lupa tinggalkan jejak 👍❤️⭐🧿✍️ ditunggu
Dengan hati-hati Karin melayani Kenzo, tak ingin membuat kesalahan yang bisa membuatnya dapat hukuman.
"Duduklah, makan bersamaku." Perintah Kenzo dan Karin pun menurut.
Setelah menyelesaikan makannya, Karin membantu bi Ani dapur dan Kenzo pergi ke kamarnya.
"Non Karin, gak usah bantu biar bibi aja yang mengerjakannya." ucap bibi sambil membereskan dapur.
"Gak papa bi, Karin dikampung juga sering bantu ibu."
"Wah, non Karin ini anak yang berbakti ya."
"Itu kewajiban bi, sudah tanggung jawab Karin sebagai anak tertua." Karin pun menjadi sedih saat menceritakan tentang ibunya.
"Kenapa non Karin, kok sedih?" tanya bibi yang melihat perubahan wajah karin
"Karin hanya sedih dengan nasib Karin yang begini bi, jadi budak pria yang kasar, Karin tak pernah membayangkan, akan hidup seperti ini, Karin niat ke Kota ingin bekerja sesuai kemampuan Karin tapi gak taunya kejebak disini, menjadi seorang wanita yang menjadi pelayan lahir dan batin. Malang benar kan bi diusia Karin ya masih muda ini " Karin pun menghembuskan nafas dengan kasar.
"Yang sabar non, doakan saja tuan bisa berubah, dan gak menyakiti non, Tapi dari dulu tuan memang seperti itu sifatnya kalau sudah baik ya baik banget kalau sudah marah gak ketulungan marahnya."
"Entahlah bi, aku bisa kuat atau gak menghadapi hubungan tanpa status yang jelas yang intinya seorang budak bukan pembantu.
Saat sedang bercerita dengan bi Ani, suara panggilan sudah terdengar.
"Karin...."Panggil Kenzo dari kamar
"Non, sudah dipanggil, cepat datangi sebelum tuan marah." ucap bibi
Karin pun bergegas, menghampiri Kenzo yang sedang berbaring di ranjang.
"Ada apa tuan?" tanya Karin saat sudah sampai hadapan Kenzo.
"Ngapain dibawah, aku disini, bukannya menemani, malah asik sendiri."
"Maaf tuan" ucap Karin sambil menunduk.
"pijitin kepalaku, pusing sekali kepalaku, gara-gara kamu."
Karin pun dengan patuh datang pada Kenzo.
"Maafkan aku tuan, harus memegang kepala tuan." Karin dengan sopan meminta izin memegang kepala Kenzo.
"Ya cepat pijitin." Karin pun, pelan pelan mulai memijat kepala Kenzo,
"Tuan, kenapa tuan, mengeluarkan banyak uang, hanya untuk membeli budak seperti saya, budak yang bodoh dan tak menarik, bukankah hubungan keluarga tuan bahagia."
Mendengar kata keluarga Kenzo pun kembali marah pada Karin.
"Dasar, wanita tak berguna, kamu disini hanya untuk melayaniku bukan ikut campur keluarga ku. kamu harus mendapatkan hukuman, agar kamu ingat, kalau kamu tidak ada hak untuk ikut campur masalah keluarga ku." Kenzo pun menarik lengan Karin dengan kasar.
"Ampun tuan, jangan hukum saya, maafkan saya tuan."
Kenzo membawa Karin ke gudang."malam ini kamu tidur di sini,sebagai hukuman.ingat jangan pernah ikut campur urusan ku."
"ampun tuan,maafkan saya, saya takut disini sendirian, tolong jangan hukum, saya janji tak kan mengulanginya lagi." Karin memeluk kaki Kenzo dan menangis, memohon agar tak meninggalkannya di gudang.
"Lepaskan aku." Kenzo meronta agar kakinya dilepaskan Karin, namun Karin lebih erat memegangnya.dan berharap Kenzo mau memaafkannya.
Kenzo pun kehabisan kesabaran dan segera menarik rambut Karin, "sudah ku katakan lepaskan aku." ucap Ken.
"Sakit tuan" teriak Karin dan segera melepaskan kaki Kenzo dan mencoba menahan kepalanya dari rasa sakit.
Kenzo pun mendorong tubuh Karin hingga terjatuh dan pergi meninggalkan Karin di gudang dan menguncinya.
"Tuan....buka pintunya, lepaskan saya tuan, ampuni saya, saya janji takkan mengulanginya lagi.." Karin pun menggedor-gedor pintu gudang namun tak dihiraukan Kenzo.
Akhirnya karin duduk di sudut pintu, dan menangis tersedu-sedu, karena harus tidur di gudang sendirian.
"Bu,, tolongin Karin, disini Karin takut Bu, Karin sendirian di gudang." Karin mendekap lututnya mencoba mengurangi rasa takut.
Keesokan harinya, pintu gudang pun di buka, dan Karin pun segera berdiri melihat Kenzo sedang berdiri didepan pintu.
"Tuan, tolong lepaskan saya tuan, saya janji tidak akan mengulanginya lagi." Karin memeluk kaki Kenzo dengan erat dan memohon.
"Cepat keluar." dengan gemetaran Karin pun berjalan keluar. "Ingat jangan diulangi."
Karin yang berjalan terlalu lamban, membuat Kenzo gak sabar dan langsung mengendong tubuh Karin dan membawanya langsung ke kamar mandi.
"Cepat mandi, aku gak suka melihat kamu yang dekil seperti ini, segera aku tunggu kamu di meja makan." ucap Ken dan meninggalkan Karin di kamar mandi.
"Baik tuan." Karin pun membersihkan diri dan dan bergegas merias diri, Karin terlalu takut Jika kesalahan kecilnya membuatnya mendapat hukuman berat.
Karin memakai dress dengan belahan dada rendah dan panjang di atas lutut, dan mengikat rambut panjangnya, bibirnya dipoles dengan warna natural. Karin berjalan menuruni anak tangga menghampiri Kenzo yang sedang duduk di meja makan menunggu Karin.
"Maafkan aku tuan, sedikit lama." Karin pun langsung mengambilkan sarapan Kenzo dan menemani Kenzo sarapan."
"aku beberapa hari takkan pulang, kamu di villa saja, dan jangan kemana-mana, jika harus keluar kamu akan diantar sopir."
"Iya tuan," Karin tak berani bertanya lagi.
Setelah selesai makan Kenzo pun memberikan dua amplop pada Karin dan sebuah paper bag.
"Itu uang tunai, 10 juta bisa kamu kirimkan kepada ibumu dan 10 juta uang mingguan mu. setiap Minggu kamu aku jatah 10 juta mengerti usahakan habis dalam seminggu dan satu lagi, itu ponsel keluaran terbaru, itu untukmu dan di dalam nya sudah ada nomerku. kamu bisa menghubungi ku di atas jam sembilan malam."
"Baik tuan, terimakasih tuan mau membantu orang tua saya, saya janji tidak akan membuat tuan marah lagi."
"Baiklah aku harus pergi, ingat jangan belanja barang yang tidak aku sukai mengerti." Karin pun hanya mengangguk.
Karin pun mengantarkan Ken sampai ke mobil.
"Ingat semua kata-kataku." pesan Ken terakhir sebelum berangkat.
"Iya tuan, hati-hati dijalan." ucap Karin dan Ken hanya mengangguk.
Ken pun pergi meninggalkan Karin dan bi Ani.
"Ayo non kita masuk, tuan sudah pergi dan non bisa lega sekarang dan untuk beberapa waktu, lebih baik sekarang non istirahat, saya tahu non pasti gak bisa tidur di dalam gudang semalaman." ucap bi Ani dan membawa Karin masuk
"Makasih ya bi, bibi sangat baik dan perhatian sama Karin."
"gak usah terimakasih, non sudah saya anggap seperti anak sendiri. lebih baik sekarang non kembali ke kamar, bibi mau menyelesaikan pekerjaan bibi di dapur." Karin pun kembali ke kamar begitu juga dengan bi Ani kembali ke dapur.
villa yang besar terasa sunyi karena hanya di tempati berdua.
⭐ terimakasih sudah mau mampir baca. jangan lupa tinggalkan jejak LIKE KOMEN VOTE HADIAH sebagai bentuk dukungan. TERIMAKASIH.⭐
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!