Karin hari ini bangun agak siang, dan memilih untuk bermalas-malasan, karena pikir Karin, Kenzo tak akan pulang hari ini dan belum ada kabar juga dari Ken.
"Pagi bi" Karin yang masih memakai lingerie warna hitam menghampiri bi Ani dan duduk di meja makan.
"Pagi non Karin, Lo non kok belum mandi ini sudah jam 9 Lo non." ucap bibi sambil membawakan segelas susu.
"Bentar lagi bi, gak ada tuan Ken aja kok jadi gak akan ada yang marah atau menghukum Karin, jadi mandi siang dikit gak papa kan." ucap Karin sambil menikmati segelas susu Sedangkan bibi hanya menggelengkan kepalanya.
Dari belakang berdiri pria yang Karin takuti menepuk pundak karin
"Siapa bilang, gak akan ada yang marah dan akan menghukum mu" ucap Kenzo membuat Karin melotot menelan sisa susu yang masih di mulutnya karena kaget.
"Bi, siapa yang dibelakang karin ini yang sedang memegang pundak karin ini bi, tuan atau hantu bi." tanya Karin yang tak berani menoleh.
"Non itu tuan Ken yang sedang berdiri di belakang non karin." jawab bi Ani.
Karin pun lalu menoleh dan menatap Ken, setelah yakin itu tuannya, Karin pun menutup wajahnya.
"Jadi begini, kalau gak ada aku, malas mandi dan Dadan." Ken pun duduk di samping Karin.
"Maaf tuan, baru Kali ini. Tuan kapan datang kok gak ngabarin karin." tanya karin yang berhadapan dengan Ken namun tak berani menatap mata Ken.
"Belum lama aku sampai." jawabnya. Ken langsung menarik tangan Karin dan membawanya kekamar.
"Tuan jangan hukum saya lagi tuan, saya akan segera mandi dan dandan buat tuan,." ucap Karin yang tangannya masih ditarik Ken.
Kenzo melempar tubuh Karin di ranjang.
"Tuan mau ngapain pagi-pagi begini." Kenzo yang mendekati Karin.
"Aku mau kamu." Ken lebih dekat ke wajah Karin.
"Tapi ini masih pagi tuan, bukan malam."
"kalau aku mau, tak perduli kapan itu kamu harus mau melayaniku."
Karin terus mundur karena Ken terus mendekat, namun Karin tak menyadari bahwa dirinya ada di ujung ranjang, mundur sekali lagi dia akan jatuh.
"Kemarilah" Ken yang berhenti mendekat karena tahu Karin sudah berada diujung.
"Tidak tuan," tolak Karin, Ken baru membuka mulutnya ingin bicara Karin sudah jatuh dari ranjang dan tergeletak di lantai.
"Aaauuuhhhh." Karin yang kesakitan sedangkan Ken tertawa lepas melihat Karin yang terjengkang.
"Tuan tolong, sakit pinggang saya." ucap Karin yang masih dilantai.
"Bangun sendiri." Ken yang tak peduli.
"Tuan Karin gak bisa duduk sakit tuan pinggang Karin." Karin yang mengelus pinggangnya.
Mendengar rengekan Karin yang kesakitan, Ken pun menghampiri Karin dan mengangkat tubuhnya.
"Pelan-pelan tuan, sakit banget."
"Cerewet." Ken meletakkan tubuh Karin di kasur dan memanggil bi Ani.
"Ya ampun non, habis ngapain kok bisa jatuh." tanya Bi Ani yang heran.
"Mau main kuda-kudaan bi, tapi duduknya gak bener." Ken meledek Karin yang duduk di pinggir ranjang. Karin melempar bantal kearah Ken dan dengan sigap ditangkap ken.
"Tuan, sepertinya non Karin harus di urut, biar cepat sembuh kalau dibiarkan takutnya tambah sakit."
"Carikan saja bi tukang urutnya, tapi jangan laki-laki, aku gak mau ada laki-laki yang menyentuhnya" perintah Ken.
"Tenang saja tuan, yang bisa menurut disini perempuan kok, jadi tuan gak perlu kuatir." saut bi Ani.
"Bi, apa gak bisa pakai obat aja, Karin gak kuat nahan kalau diurut."
"Non mau sembuh gak, biar tahu tulang pinggang non patah apa tidak."
"Panggilkan aja bi, gak usah dengarkan dia, kalau dia sakit aku juga nanti yang repot.
Bi Ani pun pergi memanggil tukang urut, sedangkan Karin meringis menahan rasa sakit di pinggangnya.
Tak butuh waktu lama untuk memanggil tukang pijat, dan langsung membawa pada Karin.
"Mbaknya ini to yang mau diurut?" tanya tukang urut tersebut.
"iya mbak yu, dia habis jatuh dan sakit pinggangnya." jelas bi Ani.
"Sakit banget to mbak?" tanya tukang urut
"buanget bude, jangan kuat-kuat ya kalau mijat Karin gak kuat kalau nahan sakit." pinta Karin yang memposisikan dirinya untuk di urut.
Tukang urut itu pun, mulai mengurut pinggang Karin, Karin yang baru dipenggang pinggangnya sudah teriak-teriak.
"Sakit bude, jangan kuat-kuat Karin bisa pingsan." teriak Karin campur tangisnya.
"Sabar mbak ini baru dipegang, belum di apa-apain."
"Sakit bude." teriak Karin.
"Ditahan ya" Karin pun mulai di urut dan teriakannya sampai terdengar di ruang kerja Ken. Teriakan Karin membuat Kenzo tak dapat konsentrasi kerja.
Setelah selesai diurut Karin pun tertidur karena terlalu banyak mengeluarkan tenaga untuk teriak, dengan mata yang sembab.
"Bi, Karin sudah selesai di urut kok sudah gak ada suaranya?" tanya Ken yang baru keluar dari ruang kerja.
"Sudah tuan, sekarang non Karin sudah tidur, kasian non Karin teriak-teriak terus menahan sakit." jelas bi Ani yang baru masuk setelah mengantarkan tukang urut itu pulang.
"Tapi gak ada yang patah kan tulang pinggang nya." tanya Ken sedikit cemas.
"Gak ada tuan, semuanya baik-baik aja, tapi kalau tuan masih kuatir bisa di bawa kerumah sakit buat mastikan." bi Ani pun kembali berkerja. dan Kenzo mengangkat panggilan istrinya yang sudah beberapa kali tidak diangkatnya.
📲
"Mas Ken di mana?" tanya Sasa
"Aku masih diluar kota, ada apa mencariku?" jawab Ken.
"Aku hanya mau bilang, mas bisa pulang gak menemani aku, untuk datang ke pesta merayakan kesuksesan film yang aku perankan bersama kru yang lain."
"Aku masih sibuk, gak bisa kembali"
"Aku ini istrimu, menemani saja kamu tidak mau, apa kata orang, seorang artis terkenal datang kepesta tanpa didampingi suami, nanti akan jadi gosip dan bisa menurunkan reputasiku. ya walaupun sebenarnya kita pisah ranjang, tapi jangan sampai publik tahu kondisi rumah tangga kita." ucap Sasa memohon.
"Sudah selesai kah, memikirkan diri sendiri, apa kamu tak pernah memikirkan aku dan waktu untukku, disaat aku butuh waktumu apa kau pernah meluangkan waktu mu untukku. Sudahlah aku gak mau berdebat denganmu." ken pun langsung mematikan ponselnya.
Dengan keadaan masih emosi, Ken pun memilih pergi untuk menghilangkan stress karena istrinya.
Ken selalu marah dan jika sudah berhubungan dengan istrinya dan melampiaskan segalanya pada alkohol, tak lupa ia selalu memanggil asistennya untuk menemaninya.
Ken memiliki asisten yang sangat di percaya bahkan masalah pribadi pun ia tak sungkan berbagi dengan bawahannya.
Anton sudah bekerja dengan Ken cukup lama, ia adalah salah satu sahabat Ken.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Michelle Avantica
Kek nya Karin emang yg bakalan gantiin posisi Sasa nih..
2021-06-07
0
MUKAYAH SUGINO
Di urut memamg sakit
2021-03-24
0
Marmott🐻
aku aja pas diurut di pergelangan kaki di salah satu nenek kawan aku... ehh rasanya kok sakit sampek menjerit" untung gk ada gebetan yg lewat kalo ada kan jadi malu... hehehe
Kok aku jadi curhat ya maaf ya...😅
2021-03-24
0