Dengan hati-hati Karin melayani Kenzo, tak ingin membuat kesalahan yang bisa membuatnya dapat hukuman.
"Duduklah, makan bersamaku." Perintah Kenzo dan Karin pun menurut.
Setelah menyelesaikan makannya, Karin membantu bi Ani dapur dan Kenzo pergi ke kamarnya.
"Non Karin, gak usah bantu biar bibi aja yang mengerjakannya." ucap bibi sambil membereskan dapur.
"Gak papa bi, Karin dikampung juga sering bantu ibu."
"Wah, non Karin ini anak yang berbakti ya."
"Itu kewajiban bi, sudah tanggung jawab Karin sebagai anak tertua." Karin pun menjadi sedih saat menceritakan tentang ibunya.
"Kenapa non Karin, kok sedih?" tanya bibi yang melihat perubahan wajah karin
"Karin hanya sedih dengan nasib Karin yang begini bi, jadi budak pria yang kasar, Karin tak pernah membayangkan, akan hidup seperti ini, Karin niat ke Kota ingin bekerja sesuai kemampuan Karin tapi gak taunya kejebak disini, menjadi seorang wanita yang menjadi pelayan lahir dan batin. Malang benar kan bi diusia Karin ya masih muda ini " Karin pun menghembuskan nafas dengan kasar.
"Yang sabar non, doakan saja tuan bisa berubah, dan gak menyakiti non, Tapi dari dulu tuan memang seperti itu sifatnya kalau sudah baik ya baik banget kalau sudah marah gak ketulungan marahnya."
"Entahlah bi, aku bisa kuat atau gak menghadapi hubungan tanpa status yang jelas yang intinya seorang budak bukan pembantu.
Saat sedang bercerita dengan bi Ani, suara panggilan sudah terdengar.
"Karin...."Panggil Kenzo dari kamar
"Non, sudah dipanggil, cepat datangi sebelum tuan marah." ucap bibi
Karin pun bergegas, menghampiri Kenzo yang sedang berbaring di ranjang.
"Ada apa tuan?" tanya Karin saat sudah sampai hadapan Kenzo.
"Ngapain dibawah, aku disini, bukannya menemani, malah asik sendiri."
"Maaf tuan" ucap Karin sambil menunduk.
"pijitin kepalaku, pusing sekali kepalaku, gara-gara kamu."
Karin pun dengan patuh datang pada Kenzo.
"Maafkan aku tuan, harus memegang kepala tuan." Karin dengan sopan meminta izin memegang kepala Kenzo.
"Ya cepat pijitin." Karin pun, pelan pelan mulai memijat kepala Kenzo,
"Tuan, kenapa tuan, mengeluarkan banyak uang, hanya untuk membeli budak seperti saya, budak yang bodoh dan tak menarik, bukankah hubungan keluarga tuan bahagia."
Mendengar kata keluarga Kenzo pun kembali marah pada Karin.
"Dasar, wanita tak berguna, kamu disini hanya untuk melayaniku bukan ikut campur keluarga ku. kamu harus mendapatkan hukuman, agar kamu ingat, kalau kamu tidak ada hak untuk ikut campur masalah keluarga ku." Kenzo pun menarik lengan Karin dengan kasar.
"Ampun tuan, jangan hukum saya, maafkan saya tuan."
Kenzo membawa Karin ke gudang."malam ini kamu tidur di sini,sebagai hukuman.ingat jangan pernah ikut campur urusan ku."
"ampun tuan,maafkan saya, saya takut disini sendirian, tolong jangan hukum, saya janji tak kan mengulanginya lagi." Karin memeluk kaki Kenzo dan menangis, memohon agar tak meninggalkannya di gudang.
"Lepaskan aku." Kenzo meronta agar kakinya dilepaskan Karin, namun Karin lebih erat memegangnya.dan berharap Kenzo mau memaafkannya.
Kenzo pun kehabisan kesabaran dan segera menarik rambut Karin, "sudah ku katakan lepaskan aku." ucap Ken.
"Sakit tuan" teriak Karin dan segera melepaskan kaki Kenzo dan mencoba menahan kepalanya dari rasa sakit.
Kenzo pun mendorong tubuh Karin hingga terjatuh dan pergi meninggalkan Karin di gudang dan menguncinya.
"Tuan....buka pintunya, lepaskan saya tuan, ampuni saya, saya janji takkan mengulanginya lagi.." Karin pun menggedor-gedor pintu gudang namun tak dihiraukan Kenzo.
Akhirnya karin duduk di sudut pintu, dan menangis tersedu-sedu, karena harus tidur di gudang sendirian.
"Bu,, tolongin Karin, disini Karin takut Bu, Karin sendirian di gudang." Karin mendekap lututnya mencoba mengurangi rasa takut.
Keesokan harinya, pintu gudang pun di buka, dan Karin pun segera berdiri melihat Kenzo sedang berdiri didepan pintu.
"Tuan, tolong lepaskan saya tuan, saya janji tidak akan mengulanginya lagi." Karin memeluk kaki Kenzo dengan erat dan memohon.
"Cepat keluar." dengan gemetaran Karin pun berjalan keluar. "Ingat jangan diulangi."
Karin yang berjalan terlalu lamban, membuat Kenzo gak sabar dan langsung mengendong tubuh Karin dan membawanya langsung ke kamar mandi.
"Cepat mandi, aku gak suka melihat kamu yang dekil seperti ini, segera aku tunggu kamu di meja makan." ucap Ken dan meninggalkan Karin di kamar mandi.
"Baik tuan." Karin pun membersihkan diri dan dan bergegas merias diri, Karin terlalu takut Jika kesalahan kecilnya membuatnya mendapat hukuman berat.
Karin memakai dress dengan belahan dada rendah dan panjang di atas lutut, dan mengikat rambut panjangnya, bibirnya dipoles dengan warna natural. Karin berjalan menuruni anak tangga menghampiri Kenzo yang sedang duduk di meja makan menunggu Karin.
"Maafkan aku tuan, sedikit lama." Karin pun langsung mengambilkan sarapan Kenzo dan menemani Kenzo sarapan."
"aku beberapa hari takkan pulang, kamu di villa saja, dan jangan kemana-mana, jika harus keluar kamu akan diantar sopir."
"Iya tuan," Karin tak berani bertanya lagi.
Setelah selesai makan Kenzo pun memberikan dua amplop pada Karin dan sebuah paper bag.
"Itu uang tunai, 10 juta bisa kamu kirimkan kepada ibumu dan 10 juta uang mingguan mu. setiap Minggu kamu aku jatah 10 juta mengerti usahakan habis dalam seminggu dan satu lagi, itu ponsel keluaran terbaru, itu untukmu dan di dalam nya sudah ada nomerku. kamu bisa menghubungi ku di atas jam sembilan malam."
"Baik tuan, terimakasih tuan mau membantu orang tua saya, saya janji tidak akan membuat tuan marah lagi."
"Baiklah aku harus pergi, ingat jangan belanja barang yang tidak aku sukai mengerti." Karin pun hanya mengangguk.
Karin pun mengantarkan Ken sampai ke mobil.
"Ingat semua kata-kataku." pesan Ken terakhir sebelum berangkat.
"Iya tuan, hati-hati dijalan." ucap Karin dan Ken hanya mengangguk.
Ken pun pergi meninggalkan Karin dan bi Ani.
"Ayo non kita masuk, tuan sudah pergi dan non bisa lega sekarang dan untuk beberapa waktu, lebih baik sekarang non istirahat, saya tahu non pasti gak bisa tidur di dalam gudang semalaman." ucap bi Ani dan membawa Karin masuk
"Makasih ya bi, bibi sangat baik dan perhatian sama Karin."
"gak usah terimakasih, non sudah saya anggap seperti anak sendiri. lebih baik sekarang non kembali ke kamar, bibi mau menyelesaikan pekerjaan bibi di dapur." Karin pun kembali ke kamar begitu juga dengan bi Ani kembali ke dapur.
villa yang besar terasa sunyi karena hanya di tempati berdua.
⭐ terimakasih sudah mau mampir baca. jangan lupa tinggalkan jejak LIKE KOMEN VOTE HADIAH sebagai bentuk dukungan. TERIMAKASIH.⭐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Lisnawati
hmmmm 10jt seminguu...itu duit semua ya??😂😂
2021-09-10
0
Michelle Avantica
paling enak ngehalu nih ..andai gw juga dikasih jatah sebulan 10 jeti ..buat manjain diri aja lah😂
2021-06-07
0
💕Řëńà&Ŕèšțî💕
mau dong seminggu 10 jt nyh😂
2021-06-07
0