Kenzo untuk sesaat meninggalkan Karin dan kembali pada keluarganya, yang berada di luar kota, tepatnya di kota Sampit. Tempat mami Vika sedangkan mansion miliknya ada di kota lain yang tak jauh dari kediaman maminya.
Ken memilih kembali ke rumah maminya dari pada ke rumahnya sendiri, itu karena Ken malas bertemu dengan istrinya yang selalu membuatnya marah. karena ada pertengkaran, Kenzo memutuskan untuk pisah ranjang. Kenzo memiliki satu putra bernama Joy yang usianya 3 tahun, tapi Joy lebih lengket dengan neneknya dari pada dengan kedua orang tuanya karena dari kecil Joy sering dititipkan di tempat neneknya.
Selama Ken tidak ada, hidup Karin terasa bebas untuk sesaat. Ia bisa melakukan apa saja yang ingin ia lakukan sebelum Ken kembali lagi. Karin begitu bahagia bisa melakukan segala sesuatu tanpa merasa takut jika melakukan kesalahan, karena tak akan ada yang menghukumnya.
Setelah selesai beraktivitas, Kenzo lebih suka menghabiskan waktu bersantai dengan memainkan ponselnya menghilangkan lelah dan beban pikiran, tiba-tiba maminya datang dan mengagetkan Ken.
"Ken.." Panggil mama Kenzo dan duduk disamping Kenzo.
"iya ada apa mami?" ucap Kenzo yang sedang bersantai halaman belakang dan tetap memainkan ponsel.
"Gimana hubungan mu dengan Sasa apa sudah baikkan, kenapa kalian ini selalu bertengkar, apa segala sesuatu itu tidak bisa diselesaikan dengan kepala dingin. Sampai-sampai kalian harus pisah ranjang." tanya Mama Vika sambil mengusap punggung putranya.
"Aku gak tahu lagi mam, ngadapin Sasa, dia terlalu keras kepala, sudah hampir habis kesabaranku padanya." Ken menghela nafas dan menghentikan tangannya bermain ponsel.
"Jika dia tetap pada pendiriannya, dan tidak mau menuruti ku sebagai suaminya, aku akan ceraikan dia mam, mungkin Joy bisa mengerti dengan masalah orang tuanya. dan sepertinya ini jalan yang terbaik." imbuh Ken.
"Yang sabar ya Ken, Mama tahu, kalau hatimu hancur melihat perilaku istrimu yang tidak bisa menghargai kamu, tapi dia kan pilihanmu sendiri." Vika mengingatkan Ken.
"Iya ma, ini semua salah Ken, yang sudah dibutakan oleh cinta wanita yang berkarir didunia hiburan."
"Makanya kalau cari Istri itu yang bisa dikendalikan, dan bisa menurut dengan suami."
"Iya mam, Ken akui Ken sudah salah dan gak bisa dengarkan kata-kata mami. Mam, besok Ken harus kembali ke kota Purbasari. Soalnya kerjaan Ken memaksa Ken untuk kembali ke sana."
"Lo kamu kan baru tiga hari pulang kok sudah mau pergi lagi."
"Kalau Ken disini terus Ken gak bisa konsentrasi kerja mam, lagian ini sudah tuntutan karja mam. perusahaan masih membutuhkan Ken. inilah susahnya kalau memiliki perusahaan induk yang jauh dari mansion, tapi Ken berencana untuk memindahkan perusahaan induk di dekat kota agar Ken bisa sering jenguk mami dan juga joy
"Ya sudah, kamu sudah dewasa kamu bisa menentukan jalanmu sendiri."
Saat Kenzo sedang ngobrol dengan mamanya, ponsel Ken menerima beberapa pesan dan itu dari karin. Karin mengirimkan beberapa foto pada Ken dan Ken pun langsung melihatnya.
"Mam,, dia cantik gak mam." Ken menunjukkan foto Karin yang sedang membuat bolu ketan hitam.
"Ini siapa Ken, dia cantik sekali, lihat Ken dia bisa buat bolu ketan hitam kesukaan mama." respon pertama Vika yang kagum dengan Karin untuk pertama kalinya saat Ken melihatkan foto Karin.
"Dia Karin mam, dia bilang buat sendiri bolunya." jelas Ken.
Dengan antusias mami Vika meminta Ken menghubungi Karin segera "Telepon dia Ken, mami mau tanya langsung padanya."
"Apaan sih mami nie, baru lihat fotonya kok sudah mau ngobrol."
"La emang kenapa, mami tahu, itu calon yang bakal menggantikan Sasa kan, calon mantu mami, Tapi belum kamu apa-apain kan."
"Apaan sih mami, Mendukung banget Ken cerai sama Sasa."
"Cepat telpon Karin sekarang." paksa Vika
Mami Ken terus memaksa Ken untuk menghubungi Karin, padahal Ken gak ingin maminya ikut campur tapi apa daya sifat Ken yang pemarah dan cepat emosi akan luluh seketika dihadapan maminya.
Kenzo pun menghubungi Karin lewat video call, karena keinginan maminya.
Karin sendiri bingung mau menjawabnya atau tidak, dan akhirnya memilih untuk menjawab.
"Malam tuan." ucap Karin ragu-ragu karena takut salah.
"Eeeemmm, Karin mami mau ngobrol dengan mu." Ken pun memberikan ponselnya pada maminya yang sudah menunggu.
"Malam sayang." sapa mama Vika
"Malam nyonya, apa kabarnya."
"Aku baik, jangan panggil nyonya, panggil mami oke."
"Tapi nyonya."
"Panggil mami, sekarang."
"Baiklah mami."
"Nah gitu dong, Oya sayang, mama lihat Karin bisa buat bolu kentan hitam ya, mama mau dong dibuatkan, mama suka sekali bolu itu."
"Tapi ma, kita kan jauh bagaimana Karin bisa mengirimkan bolunya, Karin suka buat kue ma, Karin pernah belajar cara buat beberapa kue. andai mami, disini Karin pasti sudah buatkan buat mami." ucap Karin.
"Minggu depan mami ada arisan Karin kesini ya bantuin mama buat kue." bujuk Vika.
"Mami, kenapa Karin harus kesini, mami kan bisa mesan ditempat biasa mami pesan. Lagian Karin gak bisa kesini dia sibuk." Ken menyela pembicaraan mamanya dan Karin
"Apaan sih kamu Ken, mami mau dekat dengan dia kok dilarang."
"Bukan begitu mama, tapi.." Ken pun tak dapat menyelesaikan penolakannya.
"Gak ada tapi-tapian, kamu harus bawa Karin kesini Minggu depan oke."
"Karin, mau kan kesini." tanya mami Vika pada Karin
"Kalau tuan Kenzo mengizinkan saya mau ma." ucap Karin.
"Tenang saja Karin, Ken pasti mengizinkan, mama mau lebih kenal lagi denganmu, ya sudah lanjutkan ngobrolnya dengan Ken mama mau istirahat dulu, malam sayang." Mama pun memberikan ponselnya pada Ken dan pergi meninggalkan Ken.
"tuan, maafkan saya, bukan maksud saya..."
"Gak papa, aku tadi sempat kuatir kamu gak bisa menghadapi mama, rupanya kamu bisa mengambil hati mama dengan cepat."ucap Ken dengan sedikit senyum di bibirnya.
"Tuan sudah makan belum?"
"Sudah tadi, Oya Jika aku pulang buatkan aku bolu yang seperti tadi, terus yang tadi siapa yang makan.?"
"Yang tadi, Karin bagikan sama bibi, pak satpam, pak Burhan, sama pak Bondan." jelas Karin.
"Ya sudah, sekarang istirahatlah, sudah malam, jangan lupa sambut aku jika pulang."
"Baik tuan, selamat malam tuan."
"Malam.".
Ken pun kembali memandang wajah Karin yang cantik dan seksi, sama seperti Sasa namun sikap mereka sangat berbeda. "Karin wajahmu dan sikapmu sepertinya akan mampu meluluhkan hatiku yang sedikit kacau." gumam Ken sambil mengusap-usap foto Karin.
Sedangkan Karin merasa lega karena Ken tidak marah padanya. Dengan perasaan bahagia Karin melanjutkan tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Michelle Avantica
laki2 kek Kenzo kalo dah kena virus kebucinan dia bakalan posesif abis tuh..
2021-06-07
0
MUKAYAH SUGINO
Semoga nasib karin berubah
2021-03-24
0
itin
bolu ketan hitam kesukaanku
2021-03-12
0