Air Mata Pengantin Pengganti

Air Mata Pengantin Pengganti

Bab 1

Janur kuning melengkung di depan gerbang masuk komplek perumahan asri. Pesta pernikahan akan segera dilangsungkan dalam hitungan menit. Tamu sudah berdatangan dan memenuhi kursi kursi yang ditata rapi dibawah tenda megah itu. Sebentar lagi akad nikah akan segera diucapkan oleh mempelai pria yang kini duduk dengan tenang di hadapan penghulu dan calon mertuanya.

"Apa pengantin wanitanya sudah siap?" Tanya penghulu itu berbisik pada Satria, selaku Ayah dari mempelai wanita.

"Sebentar lagi, pak Penghulu." Bisiknya.

Ada kecemasan diwajah Satria. Tapi, dia menyembunyikan kecemasannya itu karena, dia tidak ingin ada kegaduhan lain yang akan terjadi. Cukup dengan kaburnya Febi si pengantin yang tidak diketahui siapapun termasuk mempelai pria sendiri. Febi kabur beberapa menit yang lalu sebelum mempelai pria tiba bersama rombongan keluarganya.

Satria sempat emosi dan hampir membatalkan pernikahan ini. Tapi, Fita istrinya, menawarkan ide gila lainnya agar pernikahan ini tetap dilangsungkan.

"Mempelai wanita menuju pelaminan." Ucap Mc yang menatap kagum pada pengantin wanita yang sedang menuruni anak tangga menuju pelaminan.

Gaun putih menjulur panjang. Hijab putihnya pun menjulur panjang menutupi dadanya. Dikepalanya dihiasi dengan mahkota putih yang terbuat dari permata. Tidak lupa, wajahnya berlapis kain cadar, sehingga yang tampak hanya sedikit kening dan matanya saja.

Semua mata tertuju pada pengantin wanita nan cantik itu. Kemudian mereka berbisik heran, karena seharusnya pengantinnya bukanlah wanita bercadar, akan tetapi gadis cantik nan seksi. Keluarga pengantin pria pun sempat ingin protes, tapi tertahan saat pengantin pria menatap tajam kearah mereka. Itu bagaikan isyarat, bahwa pengantin pria tidak masalah jika harus menikahi wanita bercadar itu.

"Baiklah, pak Penghulu bisa langsung memulai acara akad nikah." Ucap MC.

Lalu, dengan segera setelah membaca Bismillah, Penghulu mulai memimpin lafaz akad nikah yang akan diucapkan oleh mempelai pria. Sedikit kesalahan terjadi saat penghulu menyebutkan nama pengantin wanita. Wajar, karena terjadi pergantian pengantin secara mendadak.

Meski begitu, Rafa Aditya Pratama berhasil melafazkan akad nikah dalam sekali saja. Dan setelah semua saksi mengatakan kata 'sah' maka pernikahannya dengan wanita bercadar itu berhasil.

Doa pun dilantunkan oleh penghulu dengan sangat khidmat. Kemudian pengantin wanita dibawa untuk diarahkan di kursi samping pria yang sudah sah menjadi suaminya itu.

Mereka akan menandatangani buku nikah yang dimana foto dan nama di dalam buku nikah itu ternyata nama Febi, calon pengantin yang tiba tiba menghilang tanpa alasan dan kejelasan sama sekali.

"Sepertinya buku nikah ini belum bisa ditanda tangani. Baiknya, dek Rafa mengirim ulang data yang diperlukan untuk mencetak buku nikah, jangan lupa sertakan juga data istrinya." Bisik pak Penghulu pada Rafa dan Cinta.

Cinta mengangguk paham. Tapi, Rafa malah tampak kesal. Rasa kesal itu tertuju pada Febi yang berani mempermainkannya.

"Salim suaminya, Mbak!" Saran abang photographer yang langsung di iya kan oleh Cinta tanpa bertanya dulu pada suaminya.

Cinta pun mencium punggung tangan Rafa Lalu, mereka berphoto dengan menampakkan cincin yang kini sudah melingkar dijari manis keduanya.

Usai akad nikah. Kedua mempelai pun kembali ke pelaminan untuk menyambut tamu yang datang memberi ucapan selamat.

"Siapa kamu?" Bisik Rafa dengan suara beratnya.

Hal itu membuat wanita bercadar itu merinding. Dia tidak menoleh sama sekali. Yang dia lakukan hanya menundukkan pandangannya menatap bagian bawah gaunnya yang menyapu lantai.

"Saya bicara sama kamu. Siapa kamu sebenarnya? Mana calon pengantin saya?" Sambungnya berbisik dengan suara yang lebih menakutkan bagi wanita bercadar itu.

"Sa-saya Cinta, sepupu Febi." Ucapnya terbata dengan suara tertahan.

Rafa membolakan matanya saat mendengar pengakuan Cinta. Dia terpancing emosi, hampir saja Rafa meraih pergelangan tangan Cinta andai saja tamu tidak datang mendekat pada saat itu.

"Selamat ya Cinta. Semoga ini menjadi pernikahan terakhirmu." Ucap tetangganya itu sambil memeluk erat tubuh Cinta.

Rafa mendengar ucapan pernikahan terakhir itu merasa ada yang ambigu dengan kata-kata itu.

"Pernikahan terakhir? Maksudnya apa? Atau jangan-jangan wanita ini sudah pernah menikah sebelumnya? Oh my God. Beraninya mereka membohongiku. Beraninya mereka?!" Gertaknya dalam hati.

Bibirnya terus tersenyum menyambut tamu yang bergantian memberi selamat, sehingga tidak ada yang tahu hatinya kini berapi-api menahan luapan amarahnya. Rafa tidak sabar ingin segera mengakhiri acara ini. Lalu, mencari Satria dan Fita untuk menjelaskan semua kekacauan ini. Namun, tanpa Rafa tahu, kedua orangtuanya sudah lebih dulu bicara dengan Satria dan Fita.

Mereka sangat kesal dan marah karena kejadian ini. Tapi, Satria dan Fita berjanji kalau mereka tidak menuntut apapun dari pernikahan ini. Jikalau pun, Rafa ingin mengakhiri pernikahan ini setelah usai acara pesta ini pun mereka akan siap menerima konsekuensinya.

Yang mereka pikirkan saat ini hanya keselamatan muka mereka dari pandangan masyarakat, jika sampai pernikahan ini gagal.

Satu jam…

Dua jam…

Tiga jam…

Empat jam...

Akhirnya, acara pun selesai. Semua tamu sudah pulang. Kini tertinggal keluarga terdekat kedua pengantin. Mereka masih asik mengobrol. Sedangkan Rafa yang sudah tidak tahan dengan stelan jas yang membuatnya gerah menghampiri Cinta yang masih duduk diam di pelaminan.

"Apa kamu menunggu Malaikat Maut menjemputmu?" Bisik Rafa ditelinga Cinta.

Cinta yang tadinya melamun pun, akhirnya tersadar. Segera dia berdiri dan menggelengkan kepalanya.

"Dimana kamar pengantinnya. Saya gerah dan ingin mandi." Tegasnya.

Tanpa memberi aba-aba Cinta langsung melangkah menuju kamarnya. Karena Rafa pria yang pintar, dia ikut mengekor di belakang Cinta. Begitu tiba di depan tangga, Cinta malah berbelok ke belakang tangga dan menghilang di sana. Rafa bingung, tapi tetap mengikuti Cinta.

Tidak ada yang menyadari kepergian pasangan pengantin baru itu. Mereka terlalu asik membahas kelanjutan permasalahan menghilangnya Febi secara tiba-tiba.

Kini Cinta berdiri didepan pintu kamarnya. Pintunya sudah terbuka. Dia mempersilahkan Rafa masuk.

"Tempat apa ini?" Tanya Rafa bingung.

"Kamar saya. Tuan Rafa bisa mandi dan beristirahat di sini." Jelas Cinta.

Sontak saja Rafa mengerutkan keningnya yang membuat kedua alisnya nyaris bersatu, "Kamu meminta saya istirahat di kamar kecil ini?" Mulai melangkah masuk.

Matanya menatap isi kamar itu. Foto Cinta kecil bersama kedua orangtuanya tergantung di dinding. Lalu, mukenanya dilipat rapi di atas kasur kecilnya itu. Ada jam tangan yang diletakkan diatas meja samping tempat tidurnya. Diatas meja itu juga ada Qur'an.

"Ini kamar kamu?" Menatap Cinta yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.

Dia mengangguk, dengan masih terus menundukkan pandangannya.

"Tuan silahkan mandi. Handuk bersihnya ada didalam kamar mandi." Menunjuk kearah pintu kamar mandi.

Mata Rafa mengikuti arah telunjuk Cinta. Dia menemukan pintu disebelah kirinya.

"Saya meminta untuk dibawa ke kamar pengantin. Kenapa kamu malah membawa saya ke kamar pembantu. Kamu pikir saya bodoh, hah?" Teriak Rafa sambil melangkah mendekati Cinta.

"Karena saya wanita yang Tuan nikahi, berarti sayalah pengantinnya. Dan ini kamar saya, Tuan." Ucapnya gemetar menahan takut.

Melihat Cinta gemetar ketakutan dengan memejamkan matanya. Rafa pun akhirnya meninggalkannya dan langsung menuju kamar mandi.

Cinta membuka matanya perlahan, saat mendengar suara pintu kamar mandi yang dibanting keras oleh Rafa.

"Astaghfirullah..."

Tubuhnya terduduk dilantai. Kepalanya bersandar pada bagian pintu. Air matanya menetes. Cinta mulai menangis melepas segala perasaan sesak yang sejak tadi tertahan dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

astaga bab awal dah buat nyesek

2024-07-10

1

Rinjani Putri

Rinjani Putri

duh jadi terbawa alur cerita mu kak

ijin promo karyaku ya

2024-01-20

0

Amanah Amanah

Amanah Amanah

masih tanda tanya ya thooor

2022-05-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 BAB 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Episode 80
81 Bab 81 (Tamat)
82 Ucapan Terimakasih
83 Berita gembira
84 Bantu saran terbaiknya
85 AMPP S2 (Bab 1)
86 AMPP S2 (Bab 2)
87 AMPP S2 (Bab 3)
88 AMPP S2 (Bab 4)
89 AMPP S2 (Bab 5)
90 AMPP S2 ( Bab 6)
91 AMPP S2 (Bab 7)
92 AMPP S2 (Bab 8)
93 AMPP 2 (Bab 9)
94 AMPP 2 (Bab 10)
95 AMPP 2 (Bab 11)
96 AMPP 2 (Bab 12)
97 AMPP 2 (Bab 13)
98 AMPP 2 (Bab 14)
99 AMPP 2 (Bab 15)
100 AMPP 2 (Bab 16)
101 AMPP 2 (Bab 17)
102 AMPP 2 (Bab 18)
103 AMPP 2 (Bab 19)
104 AMPP 2 (Bab 20) End
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
BAB 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Episode 80
81
Bab 81 (Tamat)
82
Ucapan Terimakasih
83
Berita gembira
84
Bantu saran terbaiknya
85
AMPP S2 (Bab 1)
86
AMPP S2 (Bab 2)
87
AMPP S2 (Bab 3)
88
AMPP S2 (Bab 4)
89
AMPP S2 (Bab 5)
90
AMPP S2 ( Bab 6)
91
AMPP S2 (Bab 7)
92
AMPP S2 (Bab 8)
93
AMPP 2 (Bab 9)
94
AMPP 2 (Bab 10)
95
AMPP 2 (Bab 11)
96
AMPP 2 (Bab 12)
97
AMPP 2 (Bab 13)
98
AMPP 2 (Bab 14)
99
AMPP 2 (Bab 15)
100
AMPP 2 (Bab 16)
101
AMPP 2 (Bab 17)
102
AMPP 2 (Bab 18)
103
AMPP 2 (Bab 19)
104
AMPP 2 (Bab 20) End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!