Bab 4

Rafa mondar-mandir di kamar itu. Dia lupa, piyamanya sudah basah dan ditinggal di dalam kamar mandi. Tidak mungkin dia keluar dari kamar ini dengan keadaan bertelanjang dada. Pada saat itulah, Cinta keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk juga. Karena, semua pakaiannya basah saat membantu Rafa mandi.

Cinta mengira, Rafa telah keluar dari kamar itu. Makannya, dia keluar dengan santai. Melihat Cinta hanya memakai handuk, entah mengapa membuat Rafa bersembunyi di bawah ranjang. Cinta sama sekali tidak menyadari itu. Dia melanjutkan rencananya mengganti pakaian. Kebetulan, ada pakaiannya di lemari Febi. Pakaian kemarin, saat dia terpaksa harus berganti memakai gaun pengantin.

Dengan tidak melepas handuknya, Cinta berhasil mengganti pakaiannya. Sementara itu, Rafa tidak dapat melihat apa-apa kecuali betis mulus, putih milik Cinta.

"Febi, kamu kemana?" Ucapnya sedih.

Cinta duduk ditempat tidur Febi. Dia belum memakai cadarnya. Hanya jilbab saja yang baru dipakainya.

"Ya Allah, lembutkan hati Febi untuk segera pulang. Dia harus menikah dengan tuan Rafa." Ucapnya.

Rafa heran mendengar doa yang diucapkan Cinta. "Bagaimana mungkin seorang istri mendoakan perempuan lain untuk menikah dengan suaminya?" Batinnya yang entah mengapa tiba tiba merasa kesal dengan doa itu.

Ya, entah mengapa ucapan itu sangat membuat hatinya kesal. Ingin rasanya dia segera keluar dari persembunyiannya dan membungkam mulut Cinta. Tapi, itu tidak mungkin dilakukannya, yang ada Cinta akan terkejut dan mungkin menuduhnya sengaja mengintip.

Usai memakai rapi cadarnya, Cinta keluar dari kamar itu. Langsung saja dia menuju kamarnya. Dengan harapan bisa menemukan Rafa. Tapi, tidak ada siapapun di kamarnya. "Dimana, tuan Rafa?" Dia mulai berpikir.

"Tidak mungkin dia masih disana, kan?" Teriaknya sedikit histeris membayangkan Rafa berada di kamar itu saat dia sedang berganti pakaian.

"Semoga tidak. Aku yakin, sekarang Tuan Rafa sudah sarapan bersama Pakde dan Bude." Harapnya.

Perlahan Cinta keluar dari kamarnya menuju dapur. Dilihatnya, Rafa ada disana duduk di samping Pakde berhadapan langsung dengan Budenya. Dan Rafa masih memakai handuk seperti sebelumnya. Dengan percaya penuh percaya diri, dia menyantap sarapan dengan lahap. Padahal keadaannya saat ini setengah telanjang.

Cinta mendekat ke meja makan. Tidak ada sapaan dari Bude dan Pakde. Ya, dia datang hanya untuk membereskan piring bekas makan kedua orangtua itu.

"Nak Rafa bisa pakai baju Pakde dulu. Sebentar Bude ambilkan." Saran Fita dengan meninggalkan meja makan.

"Selesaikan sarapannya. Setelah itu, kita berangkat ke kantor bersama." Saran Satria, yang juga meninggalkan meja makan.

Cinta langsung mengumpulkan piring kotor, meletakkan di wastafel, lalu mencucinya. Sedangkan Rafa, sudah selesai menyantap sarapannya. Dia meninggalkan piringnya tanpa suara.

Saat Cinta berbalik, sosok Rafa sudah tidak ada di sana. Yang tertinggal hanya piring dan sendok yang kotor.

"Semoga aku selalu diberikan kesabaran ya Allah…" Ucapnya.

Setelah selesai mencuci piring, Cinta kembali ke kamarnya. Begitu tiba di kamar, dia mendapati Rafa menatap tajam kearahnya.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" Tanya Cinta dengan menundukkan pandangannya.

"Saya tidak ingin tinggal di rumah ini. Semuanya, membuat saya merasa sangat tidak nyaman." Tegasnya sambil melemparkan handuk kewajah Cinta.

"Tuan boleh pergi kapanpun Tuan inginkan."

"Baiklah, sekarang kita pergi dari sini." Menarik tangan Cinta.

Tapi, Cinta menepis tarikan tangan Rafa. Hal itu membuat Rafa terkejut heran.

"Apa yang kamu lakukan?" Bentak Rafa marah.

"Saya hanya pembantu di rumah ini, Tuan. Saya hanya pengganti Febi saja." Jelasnya.

Sebentar Rafa terdiam. Tatapannya begitu tajam kearah Cinta yang terus menundukkan kepalanya.

"Cinta Indira binti Amir. Kamu wanita yang saya sebutkan namanya saat akad nikah. Jika nama kamu Cinta Indira, maka mulai saat ini, kamu harus mematuhi semua perintah saya. Apapun itu." Ucapnya tegas.

"Febi akan segera kembali, Tuan." Ucapnya lirih.

Rafa menghela napas dalam. Saat ini dia sangat marah dengan Cinta. Dia tidak habis pikir, kenapa rela menyerahkan suaminya untuk wanita lain.

Segera saja, Rafa menarik paksa Cinta. "Ikut saya sekarang juga. Saya tidak suka penolakan." Dia menarik tubuh Cinta mendekati mobilnya yang sudah siap untuk berangkat.

"Nak Rafa yakin mau membawa Cinta?" Tanya Fita.

"Kenapa tidak. Dia sudah menjadi milik saya. Terserah mau saya jadikan pembantu atau apapun itu. Bukan begitu, Pakde, Bude?"

"Iya, nak Rafa. Silahkan bawa Cinta pergi." Sahut Satria menyetujui.

Cinta menangis didalam mobil. Rupanya kini dia dibawa untuk menjadi pembantu dan pelayan Rafa saja. Meski sebenarnya dia sudah tahu sejak awal, dia tidak akan dinikahi dengan tulus, tapi mendapati kenyataan seperti ini sungguh membuatnya sedih.

Kurang lebih setengah jam perjalanan, Cinta sudah tiba di rumah Rafa. Rumah yang sangat bagus. Layaknya istana. Halaman depan dan belakang rumah itu juga luas. Ada kolam renang di lantai dua.

Cinta disambut baik oleh para Maid dirumah itu. Mereka membatu Cinta menuju kamarnya. Tidak ada satupun barang bawaan Cinta, kecuali pakaian yang dipakainya.

"Ini kamar Nyonya…"

Salah satu Maid, membuka pintu kamar itu. Yang satu lagi menuntun Cinta masuk ke kamar. Sedang yang satunya menunjukkan semua yang ada di dalam kamar itu.

"Ini lemari pakaian Nyonya. Kami sudah mengisinya dengan pakaian yang sesuai untuk Nyonya." Wanita separuh baya itu membuka lemari yang penuh dengan gamis mewah lengkap dengan cadarnya.

Mungkin ada dua puluh gamis berbeda motif dan warna di dalam lemari itu yang juga lengkap dengan cadarnya. Sedangkan, Cinta hanya punya lima gamis lusuh, dan tiga cadar saja dirumahnya.

"Ini seperti mimpi. Atau jangan-jangan aku memang sedang bermimpi menjadi Cinderella?!" pikirnya.

"Disini mukena dan sajadah untuk Nyonya." Menunjukkan satu rak berisi empat mukena mahal.

Air mata Cinta menetes begitu saja. Melihat semua keindahan dan kemewahan ini sangat tidak nyata baginya. Semuanya terlalu tiba-tiba tanpa aba-aba.

"Kalian boleh pergi." Seru Rafa yang baru saja tiba di kamar itu.

Begitu para Maid keluar dari kamar, Rafa menghampiri Cinta.

"Semua ini hadiah dariku. Karena kamu bersedia menikah denganku." Tuturnya.

"Tapi ingat… jangan senang dulu. Kamu harus membayar semua kemewahan ini dengan cara mematuhi semua perintahku." Tegasnya.

Rafa duduk di sofa mewah yang ada dikamar itu. Kakinya menyilang, matanya terus menatap wajah sedih Cinta. "Kenapa kamu malah bersedih? Apa semua kemewahan ini tidak cukup?"

"Tidak Tuan. Saya hanya terharu dan bersyukur atas kebaikan Tuan memberi saya kemewahan sebanyak ini." jawab Cinta.

Terharu? Tentu saja. Cinta sangat terharu melihat semua kemewahan itu. Tapi, yang membuat air matanya tidak bisa berhenti mengalir adalah kenyataan bahwa dirinya kembali dinikahi hanya untuk kepuasan semata.

Ketakutan yang menjadi trauma dalam diri Cinta setelah diceraikan tiga tahun yang lalu, kini seakan kembali terulang lagi. Itulah yang sebenarnya membuat Cinta bersedih.

"Wait… hey… ayo lah, kamu jangan pernah berharap bahkan jangan pernah bermimpi untuk mendapatkan cinta dariku." ucap Rafa menegaskan.

Cinta tersadar, perlahan dia menghapus air matanya. Benar apa yang diucapkan Rafa. Bahkan bermimpi tentang mendapat cinta dari lelaki manapun saja tidak pantas untuknya.

"Hari ini kamu saya izinkan untuk istirahat." ucapnya sebelum meninggalkan kamar itu, dimana Cinta kembali meneteskan air mata.

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

wow gileee msh pakai handuk trus sarapan beneran si Raffa nih lah

2024-07-10

0

AndTea

AndTea

Kasian 😭😭😭😭😭

2023-07-12

1

RahmaYesi

RahmaYesi

Makasih semua

2022-06-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 BAB 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Episode 80
81 Bab 81 (Tamat)
82 Ucapan Terimakasih
83 Berita gembira
84 Bantu saran terbaiknya
85 AMPP S2 (Bab 1)
86 AMPP S2 (Bab 2)
87 AMPP S2 (Bab 3)
88 AMPP S2 (Bab 4)
89 AMPP S2 (Bab 5)
90 AMPP S2 ( Bab 6)
91 AMPP S2 (Bab 7)
92 AMPP S2 (Bab 8)
93 AMPP 2 (Bab 9)
94 AMPP 2 (Bab 10)
95 AMPP 2 (Bab 11)
96 AMPP 2 (Bab 12)
97 AMPP 2 (Bab 13)
98 AMPP 2 (Bab 14)
99 AMPP 2 (Bab 15)
100 AMPP 2 (Bab 16)
101 AMPP 2 (Bab 17)
102 AMPP 2 (Bab 18)
103 AMPP 2 (Bab 19)
104 AMPP 2 (Bab 20) End
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
BAB 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Episode 80
81
Bab 81 (Tamat)
82
Ucapan Terimakasih
83
Berita gembira
84
Bantu saran terbaiknya
85
AMPP S2 (Bab 1)
86
AMPP S2 (Bab 2)
87
AMPP S2 (Bab 3)
88
AMPP S2 (Bab 4)
89
AMPP S2 (Bab 5)
90
AMPP S2 ( Bab 6)
91
AMPP S2 (Bab 7)
92
AMPP S2 (Bab 8)
93
AMPP 2 (Bab 9)
94
AMPP 2 (Bab 10)
95
AMPP 2 (Bab 11)
96
AMPP 2 (Bab 12)
97
AMPP 2 (Bab 13)
98
AMPP 2 (Bab 14)
99
AMPP 2 (Bab 15)
100
AMPP 2 (Bab 16)
101
AMPP 2 (Bab 17)
102
AMPP 2 (Bab 18)
103
AMPP 2 (Bab 19)
104
AMPP 2 (Bab 20) End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!