BAB 5

Jam sudah menunjukkan pukul 23.50 malam. Cinta masih belum bisa memejamkan matanya, karena Rafa belum juga pulang. Cinta tau posisinya hanya sebagai istri diatas kertas. Tapi, rasanya sangat tidak nyaman jika harus tidur di kamar mewah ini tanpa mengetahui keadaan dan keberadan Rafa.

Tok… tok… tok…

Suara ketukan pada pintu kamar Cinta terdengar jelas. Segera Cinta membuka pintu.

"Nyonya, apa ada yang membuat tidak nyaman?" Tanya perempuan yang seumuran dengannya.

"Apa Tuan Rafa belum pulang?"

"Belum nyonya. Tidak usah menunggu Tuan Rafa. Biasanya Tuan tidak akan pulang hingga dua atau tiga hari kedepan." Jelas perempuan yang memakai seragam maid itu.

"Apa mungkin kamu tahu, kemana Tuan Rafa?"

Perempuan itu tersenyum sebentar menatap wajah khawatir Cinta, kemudian dia kembali menundukkan kepalanya.

"Tuan Rafa mengurus perusahaannya. Tuan Rafa punya banyak cabang perusahaan dan saya dengar, akhir-akhir ini perusahaan sedang mengalami banyak masalah." Jelasnya.

Cinta terdiam. Sejenak dia berfikir, bagaimana caranya bisa terbebas dari rasa khawatirnya yang semakin membuatnya gelisah dan tidak bisa tidur.

"Bolehkah saya memasak sesuatu ke dapur?" Tanya Cinta.

Dahi perempuan itu berkerut hingga membuat alisnya bersatu.

"Nyonya lapar?"

"Tidak juga. Hanya saja, tiba-tiba rasanya ingin makan mie rebus."

"Saya akan buatkan."

"Tidak usah. Saya ingin memasaknya sendiri."

"Tapi Tuan akan memarahi saya jika sampai dia tahu." Protesnya.

Cinta mengangkat kedua bahunya, lalu dia melangkah ke dapur.

"Nyonya, biar saya saja yang memasakkan mie untuk nyonya. Saya tidak mau dimarahi Tuan Rafa." Menghalangi langkah Cinta.

"Kamu tenang saja. Saya tidak sepenting itu hingga menyebabkan kamu kena marah."

"Tapi Nyonya…"

"Sudah tenang saja. Saya tidak akan memberitahunya. Kamu juga tidak usah melapor, nah dengan begitu tidak akan ada yang tahu." Melanjutkan langkahnya.

Cinta tiba di dapur, perempuan itu membantunya menemukan mie. Sedangkan Cinta mulai menyiapkan air dan menyalakan kompor.

"Nyonya butuh telur?"

"Tidak usah. Saya tidak suka telur."

Air sudah hampir mendidih. Cinta mulai membuka mie, lalu perlahan memasukkan bumbu dan mie kedalam panci berisi air yang sudah mendidih itu.

Perempuan berseragam maid itu, menatap ke atas dimana kamera cctv berada. Dia khawatir dan was-was, bisa saja saat ini Tuannya sedang menonton pertunjukan memasak mie tengah malam begini.

"Kamu juga mau?"

"Tidak usah Nyonya. Saya sudah terlalu sering memakan mie." Jawabnya terbata.

"Kamu kenapa? Apa kamu sakit?" Mendekati sambil menyentuh tangannya yang gemetar.

"Tidak Nyonya. Saya baik-baik saja."

Cinta tidak yakin, dia merasa ada sesuatu yang membuat raut wajah perempuan itu terlihat khawatir dan seperti ketakutan.

"Saya janji tidak akan melaporkan pada Tuan Rafa…"

"Saya percaya sama Nyonya. Tapi, benda itu akan merekam semuanya." Menunjuk ke arah kamera cctv.

Mata Cinta membola melihat kamera cctv yang hanya bisa dilihatnya didalam Televisi.

"Apa benda itu terpasang di setiap sudut rumah ini?" Tanya Cinta.

"Iya Nyonya. Kecuali di kamar mandi."

Lagi, mata Cinta membola. Dia semakin khawatir. "Di kamarku juga di pasang kamera cctv?"

Perempuan itu mengangguk. Cinta malah bergetar takut. Entah mengapa dia tiba-tiba merasa takut dan ingin keluar dari rumah itu.

Ddrriitttt…

Suara panci berisi mie rebusnya yang sudah matang itu. Segera Cinta mengangkatnya. Perlahan menuangkan kedalam mangkok.

Aroma mie rebus itu membuat perut terasa lapar. Tapi tidak dengan Cinta. Dia kehilangan nafsu makannya.

"Ehem…"

Suara berat yang datang tiba-tiba itu mengagetkan mereka. Cinta bergerak reflek, hingga tangannya menyenggol mangkok berisi mie panas itu.

Cinta kaget, mie itu tumpah, kuah mie itu hampir saja menyiram tubuhnya, andai Rafa tidak segera menariknya dalam dekapannya.

"Astaghfirullah ya Allah…" Teriak Cinta keget.

Sedangkan maid itu hanya terdiam dengan tangan dan kaki yang gemetar. Dan Rafa, dia terkena tumpahan kuah mie di ujung siku tangannya yang dijadikan tumpuan agar kuah mie tidak tumpah pada Cinta.

"Ya Allah, tangan Tuan…" Cinta khawatir, melihat ada mie berceceran di tangan Rafa.

Segera Cinta mengelapnya dengan ujung jilbabnya.

"Maafkan saya Tuan. Saya…"

Rafa menahan kedua tangan Cinta yang sibuk mengelap pergelangan tangannya.

"Apa yang kamu lakukan?" Teriaknya menggema di seluruh ruangan.

Cinta terkejut, hingga membuatnya terduduk bersimpuh di lantai. Begitu juga dengan Maid nya.

Rafa melangkah mendekati maid itu. Ditariknya paksa tubuh itu untuk segera berdiri.

"Sudah saya tegaskan, jangan biarkan Nyonya menyentuh barang-barang dapur. Kenapa ini terjadi?!" Teriaknya.

"Maafkan saya Tuan…" Ucapnya terbata.

Cinta yang tersadar melihat kemarahan Rafa pada maid itu, mencoba bangkit.

"Bukan salah dia Tuan. Saya yang memaksa untuk masak sendiri." Jelas Cinta terbata-bata.

Mendengar penjelasan Cinta, Rafa melepaskan maid dari cengkramannya. Dia segera menghampiri Cinta. Digendongnya paksa tubuh Cinta hingga tiba di kamar. Dihempaskan tubuh itu diatas tempat tidur. Lalu, Rafa melonggarkan dasinya, membuka kancing kemejanya dan ikut naik keatas tempat tidur.

Cinta ketakutan, dia menarik tubuhnya mundur, hingga punggungnya menyentuh sandaran ranjang.

"Maafkan saya Tuan…" Isaknya.

Rafa tidak mempedulikan isakannya. Dia terus mendekati Cinta, hingga kini dia bisa mengunci tubuh Cinta dalam dekapannya. Di bukanya paksa cadar yang menutupi wajah Cinta. Sementara, Cinta terus menangis. Dia tidak bisa menutup wajahnya dengan telapak tangan. Karena kedua tangannya di genggam erat oleh Rafa.

"Tempatmu yang paling aman di rumah ini, hanya di kamar ini. Jangan pernah berani melakukan apapun di luar kamar ini." Bisiknya di telinga Cinta.

Air mata Cinta semakin mengalir deras. Dia ketakutan, sangat ketakutan hingga tangisnya berubah menjadi sesegukan tertahan.

Sejenak, Rafa menatap dalam wajah Cinta. Meski tidak bisa menatap mata Cinta, karena Cinta menundukkan pandangannya. Rafa masih tetap menatap keindahan dihadapannya.

Wajah Rafa semakin mendekat ke wajah Cinta, hingga membuat hidung keduanya bersentuhan. "Berjanjilah, kamu tidak akan mengulangi hal seperti tadi." Ucapnya lembut.

Cinta tidak menjawab. Dia bingung, kenapa Rafa tidak mengizinkannya melakukan apapun, kecuali tinggal di kamar mewah nan luas ini.

"Apakah aku akan dijadikan pem**s na***nya saja? Ya Allah, kuatkan hamba. Ampuni dosa hamba. Hamba tau, hamba halal untuknya. Tapi, rasanya hamba tidak mampu bertahan jika hanya dijadikan alat pem**s na*** oleh suami hamba." Batinnya.

Air mata Cinta kembali mengalir bahkan kini semakin deras saja. Sedangkan Rafa masih terus menyatukan hidungnya dengan hidung Cinta.

"Berjanjilah, hanya aku yang berhak melihat wajahmu tanpa cadar. Jangan biarkan orang lain melihatnya, meski para maid di rumah ini. Mengerti." Ucapnya semakin lembut, tapi tetap terdengar tegas.

Perlahan tangannya mulai membelai wajah Cinta. Dan satu tangannya lagi, mulai membuka jilbab Cinta. Sedangkan Cinta hanya pasrah saja. Toh memang sudah kewajibannya sebagai istri untuk menyenangkan suami.

"Aku menginginkanmu malam ini." Mulai mengecup kening Cinta.

"Aku sangat menginginkanmu malam ini. Dan ini hukuman untukku karena membuatmu menangis." Ucap Rafa yang kini sudah berhasil melepas jilbab Cinta.

Dia membelai rambut panjang hitam milik Cinta. Lalu, beralih mencium bibir Cinta. Hanya kec*pan pelan pada awalnya, tapi kemudian beralih menjadi ke**pan yang kasar dan haus akan napsu.

Cinta kewalahan. Dia kesusahan bernapas, hingga membuat tubuhnya berontak. Tangannya memukul dada Rafa pelan, karena saat ini Cinta sedang gemetar ketakutan. Rafa mengetahui itu. Segera dia menghentikan perbuatannya. Lalu dia melangkah pergi meninggalkan tubuh Cinta yang gemetar.

Cinta merasa sedikit lega. Dia segera berbaring dan menarik selimut. Sambil terus menangis, Cinta akhirnya tertidur.

Sedangkan Rafa, dia sedang menderita menahan keinginannya yang harus ditundanya. Ya, ini yang disebutnya hukuman. Sangat menyakitkan, tapi lebih menyakitkan menemukan Cinta yang tidak mau patuh dengan perintahnya.

Terpopuler

Comments

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

cadar ga mnjamin nurutin perintah dri suami

2023-01-25

1

Amanah Amanah

Amanah Amanah

udh kebeleeet ninchhh

2022-05-21

0

orang hebat muncul♪⁠┌⁠|⁠∵⁠|⁠┘⁠

orang hebat muncul♪⁠┌⁠|⁠∵⁠|⁠┘⁠

Jangan terlalu pikir negatif deh😒

2022-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 BAB 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Episode 80
81 Bab 81 (Tamat)
82 Ucapan Terimakasih
83 Berita gembira
84 Bantu saran terbaiknya
85 AMPP S2 (Bab 1)
86 AMPP S2 (Bab 2)
87 AMPP S2 (Bab 3)
88 AMPP S2 (Bab 4)
89 AMPP S2 (Bab 5)
90 AMPP S2 ( Bab 6)
91 AMPP S2 (Bab 7)
92 AMPP S2 (Bab 8)
93 AMPP 2 (Bab 9)
94 AMPP 2 (Bab 10)
95 AMPP 2 (Bab 11)
96 AMPP 2 (Bab 12)
97 AMPP 2 (Bab 13)
98 AMPP 2 (Bab 14)
99 AMPP 2 (Bab 15)
100 AMPP 2 (Bab 16)
101 AMPP 2 (Bab 17)
102 AMPP 2 (Bab 18)
103 AMPP 2 (Bab 19)
104 AMPP 2 (Bab 20) End
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
BAB 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Episode 80
81
Bab 81 (Tamat)
82
Ucapan Terimakasih
83
Berita gembira
84
Bantu saran terbaiknya
85
AMPP S2 (Bab 1)
86
AMPP S2 (Bab 2)
87
AMPP S2 (Bab 3)
88
AMPP S2 (Bab 4)
89
AMPP S2 (Bab 5)
90
AMPP S2 ( Bab 6)
91
AMPP S2 (Bab 7)
92
AMPP S2 (Bab 8)
93
AMPP 2 (Bab 9)
94
AMPP 2 (Bab 10)
95
AMPP 2 (Bab 11)
96
AMPP 2 (Bab 12)
97
AMPP 2 (Bab 13)
98
AMPP 2 (Bab 14)
99
AMPP 2 (Bab 15)
100
AMPP 2 (Bab 16)
101
AMPP 2 (Bab 17)
102
AMPP 2 (Bab 18)
103
AMPP 2 (Bab 19)
104
AMPP 2 (Bab 20) End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!