Jam sudah menunjukkan pukul 23.50 malam. Cinta masih belum bisa memejamkan matanya, karena Rafa belum juga pulang. Cinta tau posisinya hanya sebagai istri diatas kertas. Tapi, rasanya sangat tidak nyaman jika harus tidur di kamar mewah ini tanpa mengetahui keadaan dan keberadan Rafa.
Tok… tok… tok…
Suara ketukan pada pintu kamar Cinta terdengar jelas. Segera Cinta membuka pintu.
"Nyonya, apa ada yang membuat tidak nyaman?" Tanya perempuan yang seumuran dengannya.
"Apa Tuan Rafa belum pulang?"
"Belum nyonya. Tidak usah menunggu Tuan Rafa. Biasanya Tuan tidak akan pulang hingga dua atau tiga hari kedepan." Jelas perempuan yang memakai seragam maid itu.
"Apa mungkin kamu tahu, kemana Tuan Rafa?"
Perempuan itu tersenyum sebentar menatap wajah khawatir Cinta, kemudian dia kembali menundukkan kepalanya.
"Tuan Rafa mengurus perusahaannya. Tuan Rafa punya banyak cabang perusahaan dan saya dengar, akhir-akhir ini perusahaan sedang mengalami banyak masalah." Jelasnya.
Cinta terdiam. Sejenak dia berfikir, bagaimana caranya bisa terbebas dari rasa khawatirnya yang semakin membuatnya gelisah dan tidak bisa tidur.
"Bolehkah saya memasak sesuatu ke dapur?" Tanya Cinta.
Dahi perempuan itu berkerut hingga membuat alisnya bersatu.
"Nyonya lapar?"
"Tidak juga. Hanya saja, tiba-tiba rasanya ingin makan mie rebus."
"Saya akan buatkan."
"Tidak usah. Saya ingin memasaknya sendiri."
"Tapi Tuan akan memarahi saya jika sampai dia tahu." Protesnya.
Cinta mengangkat kedua bahunya, lalu dia melangkah ke dapur.
"Nyonya, biar saya saja yang memasakkan mie untuk nyonya. Saya tidak mau dimarahi Tuan Rafa." Menghalangi langkah Cinta.
"Kamu tenang saja. Saya tidak sepenting itu hingga menyebabkan kamu kena marah."
"Tapi Nyonya…"
"Sudah tenang saja. Saya tidak akan memberitahunya. Kamu juga tidak usah melapor, nah dengan begitu tidak akan ada yang tahu." Melanjutkan langkahnya.
Cinta tiba di dapur, perempuan itu membantunya menemukan mie. Sedangkan Cinta mulai menyiapkan air dan menyalakan kompor.
"Nyonya butuh telur?"
"Tidak usah. Saya tidak suka telur."
Air sudah hampir mendidih. Cinta mulai membuka mie, lalu perlahan memasukkan bumbu dan mie kedalam panci berisi air yang sudah mendidih itu.
Perempuan berseragam maid itu, menatap ke atas dimana kamera cctv berada. Dia khawatir dan was-was, bisa saja saat ini Tuannya sedang menonton pertunjukan memasak mie tengah malam begini.
"Kamu juga mau?"
"Tidak usah Nyonya. Saya sudah terlalu sering memakan mie." Jawabnya terbata.
"Kamu kenapa? Apa kamu sakit?" Mendekati sambil menyentuh tangannya yang gemetar.
"Tidak Nyonya. Saya baik-baik saja."
Cinta tidak yakin, dia merasa ada sesuatu yang membuat raut wajah perempuan itu terlihat khawatir dan seperti ketakutan.
"Saya janji tidak akan melaporkan pada Tuan Rafa…"
"Saya percaya sama Nyonya. Tapi, benda itu akan merekam semuanya." Menunjuk ke arah kamera cctv.
Mata Cinta membola melihat kamera cctv yang hanya bisa dilihatnya didalam Televisi.
"Apa benda itu terpasang di setiap sudut rumah ini?" Tanya Cinta.
"Iya Nyonya. Kecuali di kamar mandi."
Lagi, mata Cinta membola. Dia semakin khawatir. "Di kamarku juga di pasang kamera cctv?"
Perempuan itu mengangguk. Cinta malah bergetar takut. Entah mengapa dia tiba-tiba merasa takut dan ingin keluar dari rumah itu.
Ddrriitttt…
Suara panci berisi mie rebusnya yang sudah matang itu. Segera Cinta mengangkatnya. Perlahan menuangkan kedalam mangkok.
Aroma mie rebus itu membuat perut terasa lapar. Tapi tidak dengan Cinta. Dia kehilangan nafsu makannya.
"Ehem…"
Suara berat yang datang tiba-tiba itu mengagetkan mereka. Cinta bergerak reflek, hingga tangannya menyenggol mangkok berisi mie panas itu.
Cinta kaget, mie itu tumpah, kuah mie itu hampir saja menyiram tubuhnya, andai Rafa tidak segera menariknya dalam dekapannya.
"Astaghfirullah ya Allah…" Teriak Cinta keget.
Sedangkan maid itu hanya terdiam dengan tangan dan kaki yang gemetar. Dan Rafa, dia terkena tumpahan kuah mie di ujung siku tangannya yang dijadikan tumpuan agar kuah mie tidak tumpah pada Cinta.
"Ya Allah, tangan Tuan…" Cinta khawatir, melihat ada mie berceceran di tangan Rafa.
Segera Cinta mengelapnya dengan ujung jilbabnya.
"Maafkan saya Tuan. Saya…"
Rafa menahan kedua tangan Cinta yang sibuk mengelap pergelangan tangannya.
"Apa yang kamu lakukan?" Teriaknya menggema di seluruh ruangan.
Cinta terkejut, hingga membuatnya terduduk bersimpuh di lantai. Begitu juga dengan Maid nya.
Rafa melangkah mendekati maid itu. Ditariknya paksa tubuh itu untuk segera berdiri.
"Sudah saya tegaskan, jangan biarkan Nyonya menyentuh barang-barang dapur. Kenapa ini terjadi?!" Teriaknya.
"Maafkan saya Tuan…" Ucapnya terbata.
Cinta yang tersadar melihat kemarahan Rafa pada maid itu, mencoba bangkit.
"Bukan salah dia Tuan. Saya yang memaksa untuk masak sendiri." Jelas Cinta terbata-bata.
Mendengar penjelasan Cinta, Rafa melepaskan maid dari cengkramannya. Dia segera menghampiri Cinta. Digendongnya paksa tubuh Cinta hingga tiba di kamar. Dihempaskan tubuh itu diatas tempat tidur. Lalu, Rafa melonggarkan dasinya, membuka kancing kemejanya dan ikut naik keatas tempat tidur.
Cinta ketakutan, dia menarik tubuhnya mundur, hingga punggungnya menyentuh sandaran ranjang.
"Maafkan saya Tuan…" Isaknya.
Rafa tidak mempedulikan isakannya. Dia terus mendekati Cinta, hingga kini dia bisa mengunci tubuh Cinta dalam dekapannya. Di bukanya paksa cadar yang menutupi wajah Cinta. Sementara, Cinta terus menangis. Dia tidak bisa menutup wajahnya dengan telapak tangan. Karena kedua tangannya di genggam erat oleh Rafa.
"Tempatmu yang paling aman di rumah ini, hanya di kamar ini. Jangan pernah berani melakukan apapun di luar kamar ini." Bisiknya di telinga Cinta.
Air mata Cinta semakin mengalir deras. Dia ketakutan, sangat ketakutan hingga tangisnya berubah menjadi sesegukan tertahan.
Sejenak, Rafa menatap dalam wajah Cinta. Meski tidak bisa menatap mata Cinta, karena Cinta menundukkan pandangannya. Rafa masih tetap menatap keindahan dihadapannya.
Wajah Rafa semakin mendekat ke wajah Cinta, hingga membuat hidung keduanya bersentuhan. "Berjanjilah, kamu tidak akan mengulangi hal seperti tadi." Ucapnya lembut.
Cinta tidak menjawab. Dia bingung, kenapa Rafa tidak mengizinkannya melakukan apapun, kecuali tinggal di kamar mewah nan luas ini.
"Apakah aku akan dijadikan pem**s na***nya saja? Ya Allah, kuatkan hamba. Ampuni dosa hamba. Hamba tau, hamba halal untuknya. Tapi, rasanya hamba tidak mampu bertahan jika hanya dijadikan alat pem**s na*** oleh suami hamba." Batinnya.
Air mata Cinta kembali mengalir bahkan kini semakin deras saja. Sedangkan Rafa masih terus menyatukan hidungnya dengan hidung Cinta.
"Berjanjilah, hanya aku yang berhak melihat wajahmu tanpa cadar. Jangan biarkan orang lain melihatnya, meski para maid di rumah ini. Mengerti." Ucapnya semakin lembut, tapi tetap terdengar tegas.
Perlahan tangannya mulai membelai wajah Cinta. Dan satu tangannya lagi, mulai membuka jilbab Cinta. Sedangkan Cinta hanya pasrah saja. Toh memang sudah kewajibannya sebagai istri untuk menyenangkan suami.
"Aku menginginkanmu malam ini." Mulai mengecup kening Cinta.
"Aku sangat menginginkanmu malam ini. Dan ini hukuman untukku karena membuatmu menangis." Ucap Rafa yang kini sudah berhasil melepas jilbab Cinta.
Dia membelai rambut panjang hitam milik Cinta. Lalu, beralih mencium bibir Cinta. Hanya kec*pan pelan pada awalnya, tapi kemudian beralih menjadi ke**pan yang kasar dan haus akan napsu.
Cinta kewalahan. Dia kesusahan bernapas, hingga membuat tubuhnya berontak. Tangannya memukul dada Rafa pelan, karena saat ini Cinta sedang gemetar ketakutan. Rafa mengetahui itu. Segera dia menghentikan perbuatannya. Lalu dia melangkah pergi meninggalkan tubuh Cinta yang gemetar.
Cinta merasa sedikit lega. Dia segera berbaring dan menarik selimut. Sambil terus menangis, Cinta akhirnya tertidur.
Sedangkan Rafa, dia sedang menderita menahan keinginannya yang harus ditundanya. Ya, ini yang disebutnya hukuman. Sangat menyakitkan, tapi lebih menyakitkan menemukan Cinta yang tidak mau patuh dengan perintahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
cadar ga mnjamin nurutin perintah dri suami
2023-01-25
1
Amanah Amanah
udh kebeleeet ninchhh
2022-05-21
0
orang hebat muncul♪┌|∵|┘
Jangan terlalu pikir negatif deh😒
2022-03-11
0