Bab 2

Rafa keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk. Tubuh bagian atasnya yang berotot itu terlihat jelas, menandakan betapa rajinnya dia berolahraga. Matanya mencari keberadaan Cinta yang tidak terlihat dimanapun di kamar itu. Dan mata itu terhenti saat melihat piyama yang terlipat rapi diatas tempat tidur.

Tanpa pikir panjang, Rafa mengenakan piyama yang ternyata sangat pas ditubuhnya. Kemudian dia melangkah keluar dari kamar sempit itu menuju ruang tamu. Ternyata, tidak ada Cinta disana. Yang ada hanya Satria dan Fita yang menatap tersenyum kearahnya.

"Nak Rafa." Sapa mereka.

Rafa hanya tersenyum semu membalas sapaan mereka. Matanya kembali mencari sosok wanita yang baru saja dinikahinya siang tadi. "Tidak mungkin kan wanita itu kabur juga?" pikirnya.

"Nak Rafa, maafkan kami atas kekacauan ini."

Satria mulai mengoceh menjelaskan kejadian yang membuat Rafa terpaksa harus menikahi Cinta.

"Kami sudah sepakat dan berjanji pada kedua orangtua nak Rafa, bahwa kami tidak akan menuntut apapun. Termasuk tentang penggambungan perusahaan." Jelasnya.

Namun, mata Rafa sama sekali tidak menatap pada Satria. Dia menatap ke luar, dimana samar samar dia melihat Cinta sedang memungut sampah-sampah sisa pesta tadi siang.

"Cih, apa yang dia itu lakukan diluar sana?" Menunjuk kearah Cinta.

Mata Fita dan Satria ikut menoleh kearah yang ditunjuk Rafa. Sebentar mereka saling bertatapan, bingung mau mencari jawaban yang bagus untuk pertanyaan Rafa.

"Nak Rafa..." Menghampiri Rafa.

"Tidak usah pedulikan dia. Dia itu hanya pembantu di rumah ini." Jelas Fita.

Dahi Rafa berkerut mendengar perkataan Fita yang mengatakan wanita bercadar yang dinikahinya itu hanya seorang pembantu.

"Jadi, kalian meminta saya menikahi pembantu!" Seru Rafa dengan suara tinggi tertahan.

Matanya menatap tajam ke luar sana. Tapi, marah itu sungguh di arahkannya pada Satria dan Fita.

"Tidak nak Rafa. Bukan begitu maksud kami. Sebenarnya kami hanya meminta bantuan nak Rafa menikahinya supaya kami tidak jatuh didepan tamu yang semuanya merupakan rekan bisnis saya. Jika sampai pernikahan tadi digagalkan, maka kami benar-benar akan hancur." Ucap Satri sambil berlutut dihadapan Rafa.

"Nak Rafa bisa menceraikan wanita itu kapanpun. Kami tidak akan menuntut apapun." Sambung Fita yang juga ikut berlutut.

Kembali Rafa dibuat kesal oleh ucapan Satria dan Fita .

"Untuk apa kalian repot-repot membuat saya menikahinya, jika pada akhirnya kalian meminta saya menceraikannya." Ujar Rafa lirih, namun matanya masih terus menatap kearah Cinta yang saat ini sedang mengangkut kayu panjang berdua dengan Pak Gani, tukang kebun di rumah ini.

"Bukan begitu, nak Rafa. Maksudnya..."

"OMG…" Teriak Rafa sambil berlari kearah luar.

Satria dan Fita kaget, mereka segera berdiri dan memperhatikan tindakan Rafa yang diluar dugaan.

"Non Cinta tidak apa-apa?" Tanya pak Gani khawatir melihat Cinta terjatuh dan tergeletak di rumput.

"Sepertinya kaki saya keseleo, Pak." Memegangi pergelangan kakinya yang terasa sakit.

"Apa yang kamu lakukan?!" Teriak Rafa dari teras rumah.

Suara menggelegarnya membuat Cinta dan pak Gani kaget.

"Maaf tuan Rafa, non Cinta terjatuh. Mungkin kakinya keseleo." Jelas pak Gani.

Rafa melangkah mendekat, lalu dia berjongkok didekat Cinta. Diraihnya dagu Cinta yang tertutup kain cadarnya itu. Cinta terkejut, matanya menyipit tidak berani menatap Rafa.

"Tugas kamu bukan disini. Tapi, di kamar melayani saya." Bisik Rafa ditelinganya.

Lagi-lagi suara Rafa membuatnya merinding. Pak Gani yang mendengar apa yang dibisikkan Rafa, tersenyum malu-malu. "Ah iya, saya lupa. Ini kan malam pertama non Cinta sama tuan Rafa.' Batinnya.

"Sakit Tuan…" Rintih Cinta mencoba melepaskan dagunya dari cengkraman tangan Rafa.

Merasa cengkramannya terlepas, Rafa langsung berdiri. Tapi, matanya tetap menatap tajam kearah Cinta. "Berdiri..." Teriaknya lantang.

Terdengar seperti perintah seorang komandan pasukan. Hingga membuat pak Gani menahan tawanya menggelitik yang ingin segera keluar dari mulutnya.

Perlahan Cinta mencoba berdiri. Dia menumpukan semua kekuatan pada kaki kananya yang tidak sakit itu. Sementara kaki kirinya hanya menapak setengah ditahan olehnya.

"Apa Itu sangat menyakitkan?" Tanya Rafa lebih lembut dari sebelumnya.

"Tidak Tuan." Jawab Cinta berbohong.

Lalu, tanpa aba-aba Rafa menggendong tubuh Cinta.

"Tuan… apa yang Tuan lakukan. Saya masih bisa berjalan sendiri." Protesnya tanpa menggerakkan tubuhnya di dalam gendongan Rafa.

"Saya sudah tidak tahan, kita harus segera tiba di kamar." Bisiknya dengan suara sedikit menggoda.

Cinta terdiam, dia merinding mendengar perkataan Rafa. Wajahnya mungkin juga memerah dibalik cadarnya. Sayangnya Rafa tidak melihat raut wajah malu-malu dari istrinya itu.

Begitu tiba di kamar, Rafa langsung membanting tubuh Cinta keatas kasur. Cinta sedikit menggeram, karena kakinya yang keseleo tadi terasa sakit. Saat Cinta masih bergelut dengan rasa sakitnya, Rafa sudah naik keatas kasur sempit itu.

"Apa yang mau Tuan lakukan?" Tanya Cinta gugup.

Bukan tidak tahu apa yang akan dilakukan Rafa padanya. Cinta tidak sepolos itu. Dia wanita yang sudah pernah menikah sebelumnya. Hanya saja, dia bertanya karena tidak yakin seorang Rafa akan menyentuhnya yang hanya wanita tanpa apa-apa.

"Apa lagi sayang… ini malam pertama kita." wajah Rafa semakin mendekat kewajahnya.

"Maaf Tuan, tapi saya tidak bisa…" Cinta memalingkan wajahnya.

Rafa segera menarik dagu Cinta agar wajah itu kembali menatapnya.

"Bukankah menolak perintah suami itu berdosa?" Tanya Rafa sambil menyentuh bagian wajah Cinta yang tidak tertutup cadarnya.

"Bukan begitu Tuan, tapi…"

Belum selesai Cinta menjelaskan alasannya menolak melakukan itu, Rafa sudah menciumi kening dan pelupuk matanya. Tangannya mulai meraba masuk kedalam kain cadarnya.

"Ya Allah… tolong jangan lakukan ini Tuan…" Ucap Cinta memohon dan mencoba berontak dengan mendorong wajah Rafa yang kini mulai mencium lehernya dari balik lapisan jilbabnya.

"Tuan… jangan..." Teriak Cinta tertahan.

Matanya membelalak kaget saat dirasa tangan Rafa sudah berhasil membuka kancing depan gamisnya.

"Tuan saya sedang menstruasi." Teriaknya menegaskan.

Ciuman Rafa yang sesekali sudah menyentuh dagu Cinta secara langsung karena kain cadarnya yang tersingkap, terpaksa dihentikannya. Tangannya yang sebentar lagi menyentuh bagian lembut di dada Cinta pun terpaksa ditariknya keluar.

"Huh!"

Rafa merebahkan tubuhnya kesamping. Cinta langsung duduk menjuntaikan kakinya dari atas tempat tidur kecilnya itu.

"Maafkan saya Tuan…" Ucapnya sambil merapikan jilbab dan gamisnya.

"Saya tidur dikasur ini. Saya lelah." Menutup matanya dengan pergelangan tangan.

Cinta berdiri, dia melangkah tertatih karena kakinya masih sakit. Diraihnya sajadah, lalu dibentangkan diatas lantai. Kemudian Cinta berbaring diatas sajadah itu. Dia mulai memejamkan matanya.

Malam itu, baik Cinta maupun Rafa terlelap dalam tidur mereka. Mungkin karena terlalu lelah sehabis melaksanakan pesta pernikahan yang dihadiri hampir seribu undangan.

Cinta tidur beralaskan sajadah tanpa selimut. Cukup pakaian syar'inya yang menjadi selimut. Tangan dan kakinya juga tidak akan merasakan dingin, sebab terbungkus kaos kaki dan hand shock.

Tapi, sepertinya Rafa tidak nyaman berbaring di kasur yang lebih pendek dari kakinya. Lalu, bantal yang hanya satu dikepalanya juga tidak membuatnya nyaman. Dia terbiasa tidur dengan dua bantal di kepala dan satu guling untuk dipeluknya.

Tidak jarang dia mengganti posisi tidurnya. Namun, karena rasa lelah yang teramat sangat membuatnya tertidur pulas. Sedangkan Cinta, dia tidur dengan nyaman dan nyenyak meski hanya berbaring diatas sajadah tipisnya.

Terpopuler

Comments

RINA ASTUTI

RINA ASTUTI

suka suka, makin penasaran

2024-09-27

0

sherly

sherly

kenapa Rafa ngk marah Ama satria ya, kenapa ngk minta pindah kamar malah tidur dikamar yg sempit... Sdh tau ada tipuan di nikahannya tp kenapa santai aja dianya

2024-07-10

0

AndTea

AndTea

Haloo aku mampir 🤭

2023-07-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 BAB 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Episode 80
81 Bab 81 (Tamat)
82 Ucapan Terimakasih
83 Berita gembira
84 Bantu saran terbaiknya
85 AMPP S2 (Bab 1)
86 AMPP S2 (Bab 2)
87 AMPP S2 (Bab 3)
88 AMPP S2 (Bab 4)
89 AMPP S2 (Bab 5)
90 AMPP S2 ( Bab 6)
91 AMPP S2 (Bab 7)
92 AMPP S2 (Bab 8)
93 AMPP 2 (Bab 9)
94 AMPP 2 (Bab 10)
95 AMPP 2 (Bab 11)
96 AMPP 2 (Bab 12)
97 AMPP 2 (Bab 13)
98 AMPP 2 (Bab 14)
99 AMPP 2 (Bab 15)
100 AMPP 2 (Bab 16)
101 AMPP 2 (Bab 17)
102 AMPP 2 (Bab 18)
103 AMPP 2 (Bab 19)
104 AMPP 2 (Bab 20) End
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
BAB 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Episode 80
81
Bab 81 (Tamat)
82
Ucapan Terimakasih
83
Berita gembira
84
Bantu saran terbaiknya
85
AMPP S2 (Bab 1)
86
AMPP S2 (Bab 2)
87
AMPP S2 (Bab 3)
88
AMPP S2 (Bab 4)
89
AMPP S2 (Bab 5)
90
AMPP S2 ( Bab 6)
91
AMPP S2 (Bab 7)
92
AMPP S2 (Bab 8)
93
AMPP 2 (Bab 9)
94
AMPP 2 (Bab 10)
95
AMPP 2 (Bab 11)
96
AMPP 2 (Bab 12)
97
AMPP 2 (Bab 13)
98
AMPP 2 (Bab 14)
99
AMPP 2 (Bab 15)
100
AMPP 2 (Bab 16)
101
AMPP 2 (Bab 17)
102
AMPP 2 (Bab 18)
103
AMPP 2 (Bab 19)
104
AMPP 2 (Bab 20) End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!