Gadis Di Persimpang Jalan
Merdu suaranya, gemulai tubuhnya saat menari, membuat aku enggan meninggalkan ruangan ini, ruang VIP sebuah room karaoke tempatku melepas lelah bersama beberapa teman bisnis dan teman mainku.
Kunikmati dentuman musik, kerlap-kerlip lampu disko, dan wajah cantik seorang pemandu lagu yang menemani aku dan ketiga temanku itu. Kita hanyut dalam kebahagiaan dunia di malam yang semakin larut.
Wanita itu, begitu ramah dan piawai dalam melayani kami, wajahnya masih sangat lugu, jika aku perhatikan dari postur tubuh dan raut wajah sepertinya dia masih berusia belasan tahun, tampak seperti gadis yang seumuran dengan siswa kelas satu atau kelas dua SMA.
Bersamanya waktu tiga jam terasa cepat berlalu, kuakui aku betah berada dalam room karaoke ini, apalagi saat pemandu lagu itu menemaniku, duduk di sebelahku dengan menyebutkan namanya. "Kina" nama yang disebutkan olehnya, nama yang cukup cantik, secantik paras wajahnya.
Kina adalah waiters di tempat ini, namun terkadang dia juga kerap menjadi pemandu lagu bagi pengunjung yang ingin menggunakan jasa pelayanannya, seperti aku dan teman-temanku malam ini, aku meminta wanita berbaju putih dengan rok sepan hitam di atas lutut itu menemani kami bernyanyi.
Tidak lama kemudian aku berpamitan pulang terlebih dahulu pada teman-temanku, sebelum beranjak pergi, aku meminta Kina untuk mengambil bill yang harus kami bayar selama empat jam berada di dalam ruangan ini, ya setelah dia menunjukkan bill, segera aku berikan beberapa lembar uang kertas warna merah melebihi jumlah bill yang dia tunjukkan, tentu saja sisa beberapa lembar uang itu adalah bayaran untuknya karena sudah menemani kami.
Dan setelah memberikan sejumlah uang padanya aku bergegas pergi, aku tinggalkan ketiga temanku yang masih punya kesempatan satu jam lagi berada dalam ruangan itu untuk menghabiskan waktu berkaraoke bersama Kina sang pemandu lagu yang sangat mempesona.
Kini, delapan jam telah berlalu, pagi cerah menjemput hariku, jam delapan tepat aku sudah berada lobbi kantorku, seorang sekretaris mulai mengikuti langkahku.
"Jam 9 ada acara sosial di SMA Cendekia Bangsa pak, jam 10 ada rapat dengan beberapa pemegang saham perusahaan di hotel Bintang Jaya, jam 12 bapak ada janji dengan klien di restauran kita yang baru untuk membicarakan..."
"Sudah-sudah!" Aku memutus perkataan seorang sekretaris perempuan yang membacakan begitu padatnya jadwalku hari ini.
"Baik pak," sahutnya dengan menunduk seraya mengikuti langkahku yang saat itu hendak menuju ruang kerja. "Apa untuk acara di SMA Cendekia Bangsa, saya perlu ikut pak?" tanyanya.
"Tidak usah, kamu langsung tunggu di hotel Bintang Jaya saja," sahutku. "O, ya, jangan lupa bawa berkas-berkas yang kita butuhkan untuk rapat," kataku padanya sebelum aku masuk ke dalam ruanganku. "O, ya, nanti seperti apa acara sosial di sekolah itu?" tanyaku lagi sebelum aku masuk ke dalam ruanganku.
"Mmmm... Hanya penyerahan bantuan secara simbolis saja pak, kata pihak sekolah ada karya seni juga yang akan ditampilkan para siswa untuk menyambut kedatangan bapak. Tapi bapak tidak perlu mengikuti kegiatan itu sampai selesai, karena saya sudah menginformasikan kalau jadwal bapak hari ini sangat padat." Terang sekertarisku.
"Mmm..." Aku mengangguk-angguk. "Terus, bagaimana dengan bantuannya?" tanyaku.
"Kemarin siang sudah kami kirimkan 200 unit komputer, dan 200 laptop untuk sekolah tersebut, dan saya sendiri yang mengawalnya, Pak. Untuk bantuan dana yang disalurkan dibeberapa panti asuhan juga sudah saya urus Pak, dan semua data panti asuhan penerima bantuan sudah saya letakkan di meja bapak." Jelas sekertarisku.
"Baik, terimakasih." Aku tersenyum padanya seraya melangkah meninggalkannya masuk ke dalam ruanganku.
*****
Aku adalah pria berusia 32 tahun, sukses dalam karir tidak membuat aku lupa akan beramal, karena itulah yang diajarkan oleh kedua orang tuaku, saat ini aku memiliki lima hotel berbintang lima, dengan restauran mewah dibeberapa kota besar, ditambah lagi dengan perusahaan properti yang sedang aku kembangkan.
Bisa dibilang aku adalah pengusaha muda yang sukses, beberapa penghargaan yang aku peroleh dari prestasi bisnisku membuat aku semakin terpacu untuk terus mengembangkan karierku ini, namun sekalipun demikian aku tidak pernah lupa menyisihkan sebagian dari rezeki yang aku dapatkan untuk kegiatan sosial.
Pagi ini ditengah kesibukanku, aku luangkan waktu untuk mendatangi salah-satu sekolah menengah atas dalam sebuah acara sosial, ditemani dengan beberapa asisten dan juga sopir pribadiku.
"Sudah sampai pak!" kata sopirku saat kami telah sampai di halaman sekolah yang hendak aku kunjungi.
Seorang asisten yang berada di mobil yang berbeda denganku segera membukakan pintu mobil untukku.
"Terimakasih," kataku seraya keluar dari mobilku.
Ku lihat semua mata di sekolah ini menyambutku, bapak kepala sekolah, jajaran guru, para siswa, dan entah siapa lagi.
Aku berjalan dengan ramah saat melewati mereka, dengan guratan senyum, dan jabat tangan pada mereka semua, pelukan hangat oleh kepala sekolah pun diberikan padaku,
mereka semua mempersilahkanku untuk masuk ke dalam gedung aula sekolah.
Ku lihat beberapa siswa yang ada di aula itu mulai menyambut kedatanganku dengan sebuah tampilan tarian budaya yang cukup menghibur.
"Mari silahkan duduk pak!" Kepala sekolah dan dewan guru mempersilahkanku duduk di tempat istimewa yang sudah mereka siapkan.
"Terima kasih!" sahutku sembari duduk dan menyaksikan penampilan seni para siswa-siswi di sekolah ini.
Sesaat setelah penampilan selesai, kepala sekolah mulai memberikan sambutan, aku diminta untuk naik ke atas panggung, seorang MC acara ini memintaku untuk memberikan sambutan, dan memberiku kesempatan untuk menyerahkan bantuan dari perusahaanku secara simbolis pada salah seorang siswa berprestasi di sekolah ini yang telah mereka tunjuk.
"Kepada bapak Rahardian Wijaya selaku direktur utama Wijaya Group dipersilahkan untuk memberikan bantuan secara simbolis kepada salah satu murid kami yang beberapa kali telah membawa nama baik sekolah dengan prestasinya, yaitu ananda Kirana Salsabila," kata seorang MC acara ini kemudian.
Aku yang saat itu sudah berada di panggung, ditemani oleh kepala sekolah, telah siap memberikan bantuan secara simbolis pada salah satu siswi yang telah mereka tunjuk.
Tampak seorang siswi dengan pakaian putih abu-abu naik ke atas panggung untuk menerima bantuan secara simbolis dariku, seorang siswi berambut panjang sebahu, berkulit kuning langsat, berlesung pipit, tersenyum manis berdiri di hadapanku dan siap menerima bantuan secara simbolis dariku.
Dengan seksama aku lihat gadis itu, aku sedikit termangu saat gadis belia dengan senyum yang merekah tanpa beban itu melihatku, ya aku yakin gadis itu adalah Kina seorang pemandu lagu yang semalam menemani aku di room karaoke. Namun entah kenapa dia melihatku seolah-olah kita tidak pernah berjumpa, dan tidak ku lihat ada rasa canggung ketika dia menerima bantuan secara simbolis itu dariku, dia tersenyum, dia berjabat tangan denganku, seolah-olah kita tidak pernah bertemu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
🥀
mampir ni thor. jangan lupa mampir di loser man juga ya semuanya. Panas sih memang tapi cerita nya bagus yuk cus☺
2023-03-03
1
Kinan Rosa
aku hadir untuk mencoba baca ceritanya kak
kayaknya ceritanya seru deh 😄
2022-12-06
0
pipi gemoy
👍
2022-11-29
0