Satu minggu telah berlalu, masih terbersit bayangan Kina sang pemandu lagu di pikiranku.
Gadis itu adalah gadis yang berprestasi di sekolah namun entah kenapa dia bekerja sebagai seorang pelayan di sebuah Club malam, jujur kehidupannya itu sangat membuatku penasaran.
Sebenarnya malam ini aku baru sampai apartemen, namun bayangan Kina yang tidak henti mengganggu pikiran, membuat aku ingin kembali menemuinya.
Segera aku pakai kembali jas yang baru saja aku lepaskan, aku melangkah keluar dari apartemen yang berada di lantai 10 sebuah gedung berbintang, tak dapat aku tahan hasratku untuk segera bertemu dengan Kina, gadis belia sang pelayan cafe dan pemandu lagu di rumah karaoke itu.
****
Kini aku telah sampai, aku memasuki tempat hiburan malam itu lagi, kulihat di luar lobbi sebuah rumah karaoke, Kina sedang membersihkan salah satu meja tamu.
Kuhampiri dia yang saat itu terlihat berkonsentrasi dengan pekerjaannya, aku duduk di meja yang sedang dia bersihkan.
"Hai, Kina!" sapaku.
Dia terlihat angkuh dan tidak membalas senyumku.
"Kalau bosmu tau kamu tidak tersenyum pada pelanggan, kamu bisa dipecat," kataku.
"Malam, Pak!" katanya kemudian sembari tersenyum. Senyum yang terpaksa. Seraya kemudian membalikkan badannya meninggalkanku.
"Mau pesan apa, Pak? Mungkin bisa saya bantu?"
Tiba-tiba seorang waiters menghampiriku dan menawarkan diri untuk melayaniku.
"Aku ingin Kina yang melayaniku. Bisa, kan?" kataku pada waiters itu, dengan terus memperhatikan langkah Kina yang menjauh dari mejaku.
"Tentu," sahut waiters dengan ramah, sembari berbalik menghampiri Kina dengan memberikan buku menu yang ada di tangannya.
Sesaat setelah itu Kina kembali menghampiriku. Dia menyodorkan buku menu makanan itu ke arahku.
"Pesan apa?" tanyanya datar.
"Temani aku menyanyi ya, mau kan?" rayuku dengan manis.
"Aku kasih tips sepuluh kali lipat dari biasanya kalau kamu mau," tawarku.
"Maaf, saya sudah berhenti menemani om-om menyanyi," jawabnya ketus.
"Kenapa? Takut om kasih tahu kepada gurumu, kalau pekerjaan muridnya yang pinter ini nemani om-om menyanyi?" ledekku.
Amarah Kina mulai terlihat, matanya tajam menatapku.
"Kenapa sih Om ini, selalu saja menggangguku?"
Teriakan Kina, sontak menjadi perhatian beberapa pengunjung dan karyawan di tempat ini.
"Pelankan suaramu! Jika managermu tahu, kamu bisa kena masalah," kataku lirih.
Mata Kina mulai berkaca-kaca. Mungkin kata-kataku cukup memancing emosinya hingga dia tidak dapat mengendalikan amarah.
"Mau pesan apa?" tanyanya lagi dengan suara lembut.
"Dua Cafe latte," jawabku.
Entah kenapa menggoda Kina dan membuat dia marah sangat menghiburku, meski setelah itu aku merasa bersalah padanya.
Setelah mencatat pesananku, Kina bergegas meninggalkanku untuk mengambilkan minuman yang aku pesan, dan tak lama kemudian gadis itu datang dengan membawa dua cangkir kopi pesananku.
"Ayo duduk!" pintaku padanya.
"Maaf saya harus kembali bekerja," tolaknya lembut.
"Aku sudah minta izin pada bosmu, agar kamu menemaniku minum kopi," kataku.
Dengan wajah terpaksa akhirnya Kina duduk di hadapanku.
"Ini kopimu!"
Aku menyodorkan secangkir kopi padanya.
Aku sengaja memesan dua cangkir kopi, satu untukku, dan satu untuknya.
"Aku tidak minum kopi," tolak Kina dengan mendorong kopi di hadapannya itu ke arahku.
"Ooooh... Kalau aku pesankan anggur bagaimana?" tanyaku menggoda dengan tersenyum nakal.
"Bukan begitu maksudku, aku tidak minum kopi karena aku punya sakit mag," sahut Kina dengan wajah geregetan.
"Kalau melayani tamu harus dengan tersenyum, nanti bosmu bisa marah!" nasehatku lembut, agar dia mengurangi tekanan suara dan ekspresi wajah cemberutnya.
"Iya," sahutnya seraya menunjukkan senyum yang terpaksa.
Entah kenapa aku sangat menikmati waktu berdua bersama Kina, meski dia sebenarnya terlihat enggan menemaniku, namun keberadaannya sangat menghibur dan membuat hatiku bahagia.
"Berapa gajimu bekerja di sini?" tanyaku kemudian.
"Maaf itu privasi."
"Ooooh.... Kamu tidak capek, kerja sampai larut malam?" tanyaku lagi.
"Kalau aku capek, aku pasti tidur di rumah."
Sangat jelas dari ekspresi wajahnya dia enggan menjawab pertanyaanku, dan sikap angkuh yang dia tunjukkan itu, membuat aku semakin betah berada di dekatnya.
"Temani aku nyanyi yuk!" pintaku lagi.
"Aku kan sudah bilang, aku..."
"Iya aku tahu, sekarang kamu berhenti menemani om-om menyanyi, kan?" selaku memotong jawabannya.
"Iya benar."
"Apa aku ini terlihat seperti om-om?" tanyaku dengan menarik kursiku mendekatinya.
"Lihat ini, berapa coba wanita yang berusaha ingin jadi pacarku, bahkan di antara mereka ada yang model papan atas, dan artis juga loh," terangku dengan menunjukkan direct message dari beberapa wanita yang ada akun media sosialku.
Gadis itu hanya diam, acuh, dan tidak menanggapi kata-kataku.
"Hanya kamu saja yang bilang kalau aku ini seperti om-om, cewek-cewek di luar sana, yang mengejarku, semua pada bilang, kalau aku ini cowok paling tampan," tambahku penuh percaya diri.
"Hmmmh!"
Kina tersenyum sinis menanggapi ceritaku.
"Iya Om, Om memang tampan, tapi tetap saja Om-om," jawab gadis yang usianya selisih kurang lebih 15 tahun denganku itu ketus.
"Mmmm... Aku permisi dulu Om, aku mau ke kamar mandi!" pamitnya padaku.
Segera kutarik pergelangan tangannya.
"Cepat kembali ya, Sayang!"
Aku tersenyum nakal.
"Hmmm... Iya," jawabnya dengan membuang napas kesal.
Kubiarkan dia pergi, karena aku yakin dia pasti akan segera kembali. Namun setelah lebih dari tiga puluh menit aku menunggunya, dia tidak kunjung datang juga.
Sepertinya gadis itu kembali menghindariku. Segera aku bangkit dari tempat duduk untuk menemui managernya, ternyata gadis itu sudah meninggalkan tempat ini tiga puluh menit yang lalu dengan sebuah alasan yang cukup masuk akal, bahwa keluarganya ada yang meninggal.
Lagi-lagi gadis itu berhasil menghindariku dengan berjuta alasannya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Kinan Rosa
kejar terus sampai dapat om
2022-12-06
0
Moci:)
oooommmm
2021-07-14
0
Nrfhdilh
Likenya sudah mendarat, TERJERAT CINTA SATU MALAM menunggu kedatangan semuanya yuk mampir!..❤❤❤
Suka sekali ceritanya semangat!
2021-07-12
1