Fii Lauhim Mahfudz
๐ฟProlog ๐ฟ
Secara perlahan tabir terbukaโฆ
Angin yang berhembus semilir menggerakkannya, memasuki ruang di balik tabir. Begitu lembut. Melintasi dinding-dinding ruangan yang tak berwujud. Menghanyutkan segalanya.
Membawa sertakan arus semilir lembutnya. Menyapu segalanya. Mengosongkan ruangan tak berwujud, dan melemparkannya dengan hentakan yang begitu keras, menghasilkan suara gaduh barang sejenak yang bisa di imajinasikan nalar, bersamaan dengan hancurnya segala yang ada dan dalam sedetik lenyap begitu saja berubah menjadi serpihan-serpihan dan terbawa angin.
Kedua mata terbuka lebar seketika, membelalak, memperlihatkan keindahan mata itu, dan semilir angin menerpa rambutnya yang bergelombang secara lembut. Membawa sertakan segala keterkejutan yang kini dirasakannya. Dan seketika menenangkan jiwanya. Dan kedua mata itu pun kembali menatap sayu, begitu tentram yang ada di pandangan mata indah itu.
Dan perlahan senyuman pun tercipta, begitu manis di pandang. Saat satu sentuhan dari
semilir itu menyentuh pipinya, melintas di telinganya pula, begitu lembut dan dekat,
terdengarlah suara berbisik padanya,
โFii Lauhim Mahfuudzโฆโ
Seketika berbalik lah tubuhnya, dia pandangi depan, belakang, kanan, dan kirinya. Satu
serpihan membawa bisikan itu. Dia masih mengerutkan kedua alisnya, menatap terheran pada apa yang di dengarnya dari bisikan itu. Namun perlahan dia tersenyum. Semakin lama,
senyumannya semakin melebar. Karena tiba-tiba dia menyadari, begitu tenangnya hatinya kini dia rasakan.
โInsya Allahโฆ Laa haula wala quwwata illa billahโฆโ ucapnya perlahan, seolah berbisik
pula. Membalas bisikan yang beberapa detik lalu di dengar olehnya.
Hingga tanpa terasa dari ujung pelupuk matanya, air mata mengalir lembut basahi
pipinya. Tak dapat dia lupa dengan Firman-Nya,
~๐๐ด๐พ ๐ฝ๐ฎ๐ต๐ช๐ฑ ๐ถ๐ฎ๐ต๐ฒ๐ถ๐น๐ช๐ฑ๐ด๐ช๐ท ๐ด๐ฎ๐น๐ช๐ญ๐ช๐ถ๐พ ๐ด๐ช๐ผ๐ฒ๐ฑ ๐ผ๐ช๐๐ช๐ท๐ฐ ๐๐ช๐ท๐ฐ ๐ญ๐ช๐ฝ๐ช๐ท๐ฐ ๐ญ๐ช๐ป๐ฒ๐๐พ~
Semilir angin kembali menerbangkan serpihan-serpihan yang ada. Ikut menggerakkan kerudung panjang yang menutupi dadanya terlihat bergelombang bagai ombak di lautan.
Berdua dengan rengkuhan Ridlo-Nya, lalui jalanan yang panjang. Tanpa ada perasaan lelah menjalaninya, meski banyak sekali rintangan yang melintang.
...ฮฉโฆโฆฮฉโฆโฆฮฉโฆโฆฮฉโฆโฆฮฉโฆโฆ...
Ribuan cinta turun saat itu, menghujani, menyelimuti kebersamaan saat itu juga. Dia
buktikan sebuah kasih mesra pada Sang kekasih. Tak ada kepuasan antara keduanya. Semua
pun di nikmati. Tatapan Sang kekasih terlalu banyak berpaling. Namun dia tiada henti
perhatikan gerak-gerik hal itu.
Sang kekasih menyadari betapa bodoh dia, masih saja hadirkan bayang-bayang sosok
lain di pelupuk matanya. Bila dia terdiam, hanya mampu menjawab tak semestinya pada dia.
Dia pun berusaha percayai, karena dialah kekasihnya.
โKau baik-baik saja sayang?โ tanya Syauqi. Yang di tanya langsung terperanjat dari
lamunannya, dan dia menjawab,
โIyaโฆ begitulah sayangโฆโ jawab Habibah.
Habibah, Sang kekasih Syauqi. Seorang yang sedang merasa bersalah karena telah sakiti
Syauqi tanpa sepengetahuannya. Dia menatap ke kejauhan, sambil menerka-nerka hal yang
terbaik untuk Syauqi.
Perlahan, Syauqi memeluknya dari belakang. Mulai dirasakan lah kehangatan Syauqi di
dekatnya. Dia pejamkan kedua matanya sembari menangis dalam hati. Kehangatan dekapan Syauqi, tak dia larang sedikitpun. Dia biarkan keduanya berada dalam diamnya kehangatan sunyi.
โSayang, aku ingin kau tahu sesuatuโฆโ tiba-tiba Habibah berkata.
โApa itu?โ jawab Syauqi.
Habibah pun berbalik badan, hingga terlepas lah dekapan Syauqi padanya. Sembari menundukkan pandangannya, dia pun berkata. โAku kemarin bertemu dengan seseorangโฆโ
Mendengarnya, langsung berubah lah raut wajah Syauqi.
โSiapa dia?โ
โRifqiโฆ dia temanku,โ
โDan kamu menemuinya?โ
โAku tak enak bila tak temui nya, dia telah datang jauh-jauhโฆโ
โDia datang sendiri apa kamu yang meminta dia untuk datang?โ
โDia datang sendiri sayangโฆ tak apa kan?โ
Syauqi terdiam mendengar pertanyaan itu. Sebelum Habibah bercerita saja, dia sudah
menyangkakan bahwa dia akan di buat cemburu. Hatinya seketika terbakar api cemburu.
Sebagai seorang kekasih. Dia tak pernah tahu apa yang di lakukan kekasihnya di kala jauh.
Bisa saja dia di bohongi, meski dia tetap saja berusaha percaya.
โAku hanya hargai kedatangannya. Itu saja. Tak lebihโฆโ tambah Habibah.
Syauqi masih terdiam. Dia perlihatkan bahwa dia cemburu. Dia telah berpikir jauh.
Meski dia tetap berusaha tenangkan hati.
โCemburu? Jangan cemburu ya?โ pinta Habibah akhirnya.
Namun segala terkaan dari keegoisannya pun segera di buangnya setelah mendengar
permintaan Sang kekasih. Dia langsung raih jemari Habibah dan menciuminya.
โAku tak cemburu sayangโฆ aku tak apa. Selagi bukan kamu yang memintanya untuk
mendatangimuโฆ aku mengertiโฆ kamu memang benar, bila tak kau hargai kedatangannya,
tak akan baik untukmuโฆโ jawab Syauqi akhirnya.
Habibah tersenyum, โTerima kasihโฆ kau telah percaya padaku sayangโฆโ ucapnya.
Syauqi pun langsung memeluk Habibah. Begitu erat. Seolah tak ingin kehilangan Habibah. Habibah tercengang. Dia begitu merasa semakin bersalah.
...****************...
Sesampainya di rumah seusai berkencan dengan Syauqi, langsung di hempaskannya lah
tubuh itu di atas peristirahatannya. Hatinya menangis. Meski tak ada setetes air mata pun yang keluar. Dia raih kertas bekas tadi malam dia menuliskan tentang Rifqi. Dia baca kembali,
๐ฒ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐. ๐ฒ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐.
๐ฒ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐-๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐-๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐. ๐ณ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐
๐ฐ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ข๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐. ๐ฐ๐๐ ๐๐๐๐๐
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐. ๐ฑ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐. ๐บ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐,
๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐ฝ๐๐๐๐, ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐. ๐ฐ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐
๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ข๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ข๐๐ข๐๐๐๐๐๐.
๐ฑ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐-๐๐๐๐
๐ฐ๐๐ ๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ข๐๐๐๐๐๐ข๐, ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐, ๐๐๐๐ข๐๐๐๐ ๐๐๐๐ข๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ข๐.
๐ฐ๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ข๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐. ๐ผ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐. ๐บ๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐-๐๐๐๐. ๐ฐ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐-๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐.
๐ฐ๐๐ ๐๐๐ ๐ข๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐๐, ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐.
๐บ๐๐๐๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐. ๐ฟ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐.
๐ณ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ฃ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐. ๐บ๐๐ ๐๐๐๐ข๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐, ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐บ๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐ผ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐.
๐๐๐ ๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐ข๐ ๐ฐ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐. ๐บ๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ฐ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐. ๐ณ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐, ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ข๐๐๐๐ข๐, ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐. ๐๐๐๐๐ ๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐โฆ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐-๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐-๐๐๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐.
๐ธ๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ข๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐, ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐. ๐บ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐, ๐๐๐๐ข๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐. ๐ฐ๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐? ๐ฑ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ข๐๐๐๐๐? ๐ฐ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐โฆ ๐ท๐๐๐ ๐๐โฆ
Habibah meremas kertas itu sehingga membentuk bulatan, bukan lagi kertas yang rapi.
Dia buang jauh-jauh tulisan itu ke kejauhan. Lalu dia kembali lagi ketempat semula dan
meraih kertas yang masih belum ternodai tinta sedikitpun. Perlahan dia ungkapkan isi
hatinya, di tengah-tengah rasa kantuknya yang mulai mendatangi.
๐ฒ๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ข๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐โฆ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐-๐๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐-๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐โฆ ๐ฐ๐๐ ๐๐๐๐๐-๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐.
๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐โฆ ๐ฝ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐โฆ ๐ท๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐โฆ
๐ท๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ข๐๐ข๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐บ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐โฆ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐ ๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐โฆ
Habibah pun terlelapโฆ
Pena masih di genggaman, hingga tulisan di akhir-akhir pun tak serapi awal dia
menuliskannya. Dia terlalu lelah dengan semuanya.
Keesokan harinya, di pagi buta dia memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar komplek
rumahnya, seperti biasa, sebelum berangkat ke sekolah, dia selau menyibukkan diri. Entah itu
mandi atau berlama-lama di depan cermin. Namun pagi itu dia ingin berjalan-jalan saja.
Dia pandangi sekitar kanan-kirinya yang baginya telah cukup menghibur hatinya dari
sisa-sisa perasaan bersalahnya pada sang Syauqi. Dia sesekali tersenyum bila saat burung๏ฟพburung beterbangan sesukanya tepat di depan tatapan kedua matanya.
Namun, perlahan senyuman itu pun memudar, saat melintas di depannya segerombolan
lelaki yang dimana salah satu sedang menatap lekat padanya. Keduanya sama-sama tak
sengaja bertatapan. Dan setelah berlalu, salah satu dari segerombolan itu pun tak lagi
menatapnya.
Seketika itu sangat jelas tergambar di raut wajah Habibah dia sangat terpukul. Meski hal
itu hanya sebuah tatapan sejenak. Karena seketika itu melintaslah ingatan masa lalunya
bersama lelaki itu.
โSubhanallah Nengโฆ calon istri sholehaโฆ semoga Neng jadi istrikuโฆ heheโ
โIya, aku jujur mulai memiliki perasaan pada Neng, meski aku sendiri tak tahu apa ituโ
โNeng sayangโฆโ
Tiba-tiba semua kata-kata itu terngiang begitu saja di pendengarannya. Dia pun segera
membuangnya jauh-jauh. Namun tetap tak mampuโฆ
Semakin dia berusaha lupakan, yang ada bayang-bayang itu semakin hadir. Dia berusaha
tenangkan diri. Dia segera kembali ke rumah dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah.
...****************...
โAkang sebagai seorang pemimpin, sudah seharusnya memberikan contoh yang baikโฆ
aku ingin akang adzan di masjid. Meski aku tak selalu dekat, aku mampu merasakannyaโฆโ
โIya Nengโฆโ
โJanji?โ
โInsyaAllahโฆ nanti aku akan adzan sesuai permintaan Nengโฆโ
โNeng kenapa? Jangan menangis Nengโฆ sudahlah Nengโฆ ada aku disini Nengโฆโ
โSetiap sesudah Shubuh, aku selalu berdoโa tentang Nengโฆโ
Bayang-bayangmu tak kunjung pupus dari kedua pelupuk mata. Kau buatku gila bila
terus saja hantui ku dengan bayanganmu. Kau berjalan kesana-kemari, seolah sengaja ingin
ku lihat, kau lantang kan suaramu, seolah sengaja ingin ku dengar. Kau lewati jalan yang
ku lewati, seolah sengaja ingn berpapasan denganku. Senyummu yang dulu ku dengar, tak mampu ku dengar kembali, tersimpan jauh dari lubuk hatimu. Gerak-gerikmu yang
mengagumkan, berat bila di depanku. Tundukan dari pandanganku hanya mampu
membuatku menerka-nerka. Itulah yang kini kulakukan, menerka-nerka apakah kamu juga
merasakan perasaan yang tersembunyi ini?
Hanya bayang-bayang kekasihku saja yang mampu ku lupakan, bukan kau! Bodoh! Kau
selalu menyulitkan hati dan perasaanku!
Tiba-tiba satu sentuhan di pundaknya mengejutkannya. Dia pun segera menyudahi
tulisan dan langsung menyimpannya. Dia menoleh ke belakang,
โSyahdu?!โ pekiknya โKu kira siapaโฆโ
Syahdu pun duduk tepat di sampingnya, โKamu dari tadi diam sajaโฆ kamu kenapa? Apa
yang baru saja kamu tulis? Lagi kasmaran?โ tanya Syahdu.
Habibah tersenyum, โKasmaran kok baru kali iniโฆ pacaran udah lama kokโฆโ
โLalu apa tadi itu?โ
โBiasaโฆโ
โAhmad?โ tebak Syahdu.
Habibah mengangguk. Dia sudah yakin Syahdu pasti tahu. Karena hanya Syahdu sahabat
dan sekaligus tempat curhatnya yang kedua setelah alat tulisnya.
โAku tadi bertatapan tak sengaja dengan dia. Aku benci dengan semua ini Syahdu!
Kapan dia bisa mengerti perasaanku? Aku juga tak sanggup berdua dengan Syauqi padahal
ingatanku hanya pada Ahmadโฆโ curhat Habibah.
Syahdu sentuh pundak Habibah dan menenangkan sahabatnya, โTenanglah wahai
sahabatโฆ Rahasia Allah tak ada yang tahu, kita hanya bisa berikhtiarโฆโ
โKau benar Syahduโฆ Doโaku memang selalu dikabulkanโฆ namun takdir bukan dengan
Ahmadโฆ dengan Syauqi yang adaโฆโ
โMungkin memang Syauqi yang baik untukmuโฆโ
โAmiinโฆ semoga saja dia baik untukkuโฆโ
Tak berapa lama kemudian pelajaran pun dimulai.
...****************...
Seusai jam pelajaran di sekolah, Habibah pulang dengan begitu telah ditemani dengan Syahdu. Dan di tengah perjalanan itu, dia pun langsung memalingkan muka dari arah jalan.
โKenapa?โ tanya Syahdu.
Dengan gagap dan menunjuk ke arah motor yang baru saja melintas di depan mereka,
Habibah berkata.
โYang baru saja lewat, orang yang membonceng ituโฆ dia Ahmad, Duโฆโ
โMana-mana?โ antusias Syahdu melihatnya ke kejauhan.
โHah! Sudah jauh Du, telat kamu!โ
โAbisnya kamu juga gak bilang padakuโฆโ
โLah, siapa juga yang tahu bila dia akan lewat depan kita?!โ sela Habibah.
โIya juga sih,โ Syahdu menyadari.
โAndai saja dia milikku Ya Allahโฆโ
โSudah-sudah!โ Syahdu menyudahi.
Sesampainya Syahdu di rumahnya, Habibah pun berjalan sendirian. Dan setelah sampai,
Habibah langsung melihat ponselnya. Terdapat pesan belum terbaca di sana dari Sang kekasih.
โUdah pulang?โ
Tanya Syauqi di telpon. Setelah Habibah membalas, dia langsung telpon kekasihnya.
โHeโem sudahโฆโ
โYauda langsung istirahat ya sayangโฆโ
โHeโemโฆโ
โSudah makan belum tadi?โ
โBelumโฆโ
โSayangโฆโ
โHemโฆโ
โBoleh aku datang?โ
โIya deh, tapi jangan lupa bawa makanan.โ
โSekarang buka saja tabir jendela kamarmu.โ
Dan saat Habibah melakukan apa yang Syauqi ucapkan di telpon, seketika itu dia terkejut. Syauqi telah berada tepat di depan rumahnya duduk di atas motornya sembari tersenyum padanya. Telpon pun Syauqi tutup. Sedangkan Habibah segera membukakan pintu untuk Syauqi.
โAssalamuโalaikumโฆโ
โWaโalaikumsalamโฆโ jawab Habibah sembari tersenyum pula pada Syauqi.
โKenapa gak bilang duluโฆโ
โKan udah bilang,โ
โIya maksudku kalau sayang udah ada di depan rumahโฆโ
โYa kan surprise!โ
โAh ada-ada aja!โ
Habibah pun mempersilahkan Syauqi masuk. Lalu mereka pun makan bersama dengan
makanan yang di bawa oleh Syauqi.
โSayang,โ panggil Syauqi.
โHem?โ
โNyisakan siapa tuh?โ
โApa?โ Habibah tak mengerti.
Lalu Syauqi mendekatkan wajahnya, seketika berdegup kencang lah Habibah. Namun,
Syauqi tahu. Dia tak ingin lama-lama membuat kedua hati berdegup kencang terlalu lama.
Jemari pun dengan lembut mengusap dekat bibir Habibah yang menyisakan sebutir nasi di
sana dan cepat-cepat dia kembali berposisi seperti semula.
Dan saat itu juga, seolah langsung berdesir lah segalanya, darah yang awalnya seolah
berhenti, kembali mengalir deras. Begitu pun yang di rasakan Syauqi. Namun, dia kini malah
tersenyum-senyum.
โAda apa sayang?โ
โGak tahu!โ ketus Habibah menjawab.
โMaaf ya sayangโฆโ
Habibah tak menjawab.
โMiss you..โ ucap Syauqi tiba-tiba. Dan seketika langsung memerah lah kedua pipi Habibah.
โAh sudahlah! Habiskan makanannyaโฆโ
โSuapin donkโฆ aa..โ goda Syauqi.
Langsung melayang lah pukulan manja Habibah pada lengan Syauqi. Syauqi hanya menyisakan tawanya.
Seusai keduanya makan. Keduanya hanya duduk-duduk di ruang tamu rumah Habibah
itu. Sambil sedikit merenggangkan cara duduk keduanya. Sama-sama kenyang, ya seperti
itulah yang terjadi pada dua orang sepasang kekasih itu.
โSayang, aku boleh tanya?โ pinta Syauqi. Di tengah-tengah kediaman keduanya.
โHeโemโฆ silahkan,โ
โEmโฆ kamu kok bisa tinggal seorang diri sayang?โ
โAku di suruh ortu tinggal di sini, sewaktu-waktu beliau-beliau akan datang menjengukku. Aku sengaja di bangunkan rumah biar gak ngekosโฆโ jawab Habibah.
โMemangnya sayang gak tahu?โ kini Habibah yang tanya.
โBelum tahu,โ
โKenapa gak tanya dari kemarin-kemarin?โ
โAku juga gak memikirkan itu, aku terlalu terbius oleh senyummu di setiap aku berada di
dekatmuโฆ aku terlalu terhangat kan oleh pelukanmu bila saat aku memelukmuโฆ aku terlalu di pikun kan oleh ketentraman hati setiap melihat adem kedua tatapan matamu sayangโฆโ
Syauqi mulai mengeluarkan jurus-jurus rayuannya.
Habibah tahu itu kebiasaan Syauqi, dia pun tersenyum dengan sesungging, lalu membalasnya,
โAku tak pedulikan semua itu, aku hanya butuhkan kesadaran mu bahwa diriku adaโฆ
bukan seolah tiadaโฆbahwa diriku hidupโฆbukan seolah matiโฆyang butuhkan pertanyaan,
agar tak ada kesesatan karena tak ada satu pun jawaban dari pertanyaan tak terungkap dari
dirimu sayangโฆโ
Tiba-tiba getar ponsel membuyarkan segala kata-kata bujuk rayu kedua insan yang pandai berpuitis itu. Syauqi langsung melihat layar ponselnya.
โSiapa?โ tanya Habibah, dia merasa terganggu.
โKawanku sayangโฆโ
โApa katanyaโฆโ
โAku di ajak main,โ
โKemana?โ
โTak tahuโฆ kan Cuma rencana sayangโฆโ
โYauda sayang pulang saja. Penuhi sama kawannya ituโฆโ
โGak mau ah!โ lalu Syauqi memainkan ponsel dengan lincah, tanpa Habibah sadari apa
yang di lakukan Syauqi, Syauqi menelpon temannya yang di maksud itu.
โHallo,โ dan Habibah sedikit mendengar percakapan kekasihnya.
โAku sedang dengan nyonyaโฆ maaf aku tak bisa gabungโฆโ
Beberapa menit kemudian Syauqi menyudahi telponnya. Habibah menyorakkan kegembiraan dalam hatinya. Namun dia begitu pandai menyimpan perasaannya. Keduanya
pun dengan di isi percakapan yang masing-masing belum di ketahui.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Nurul Komaria
Sampek di sini dulu ya soalnya capek dan mau sekolah
2024-11-29
0
R_3DHE ๐ช('ฯ'๐ช)
bahasanya terlalu berat.... susah dimengerti...
2021-04-14
1
Akhwat Qalbi
ceritanya mengarah zinnah thor
2021-04-01
3