Cinta Separuh Masa
Jonathan
Kendra
Raisa
Niken
Raisa membantu membereskan beberapa kartu undangan yang berserakan di atas meja, sebahagian sudah di tempelkan nama nama tamu yang sudah masuk dalam daftar orang orang yang akan menerima undangan.
Harusnya, hal hal yang merepotkan ini adalah bagian dari kesibukan pihak perempuan, tapi apa mau dikata, calon mempelai wanita sedang terbang ke berbagai rute penerbangan menurut jadwal kerjanya.
Monalisa, biasa disapa Lisa, wanita usia dua puluh dua tahun, tinggi, berkulit putih, hidungnya mancung, cantik dan pintar, nama wanita itu yang tertera di kartu undangan berpasangan dengan Jonathan,biasa disapa Jo saja.
Pria berusia 28 tahun, anak pertama dari seorang Bidan bernama Sulastri dan Guntoro, Ayah yang sudah meninggal karena musibah tanah longsor, saat sang ayah yang melaksanakan tugasnya sebagai seorang TNI AD, sedang masa diperbantukan menangani bencana alam di salah satu desa di lereng bukit, ketika hendak menyelamatkan seorang bocah dari reruntuhan bangunan, kakinya tidak berpijak pada tanah yang padat, musibah itu terjadi lima tahun yang lalu.
Jo, memiliki adik laki laki yang berprofesi sebagai tentara seperti almarhum ayahnya, berusia tiga tahun lebih muda, sekarang lagi tugas luar ke daerah. Kendra, Raisa biasa memanggilnya Mas Ken.
Jonathan sendiri, bekerja sebagai staf accounting di salah satu perusahaan besar dan ternama milik pria keturunan timur tengah, terkadang harus mengikuti bosnya yang harus bertemu dengan klien di luar pulau, sesekali ke luar negeri.
Disitulah Jonathan bertemu dengan Lisa, pramugari cantik yang menawarinya secangkir kopi. dari interaksi yang singkat, mereka bertukar nomor telepon, Lalu menjalin kasih selama dua tahun.
Sudah dua kali mereka mengundurkan bulan dan tanggal pernikahan, kali ketiga, Jonathan berharap tidak di tunda lagi.
Raisa sendiri, Putri satu satunya dari Bapak Rahmat yang seorang guru sekolah dasar dan Ibu Wahyuni, hanya seorang ibu rumah tangga, dengan menerima berbagai macam pesanan kue tradisional, bila ada warga sekitar yang mempunyai hajatan atau arisan, untuk membantu ekonomi keluarga.
Bukan tanpa alasan jika mereka hanya mempunyai seorang anak, yaitu Raisa yang berumur 20 tahun. Pak Rahmat dan Bu Yuni biasa di sapa, berupaya berbagai cara agar memiliki keturunan.
Hanya mampu menyekolahkan Raisa sampai di bangku SMU, karena untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, mereka tidak mempunyai biaya, berapa gaji seorang guru sekolah dasar yang jumlahnya tidak banyak.
Menyewa di rumah belakang milik Bidan Sulastri selama lima belas tahun, membuat hubungan pemilik rumah dan penyewa sudah seperti keluarga.
Raisa sudah dianggap seperti putrinya sendiri, demi memudahkan Raisa kelak mencari pekerjaan, ibu Sulastri membiayai kursus kursus singkat untuk menambah keterampilan Raisa, dari komputer, bahasa Inggris sampai kursus membuat kue.
Wanita berusia setengah abad itu berharap Raisa bisa menjadi menantunya, entah itu Jonathan maupun Kendra, tetapi ia juga tidak bisa memaksa anaknya.
Putra putranya punya perasaan dan pilihan sendiri, jadi hanya di atas sajadah saja Ibu Lastri biasa di panggil, mengutarakan keinginannya pada sang Pemilik hati.
Wanita ayu bertubuh mungil, rajin membantu dirumah ibu Lastri, walaupun dirumah sudah ada yang mengerjakan semua pekerjaan rumah, sebagai bentuk terima kasihnya atas segala kebaikan yang sudah ibu Lastri berikan padanya.
Raisa lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah ibu Lastri yang letaknya di depan dan berdekatan dengan klinik kebidanan yang di bukanya dari pada dirumahnya sendiri.
Jonathan yang duduk di depan Raisa terlihat fokus dengan ponselnya.
" Jo, cincinnya sudah di pesan ? " tanya ibu Lastri ikut duduk di antara Jonathan dan Raisa.
" Itu dia buk, Lisa hanya memberi ukuran jarinya, modelnya terserah aku, apa pun pilihanku dia setuju " melihat ibunya sekilas lalu kembali pada ponselnya, ketika ibunya melirik, Jonathan sedang melihat lihat model cincin.
" Jadi kapan kau akan pergi memesannya ? "
" Rencana besok sepulang dari kantor, temani Abang ya, Rai ! kita ketemu di
sana saja, biar bisa menghemat waktu " ujarnya beralih pada Raisa yang sedang sibuk menempeli nama nama diatas kartu undangan.
" Ok " jawab Raisa singkat.
" Baiklah kalau begitu, Ibu tidur lebih dahulu, kalian berdua jangan terlalu malam mengerjakan itu, cepatlah beristirahat, terutama kamu, Rai " ucap ibu Lastri sembari menutup mulutnya dengan tangan kerena menguap, beranjak dari duduknya lalu melangkah menuju kamarnya sendiri.
" Bang, Mas Ken pulang kan ketika Abang menikah ? " tanya Raisa tanpa mengalihkan matanya dari nama nama yang sudah di kelompok kelompokkan, yang alamatnya saling berdekatan agar memudahkan untuk mengirimkan undangannya
" Diusahakannya pulang, tapi kalau tidak bisa, ya...apa boleh buat, namanya juga tugas negara ? "
" Kenapa ? kau merindukan Ken ? pria hitam itu kau rindukan ? " tanya Jonathan tertawa mengejek
" Mas Ken hitam karena sering terpapar matahari bang, aslinya kan enggak, sama seperti Abang, kulitnya bukan hitam bang, tetapi sedikit gelap " Raisa terkikik, Jonathan hanya tersenyum.
" Kau suka dengan Ken , Rai " tanya Jonathan tiba tiba lalu meletakkan ponselnya diatas meja.
Raisa tertawa.
" Enggaklah bang, tidak tahu diri sekali jika aku menyukai Mas Ken, kalian berdua adalah sudah ku anggap saudara laki laki yang aku punya, ibu Lastri yang begitu baik padaku dan pada keluargaku, masa aku berani naksir putranya " Raisa menggelengkan kepala.
" Sah sah saja Rai, kenapa juga itu jadi penghalang jika kau menyukai Ken " Jonathan menatap wajah Raisa yang terlihat memerah.
" Tapi dia hitam lho, Rai, dan masih lebih tampan aku kan ? "Jonathan berucap bangga sembari tertawa kecil.
" Kulit seperti itu eksotik kata orang, bang, terlihat macho dan jantan " Raisa bersemangat membela Kendra.
" Memangnya ayam jago, jantan " Jonathan mengejek.
" Apa perlu aku sampaikan pada Ken, kalau ada gadis yang tinggal di belakang rumah, menyukainya ? " Jonathan menarik turunkan alisnya lucu.
" Bang, jangan macam macam, aku tidak menyukainya, kalau Abang menjahili aku terus, aku tidak mau besok menemani Abang " ancamnya cemberut.
" Iya iya...gitu aja ngambek "
keduanya kembali sibuk dengan undangan yang hampir ditempeli semua dengan nama nama yang sudah di ketik.
Jam sembilan lewat dua puluh lima menit, semuanya sudah beres, Raisa pun pamit pulang.
" Perlu Abang anterin, Rai ? " Jonathan kembali mengusili Raisa.
" Ya...antarkan aku menggunakan mobil ya ! " jawabnya sambil menguap tanpa menoleh kearah Jonathan yang berdiri di ambang pintu samping.
Ia terus mengawasi Raisa yang berjalan kearah rumah yang di tinggali nya yang berjarak lebih kurang dua puluh meter dari tempatnya berdiri.
Sebenarnya tidak perlu di awasi juga tidak mengapa, karena baik rumah ibu Lastri, klinik untuk praktek kebidanan dan juga rumah tinggal Raisa sekeluarga di kelilingi oleh tembok setinggi tiga meter, dibagian depan juga di beri pagar besi dengan tinggi yang dua meter, jadi cukup aman dan nyaman, makanya Ayah Raisa betah menyewa disana.
Setelah melihat Raisa yang sudah menghilang di balik pintu rumah tinggalnya, Jonathan pun mengunci pintu untuk istirahat dikamar nya sendiri.
*
*
*
🌾🌾🌾🌾🌾
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Onin Ajah
mampir thor
2024-09-16
0
pipi gemoy
hadir Thor
setelah baca mengejar cinta suamiku & menikah dengan sahabat
2024-09-14
0
rahayu puji
/CoolGuy/ngebayangin tokoh visual ni......
2024-02-20
0