NovelToon NovelToon

Cinta Separuh Masa

1. Pengenalan tokoh

Jonathan

Kendra

Raisa

Niken

Raisa membantu membereskan beberapa kartu undangan yang berserakan di atas meja, sebahagian sudah di tempelkan nama nama tamu yang sudah masuk dalam daftar orang orang yang akan menerima undangan.

Harusnya, hal hal yang merepotkan ini adalah bagian dari kesibukan pihak perempuan, tapi apa mau dikata, calon mempelai wanita sedang terbang ke berbagai rute penerbangan menurut jadwal kerjanya.

Monalisa, biasa disapa Lisa, wanita usia dua puluh dua tahun, tinggi, berkulit putih, hidungnya mancung, cantik dan pintar, nama wanita itu yang tertera di kartu undangan berpasangan dengan Jonathan,biasa disapa Jo saja.

Pria berusia 28 tahun, anak pertama dari seorang Bidan bernama Sulastri dan Guntoro, Ayah yang sudah meninggal karena musibah tanah longsor, saat sang ayah yang melaksanakan tugasnya sebagai seorang TNI AD, sedang masa diperbantukan menangani bencana alam di salah satu desa di lereng bukit, ketika hendak menyelamatkan seorang bocah dari reruntuhan bangunan, kakinya tidak berpijak pada tanah yang padat, musibah itu terjadi lima tahun yang lalu.

Jo, memiliki adik laki laki yang berprofesi sebagai tentara seperti almarhum ayahnya, berusia tiga tahun lebih muda, sekarang lagi tugas luar ke daerah. Kendra, Raisa biasa memanggilnya Mas Ken.

Jonathan sendiri, bekerja sebagai staf accounting di salah satu perusahaan besar dan ternama milik pria keturunan timur tengah, terkadang harus mengikuti bosnya yang harus bertemu dengan klien di luar pulau, sesekali ke luar negeri.

Disitulah Jonathan bertemu dengan Lisa, pramugari cantik yang menawarinya secangkir kopi. dari interaksi yang singkat, mereka bertukar nomor telepon, Lalu menjalin kasih selama dua tahun.

Sudah dua kali mereka mengundurkan bulan dan tanggal pernikahan, kali ketiga, Jonathan berharap tidak di tunda lagi.

Raisa sendiri, Putri satu satunya dari Bapak Rahmat yang seorang guru sekolah dasar dan Ibu Wahyuni, hanya seorang ibu rumah tangga, dengan menerima berbagai macam pesanan kue tradisional, bila ada warga sekitar yang mempunyai hajatan atau arisan, untuk membantu ekonomi keluarga.

Bukan tanpa alasan jika mereka hanya mempunyai seorang anak, yaitu Raisa yang berumur 20 tahun. Pak Rahmat dan Bu Yuni biasa di sapa, berupaya berbagai cara agar memiliki keturunan.

Hanya mampu menyekolahkan Raisa sampai di bangku SMU, karena untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, mereka tidak mempunyai biaya, berapa gaji seorang guru sekolah dasar yang jumlahnya tidak banyak.

Menyewa di rumah belakang milik Bidan Sulastri selama lima belas tahun, membuat hubungan pemilik rumah dan penyewa sudah seperti keluarga.

Raisa sudah dianggap seperti putrinya sendiri, demi memudahkan Raisa kelak mencari pekerjaan, ibu Sulastri membiayai kursus kursus singkat untuk menambah keterampilan Raisa, dari komputer, bahasa Inggris sampai kursus membuat kue.

Wanita berusia setengah abad itu berharap Raisa bisa menjadi menantunya, entah itu Jonathan maupun Kendra, tetapi ia juga tidak bisa memaksa anaknya.

Putra putranya punya perasaan dan pilihan sendiri, jadi hanya di atas sajadah saja Ibu Lastri biasa di panggil, mengutarakan keinginannya pada sang Pemilik hati.

Wanita ayu bertubuh mungil, rajin membantu dirumah ibu Lastri, walaupun dirumah sudah ada yang mengerjakan semua pekerjaan rumah, sebagai bentuk terima kasihnya atas segala kebaikan yang sudah ibu Lastri berikan padanya.

Raisa lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah ibu Lastri yang letaknya di depan dan berdekatan dengan klinik kebidanan yang di bukanya dari pada dirumahnya sendiri.

Jonathan yang duduk di depan Raisa terlihat fokus dengan ponselnya.

" Jo, cincinnya sudah di pesan ? " tanya ibu Lastri ikut duduk di antara Jonathan dan Raisa.

" Itu dia buk, Lisa hanya memberi ukuran jarinya, modelnya terserah aku, apa pun pilihanku dia setuju " melihat ibunya sekilas lalu kembali pada ponselnya, ketika ibunya melirik, Jonathan sedang melihat lihat model cincin.

" Jadi kapan kau akan pergi memesannya ? "

" Rencana besok sepulang dari kantor, temani Abang ya, Rai ! kita ketemu di

sana saja, biar bisa menghemat waktu " ujarnya beralih pada Raisa yang sedang sibuk menempeli nama nama diatas kartu undangan.

" Ok " jawab Raisa singkat.

" Baiklah kalau begitu, Ibu tidur lebih dahulu, kalian berdua jangan terlalu malam mengerjakan itu, cepatlah beristirahat, terutama kamu, Rai " ucap ibu Lastri sembari menutup mulutnya dengan tangan kerena menguap, beranjak dari duduknya lalu melangkah menuju kamarnya sendiri.

" Bang, Mas Ken pulang kan ketika Abang menikah ? " tanya Raisa tanpa mengalihkan matanya dari nama nama yang sudah di kelompok kelompokkan, yang alamatnya saling berdekatan agar memudahkan untuk mengirimkan undangannya

" Diusahakannya pulang, tapi kalau tidak bisa, ya...apa boleh buat, namanya juga tugas negara ? "

" Kenapa ? kau merindukan Ken ? pria hitam itu kau rindukan ? " tanya Jonathan tertawa mengejek

" Mas Ken hitam karena sering terpapar matahari bang, aslinya kan enggak, sama seperti Abang, kulitnya bukan hitam bang, tetapi sedikit gelap " Raisa terkikik, Jonathan hanya tersenyum.

" Kau suka dengan Ken , Rai " tanya Jonathan tiba tiba lalu meletakkan ponselnya diatas meja.

Raisa tertawa.

" Enggaklah bang, tidak tahu diri sekali jika aku menyukai Mas Ken, kalian berdua adalah sudah ku anggap saudara laki laki yang aku punya, ibu Lastri yang begitu baik padaku dan pada keluargaku, masa aku berani naksir putranya " Raisa menggelengkan kepala.

" Sah sah saja Rai, kenapa juga itu jadi penghalang jika kau menyukai Ken " Jonathan menatap wajah Raisa yang terlihat memerah.

" Tapi dia hitam lho, Rai, dan masih lebih tampan aku kan ? "Jonathan berucap bangga sembari tertawa kecil.

" Kulit seperti itu eksotik kata orang, bang, terlihat macho dan jantan " Raisa bersemangat membela Kendra.

" Memangnya ayam jago, jantan " Jonathan mengejek.

" Apa perlu aku sampaikan pada Ken, kalau ada gadis yang tinggal di belakang rumah, menyukainya ? " Jonathan menarik turunkan alisnya lucu.

" Bang, jangan macam macam, aku tidak menyukainya, kalau Abang menjahili aku terus, aku tidak mau besok menemani Abang " ancamnya cemberut.

" Iya iya...gitu aja ngambek "

keduanya kembali sibuk dengan undangan yang hampir ditempeli semua dengan nama nama yang sudah di ketik.

Jam sembilan lewat dua puluh lima menit, semuanya sudah beres, Raisa pun pamit pulang.

" Perlu Abang anterin, Rai ? " Jonathan kembali mengusili Raisa.

" Ya...antarkan aku menggunakan mobil ya ! " jawabnya sambil menguap tanpa menoleh kearah Jonathan yang berdiri di ambang pintu samping.

Ia terus mengawasi Raisa yang berjalan kearah rumah yang di tinggali nya yang berjarak lebih kurang dua puluh meter dari tempatnya berdiri.

Sebenarnya tidak perlu di awasi juga tidak mengapa, karena baik rumah ibu Lastri, klinik untuk praktek kebidanan dan juga rumah tinggal Raisa sekeluarga di kelilingi oleh tembok setinggi tiga meter, dibagian depan juga di beri pagar besi dengan tinggi yang dua meter, jadi cukup aman dan nyaman, makanya Ayah Raisa betah menyewa disana.

Setelah melihat Raisa yang sudah menghilang di balik pintu rumah tinggalnya, Jonathan pun mengunci pintu untuk istirahat dikamar nya sendiri.

*

*

*

🌾🌾🌾🌾🌾

2. Rahasia

Pukul empat lewat, Raisa segera naik angkot menuju Mal tempatnya berjanji bertemu dengan Bang Jo.

Sudah mulai masuk jam sibuk, sebahagian orang kantoran sudah mulai pulang, jadi jalanan lumayan macet.

Raisa sedikit berlari menuju pintu Mal, ia bisa melihat dari jauh,Bang Jo sudah menunggu, sesekali melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

" Maaf Bang, telat " ucap Raisa sambil mengatur ritme napasnya

" Tidak apa apa, ayo masuk ! " Bang Jo tidak terlalu mempermasalahkan beberapa menit keterlambatan Raisa.

Sebenarnya Jonathan sendiri juga bisa memesan cincin untuk calon istrinya, toh ukuran jari Lisa juga ada, Jonathan cuma butuh pendapat.

Setelah memilah dan memilih yang cantik dan elegan, di coba di jari juga terlihat menawan, tinggal menyesuaikan dengan kapan pesanan cincin akan diselesaikan dan bisa diambil.

" Bang, bagaimana jika mbak Lisa lebih memilih karirnya dan kembali menunda pernikahan untuk yang ketiga kalinya ? " pertanyaan itu muncul begitu saja saat Bang Jo baru selesai melakukan pembayaran pemesanan cincin.

" Abang lebih memilih menikahimu, Rai, daripada harus menunda pernikahan lagi " jawab Jonathan santai.

" Ngawur " saut Raisa mengibaskan tangannya di depan wajahnya.

" Kenapa ? kau kan belum punya pacar, ukuran cincin tadi, pas juga di jarimu, apa lagi ? " Jonathan terkekeh.

" Jangan asal ngomong bang, maaf atas pertanyaan ku tadi " Raisa merasa tidak enak.

" Santai, Rai, kalau memang dia berniat menunda lagi, berarti dia tidak serius untuk menikah dengan Abang "

" Batas toleransi Abang cuma dua kali, Rai " ada kegetiran di balik nada bicara Jonathan.

Siapa juga yang tidak akan kecewa, jika pernikahan mereka terus ditunda hanya karena alasan yang sangat sepele, jadwal terbang ke kota yang belum pernah di kunjungi, sedang masa liburan, jadi penumpang sedang ramai ramainya, alasan yang sangat dibuat buat.

Apalah arti cinta jika komitmen yang sudah disepakati bersama terus dilanggar ?

" Yuk, kita langsung pulang atau kau ingin makan dahulu ? " tanya Jonathan membalikkan badan mengajak Raisa pergi dari toko perhiasan itu, karena urusan mereka berdua sudah selesai

" Terserah Abang saja, aku ngikut "

Keluar dari Mal, mereka lebih memilih makan empek empek menuju jalan arah pulang.

" Abang perhatikan kau tidak pernah dekat dengan pria lain selain dengan kami berdua, apa tidak ada pria pria ditempat kursusmu yang kau sukai atau menyukaimu, Rai ? " tanya Jonathan sembari memasukkan potongan empek empek lenjer ke dalam mulutnya.

" Kalau tidak ada, berarti mereka buta " tambahnya.

" Bang, zaman sekarang tidak hanya wanita yang matre, para pria juga, memang apa yang dilihat mereka pada diriku ? kemana mana naik angkot, aku tidak sexy juga tidak cantik, Abang dan Mas Ken mau berteman denganku saja, aku sudah bersyukur " jawabnya santai

" Jangan merasa rendah diri, Rai, kau ayu, baik, sedikit pendek dan kurus sich, untungnya hidup " Jonathan tergelak menutup mulutnya agar makanan yang sudah terlanjur masuk tidak meloncat keluar.

" Kau memujiku apa menghinaku, bang ? " sembur Raisa melotot tetapi pipinya menggembung karena baru menyuap makanan, jadi terlihat semakin lucu.

" Dua duanya "

" Aku sumpahi semoga berjodoh dengan orang seperti aku " omel Raisa mengembangkan hidungnya sambil di dengus denguskannya.

" Lisa kan tinggi, Rai mana mungkin dia tiba tiba menjadi pendek, atau kau saja yang menikah dengan Abang ? bagaimana ? " Jonathan menaik turunkan alisnya.

" Gak mau "

" Kenapa ? oh ya Abang lupa kalau kau menyukai Ken "

" Bang...jangan asal menuduh " Raisa sebel, tetapi ia juga bingung, kenapa Bang Jo bisa tahu kalau ia menyukai Kendra, apakah karena dia acap kali menanyakan keadaan Ken yang sedang bertugas ke luar daerah.

Jonathan tersenyum senyum saja melihat penolakan Raisa akan tuduhannya, karena semakin Raisa menyangkal semakin Jonathan tahu kalau tetangga yang sudah di anggap adiknya itu menyukai adik laki lakinya.

Keadaan fisik keduanya sangat kontras, Kendra yang tegap berkulit sedikit gelap atau eksotis istilah Raisa jarang tersenyum jadi sedikit sangar, sementara Jonathan dengan badan yang juga tinggi tegap, berkulit terang, berkaca mata murah senyum, mempunyai kepribadian yang hangat.

Raisa yang kecil mungil itu, justru menyukai Kendra secara diam diam, walaupun ia sudah berusaha menyembunyikannya, tetapi Jonathan masih dapat melihatnya sedikit.

" Bang, mbak Lisa itu cantik sekali ya ? Abang pasti jatuh cinta pada pandangan pertama ya ? " tanya Raisa ketika keduanya sudah menuju pulang kerumah.

" Kamu kebanyakan membaca novel Rai, cinta itu datang karena terbiasa, seringnya bersama, bercerita, seperti kamu dan Ken, kalau Ken tidak Dinas luar kan kalian sering ngobrol di teras rumah, ngasih makan nyamuk " Jonathan mencebikkan bibir bawahnya.

" Ken lagi Ken lagi, kasihan bang, disebut sebut terus, nanti tersedak Mas Ken nya ketika makan "

" Ya ya ya....tiba tiba Abang merindukannya Rai, kalau kita bertiga bisa jalan bareng pasti seru ya ? " ucapnya berkhayal.

" Kok bertiga bang, berempat dong dengan mbak Lisa " sambar Raisa meralat.

Jonathan tidak lagi menimpali khayalan Raisa, pikirannya menerawang jauh pada Lisa yang entah di mana saat ini.

Sepuluh hari lagi pernikahan itu akan di gelar tetapi Lisa masih juga sibuk dengan jadwal terbangnya, ketika Jonathan mengingatkan untuk segera mengambil cuti, ia hanya mengiyakan saja, tapi tidak tahu apakah sudah di ajukan atau belum.

Wanita yang cantik tapi berambisi dengan karirnya, entah kenapa Jonathan harus jatuh cinta padanya, padahal ibunya tidak terlalu menyukainya.

Ibu Lastri memang tidak begitu menunjukkan ketidak sukaannya tetapi sikapnya yang tidak terlalu hangat pada Lisa, menunjukkan isi hatinya.

Jonathan menutup mata akan hal itu, selagi ibunya tidak menolaknya, ia akan jalan terus, toch setelah menikah ia tidak tinggal dengan ibunya, itu yang di pikirkan Jonathan.

Sampai di rumah sudah hampir Isya, Raisa langsung pulang kerumah belakang tidak singgah lagi ke rumah ibu Lastri, karena badannya juga merasa letih.

Sambil tiduran diatas kasur Raisa membuka buka Galery ponselnya, banyak fotonya dan Kendra disana dalam berbagai macam keadaan.

Kendra yang kalau diajak foto jarang tersenyum, ketika Raisa bertanya jawabannya malah nyeleneh

" Kalau aku tersenyum, nanti kameranya akan terbakar atau ponselmu akan rusak, kau mau ? kalau begitu aku akan tersenyum " ujarnya sudah bersiap siap akan melebarkan garis mulutnya.

" Jangan jangan mas, sudah biasa saja ! nanti kalau ponselku rusak, Ayah tidak mempunyai uang untuk membelikan aku ponsel yang baru " cegah Raisa cepat.

Kendra hanya nyengir.

Mengingat itu Raisa senyum senyum sendiri. tiba tiba ada pesan dari Mas Ken.

Mas Ken

Rai...kau pasti sedang melihat lihat fotoku kan ?

Bagaimana dia bisa tahu ? pikir Raisa

Me

" Mas Ken sok tahu "

Mas Ken

Dari tadi sore aku tersedak, siapa lagi kalau bukan kamu , Oh ya Rai, jangan beritahukan pada Jo ya ! kalau aku tidak bisa pulang saat pernikahannya ya, aku tidak mau dia kecewa, ini rahasia kita, setelah ini mungkin aku tidak bisa dihubungi kerena aku bertugas dipedalaman, sinyal disana sedikit susah, ya sudah begitu saja, cepat besar ya Rai, jangan kecil dan pendek terus, kaya' anak SD.

Setelah itu, Kendra tidak lagi mengirim pesan, Raisa juga tidak berniat membalasnya kembali, ia takut mengganggu tugas Kendra disana.

*

*

*

🌾🌾🌾🌾🌾

3. Maafkan aku Ken

Suasana sore dirumah Ibu Lastri sedikit ada kesibukan, Raisa dan Ibunya, Ibu Yuni dan mbok Narti, yang membantu bantu Bu Lastri membereskan rumah dan klinik serta pekerjaan rumah lainnya, sedang berkumpul di ruang keluarga, mengemas barang barang yang menjadi barang hantaran dan juga mahar.

Kedua ibu itu sih cuma membantu Raisa memegangkannya, Raisa yang mengemasnya sedemikian indah dan rapi, yang akan di pegang oleh masing masing ibu ibu yang sudah di minta tolongin oleh Ibu Lastri.

Besok akad nikah akan digelar, siangnya langsung resepsi di gedung serbaguna yang sudah di sewa oleh Jonathan dan Monalisa jauh jauh hari.

Mereka terus bercerita dan denda gurau ringan menyangkut acara besok, sembari tangan tetap bekerja, sampai decitan suara ban mobil yang beradu dengan lantai dan suara pintu mobil yang ditutup dengan keras menghentikan keriuhan diruang tengah itu.

Jonathan membuka pintu dengan keras, berjalan dengan marah tanpa membuka sepatunya, tidak memperdulikan orang orang yang sedang berkumpul di ruang keluarga, menaiki anak tangga sekaligus dua.

Bam

Pintu kamar kembali dihempaskan, semua yang diruang keluarga terjengkit kaget.

Aaaarrgghh...

Prank

Suara auman kemarahan dan keputus asaan terdengar keras, serta bunyi barang pecah

Ibu Lastri segera naik ke atas, menyusul kekamar Jonathan, tidak perlu mengetuk pintu seperti biasanya, wanita paruh baya itu langsung mendorongnya

Terlihat Jonathan yang terduduk di tepi ranjang dengan kepala menunduk dan kedua tangan menyugar rambut dengan kasar di kepalanya, Pigura yang berisi foto Lisa hancur berkeping keping diatas lantai.

Melihat Ibunya masuk ke kamarnya, Jonathan mendongakkan kepalanya, mata dan wajahnya sama sama memerah menahan amarah dan kesedihan.

Tanpa bertanya ada apa Ibu lastri duduk disebelah Jonathan, mengusap lembut bahu putranya.

" Ia meminta untuk diundurkan kembali tanggalnya Bu, dia lupa mengajukan cuti, dia berharap temannya yang sedang of bisa menggantikannya untuk tiga hari, tetapi temannya tidak bisa, dia sekarang ada di Dubai " ucap Jonathan dengan suara penuh tekanan.

" Apa keputusanmu ? menundanya kembali seperti...."

" Tidak " potong Jonathan tegas.

" Memangnya siapa dia yang terus menerus menunda pernikahan ini, tidak ada waktu bagi kita membatalkan catering yang sudah dipesan dan undangan yang sudah disebar "

" Lantas, apa yang harus kita lakukan, Jo ? " Ibu Lastri berusaha tenang.

" Ibu berbicaralah kepada orang tua Raisa, jika mereka setuju, minta Pak Rahmat segera mengurus surat pengantar pada RT dan RW "

Jonathan mengambil berkas berkasnya sendiri dari dalam laci, lalu menyerahkannya kepada Ibunya.

" Kau yakin dengan keputusanmu ? " Ibu Lastri tidak ingin jika Jonathan mengambil langkah yang keliru sehingga akan mengecewakan semuanya dikemudian hari.

Jonathan mengangguk.

" Bisakah ibu meminta Raisa menemuiku disini ? "

Ibu Lastri menghembuskan napas kuat, menepuk bahu anaknya sebelum berlalu dari kamar Jonathan.

Tidak lama Raisa datang membawa sapu dan sekop, tanpa mengatakan apa pun ia membersihkan kamar Jonathan dari kepingan kaca yang berserakan, tangannya meraih selembar foto dan meniup niup serpihan kaca dari foto Monalisa yang tersenyum manis dengan latar patung singa putih.

Jonathan merebutnya, lalu merobeknya dengan marah menjadi lembaran lembaran kecil dan membuangnya dengan kasar diatas kepingan kaca yang baru disapu Raisa.

" Duduklah, Rai, Abang memintamu datang kekamar ini bukan untuk membersihkan kamar Abang " Jonathan menatap Raisa yang masih mematung menatap tindakan Jonathan barusan.

Raisa menggeser kursi yang ada dikamar itu. mendudukkan dirinya dengan pelan.

" Maukah kau menikah dengan Abang ? " ujar Jonathan tanpa aba aba.

Raisa terjengkit kaget dengan mulut terbuka.

" Abang serius, Rai, Lisa kembali meminta pernikahan kami ditunda, kau pernah bertanya perihal kalau dia kembali menunda pernikahan, apa yang aku lakukan ? kau ingat jawabanku bukan ? menikahlah denganku ! "

" Kita memulainya dari awal, sampai perasaan kita berdua berubah dari Abang yang menganggapmu adik, begitu pula sebaliknya, kita bisa menjalani pernikahan secara alami, Abang mohon, kau jangan menolak, hanya kamu dan keluargamu yang bisa menolong kami dari rasa malu ini "

" Jangan pernah berpikir pernikahan ini hanya main main dan berharap gagal, berniat pernikahan ini berhasil, kau mau kan Rai ? " entah sejak kapan Jonathan sudah berjongkok dihadapan Raisa, kedua tangannya memegang tepian kursi, menatap Raisa dengan wajah penuh permohonan.

Otak Raisa kosong, sedikitpun tidak pernah terbayangkan jika Jonathan yang akan memintanya menjadi istrinya karena sang calon mempelai pengantin wanita lebih memilih terbang ke Dubai.

Ia pernah berkhayal jika Kendra yang akan mengucapkan kata yang baru dilontarkan Jonathan, tetapi kenyataannya kenapa sangat jauh, bahkan untuk terbersit pun tidak pernah berani ia lakukan.

Terbayang semua obrolan obrolannya bersama Kendra, berbalas pesan ringan yang tidak pernah menyinggung soal hati, potongan potongan kenangan itu seperti melambai mengucapkan selamat tinggal.

Kembali menatap wajah Jonathan dihadapannya, pria berkacamata minus dan berkulit terang, terlalu tampan untuk dirinya, dan sekarang memohon dihadapannya untuk menyelamatkan nama baik, rasa malu dan kehancuran, Sanggupkah Raisa dan keluarganya menolak.

Tidak perlu bicara tentang perasaan, lupakan itu ! segala kebaikan yang sudah banyak diterima Pak Rahmat sekeluarga tidak akan bisa membuat kepala mereka menggeleng.

Dengan pelan Raisa mengangguk, seperti raga tanpa sukma saat Raisa melakukan itu.

Jonathan menghembuskan napas lega.

" Terimakasih Rai, sekarang ayo kita turun memberitahukan mereka kalau kau setuju " tanpa sadar Jonathan meraih tangan Raisa dan berjalan membawanya menuruni anak tangga.

Dibawah, tiga pasang mata menatapnya seakan menantikan jawaban. Jonathan menganggukkan kepalanya.

Pak Rahmat dan Ibu Yuni segera bergegas kerumah belakang untuk menyiapkan berkas berkas yang diperlukan, masalah ke kantor kelurahan itu sangat gampang, karena sekretaris kelurahannya adalah adik dari ibunya Jonathan, jadi sebelum akad nikah besok bisa langsung di buru ke kantor KUA.

Melihat Raisa yang menuruni tangga dengan tatapan sedikit kosong, Ibu Lastri mendekatinya dan memberikan pukulan menenangkan , Jonathan baru sadar jika dari tadi ia memegang pergelangan tangan Raisa, cepat ia melepaskannya.

Dibalik kegagalan pernikahan Jonathan dengan Monalisa, ada rasa syukur dan kelegaan yang tidak terucap dari mulut Ibu Lastri, do'a do'a malamnya di kabulkan Alloh dengan cara Alloh sendiri.

Ia percaya, Jika Alloh sudah menyatukan keduanya dalam ikatan pernikahan, pasti Alloh juga yang akan menumbuhkan perasaan di hati mereka, karena semuanya Alloh yang punya kehendak, Alloh lah yang maha membolak balikkan hati.

" Bu, aku akan membawa Raisa untuk membeli kebaya " pamit Jonathan, Ibu Lastri hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Didalam mobil Jonathan mencoba beberapa kali menghubungi Kendra, tetapi tidak berhasil.

" Menghubungi Mas Ken, bang ? " tegur Raisa.

" Iya, dari tadi malam sudah berkali kali di hubungi, tetapi tidak bisa " Jonathan berdecak kesal.

" Mas Ken nya dinas ke pedalaman jadi tidak bisa dihubungi, sinyalnya susah " jawab Raisa datar.

Jonathan berpaling menatap Raisa sebentar yang duduk disebelahnya.

" Ia minta maaf tidak bisa pulang besok, kalau menyampaikan langsung ke Abang, Mas Ken tidak enak hati jika mengecewakan Abang, begitu pesannya "

Jonathan kembali menatap Raisa, wajah itu biasa saja.

Maafkan aku, Ken ! jika kau pulang nanti, kau pasti kecewa padaku, aku tidak punya pilihan lain.

Jonathan hanya bisa bergumam di dalam hati.

*

*

*

🌾🌾🌾🌾🌾

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!