Malam sudah menunjukkan pukul sembilan, Jonathan masih berada di bawah bersama ibunya, banyak permasalahan yang harus dibicarakan menyangkut dengan hal hal pembatalan pernikahannya dengan Lisa.
" Tidak perlu kita ke rumah mereka, Bu, biarkan begitu saja, seperti yang sudah dibuat anaknya terhadap kita " Jonathan sudah berdiri dari duduknya, matanya menatap ke lantai atas, tepatnya ke arah kamarnya yang tertutup.
" Ibu takut Lisa akan mengganggu rumah tangga mu kelak dengan alasan kau belum membatalkannya secara resmi " wajah cemas ibunya terlihat saat membayangkan apa yang terjadi kemudian hari.
" Memang siapa dia yang berani mengusik rumah tangga ku " wajah Jonathan terlihat marah.
" Ibu tentang saja, aku bukan lah tipe pria yang buta kerena cinta, aku akan menjaga istriku dengan baik, aku tahu ibu menyayanginya "
Ibu Lastri menghembuskan napas lega.
" Naiklah ke atas ! dia pasti masih canggung "
Jonathan mengangguk, melangkah pasti menuju ke kamarnya, sebelum tangannya memegang handle pintu, Jonathan memejamkan mata sejenak, menghembuskan napas pelan lalu memutar gagang pintu.
" Belum tidur, Rai " sapa Bang Jo dengan senyuman tipis setelah sudah berada didalam kamar.
" Menunggu Abang " jawabnya jujur
" Kenapa ? mau dibacakan dongeng ? Abang tidak tahu kalau kamu masih memerlukan cerita penghantar tidur " Jonathan mencoba melucu.
Raisa cuma bisa nyengir.
" Bang, aku tidur dimana ? " tanyanya polos.
Jonathan hanya bisa menelan salivanya, penjelasannya yang tadi sore, panjang dan lebar, dianggap angin lalu kah oleh Raisa ? atau Raisa yang tidak faham.
" Rai....kamu kan sekarang sudah jadi istri Abang, jadi....dimana Abang tidur dan tinggal nantinya, kamu ikut Abang, tadi sore Abang bilang kalau belum akan melakukan, bukan berarti kita tidak tidur dalam satu ranjang, kamu mengerti, Rai ? "
Jonathan menatap Raisa yang terus mengedip ngedipkan matanya, entah faham entah tidak, status dadakan ini membuat syaraf syaraf yang saling menghubungkan di otak kecil Raisa, sedikit memerlukan waktu untuk nyambung.
" Um, baiklah " mengambil posisi tidur di salah satu sisi, lalu mulai membaringkan badannya dengan memunggungi Jonathan.
Jonathan hanya melongo menatap punggung Raisa, lampu kamar belum dimatikan, karena Jonathan tidak tahu apakah Raisa biasa tidur dengan lampu menyala atau tanpa cahaya.
Jonathan tidur biasa miring menghadap ke kanan, kalau dia berpindah tidur di sisi sebelah kanan pasti dia akan terus memunggungi Raisa, sekarang posisinya berada di sebelah kiri, jadi Jonathan terus melihat punggung istrinya, sangat tidak nyaman, untuk telentang, Jonathan tidak terbiasa.
" Bang "
" Ya "
" Abang biasa tidur dengan lampu menyala ? " tanyanya pelan.
" kamu ? "
Raisa diam, terlihat sangat ragu untuk menjawab.
" Abang ngikutin kamu saja, terang ok, gelap lebih baik lagi " jawaban Jonathan tersirat makna yang bisa Raisa tangkap.
Raisa membalikkan punggungnya, sekarang keduanya saling berhadapan.
" Aku terbiasa dengan gelap kalau tidur, kalau ada cahaya, sering terbangun, jadi tidak nyenyak " jawab nya sedikit manja.
Melihat wajah polos Raisa, suara khasnya yang tanpa ditutupinya biar terlihat tegar, ada yang berdesir dalam diri Jonathan.
Ekor mata Jonathan dengan tidak sengaja menatap salah satu kancing piyama tidur yang di pakai Raisa saat ini tidak terpasang atau terlewat satu , dan sialnya tepat di dada Raisa. dan tentu saja terlihat sedikit gundukan daging tanpa tulang yang sangat menggoda.
Shit
Jonathan memaki matanya yang terkutuk telah melihat salah satu bagian tubuh Raisa yang sangat pribadi, cepat Jonathan mematikan lampu.
dadanya berdegup kencang, apakah karena Raisa sudah sah menjadi istrinya jadi reaksi tubuhnya seperti itu ? lantas segala ucapannya sore tadi itu apa ? tidak bisa melakukannya karena menganggapnya adik ?munafik ? semua lelaki sama saja, sangat bisa melakukannya tanpa melibatkan perasaan.
Dalam kegelapan, Jonathan menghembuskan napasnya kasar.
Raisa berbaring menghadap kearahnya, tidak lagi memunggunginya seperti tadi.
" Rai, kamu sudah tidur ? " Jonathan berharap Raisa menjawab belum, karena Jonathan sama sekali tidak mengantuk, di kepalanya terus tergambar dada Raisa yang terlihat sedikit tadi, andaikan ia bercerita tentang apa saja pada Raisa, Jonathan berharap bayangan dada Raisa akan menghilang, bukan seperti sekarang ini.
Tidak ada jawaban dari Raisa, yang terdengar justru suara napas Raisa yang teratur menandakan jika ia sudah tertidur nyenyak.
Jonathan berbaring dengan gelisah, bayangan Monalisa saat ini sudah bergantian dengan penampakan sesaat yang membuat daerahnya berdesir, apa lagi saat ini ia sangat membenci wanita itu sampai ke tulang sum sum, yang ada justru keinginan tubuhnya yang siap meledak, wanita yang menyebabkannya justru tidur dengan nyenyak.
Sangat menyiksa Jonathan, sesuatu yang sudah halal, dekat tapi sulit digapai karena ucapannya sendiri.
Hingga larut malam Jonathan, baru bisa memejamkan matanya.
Mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi membangunkan Jonathan yang baru saja terlelap.
Lampu kamar sengaja tidak di hidupkan oleh Raisa, ia hanya mengandalkan penerangan dari cahaya ponsel yang di hidupkannya, sepertinya ia takut membangunkan Jonathan jika ia menghidupkan lampu.
Jonathan yang sudah terbangun terus menatap gerak gerik Raisa, mata tercelanya menatap kancing kemeja yang tidak terkancing tadi malam, ada sedikit kecewa di sudut hati Jonathan kala mengetahui piyama itu tertutup dengan sempurna, termasuk kancingnya juga terpasang dengan lengkap.
Menggulung semua rambutnya tinggi membuat sempol asal, memperlihatkan lehernya yang putih lalu melangkah keluar kamar.
Begitu Raisa sudah meninggalkan kamar, Jonathan duduk dan menatap sekilas kamarnya, berjalan lesu menekan tombol saklar.
Masuk ke dalam kamar mandi, masih tercium aroma sabun mandi yang baru di pakai Raisa.
Aarrgghhh....aku bisa gila kalau terus menerus seperti ini, baru satu malam saja aku sudah tidak bisa tidur, bagaimana dengan malam malam selanjutnya ?
kenapa kau bisa semenarik begini, Rai, apakah dari dulu kau memang sudah menarik ? pantas saja Ken sangat senang ngobrol dengan mu .
Teringat akan adiknya, Jonathan menjadi kuatir, ia takut Kendra menyukai Raisa, dan jika pulang nanti yang di dapatinya Raisa yang sudah menjadi istrinya bagaimana ?
Semoga kau menganggap Raisa sebagai adik mu , Ken, agar aku tidak merasa bersalah karena sudah menjadikannya sebagai isteri ku.
Segera Jonathan keluar dari kamar mandi, saat yang sama Raisa masuk dengan secangkir kopi yang masih panas, uapnya yang masih mengepul dan aroma kopi yang menguar memenuhi seisi kamar, menyebabkan syaraf syaraf yang menegang menjadi rileks kembali.
" Selamat pagi, Bang ? kopi buat abang, biar semangat " sapanya dengan ceria, Raisa yang di kenalnya sudah kembali.
Jonathan hanya bisa tersenyum, menerima kopi yang masih dalam kondisi disodorkan dihadapannya.
" Heemm, nikmat, seperti biasa, terimakasih " Jonathan berusaha bersikap normal seperti sebelum ia menikahi Raisa, padahal ia ingin mengatakan terimakasih istriku, tetapi takut mengejutkan Raisa.
Mengambil bajunya di dalam lemari, Raisa berjalan ke kamar mandi, membayangkan Raisa membuka bajunya, dada Jonathan kembali berdesir.
Gawat, desis bibirnya pelan.
Jonathan segera keluar dari kamar meninggalkan Raisa yang masih berada di dalam kamar mandi.
*
*
*
🌾🌾🌾🌾🌾
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
rahayu puji
culunnya penyesuaian status mereka/Sweat/
2024-02-20
0
Lheea Amelia
😊😊😊😊😊
2022-01-07
0
Erni Suhandi
kleyengan ya bang cinta setelah pernikahan lebih indah dan mendebarkan ya bang jo
2021-10-19
0