Pukul empat lewat, Raisa segera naik angkot menuju Mal tempatnya berjanji bertemu dengan Bang Jo.
Sudah mulai masuk jam sibuk, sebahagian orang kantoran sudah mulai pulang, jadi jalanan lumayan macet.
Raisa sedikit berlari menuju pintu Mal, ia bisa melihat dari jauh,Bang Jo sudah menunggu, sesekali melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
" Maaf Bang, telat " ucap Raisa sambil mengatur ritme napasnya
" Tidak apa apa, ayo masuk ! " Bang Jo tidak terlalu mempermasalahkan beberapa menit keterlambatan Raisa.
Sebenarnya Jonathan sendiri juga bisa memesan cincin untuk calon istrinya, toh ukuran jari Lisa juga ada, Jonathan cuma butuh pendapat.
Setelah memilah dan memilih yang cantik dan elegan, di coba di jari juga terlihat menawan, tinggal menyesuaikan dengan kapan pesanan cincin akan diselesaikan dan bisa diambil.
" Bang, bagaimana jika mbak Lisa lebih memilih karirnya dan kembali menunda pernikahan untuk yang ketiga kalinya ? " pertanyaan itu muncul begitu saja saat Bang Jo baru selesai melakukan pembayaran pemesanan cincin.
" Abang lebih memilih menikahimu, Rai, daripada harus menunda pernikahan lagi " jawab Jonathan santai.
" Ngawur " saut Raisa mengibaskan tangannya di depan wajahnya.
" Kenapa ? kau kan belum punya pacar, ukuran cincin tadi, pas juga di jarimu, apa lagi ? " Jonathan terkekeh.
" Jangan asal ngomong bang, maaf atas pertanyaan ku tadi " Raisa merasa tidak enak.
" Santai, Rai, kalau memang dia berniat menunda lagi, berarti dia tidak serius untuk menikah dengan Abang "
" Batas toleransi Abang cuma dua kali, Rai " ada kegetiran di balik nada bicara Jonathan.
Siapa juga yang tidak akan kecewa, jika pernikahan mereka terus ditunda hanya karena alasan yang sangat sepele, jadwal terbang ke kota yang belum pernah di kunjungi, sedang masa liburan, jadi penumpang sedang ramai ramainya, alasan yang sangat dibuat buat.
Apalah arti cinta jika komitmen yang sudah disepakati bersama terus dilanggar ?
" Yuk, kita langsung pulang atau kau ingin makan dahulu ? " tanya Jonathan membalikkan badan mengajak Raisa pergi dari toko perhiasan itu, karena urusan mereka berdua sudah selesai
" Terserah Abang saja, aku ngikut "
Keluar dari Mal, mereka lebih memilih makan empek empek menuju jalan arah pulang.
" Abang perhatikan kau tidak pernah dekat dengan pria lain selain dengan kami berdua, apa tidak ada pria pria ditempat kursusmu yang kau sukai atau menyukaimu, Rai ? " tanya Jonathan sembari memasukkan potongan empek empek lenjer ke dalam mulutnya.
" Kalau tidak ada, berarti mereka buta " tambahnya.
" Bang, zaman sekarang tidak hanya wanita yang matre, para pria juga, memang apa yang dilihat mereka pada diriku ? kemana mana naik angkot, aku tidak sexy juga tidak cantik, Abang dan Mas Ken mau berteman denganku saja, aku sudah bersyukur " jawabnya santai
" Jangan merasa rendah diri, Rai, kau ayu, baik, sedikit pendek dan kurus sich, untungnya hidup " Jonathan tergelak menutup mulutnya agar makanan yang sudah terlanjur masuk tidak meloncat keluar.
" Kau memujiku apa menghinaku, bang ? " sembur Raisa melotot tetapi pipinya menggembung karena baru menyuap makanan, jadi terlihat semakin lucu.
" Dua duanya "
" Aku sumpahi semoga berjodoh dengan orang seperti aku " omel Raisa mengembangkan hidungnya sambil di dengus denguskannya.
" Lisa kan tinggi, Rai mana mungkin dia tiba tiba menjadi pendek, atau kau saja yang menikah dengan Abang ? bagaimana ? " Jonathan menaik turunkan alisnya.
" Gak mau "
" Kenapa ? oh ya Abang lupa kalau kau menyukai Ken "
" Bang...jangan asal menuduh " Raisa sebel, tetapi ia juga bingung, kenapa Bang Jo bisa tahu kalau ia menyukai Kendra, apakah karena dia acap kali menanyakan keadaan Ken yang sedang bertugas ke luar daerah.
Jonathan tersenyum senyum saja melihat penolakan Raisa akan tuduhannya, karena semakin Raisa menyangkal semakin Jonathan tahu kalau tetangga yang sudah di anggap adiknya itu menyukai adik laki lakinya.
Keadaan fisik keduanya sangat kontras, Kendra yang tegap berkulit sedikit gelap atau eksotis istilah Raisa jarang tersenyum jadi sedikit sangar, sementara Jonathan dengan badan yang juga tinggi tegap, berkulit terang, berkaca mata murah senyum, mempunyai kepribadian yang hangat.
Raisa yang kecil mungil itu, justru menyukai Kendra secara diam diam, walaupun ia sudah berusaha menyembunyikannya, tetapi Jonathan masih dapat melihatnya sedikit.
" Bang, mbak Lisa itu cantik sekali ya ? Abang pasti jatuh cinta pada pandangan pertama ya ? " tanya Raisa ketika keduanya sudah menuju pulang kerumah.
" Kamu kebanyakan membaca novel Rai, cinta itu datang karena terbiasa, seringnya bersama, bercerita, seperti kamu dan Ken, kalau Ken tidak Dinas luar kan kalian sering ngobrol di teras rumah, ngasih makan nyamuk " Jonathan mencebikkan bibir bawahnya.
" Ken lagi Ken lagi, kasihan bang, disebut sebut terus, nanti tersedak Mas Ken nya ketika makan "
" Ya ya ya....tiba tiba Abang merindukannya Rai, kalau kita bertiga bisa jalan bareng pasti seru ya ? " ucapnya berkhayal.
" Kok bertiga bang, berempat dong dengan mbak Lisa " sambar Raisa meralat.
Jonathan tidak lagi menimpali khayalan Raisa, pikirannya menerawang jauh pada Lisa yang entah di mana saat ini.
Sepuluh hari lagi pernikahan itu akan di gelar tetapi Lisa masih juga sibuk dengan jadwal terbangnya, ketika Jonathan mengingatkan untuk segera mengambil cuti, ia hanya mengiyakan saja, tapi tidak tahu apakah sudah di ajukan atau belum.
Wanita yang cantik tapi berambisi dengan karirnya, entah kenapa Jonathan harus jatuh cinta padanya, padahal ibunya tidak terlalu menyukainya.
Ibu Lastri memang tidak begitu menunjukkan ketidak sukaannya tetapi sikapnya yang tidak terlalu hangat pada Lisa, menunjukkan isi hatinya.
Jonathan menutup mata akan hal itu, selagi ibunya tidak menolaknya, ia akan jalan terus, toch setelah menikah ia tidak tinggal dengan ibunya, itu yang di pikirkan Jonathan.
Sampai di rumah sudah hampir Isya, Raisa langsung pulang kerumah belakang tidak singgah lagi ke rumah ibu Lastri, karena badannya juga merasa letih.
Sambil tiduran diatas kasur Raisa membuka buka Galery ponselnya, banyak fotonya dan Kendra disana dalam berbagai macam keadaan.
Kendra yang kalau diajak foto jarang tersenyum, ketika Raisa bertanya jawabannya malah nyeleneh
" Kalau aku tersenyum, nanti kameranya akan terbakar atau ponselmu akan rusak, kau mau ? kalau begitu aku akan tersenyum " ujarnya sudah bersiap siap akan melebarkan garis mulutnya.
" Jangan jangan mas, sudah biasa saja ! nanti kalau ponselku rusak, Ayah tidak mempunyai uang untuk membelikan aku ponsel yang baru " cegah Raisa cepat.
Kendra hanya nyengir.
Mengingat itu Raisa senyum senyum sendiri. tiba tiba ada pesan dari Mas Ken.
Mas Ken
Rai...kau pasti sedang melihat lihat fotoku kan ?
Bagaimana dia bisa tahu ? pikir Raisa
Me
" Mas Ken sok tahu "
Mas Ken
Dari tadi sore aku tersedak, siapa lagi kalau bukan kamu , Oh ya Rai, jangan beritahukan pada Jo ya ! kalau aku tidak bisa pulang saat pernikahannya ya, aku tidak mau dia kecewa, ini rahasia kita, setelah ini mungkin aku tidak bisa dihubungi kerena aku bertugas dipedalaman, sinyal disana sedikit susah, ya sudah begitu saja, cepat besar ya Rai, jangan kecil dan pendek terus, kaya' anak SD.
Setelah itu, Kendra tidak lagi mengirim pesan, Raisa juga tidak berniat membalasnya kembali, ia takut mengganggu tugas Kendra disana.
*
*
*
🌾🌾🌾🌾🌾
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
rahayu puji
cinta tak terungkap terpendam rapi dlm hati
2024-02-20
0
rahayu puji
apa yg terucap apa pula yg didapat/Kiss/
2024-02-20
0
Fery Lestari
kakakx nikung adikx ini ceritax drpd gagal.nikah
2022-09-21
0