Suasana sore dirumah Ibu Lastri sedikit ada kesibukan, Raisa dan Ibunya, Ibu Yuni dan mbok Narti, yang membantu bantu Bu Lastri membereskan rumah dan klinik serta pekerjaan rumah lainnya, sedang berkumpul di ruang keluarga, mengemas barang barang yang menjadi barang hantaran dan juga mahar.
Kedua ibu itu sih cuma membantu Raisa memegangkannya, Raisa yang mengemasnya sedemikian indah dan rapi, yang akan di pegang oleh masing masing ibu ibu yang sudah di minta tolongin oleh Ibu Lastri.
Besok akad nikah akan digelar, siangnya langsung resepsi di gedung serbaguna yang sudah di sewa oleh Jonathan dan Monalisa jauh jauh hari.
Mereka terus bercerita dan denda gurau ringan menyangkut acara besok, sembari tangan tetap bekerja, sampai decitan suara ban mobil yang beradu dengan lantai dan suara pintu mobil yang ditutup dengan keras menghentikan keriuhan diruang tengah itu.
Jonathan membuka pintu dengan keras, berjalan dengan marah tanpa membuka sepatunya, tidak memperdulikan orang orang yang sedang berkumpul di ruang keluarga, menaiki anak tangga sekaligus dua.
Bam
Pintu kamar kembali dihempaskan, semua yang diruang keluarga terjengkit kaget.
Aaaarrgghh...
Prank
Suara auman kemarahan dan keputus asaan terdengar keras, serta bunyi barang pecah
Ibu Lastri segera naik ke atas, menyusul kekamar Jonathan, tidak perlu mengetuk pintu seperti biasanya, wanita paruh baya itu langsung mendorongnya
Terlihat Jonathan yang terduduk di tepi ranjang dengan kepala menunduk dan kedua tangan menyugar rambut dengan kasar di kepalanya, Pigura yang berisi foto Lisa hancur berkeping keping diatas lantai.
Melihat Ibunya masuk ke kamarnya, Jonathan mendongakkan kepalanya, mata dan wajahnya sama sama memerah menahan amarah dan kesedihan.
Tanpa bertanya ada apa Ibu lastri duduk disebelah Jonathan, mengusap lembut bahu putranya.
" Ia meminta untuk diundurkan kembali tanggalnya Bu, dia lupa mengajukan cuti, dia berharap temannya yang sedang of bisa menggantikannya untuk tiga hari, tetapi temannya tidak bisa, dia sekarang ada di Dubai " ucap Jonathan dengan suara penuh tekanan.
" Apa keputusanmu ? menundanya kembali seperti...."
" Tidak " potong Jonathan tegas.
" Memangnya siapa dia yang terus menerus menunda pernikahan ini, tidak ada waktu bagi kita membatalkan catering yang sudah dipesan dan undangan yang sudah disebar "
" Lantas, apa yang harus kita lakukan, Jo ? " Ibu Lastri berusaha tenang.
" Ibu berbicaralah kepada orang tua Raisa, jika mereka setuju, minta Pak Rahmat segera mengurus surat pengantar pada RT dan RW "
Jonathan mengambil berkas berkasnya sendiri dari dalam laci, lalu menyerahkannya kepada Ibunya.
" Kau yakin dengan keputusanmu ? " Ibu Lastri tidak ingin jika Jonathan mengambil langkah yang keliru sehingga akan mengecewakan semuanya dikemudian hari.
Jonathan mengangguk.
" Bisakah ibu meminta Raisa menemuiku disini ? "
Ibu Lastri menghembuskan napas kuat, menepuk bahu anaknya sebelum berlalu dari kamar Jonathan.
Tidak lama Raisa datang membawa sapu dan sekop, tanpa mengatakan apa pun ia membersihkan kamar Jonathan dari kepingan kaca yang berserakan, tangannya meraih selembar foto dan meniup niup serpihan kaca dari foto Monalisa yang tersenyum manis dengan latar patung singa putih.
Jonathan merebutnya, lalu merobeknya dengan marah menjadi lembaran lembaran kecil dan membuangnya dengan kasar diatas kepingan kaca yang baru disapu Raisa.
" Duduklah, Rai, Abang memintamu datang kekamar ini bukan untuk membersihkan kamar Abang " Jonathan menatap Raisa yang masih mematung menatap tindakan Jonathan barusan.
Raisa menggeser kursi yang ada dikamar itu. mendudukkan dirinya dengan pelan.
" Maukah kau menikah dengan Abang ? " ujar Jonathan tanpa aba aba.
Raisa terjengkit kaget dengan mulut terbuka.
" Abang serius, Rai, Lisa kembali meminta pernikahan kami ditunda, kau pernah bertanya perihal kalau dia kembali menunda pernikahan, apa yang aku lakukan ? kau ingat jawabanku bukan ? menikahlah denganku ! "
" Kita memulainya dari awal, sampai perasaan kita berdua berubah dari Abang yang menganggapmu adik, begitu pula sebaliknya, kita bisa menjalani pernikahan secara alami, Abang mohon, kau jangan menolak, hanya kamu dan keluargamu yang bisa menolong kami dari rasa malu ini "
" Jangan pernah berpikir pernikahan ini hanya main main dan berharap gagal, berniat pernikahan ini berhasil, kau mau kan Rai ? " entah sejak kapan Jonathan sudah berjongkok dihadapan Raisa, kedua tangannya memegang tepian kursi, menatap Raisa dengan wajah penuh permohonan.
Otak Raisa kosong, sedikitpun tidak pernah terbayangkan jika Jonathan yang akan memintanya menjadi istrinya karena sang calon mempelai pengantin wanita lebih memilih terbang ke Dubai.
Ia pernah berkhayal jika Kendra yang akan mengucapkan kata yang baru dilontarkan Jonathan, tetapi kenyataannya kenapa sangat jauh, bahkan untuk terbersit pun tidak pernah berani ia lakukan.
Terbayang semua obrolan obrolannya bersama Kendra, berbalas pesan ringan yang tidak pernah menyinggung soal hati, potongan potongan kenangan itu seperti melambai mengucapkan selamat tinggal.
Kembali menatap wajah Jonathan dihadapannya, pria berkacamata minus dan berkulit terang, terlalu tampan untuk dirinya, dan sekarang memohon dihadapannya untuk menyelamatkan nama baik, rasa malu dan kehancuran, Sanggupkah Raisa dan keluarganya menolak.
Tidak perlu bicara tentang perasaan, lupakan itu ! segala kebaikan yang sudah banyak diterima Pak Rahmat sekeluarga tidak akan bisa membuat kepala mereka menggeleng.
Dengan pelan Raisa mengangguk, seperti raga tanpa sukma saat Raisa melakukan itu.
Jonathan menghembuskan napas lega.
" Terimakasih Rai, sekarang ayo kita turun memberitahukan mereka kalau kau setuju " tanpa sadar Jonathan meraih tangan Raisa dan berjalan membawanya menuruni anak tangga.
Dibawah, tiga pasang mata menatapnya seakan menantikan jawaban. Jonathan menganggukkan kepalanya.
Pak Rahmat dan Ibu Yuni segera bergegas kerumah belakang untuk menyiapkan berkas berkas yang diperlukan, masalah ke kantor kelurahan itu sangat gampang, karena sekretaris kelurahannya adalah adik dari ibunya Jonathan, jadi sebelum akad nikah besok bisa langsung di buru ke kantor KUA.
Melihat Raisa yang menuruni tangga dengan tatapan sedikit kosong, Ibu Lastri mendekatinya dan memberikan pukulan menenangkan , Jonathan baru sadar jika dari tadi ia memegang pergelangan tangan Raisa, cepat ia melepaskannya.
Dibalik kegagalan pernikahan Jonathan dengan Monalisa, ada rasa syukur dan kelegaan yang tidak terucap dari mulut Ibu Lastri, do'a do'a malamnya di kabulkan Alloh dengan cara Alloh sendiri.
Ia percaya, Jika Alloh sudah menyatukan keduanya dalam ikatan pernikahan, pasti Alloh juga yang akan menumbuhkan perasaan di hati mereka, karena semuanya Alloh yang punya kehendak, Alloh lah yang maha membolak balikkan hati.
" Bu, aku akan membawa Raisa untuk membeli kebaya " pamit Jonathan, Ibu Lastri hanya bisa menganggukkan kepalanya.
Didalam mobil Jonathan mencoba beberapa kali menghubungi Kendra, tetapi tidak berhasil.
" Menghubungi Mas Ken, bang ? " tegur Raisa.
" Iya, dari tadi malam sudah berkali kali di hubungi, tetapi tidak bisa " Jonathan berdecak kesal.
" Mas Ken nya dinas ke pedalaman jadi tidak bisa dihubungi, sinyalnya susah " jawab Raisa datar.
Jonathan berpaling menatap Raisa sebentar yang duduk disebelahnya.
" Ia minta maaf tidak bisa pulang besok, kalau menyampaikan langsung ke Abang, Mas Ken tidak enak hati jika mengecewakan Abang, begitu pesannya "
Jonathan kembali menatap Raisa, wajah itu biasa saja.
Maafkan aku, Ken ! jika kau pulang nanti, kau pasti kecewa padaku, aku tidak punya pilihan lain.
Jonathan hanya bisa bergumam di dalam hati.
*
*
*
🌾🌾🌾🌾🌾
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Onin Ajah
ceritanya bagus banget
2024-09-16
0
rahayu puji
/Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart/
2024-02-20
0
Afternoon Honey
oh jadi jo tahu ken suka dan cinta sama raisa...
2023-12-20
0