Febby sakit

" Maafkan saya Tuan saya benar- benar tidak sengaja. "

" Sudahlah jangan terus minta maaf itu tidak akan merubah keputusanku, kau akan tetap kuhukum. "

Tuan Angga menyeret Febby ke taman belakang rumah, disana nampak pak Hasan sedang menyapu membersihkan daun daun yang berjatuhan ditaman.

Aku dibawa kesini untuk apa? apa yang akan dia lakukan, oh tuhan tolong selamatkan aku.

" Pak, hentikan pekerjaanmu biar dia saja yang melakukan semua tugasmu. Kau hanya perlu mengawasi dia. Ingat jangan sekali-kali membantunya atau anda sendiri yang akan menerima akibatnya, " ucap Tuan Angga dengan nada datar namun terdengar menakutkan.

Pak Hasan hanya mengangguk lalu Tuan Angga mendorong Febby untuk menyapu seluruh taman yang sangat luas itu. Febby hanya menurut saja karna dia tidak ingin membuat kesalahan lagi.

Aku ingin lihat apa kau akan tetap membangkang setelah ini.

Setelah itu Tuan Angga pergi meninggalkan mereka berdua ditaman. Pak Hasan merasa kasian kepada Febby namun tidak berani untuk membantunya.

" Maafkan saya Non, saya tidak bisa membantu. Saya takut jika sampai ketahuan sama Tuan. Saya masih butuh pekerjaan ini, " pak Hasan meminta maaf karena tidak bisa membantunya.

" Iya enggak apa apa kok pak, saya bisa melakukan ini sendiri, " menjawabnya sopan sambil tersenyum.

Febby memulai menyapu. Pak Hasan mengikutinya disampingnya, berjaga jaga kalau Febby kelelahan. Karena sebenarnya pak Hasan tidak tega melihat Febby harus menyapu taman seluas itu sendirian.

" Oh iya Pak, kenapa sih Bapak betah kerja disini. Dia kan galak, " ucap Febby yang tiba tiba melontarkan pertanyaan seperti itu.

" Tuan itu sebenarnya baik Non, bahkan dulu saat istri saya melahirkan pun Tuan yang menanggung biaya persalinannya. Dan ketika anak saya sakit juga Tuan yang menanggung biaya Rumah Sakit sampai anak saya sembuh. "

" Iya sih pak, dia memang baik. Dia yang menolong ayah saya dengan menanggung semua biaya perawatannya. Tapi ... dia tidak sebaik yang saya kira. Dia meminta imbalan pada saya untuk selalu mematuhi setiap perintahnya. "

" Iya Non, semenjak Tuan bercerai dengan istrinya Tuan jadi berubah. Dia jadi mudah marah, dan semua perintahnya harus dituruti. Tapi meskipun begitu dia tetaplah orang yang baik, " pak Hasan menceritakan kenapa Tuannya bisa berubah seperti itu.

Jadi dia duda? Setampan itu saja jadi duda, pantas sih habis dia galak mana betah istrinya, hihi.

Akhirnya Febby selesai juga menyapu taman yang sangat luas itu. Pak Hasan lalu memberikan air minum kepada Febby yang nampak sangat kelelahan.

" terima kasih pak. "

" Iya Non sama-sama, sebaiknya Non segera kembali kerumah karna disini sangat panas. Lagipula Non Febby terlihat sangat capek jadi sebaiknya segera istirahat. "

" Iya pak terima kasih ya sekali lagi, saya permisi dulu, " ucap Febby berterima kasih kepada pak Hasan lalu pergi meninggalkan pak Hasan.

Sesampainya didalam rumah Febby masuk kamar berniat ingin mandi karena badannya kotor, tapi tiba-tiba Tuan Angga datang dan memberikan perintah kepada Febby untuk menyapu dan mengepel seluruh ruangan yang ada dilantai atas.

Apa! Menyapu dan mengepel semua ruangan dilantai 2 ini? apa dia sudah gila mana mungkin aku mampu melakukannya. Rumah ini sangat besar apa dia ingin membunuhku secara perlahan? dasar manusia tidak punya hati.

" Ya baiklah akan saya kerjakan, ada lagi tugas yang lain Tuan? " tanya Febby dengan nada sedikit kesal.

" Lakukan saja dulu ini jangan banyak bicara, aku sendiri yang akan mengawasimu kali ini. " jawab Tuan Angga dengan senyum sinis.

Dasar manusia kejam tidak punya hati, tidak waras, otaknya kurang, menyebalkan.

" Apa kau sedang memakiku? sebaiknya katakan saja langsung biar aku bisa mendengarnya, " sindir Tuan Angga melihat Febby yang menatapnya kesal.

" Kau! kalau bukan karena ayah aku tidak mau melakukan ini, " sambil pergi untuk melakukan tugasnya.

Tuan Angga nampak tersenyum sendiri melihat Febby yang terlihat sangat kesal melakukan hukuman itu. Dia sangat menikmati gadis didepannya itu yang melakukan hukumannya namun dengan wajah yang cemberut.

Ternyata dia cantik juga ya, kenapa aku baru menyadarinya.

Sudah hampir 1 jam Febby melakukan tugasnya. Menyapu sudah selesai, mengepel juga tinggal sedikit, tapi tiba-tiba mata Febby berkunang-kunang dan kepalanya terasa pusing dan sangat berat. Lama kelamaan pandangannya kabur dan " brukkkkk .... " suara Febby yang jatuh pingsan dan tongkat pel nya menghantam jendela sehingga terdengar seperti benda jatuh. Sontak Tuan Angga kaget dan melihat kearah suara itu. Tuan Angga yang sedang sibuk dengan ponselnya sangat terkejut ketika melihat Febby yang sudah jatuh pingsan.

Tuan Angga segera menggendong Febby kekamarnya dan memanggil pelayan untuk mengundang dokter kerumahnya. Tuan Angga sangat panik bingung harus bagaimana melihat Febby yang terbaring tidak sadarkan diri. Kemudian pelayan datang membawakan minyak untuk dioleskan di perut, telapak kaki dan juga dihirupkan dihidungnya sampai Febby tersadar.

Saat yang bersamaan ketika Febby sadar dokter yang dipanggil pun datang.

" Cepat periksa dia dok, " ucap Tuan Angga dengan nada khawatir kepada dokter.

Dokter pun langsung memeriksa keadaan Febby dan Febby hanya diam saja menurut saat diperiksa.

" Dia tidak apa-apa dia hanya kecapean dan perlu istirahat. Jangan sampai dia telat makan, " ucap dokter kepada Tuan Angga lalu memberikan obat kepada Febby untuk diminum. Lalu dokter pamit segera bergegas pergi.

" Terima kasih dok, " ucap Tuan Angga kepada dokter.

" Iya sama-sama, " lalu dokter bergegas pergi.

" Ini makanlah aku akan menyuapimu. Kau belum makan dari tadi pagi dan sudah bekerja terlalu lelah. Aku tidak ingin kau sakit dan mati disini nanti dikira aku menyiksamu hingga kau mati, " ucap Tuan Angga kepada Febby sambil menyuapi Febby makan yang sudah dibawakan oleh pelayannya.

Memang kau yang sudah menyiksaku hingga aku seperti ini. Dasar manusia jahat rupanya kau masih punya hati juga.

" Aku seperti ini kan memang karena dirimu. "

" Iya maafkan aku, cepat dong ngunyahnya, lama banget sih. "

" Aku gabisa makan cepet cepet, " jawabnya ketus.

Setelah selesai makan Tuan Angga keluar sebentar membawa piring kotor kepada pelayan. Kali ini dia sendiri yang membawanya ke dapur tanpa menyuruh pelayan.

Sesampainya Tuan Angga kembali kekamar ternyata Febby sudah tertidur.

Tuan angga menatap lekat wajah cantik Febby yang pucat itu, lalu dia mendekat mengelus rambut Febby.

" Maafkan aku yang sudah membuatmu seperti ini. Kalau saja kau tidak menyebalkan dan selalu membantah, aku tidak mungkin menghukum dirimu. Semoga hukuman ini bisa membuatmu lebih nurut lagi, " lalu dia menyelimuti tubuh Febby, mengecup keningnya lembut kemudian dia merebahkan diri di sofa menunggu Febby yang sedang tertidur.

Terpopuler

Comments

gia gigin

gia gigin

Angga😠

2022-08-23

0

rintob

rintob

lanjut thor

2020-07-05

0

Yeyen Dhevan

Yeyen Dhevan

bguss

2020-06-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!