Ketakutan Febby

" Ahh bukan begitu maksud saya Tuan. Tapi saya tidak bisa melakukan itu dengan Tuan. Kita kan belum menikah jaa ... jadi saya tidak mungkin melakukan itu, " jawab Febby gugup karena takut.

" Aku akan menikahimu jika malam ini kau mau menuruti keinginanku. "

Ah sudahlah lagipula apa yang bisa kuperbuat untuk menolong ayah, mungkin ini satu-satunya cara, meskipun aku harus mengorbankan diriku, hiks hiks hiks.

" Hey kenapa kau berkeringat seperti ini. Apa kau takut? tenanglah aku tidak akan menyakitimu jadi kamu jangan takut, okey? " ucap Tuan Angga sembari mendekat lalu mengelus-elus rambut Febby yang tergerai panjang tidak diikat.

Dia menatap lekat wajah Febby yang terlihat sangat cantik dan menggoda, ditambah keringat dingin yang menetes didahi dan pipinya semakin membuatnya terlihat sangat seksi.

" Kau sudah membuatku tidak bisa menahan hasratku sayang, " ucap Tuan Angga sambil mengecup bibir Febby, membuat Febby semakin ketakutan.

" Aahh Tuan jangan teruskan ... hentikan Tuan ... kum .... " belum sempat Febby meneruskan ucapannya Tuan Angga langsung menarik Febby ke dalam pelukannya.

" Nikmatilah sayang jangan bicara, aku tau kau juga sangat menikmatinya bukan? "

Dengan sekuat tenaga Febby memberanikan diri untuk mendorong Tuan Angga hinga terpental menjauh darinya. Hal itu tentu saja membuat Tuan Angga marah, dia kemudian menarik rambut Febby. " Jadi kau berani menolakku, hah! "

Febby hanya diam meringis menahan sakit.

" Tidak Tuan kumohon jangan lakukan ini, saya rela melakukan apa saja demi ayah saya tapi tidak dengan ini. Hiks hiks hiks, " ucap Febby terbata- bata sambil menangis menunduk tidak berani memandang kearah Tuan Angga.

Melihat Febby yang menangis sesenggukan semakin membuatnya geram. Tuan Angga langsung mencium Febby, lalu ciuman itu turun ke leher Febby. Perlahan tangannya berusaha melepas baju Febby. Namun Febby langsung menepis tangannya dan mendorongnya.

Perlawanan Febby semakin membuat Tuan Angga geram. Dia langsung menarik kembali Febby ke dalam pelukannya. Kemudian melemparnya ke ranjang. Secepat kilat dia sudah menindih tubuh Febby. Tangannya berusaha melawan, namun tenaganya sama sekali tak mampu menggoyahkan tubuh Tuan Angga.

" Lepaskan aku, kumohon jangan lakukan ini padaku, " tangisnya terisak sambil memohon.

" Apa untungnya bagiku melepaskanmu. Lagipula kau tahu diluar sana banyak sekali wanita yang mengantri ingin aku tiduri," jawabnya tegas dengan seringainya yang menakutkan.

" Baiklah lakukan saja apa yang kau mau, kau menginginkan tubuhku bukan? Lakukan apapun sesukamu, aku menyerah. Mungkin ini terakhir kalinya kau melihatku dan melakukan ini padaku, " ucapnya datar dan pandangannya kosong.

" Apa kau sedang menggertakku? " menatap wanita didepannya itu dengan tatapan yang dingin.

" Aku rasa kau sudah kebal dengan gertakan- gertakan seperti ini bukan? Jadi untuk apa aku menggertakmu. "

" Apa kau tidak sayang dengan ayahmu?hem? "

" Justru karena aku sangat sayang dengan ayahku, aku tidak ingin ayah mendapatkan biaya perawatannya dengan cara hina seperti ini. " Air matanya mengalir deras,tatapannya kosong, pikirannya melayang layang entah kemana.

Hati Tuan Angga terasa nyeri mendengar kata katanya. Dia tidak menyangka wanita didepannya memang benar benar menjaga kehormatannya.

" Maafkan aku, aku tidak bisa mengontrol diriku. Maafkan aku yang telah memaksamu untuk menuruti hawa nafsu ku, " sembari menggeser tubuhnya dan berbaring disampingnya.

Keadaan menjadi hening. Mereka sama sama diam, menatap langit langit kamar dengan pikirannya masing masing. Tuan Angga membuka percakapan.

" Febby, apa kau mau memaafkanku? " masih tetap menatap keatas.

Tak ada jawaban. Hanya air mata yang kembali mengalir deras di pipinya. Tuan Angga melihat itu, dia menyeka air matanya. Namun sama sekali tak ada respon dari Febby.

" Aku tahu aku melakukan kesalahan padamu, aku minta maaf tolong maafkan aku demi ayahmu, " Tuan Angga memohon pada Febby. Baru kali ini dia memohon pada seseorang.

" Ya aku memaafkanmu, " ucapnya lirih bahkan nyaris tidak terdengar.

Tuan Angga tersenyum menatap Febby. Dia kemudian menggeser tubuhnya mendekati Febby lalu memeluknya.

" Sudahlah jangan menangis lagi. Maafkan aku, tadi aku gak bisa mengontrol emosiku. "

Entah mengapa dia merasa kasihan melihat Febby yang seperti itu, hatinya terasa sakit saat melihat Febby menangis sedih seperti itu. Dia adalah wanita pertama yang menarik perhatiannya setelah dirinya bercerai dengan istrinya.

Kau berbeda dengan wanita lain, kau bahkan mati matian menjaga kehormatanmu. Kau wanita yang aku cari selama ini, kelak kau harus menjadi istriku, menjadi ibu dari anak anakku.

" Sudahlah ayo kita tidur, kau harus istirahat, " ajak Tuan Angga sembari menatap lembut wajah cantik Febby. Nafsu yang tadi sudah menggebu gebu kini menjadi rasa iba dan kasihan.

Febby hanya diam, sambil melepaskan tangan Tuan Angga dari perutnya. Perasaannya masih campur aduk meskipun dia sudah memaafkannya.

" Aku ingin tidur disofa saja, " ucap Febby kemudian.

" Sudahlah ayo tidur, aku tidak akan menyakitimu. Menurutlah sebelum aku berubah fikiran, " ucap Tuan Angga dengan nada datar.

Tapi aku tidak ingin tidur satu ranjang denganmu! " ucapnya ketus dengan tatapan sengit.

" Kau tahu aku laki laki sejati. Aku tidak akan melakukan sesuatu seperti itu saat kau sedang lengah. Lagi pula kau dikasih hati malah minta jantung! " ucap Tuan Angga tak kalah ketus dan sengit.

Kini mereka saling memandang dengan tatapan sengit. Seperti sedang berperang lewat sorot mata mereka.

" Kau !!! " ucap mereka bersama lalu berbalik saling membelakangi. Mereka sudah seperti pasangan suami istri yang sedang marahan.

Memangnya siapa yang mau tidur seranjang dengan laki laki seperti dirimu, menyebalkan.

Dasar wanita keras kepala. Aku sudah berbaik hati melepaskannya dari cengkramanku. Tapi apa? dia malah semakin melonjak.

Mereka saling memaki dalam hati, berusaha memejamkan matanya namun tetap tidak bisa. Akhirnya mereka membalikkan badannya lagi secara bersamaan, tentu saja mereka menjadi saling menatap lagi.

" Hey kenapa kau masih menatapku, " ucap Febby kesal.

" Harusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kau menatapku. Kenapa kau masih belum tidur, " Tuan Angga menjawabnya tak kalah kesal.

Dia ini benar benar menyebalkan.

" Aku membuat batas pemisah diantara kita dengan guling ini. Ingat! ini batas wilayahku dan ini batas wilayahmu. "

" Apa? Mengapa bagianku sempit? dan lihat bagianmu luas. Kau curang ya! " ucap Tuan Angga tidak terima karena bagiannya lebih sempit dari bagian Febby.

" Kau kan laki laki, jadi mengalah sedikit sama perempuan! " ucap Febby ketus sambil membalikkan badannya membelakangi Tuan Angga. Senyum manis mengembang diwajahnya.

Hahaha rasain kamu, emangnya enak.

Sedangkan Tuan Angga masih menatap Febby dengan tatapan kesal.

" Baiklah tidak masalah, kali ini aku mengalah."

Awas saja kau wanita menyebalkan. Mengapa aku bisa menolong wanita seperti dirimu.

Tanpa sadar mereka sudah saling terlelap. Tidur dengan posisi yang saling membelakangi.

Terpopuler

Comments

gia gigin

gia gigin

Lanjut

2022-08-23

0

Yeyen Dhevan

Yeyen Dhevan

seruuu thor

2020-06-28

0

.

.

next Kakak

2020-06-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!