keesokan hari
" Hoammm ... uhhh .... " Febby menguap dan menggeliat saat bangun tidur, matanya masih setengah sadar.
Kemana dia, ahhh semalam rasanya seperti mimpi aku bisa lepas dari terkaman singa, huft ....
Tiba tiba suara Tuan Angga mengagetkannya.
" Kau sudah bangun? cepat mandi lalu siapkan sarapan untukku. Kau tidak lupa dengan tugasmu kan? " ucap Tuan Angga datar dengan senyum menggodanya.
Kejadian semalam masih membekas di ingatannya, bagaimana lucunya Febby menangis dan memohon.
Ah ya bagaimana aku bisa lupa dengan tugasku. Sebaiknya aku harus segera mandi dan masak ke dapur sebelum dia marah dan berubah pikiran.
" Iya baiklah, saya permisi dulu."
Febby kemudian pergi mandi lalu ganti baju, entah mengapa di lemari ganti sudah ada banyak sekali baju ganti dan masih baru semua. Dia ambil satu dan bergegas menuju dapur untuk membuatkan sarapan Tuan Angga.
Beberapa menit kemudian masakannya sudah jadi dan siap dihidangkan. Febby menunggu lama dimeja makan tapi Tuan Angga tidak turun juga. Akhirnya Febby menyusul Tuan Angga ke kamarnya dan melihat Tuan Angga masih duduk di sofa sambil menatap laptopnya.
" Permisi Tuan, sarapannya sudah siap. "
" Iya bawakan saja kemari aku sangat sibuk, " jawab Tuan Angga datar sambil terus menatap kearah laptopnya.
" Iya baik Tuan. " Febby bergegas pergi kebawah mengambil sarapan untuk Tuan Angga. Sesampainya dikamar Febby meletakkan sarapan dimeja, tapi tiba-tiba Tuan Angga meminta nya untuk menyuapi dia makan.
" Kau mau kemana suapi aku makan! " ucap Tuan Angga ketus.
" Huuhh dasar manja makan saja minta disuapi emangnya bayi, " menatap kesal kearah Tuan Angga.
" Hey apa yang kau katakan! aku ini bosmu jadi terserah aku dong! " balik menatap kesal tapi tetap mengunyah.
Tiba-tiba Tuan Angga tersedak dan Febby dengan sigap memberikan gelas yang berisi susu hangat. Nammun dia malah membuat Tuan Angga semakin marah.
" Apa kau sengaja agar aku tersedak! apa sepertinya perlu aku ingatkan lagi apa akibatnya jika kau berani membuatku marah. Suapi aku dengan mulutmu! " ucap Tuan Angga kasar dengan tatapan yang menakutkan.
" Hey aku tau kau itu bosku. Aku juga tidak lupa bahwa kau telah menolong ayahku. Tapi bukan berarti kau juga bisa seenaknya memerintah seperti ini, " Febby sudah mulai kesal, dia membantah perintah Tuan Angga.
" Suapi aku dengan mulutmu! jangan banyak membantah. Atau kau memang suka untuk dipaksa ya, " ucapnya sinis dengan senyum liciknya.
Dengan ragu-ragu Febby memakan sesendok nasi juga lauknya, lalu melalui mulutnya dia mendekatkan wajahnya lebih tepat mulutnya ke dekat mulut Tuan Angga. Febby sangat ragu dan juga takut tapi tiba- tiba secepat kilat Tuan Angga sudah menyambar mulut Febby dan melumatnya. Membuat Febby tersedak karena didalam mulutnya berisi makanan. Seketika Tuan Angga menghentikan ciumannya dan memberi waktu kepada Febby untuk minum dan mengatur nafas.
" Sudahlah aku tidak berselera makan sepertinya aku tidak enak badan, bisakah kau memijatku? " ucap Tuan Angga dengan nada yang dibuat selembut mungkin namun wajahnya tetap terlihat menakutkan.
Dia benar benar mengajakku untuk perang,manusia menyebalkan.
Tuan Angga sudah menempatkan posisi diranjang dalam posisi tengkurap, sementara Febby meminta minyak urut kepada pelayan yang ada dibawah. Sesampainya dikamar Febby dengan wajah kesal mendekat kearah Tuan Angga lalu duduk disampingnya.
Perlahan lahan Febby mulai mengoleskan minyak urut dan mulai memijatnya.
Aku kerjain kamu biar tahu rasa.
Febby sengaja menekan keras pijatannya, kesempatan untuk membalasnya tidak dia sia siakan.
" Aduhh ... pelan pelan dong, " sambil meringis kesakitan.
" Katanya minta dipijat, ya sudah tahan saja kalau sakit jangan banyak bicara, " senyum kemenangan mengembang diwajah cantiknya.
" Aduhh ... kenapa semakin keras sih mijatnya. Kau sengaja ya! " membalikkan badannya menatap Febby.
" Ahh iya eh maksudnya tidak Tuan saya tidak sengaja tolong maafkan saya tadi saya reflek."
" Apa katamu reflek?! jadi kau memang benar benar sengaja ya. Rupanya kau memang suka untuk dihukum, aku punya hukuman yang pantas untukmu, " ucap Tuan Angga ketus dengan senyum liciknya.
" Aku kan sudah bilang maaf. Kenapa masih dihukum, aku tidak mau! " menyilangkan kedua tangannya sambil memalingkan wajahnya.
" Kau ini, kau berani melawanku? " semakin kesal dengan sikap Febby.
" Tentu saja berani, karena kau berlaku seenaknya padaku. "
" Kau sendiri yang membuat ulah kan. Kau yang memijat kakiku dengan sangat keras. "
" Gitu saja sakit, dasar payah! "
" Diam! kau lama lama menyebalkan juga ya. Sekarang aku benar benar akan menghukummu! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
gia gigin
Next
2022-08-23
0
Sajidin 1412
waoLa
2021-05-15
0
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
seru thor.. aku baca nya nyicil ya..
aq mampir bawa boomlike dan komen
.
.
jgn lupa feedback ke cerita aku, makasiiih 🤗
2020-06-12
0